Tanda-tanda
bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam
keadaan bahaya kehamilan. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi
patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis
adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit
yang mungkin terjadi selama hamil muda.
Tanda-tandabahayakehamilanpada
TM 1 yang perluibuketahuiyaitu
1) Mual muntah berlebihan
Mual
(nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala–gejala ini kurang lebih
terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu.
Mual
dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. Satu
diantara seribu kehamilan, gejala–gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual
ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam
serum. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun
demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.
Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.Keadaan
inilah disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis
menentukan berat ringanya penyakit.
Mual
muntah dapat diatasi dengan:
1.
Makan sedikit tapi sering
2.
Hindari
makanan yang sulit dicerna dan berlemak
3.
Jaga
masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan padat.
4.
Selingi
makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering pada satu
waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya.
5.
Jahe
merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran serta
makanan lain.
6.
Isap
sepotong jeruk yang segara ketika merasa mual
7.
Hindari
hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
8.
Istirahat
cukup
9.
Hindari
hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat memicu rasa
mual
Komplikasi
jikaseseorangitumuntahterusmenerusadalah perdarahan pada retina yang disebabkan
oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah.
2)
Perdarahanpervaginam
Perdarahan
yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa kehamilan
muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan dapat berupa:
abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.
PenanganannyadapatberupaSiapkan
fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum
ibu, termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur).
Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan meskipun tanda–tanda syok
belum terlihat. Ingat bahwa saat melakukan evaluasi lebih lanjut kondisi ibu
dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk segera
memulai penanganan syok, yaitu pasang infus dan berikan cairan intravena.
Lakukan restorasi cairan darah sesuai dengan
keperluan.Perdarahanringanmembutuhkanwaktulebihdarilimamenituntukmembasahipembalutataukainbersih.
Perdarahanberatmembutuhkanwaktukurangdarilimamenituntukmembasahipembalutataukainbersih.
Macam–macam perdarahan
pervaginamyaitu:
1.
Abortus
2.
Kehamilan
Mola
1.
Abortusadalahberakhirnyasuatukehamilanpadaatausebelumkehamilantersebutberusia
22 mingguataubuahkehamilanbelummampuhidupdiluarkandungan.
Macam-macamabortusyaitu:
A. Abortus
Imminens
Abortus imminens adalah peristiwa
terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, hasil
konsepsi masih didalam uetrus dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Diagnosis abortus imminens
ditentukan bila pada wanita hamil terjadi perdarahan melalui ostium uteri
eksternum, disertai mules-mules sedikit atau tidak sama sekali, besarnya uterus
sesuai dengan usia kehamilan, serviks belum membuka, dan tes kehamilan
positif.Penanganan: tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total,
jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual, jika:
perdarahan berhenti lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian
jika perdarahan terjadi lagi.Perdarahan terus berlangsung nilai kondisi janin
(uji kehamilan atau USG) lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain.
B. Abortus
Insipiens
Abortus
insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi
masih dalam uterus. Rasa mules labih sering dan kuat, perdarahan bertambah.Penanganannya:
bila ada tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi
darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan
kuretase. Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan antibiotika.
C. Abortus
Inkomplit
Abortus inkomplit adalah
pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
masih ada sisa teringgal didalam serviks. Pada pemeriksaan vaginam, kanalis
servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang
sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Perdarahan
yang terjadi pada abortus inkomplitus dapat banyak sekali, sehingga dapat
menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebwlum sisa hasil konsepsi
dikeluarkan. Apabila abortus inkomplitus disertai syok karena perdarahan,
segera atasi syok, setelah keadaan menbaik baru dilakukan pengeluaran sisa
konsepsi.Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan
pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat
mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obat–obat
uterotonika dan antibiotika.
D. Abortus
komplit
Pada abortus kompletus semua
hasill konsepsi sudah keluar, ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah
menutup, dan uterus sudah mulai mengecil.
Diagnosis dapat dipermudah bila
hasil konsepsi yang telah keluar dapat diperiksa apakah sudah keluar semua
dengan lengkap. Penderita dengan abortus kompletus tidak memerlukan pengobatan
secara khusus, hanya apabila ditemukan anemia perlu diberi sulfas ferrosus
(tablet Fe) atau transfusi.
E.
Missed abortion
Missed
abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalamrahim
dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Penanganan: berikan obat
dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan,
kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan
uterotonika dan antibiotika.
F. Kehamilan
ektopik terganggu
Kehamilan ektopik terjadi bila
ovum yang telah dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar cavum uteri. Pada
keadaan ini besar kemungkinan terjadi keadaan gawat. Keadaan gawat ini dapat
terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu.
Nyeri merupakan keluhan utama
pada kehamilan ektopik terganggu. Pada rubtur tuba, nyeri perut bagian bawah
terjadi terjadi secara tiba-tiba dan intensitasnya disertai dengan perdarahan
yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk dalam keadaan syok.
Perdarahan pervaginam merupakan
tanda penting kedua pada kehamilan ektopik terganggu. Perdarahan yang berasal
dari uterus biasanya tidak banyak dan berwarna coklat tua. Pada kehamilan
ektopik terganggu ditemukan bahwa usaha menggerakkan serviks uteri menimbulkan
rasa nyeri, demikian pula cavum Douglas menonjol dan nyeri pada perabaan.
Kehamilan ektopik terganggu
sangat bervariasi, dari yang klasik dengan gejala perdarahan mendadak dalam
rongga perut dan ditandai oleh abdomen akut sampai gejala samar-samar, sehingga
sulit membuat diagnosis.
2.
KehamilanMola
Mola
hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa janindan ditemukan
jaringan seperti buah anggur.
Secara makroskopik mola
hidatidosa mudah dikela yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang,
berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2 cm.
3)
Hipertensi Gravidarum
Hipertensi
dalam kehamilan
Gejala dan tanda yang selalu ada
|
Gejala dan tanda yang kadang-kadang ada
|
Diagnosis kemungkinan
|
Tekana diastolik ≥ 90 mmHg pada kehamilan < 20
minggu
|
|
Hipertensi kronik
|
Tekana diastolik 90-110 mmHg pada kehamilan < 20
minggu
Protein urin < ++
|
|
Hipertensi kronik dengan superimposed pre-eklamsia
ringan
|
Tekana diastolik 90-110 mmHg (2 ppengukuran berjarak
4 jam) pada kehamilan > 20 minggu
Proteinurin -
|
|
Hipertensi dalam kehamilan
|
Tekana diastolik 90-110 mmHg (2 ppengukuran berjarak
4 jam) pada kehamilan > 20 minggu
Proteinurin ++
|
|
Pre-eklamsi ringan
|
Tekana diastolok ≥ 110 mmhg pada kehamilan > 20
minggu
Proteinurin ≥ +++
|
Nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik biasa)
Penglihatan kabur
Oliguria (< 400ml/24 jam)
Nyeri abdomen atas (epigastrium)
Edema paru
|
Pre-eklamsi berat
|
Kejang
Tekanan diastolik ≥ 90 mmHg pada kehamilan > 20
minggu
Proteinurin ≥ ++
|
Koma
Sama seperti pre-eklamsi berat
|
Eklamsia
|
4) Nyeri
Perut Bagian Bawah
Nyeri perut pada kehamilan 22
minggu atau kurang kemungkinan merupakan gejala utama pada kehamilan ektopik
atau abortus, dapat juga disebabkan oleh sebab lain.
Nyeri perut bagian bawah dapat
ditemukan pada Apendisitis, Peritonitis, Kista ovarium, Sistitis, Pielonefritis
akut, Peritonitis. Pada keadaan-keadaan tersebut, nyeri perut mungkin disertai
dengan berbagai gejala dan tanda, seperti di bawah ini.
-
Kista Ovarium
+ Nyeri
perut
+ Tumor
adneksa pada periksa dalam
+ Massa
tumor di perut bawah
+
Perdarahan vaginal ringan
-
Apendisitis
+ Nyeri
perut bawah
+ Demam
+ Nyeri
lepas
+ Perut
membengkak
+ Anoreksia
+
Mual/muntah
+ Ileus
paralitik
+
Lekositosis
-
Sistitis
+ Disuria
+ Sering
berkemih
+ Nyeri
perut
+ Nyeri
retro/suprapubik
-
Pielonefritis akut
+ Disuria
+ Demam
tinggi/menggigil
+ Sering
berkemih
+ Nyeri
perut
+ Nyeri
retro/suprapubik
+ Nyeri
pinggang
+ Sakit di
dada
+ Anoreksia
+
Mual/muntah
-
Peritonitis
+ Demam
+ Nyeri
perut bawah
+ Bising
usus (-)
+ Nyeri
lepas
+ Perut
kembung
+ Anoreksia
+
Mual/muntah
+ Syok
5) Selaput Kelopak Mata Pucat
Anemia adalah masalah medis yang
umum terjadi pada banyak wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan
rendah, kuantitas dari sel–sel ini tidak memadai untukmemberikan oksigen yang
dibutuhkan oleh bayi.
Anemia sering terjadi pada kehamilan karena volume darah meningkat kira–kira 50% selama kehamilan. Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat daripada sel- selnya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit (volume, jumlah atau persen sel darah merah dalam darah). Penurunan ini dapat mengakibatkan anemia.Penanganannya: anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup.
Anemia sering terjadi pada kehamilan karena volume darah meningkat kira–kira 50% selama kehamilan. Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat daripada sel- selnya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit (volume, jumlah atau persen sel darah merah dalam darah). Penurunan ini dapat mengakibatkan anemia.Penanganannya: anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup.
Komplikasi anemia dalam kehamilan
memberikan pengaruh langsung terhadap janin sedangkan komplikasi pada kehamilan
trimester I yaitu anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan
kongenital, abortus/ keguguran.
Sebagian besar kematian ibu
terjadi selama masa pasca salin.Oleh karena itu sangatlah penting untuk
membimbing para ibu dan keluarganya mengenai tanda-tanda bahaya yang menandakan
bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis. Tanda-tandanya antara lain:
·
perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba
bertambah banyak
·
pengeluaran sekret vagina yang baunya menusuk
·
rasa sakit di bagian bawah abdomen/punggung
·
sakit kepala hebat dan terus-menerus
·
pembengkakan di wajah dan tangan
·
demam,muntah,rasa sakit waktu berkemih
·
payudara memerah,panas dan terasa sakit
Tanda-tanda
yang dialamiibupada TM 2 yaitu:
1.
Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang bisa terjadi
selama kehamilan, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam
kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan
adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.
Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa
penglihatanya menjadi kabur atau terbayang. Hal ini merupakan gejala dari pre-eklamsia
dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati
dan kematian.Penanganannyadengan:
- Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan.
- Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien dan keluarganya.
Komplikasinyadapatberupa:
Nyeri kepala pada masa hamil
dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu penyakit yang terjadi hanya pada
wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke,
koagulopati dan kematian.
2. PenglihatanKabur
Penglihatan menjadi kabur
atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi
oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem
saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang),
dan gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat
menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan
yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan
kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah).
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah).
Penanganan Umum
1.
Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan
mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat
darurat.
- Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk tanda–tanda vital sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya.
Komplikasi yang ditimbulkan
antala lain kejang dan eklamsia
3.
Bengkakpadawajah, kaki dantangan
Oedema ialah penimbunan
cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan
berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Oedema pretibial
yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa
berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu
akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah
beristirahat atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema
yang muncul mendadak dan cenderung meluas. Oedema biasa menjadi menunjukkan
adanya masalah serius dengan tanda-tanda antara lain: jika muncul pada muka dan
tangan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan
keluhan fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur
dll. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia.
Penanganan Umum
1.
Istirahat
cukup
2.
Mengatur
diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan
mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak.
3.
Kalau
keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan mempertimbangkan untuk segera
melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi.(Hendrayani, 2009:3)
Komplikasi
Kondisi ibu disebabkan oleh
kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan dengan tanda–tanda oedema
(pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi dan
dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium.
4.
Gerakan Janin Berkurang
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22
minggu atau selama persalinan.
Penanganan Umum
1.
Memberikan
dukungan emosional pada ibu
2.
Menilai
denyut jantung janin (DJJ): a) Bila ibu mendapat sedative, tunggu hilangnya
pengaruh obat, kemudian nilai ulang; b) Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa
orang mendengarkan menggunakan stetoskop Doppler. (Saifuddin, 2002 : 109)
Komplikasi
Komplikasi yang timbul adalah IUFD dan featal distress.
Komplikasi yang timbul adalah IUFD dan featal distress.
Tanda-tandabahaypadaibuhamil TM 3
1.
Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada kehamilan
setelah 22 minggu sampai sebelum bayi dilahirkan disebut sebagai perdarahan
pada kehamilan lanjut atau perdarahan antepartum.
Gejala dan tanda
utama
|
Faktor
predisposisi
|
Penyulit lain
|
Diagnosis
|
Perdarahan tanpa
nyeri, usia gestasi >22 minggu
Darah segar atau
kehitaman dengan bekuan
Perdarahan dapat
terjadi setelah miksi atau defekasi, aktivitas fisik, kontraksi koitus
|
Grande multipara
|
Syok
Aperdarhan
setelah koitus
Tidak ada
kontraksi uterus
Bagian terndah
janin tidak masuk PAP
Kondisi janin
normal atau terjadi gawat janin
|
Plasenta previa
|
Perdarahan
dengan nyeri intermitten atau menetap
Warna darah
kehitaman dan cair tetapi mungkin ada bekuan jika solisio relatif baru
Jika ostium
terbuka terjadi perdarahan warna merah segar
|
Hipertensi
Versi luar
Trauma abdomen
Poligidramnion
Gemelli
Defisiensi gizi
|
Syok yang tidak
sesuai dengan jumlah darah yang keluar
Anemia berat
Melemah atau
hilangnya gerakan janin
Gawat janin atau
hilangnya denyut jantung janin
Uterus tegang
dan nyeri
|
Solusio plasenta
|
2.
Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah
terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum janin
lahir. Biasanya terjadi pada trimester ketiga, walaupun dapat pula terjadi
setiap saat dalam kehamilan. Kehamilan dapat lepas sebagian atau seluruhnya.
Bila plasenta yang terlepas seluruhnya disebut solusio plasenta totalis. Bila
hanya sebagian disebut solusio plasenta parsialis atau bisa juga hanya sebagian
kecil pinggir plasenta yang lepas disebut rupture sinus marginalis.
Perdarahan yang terjadi
karena lepasnya plasenta ini dapat mengalir keluar yaitu
pada solusio plasenta dengan perdarahan keluar. Sedangkan pada solusio plasenta
dengan perdarahan tersembunyi dibelakang plasenta. Dapat pula terjadi
kedua-duanya atau perdarahanya menembus selaput ketuban masuk kedalam kantung
ketuban.
3. Plasenta
Previa
Plasenta previa adalah
plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruhnya pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta
terletak pada bagian atas uterus
Plasenta dapat menutupi seluruhnya pembukaan jalan
lahir yang disebut plasenta previa totalis, apabila sebagian jalan lahir yang
tertutup jaringan plasenta maka disebut plasenta previa parsialis. Sedangkan
apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan disebut plasenta
previa marginalis.
Penyebab utama pada perdarahan antepartum adalah
solusio plasenta dan plasenta previa. Selain kedua penyebab utama tersebut,
perdarahan pada kehamilan lanjut dapat pula disebabkan oleh hal lain misalnya
ruptur uteri atau gangguan pembekuan darah.
Gejala dan tanda
utama
|
Faktor
predisposisi
|
Penyulit lain
|
Diagnosis
|
Perdarahan intra
abdominal dan atau vaginal
Nyeri hebat
sebelum perdarahan dan syok yang kemudian hilang setelah terjadi regangan
hebat pada perut bawah
|
Riwayat SC
Partus lama atau
kasep
Disproporsi
kepala
Kelainan
letak/presentasi
Persalinan
traumatik
|
Syok atau
takhikardia
Adanya cairan
bebas intra abdominal
Hilangnya gerak
dan DJJ
Bentuk uterus
abnormal atau kontumnya tidak jelas
Nyeri raba atau
tekan diding perut dan bagian janin mudah dipalpasi
|
Rupture uteri
|
Perdarahan
berwarna merah segar
Uji pembekuan
darah tidak menunjukkan adanya bekuan darah setelah 7 menit
Rendahnya faktor
pembekuan darah, fibrinogen, trombosit, fragmentasi sel darah merah
|
Solusio plasenta
Janin mati dalam
rahim
Eklampsia
Emboli air
ketuban
|
Perdarahan gusi
Gambaran memar
bawah kulit
Perdarahan dari
tempat suntikan dan jarum infuse
|
Gangguan
penbekuan darah
|
4.
Keluar cairan pervaginam
Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut
merupakan kemungkinan mulainya persalinan lebih awal. Bila pengeluaran berupa
mucus bercampur darah dan mungkin disertai mules, kemungkinan persalinan akan
dimulai lebih awal. Bila pengeluaran berupa cairan, perlu diwaspadai terjadinya
ketuban pecah dini (KPD). Untuk menegakkan diagnosis KPD perlu diperiksa apakah
cairan yang keluar tersebut adalah cairan ketuban. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan speculum untuk
melihat darimana asal cairan, kemudian pemeriksaan reaksi pH basa.
5.
Gerakan janin tidak terasa
Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin
sesudah usia kehamilan 22 minggu atau selama persalinan, maka waspada terhadap
kemungkinan gawat janin atau bahkan kematian janin dalam uterus.Gerakan janin
berkurang atau bahkan hilang dapat terjadi pada solusio plasenta dan ruptur
uteri.
Menurut Sadovsky jumlah rata-rata pergerakan fetus perminggu
adalah 50-950 gerakan. Variasi hariannya yang paling rendah adalah 4-10 per 12
jam pada kehamilan normal.
Gejala dan tanda
yang selalu ada
|
Gejala dan tanda
yang kadang ada
|
Diagnosis
kemungkinan
|
Gerakan janin
berkurang atau hilang
Nyeri perut
hilang timbul atau menetap
Perdarahan
pervaginam sesudah 22 minggu
|
Syok
Uterus tegang
atau kaku
Gawat janin atau
DJJ tidak terdengar
|
Solusio placenta
|
Gerakan janin
berkurang atau hilang
DJJ abnormal
(<100 atau="" menit="">180/menit)100>
|
Cairan ketuban
bercampur dengan mekonium
|
Gawat janin
|
Gerakan
janin/DJJ hilang
|
Tanda-tanda
kehamilan berhenti
Tinggi fundus
uteri berkurang
Pembesaran
uterus berkurang
|
Kematian janin
|
Gerakan janin dan DJJ tidak ada
Perdarahan
Nyeri perut
hebat
|
Syok
Perut kembung
atau cairan bebas intra abdominal
Kontur uterus
abdominal
Abdomen nyeri
Bagian-bagian
janin teraba
Denyut nadi ibu
cepat
|
Rupture uteri
|
6.
Nyeri perut yang hebat
Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm,
ruptur uteri, solusio plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur
uteri disertai shock, perdarahan intra abdomen dan atau pervaginam, kontur
uterus yang abnormal, serta gawat janin atau DJJ tidak ada.
7.
Keluar Air Ketuban
Sebelum Waktunya
Keluarnya
cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban dinyatakan
pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput
ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun
kehamilan aterm.Penangannaumum:
1.
Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
2.
Dilakukan
pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai cairan yang keluar
(jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan urin.
3.
Jika
ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan lakukan
pemeriksaan dalam secara digital.
4.
Mengobservasi
tidak ada infeksi
5.
Mengobservasi
tanda–tanda inpartu (Saifuddin, 2002: 112)
Komplikasi
1.
Perdarahan
pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio plasenta
2.
Tanda–tanda
infeksi (demam, cairan vagina berbau)
3.
Jika
terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm
8.
Kejang
Pada umumnya kejang didahului
oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala–gejala sakit kepala, mual,
nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur,
kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan
gejala dari eklamsia. Penanganna umum:
1.
Baringkan
pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi
kemungkinan aspirasi secret, muntahan, atau darah
2.
Bebaskan
jalan nafas
3.
Hindari
jatuhnya pasien dari tempat tidur
4.
Lakukan
pengawasan ketat
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok,
eklamsia, hipertensi, proteinuria
9.
Demam Tinggi
Ibu hamil menderita deman dengan
suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi
dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.Penanganan umum: demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat
baring, minum banyak, kompres untuk menurunkan suhu.
Komplikasi yang ditimbulkan
akibat mengalami demam tinggi antara lain: sistitis (infeksi kandung kencing),
pielonefritis Akut (infeksi saluran kemih atas).
B. KebutuhanKunjunganIbuHamilPada
Trimester 1,2,3
Kebutuhankunjunganpadaibuhamilada
2 yaitukunjunganawalibuhamildankunjunganulangibuhamil.
1) Kunjungan
awalibuhamil, halinipentingbagiibukarenapadakunjunganawalibudigunakanuntukmendetekasiataumemastikanapakahibuitubenarhamilatautidak.
Dalamkunjunganawalinibiasanyaibuditemanidengansuamidanibudalam
melakukankunjunganawalinisudahmengalamitanda-tandabahwaiasedanghamil,
sepertimual, muntah, badanmenjadilemas, pusing, dll.
2) Kunjunganulangibuhamil,
halinidigunakanuntukmemeriksadanmemantauperkembangan janin yang
adadalamkandunganibu. Kunjunganulanginidilakukan minimal 4kali
dalammasakehamilanyaitu 1kali pada TM 1, 1kali pada TM 2 dan 2kali pada TM 3.
Tapibagiibu yang mempunyaikeuanganmapandapatmemeriksakankehamilannya 1x
dalamsebulansampaiusiakehamilan 28 minggu, memeriksakankehamilannya 2x
dalamsebulanantarausiakehamilan 28-36 minggudanjikasudahmemasukiusiakehamilan
36 minggusampaikelahiranibudapatmemeriksakankehamilannya 4x dalamsebulan.
PEMERIKSAAN
PADA KUNJUNGAN IBU HAMIL
Pemeriksaan
fisik
|
Pemeriksaan
laboratorium
|
Pemeriksaan
panggul
|
Riwayat
kehamilan
|
BB, TTV
|
Protein urin
|
Pelvimetri
klinik
|
Gerakan janin
|
Leopold
|
HB
|
VT
|
Masalah atau
tanda bahaya
|
Reflek
|
Glukosa
|
|
Keluhan dan
kekhawatiran
|
Hal-hal yang perlu
diperhatikan saat kunjungan ibu hamil yaitu:
1. Dari
pihak ibu:
1) Tekanan
darah
2) BB
3) Gejala
atau tanda seperti sakit kepala, perubahan visus, sakit abdomen, nausea,
muntah, perdarahan, disuria, air ketuban pecah, dll.
a. TFU
b. Keadaan
serviks
c. Ukuran
pelvis
2. Dari
pihak janin:
1) DJJ
2) Ukuran
janin (TBJ, taksiran berat janin)
3) Letak
dan presentasi, masuknya kepala
4) Kembar
atau tunggal
3. Laboratorium:
1) Hb
2) STS
pada trimester 1,2,3
3) Kultur
untuk gonokokus
4) Protein
dalam urin bila diperlukan.
DIAGNOSIS
Kehamilan Normal adalah kehamilan dimana ibu
dalam keadaan sehat, tidak ada riwayat obstetric buruk, ukuran uterus
sama/sesuai usia kehamilan serta hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium
normal.
Untuk kategori kehamilan dengan
masalah khusus memiliki
gambaran seperti masalah keluarga atau psikososial, kekerasan dalam rumah
tangga dan kebutuhan finansial.
Kehamilan dengan masalah
kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi dan atau kerjasama
penanganannya seperti
hipertensi, anemia berat, preeklampsia, pertumbuhan janin terhambat, infeksi
saluran kemih, penyakit kelamin dan kondisi-kondisi lain yang dapat memburuk
selama kehamilan.
Kehamilan dengan kondisi
kegawatdaruratan yang membutuhkan rujukan segera misalnya perdarahan, eklampsia,
ketuban pecah dini, atau kondisi-kondisi kegawatdaruratan lain pada ibu dan
bayi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar