A. PENGERTIAN
Konsepsi adalah suatu peristiwa
persatuan antara sel mani dengan sel telur. Fertilisasi terjadi di ampula tuba,
hanya satu sperma yang telah menglami proses kapasitasi dapat melintasi zona
pelusida masuk ke dalam vitellus ovum. Setelah itu zona pelusida mengalami
perubahan sehingga tidak dapat dilalui sperma lain.
Nidasi adalah peristiwa
tertanamnya atau bersarangnya sel telur yang telah dibuahi (fertilized egg) ke
dalam endometrium. Sel telur yang telah dibuahi (zygote) akan segera membelah
menjadi blastomer. Pada hari ketiga 16 blastomer disebut morula. Pada hari ke-4
di dalam morula akan terbentuk rongga, bangunan ini disebut blastula.
B. PROSES
Setiap kehamilan harus ada
spermatozooa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi.
1.
Sel
telur ( ovum )
Pertumbuhan embrional yang kelak menjadi ovum
terjadi di genital ridge
Menurut umur wanita, jumlah oogonium
adalah :
a)
BBL
:750.000
b)
Umur
6-15 :439.000
c)
Umur
16-25 :159.000
d)
Umur 26-35 :59.000
e)
Umur
35-45 :39.000
f)
Masa
menopause : semua hilang
Urutan pertumbuhan Ovum ( Oogenesis )
a)
Oogenia
b)
Oosit
pertama(primary oocyte)
c)
kedua
ovum Primary ovarian folliculi
d)
Pematangan
pertama ovum
e)
Pematangan
pada waktu sperma
Sebelum janin dilahirkan,
sebagian besar oogonium mengalami perubahan-perubahan pada nukleusnya. Terjadi
pula perpindahan dari oogonium‑oogonium ke arah korteks ovarii, hingga pada
waktu dilahirkan korteks ovarii terisi dengan primordial ovarian follicles.
Padanya dapat dilihat bahwa kromosomnya telah berpasangan, DNAnya berduplikasi,
yang berarti bahwa sel menjadi tetraploid. Pertumbuhan selanjutnya terhenti ‑
oleh sebab yang belum diketahui‑ sampal folikel itu terangsang dan berkembang
lagi ke arah kematangan. Sel yang terhenti dalam profase meiosis dinamakan
oosit pertama. Oleh rangsangan FSH meiosis (pembelahan ke arah pematangan)
terjadi terus, benda kutub (polar body) pertama disisihkan dengan hanya sedikit
sitoplasma, sedangkan oosit kedua ini berada di dalam sitoplasma yang cukup
banyak. Proses pembelahan ini terjadi sebelum ovulasi. Proses ini disebut
pematangan pertama ovum, pematangan kedua ovum terjadi pada waktu spermatozoa
membuahi ovum.
2.
Sel
mani ( spermatozoa )
Setelah janin dilahirkm, jumlah
spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan Tiap spermatozoa terdiri atas
tiga bagian yaitu kaput, atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan
mengandung bahan nukleus, ekor, dan bagian yang silindrik menghubungkan kepala
dengan ekor. Dengan getaran ekornya spermatozoon dapat bergerak cepat.
Dalam pertumbuhan embrional
spermatogonium berasal dari sel‑sel primitif tubulus‑tubulus testishingga masa
pubertas tiba. Pada masa pubertas sel spermatogonium tersebut di bawah pengaruh
sel‑sel interstisial Leydig mulai aktif mengadakan mitosis, dan terjadilah
spermatogenesis yang amat kompleks itu.Tiap spermatogonium membelah dua dan menghasilkan
spermatosit pertama.
Spermatosit pertama ini membelah
dua dan menjadi dua spermatosit kedua, spermatosit kedua membelah dua lagi
tetapi dengan hasil bahwa dua spermatid masing‑masing memiliki jumlah kromosom
setengah dari jumlah yang khas untuk jenis itu. Dari spermatid ini kemudian
tumbuh spermatozoa.
3.
KONSEPSI
Ovum dilingkari oleh zona
pellusida. Di luar zona pellusida im ditemukan sel‑sel korona radiata, dan di
dalamnya terdapat ruang perivitellina, tempat benda‑benda kutub. Bahan‑bahan
darl sel‑sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum melalul saluran‑saluran
halus di zona pellusida. Jumlah sel‑sel korona radiata di dalam Ovum yang
dilepas oleh ovarium disapu o1eh mikrofilamen‑mikrofilamen fimbria infundibulum
ke arah ostium tuba abdominale, dan disalurkan terus ke arah medial. Ovum
sesudah dilepas oleh ovarium mempunyai diameter 100″ (0,1 mm).
Ditengah‑tengahnya dijumpai
nukleus yang berada dalam metafase pada pembelahan pernatangan kedua, terapung‑apung
dalam sitoplasma yang kekuning-kuningan yakni vitellus. Vitellus ini mengandung
banyak zat hidrat arang dan asam amino.
Perjalanan ovum di ampulla tuba
makin berkurang, hingga ovum hanya dilingkari oleh zona pellusida pada waktu
berada dekat pada perbatasan ampulla dan ismus tuba, tempat pembuahan umumnya
terjadi. Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi, dapat
melintasi zona pellusida masuk ke vitellus. Sesudah itu zona pellusida segera
mengalami perubahan dan mempunyai sifat tidak dapat dilintasi lagi oleh
spermatozoa lain. Spermatozoa yang telah masuk ke vitellus kehilangan membran
nukleusnya yang tinggal hanya pronukleusnya. Masuknya spermatozoa ke dalam
vitellus membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam. metafase untuk pembelahan‑pembelahannya.
Sesudah anafase kemudian, timbul telofase, dan benda kutub (polar body) kedua
menuju ke ruang perivitellina. Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang
haploid. Pronukleus spermatozoon telah mengandung juga jumlah kromosom yang
haploid.
Kedua pronukleus dekat mendekati
dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan genetik dari wanita dan
pria. Pada manusia terdapat 46 kromosom, ialah 44 kromosom otosom dan 2
kromosom kelamin; pada seorang pria satu X dan satu Y. Sesudah pembelahan
kematangan maka ovum matang mempunyai 22 koromosom otosom serta I kromosom X,
dan suatu spermatozoon 22 kromosom otosom serta I kromosom X atau 22 kromosom
otosom serta I kromosom Y. Zigot sebagai hasil pembuahan yang memiliki 44
kromosom otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai seorang janin wanita,
sedang 44 kromosom otosom serta I kromosom X dan I kromosom Y akan tumbuh
sebagai seorang janin pria.
Dalam beberapa jam setelah
pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat berlangsung oleh
karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan enzim. Segera
setelah pembelahan im terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan
dengan lancar, dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel‑sel yang sama
besarnya. Hasil konsepsi berada dalam stadium morula. Energi untuk pembelahan
ini diperoleh dari vitellus, hingga volume vitellus makin berkurang dan terisi
seluruhnya oleh morula. Dengan demikian, zona pellusida tetap utuh, atau dengan
perkataan lain, besarnya hasil konsepsi tetap sama. Dalarn ukuran yang sama ini
hasil konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars interstisialis tuba
(bagian‑bagian tuba yang sempit) dan terus ke arah kavum uteri oleh arus serta
getaran silia pada permukaan sel‑sel tuba dan kontraksi tuba.
4.
BLASTULASI NIDASI
Setelah sel-sel
morula mengalami pembelahan terus-menerus maka akan terbentuk rongga di tengah. Rongga ini makin lama
makin besar dan berisi cairan. Embrio yang memiliki rongga disebut blastula,
rongganya disebut blastocoel, proses pembentukan blastula disebut blastulasi.
Pembelahan
hingga terbentuk blastula ini terjadi di oviduk dan berlangsung selama 5 hari.
Selanjutnya blastula akan mengalir ke dalam uterus. Setelah memasuki uterus,
mula-mula blastosis terapung-apung di dalam lumen uteus. Kemudian, 6-7 hari
setelah fertilisasi embryo akan mengadakan pertautan dengan dinding uterus
untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya. Peristiwa terpautnya antara embryo
pada endometrium uterus. Setelah memasuki uterus,
mula mula blastosis terapumg –apung di dalam lumen uterus. Kemudian 6-7 hari
setelah fertilisasi embrio akan mengadakan pertautan dengan dinding uterus
untuk dapat berkembang ke tahap selanjtnya. Peristiwa terpautnya antara embrio
pada endometrium uterus disebut implantasi
atau nidasi. Implantasi ini telah lengkap pada 12 hari setelah fertilisasi
(Yatim, 1990: 136)
5.
Gastrulasi
Menurut
Tenzer (2000:212) Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan dengan tahap
gastrulasi. Gastrula berlangsung pada hari ke 15. Tahap gastrula ini merupakan
tahap atau stadium paling kritis bagi embryo. Pada gastrulasi terjadi
perkembangan embryo yang dinamis karena terjadi perpindahan sel, perubahan
bentuk sel dan pengorganisasian embryo dalam suatu sistem sumbu. Kumpulan sel
yang semula terletak berjauhan, sekarang terletak cukup dekat untuk melakukan
interkasi yang bersifat merangsang dalam pembentukansistem organ-organ tbuh.
Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan lembaga yaitu laisan endoderm di sebelah
dalam, mesoderm disebelah tengah dan ectoderm di sebelah luar.
Dalam
proses gastrulasi disamping terus menerus terjadi pembelahan dan perbanyakan
sel, terjadi pula berbagai macam gerakan sel di dalam usaha mengatur dan
menyusun sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh individu dari spesies yang
bersangkutan.
6.
Tubulasi
Tubulasi adalah pertumbuhan yang
mengiringi pembentukan gastrula atau disebut juga dengan pembumbungan.
Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm
dan endoderm, menyusun diri sehingga berupa bumbung, berongga. Yang tidak
mengalami pembumbungan yaitu notochord, tetapi masif. Mengiringi proses
tubulasi terjadi proses differensiasi setempat pada tiap bumbung ketiga lapis
benih, yang pada pertumbuhan berikutnya akan menumbuhkan alat (organ) bentuk
definitif. Ketika tubulasi ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula
differensiasi awal pada daerah-daerah bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi
encephalon (otak) dan bagian belakang menjadi medulla spinalis bagi bumbung
neural (saraf). Pada bumbung endoderm terjadi differensiasi awal saluran atas
bagian depan, tengah dan belakang. Pada bumbung mesoderm terjadi differensiasi awal untuk
menumbuhkan otot rangka, bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot
visera, rangka dan alat urogenitalia.
7.
Organogenesis
Organogenesis atau morfogenesis adalah embryo bentuk
primitive yang berubah menjadi bentuk yang lebih definitive dan memmiliki
bentuk dan rupa yang spesifik dalam suatu spesies. Organogensisi dimulai akhir
minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya
organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk
yang selanjutnya embryo disebut fetus (Amy Tenzer,dkk, 2000).
8.
Plasentasi
Pada ±
minggu ke 16 seluruh kantong rahim telah ditutupi oleh vili korialis. Setelah
kantung membesar, vili diseberang janin (daerah desidua capsularis) terjepit,
mengalami degenerasi, sehingga menjadi halus (korion halus). Vili di desidua
basalis berkembang dengan cepat membentuk plasenta (Plasenta Pars Fetalis).
Fungsi
plasenta:
1. nutritive, alat yang menyalurkan makanan dari ibu ke janin
2. ekskresi, alat yang menyalurkan hasil metabolisme dari janin ke ibu.
3. respirasi, menyalurkan O2 dari ibu ke janin
4. alat pembentuk hormone (Endokrin)
5. alat penyalur antibody dari ibu ke janin (Imunologi)
6. Farmakologi, menyalurkan obat yang dibutuhkan janin, dari sang ibu.
1. nutritive, alat yang menyalurkan makanan dari ibu ke janin
2. ekskresi, alat yang menyalurkan hasil metabolisme dari janin ke ibu.
3. respirasi, menyalurkan O2 dari ibu ke janin
4. alat pembentuk hormone (Endokrin)
5. alat penyalur antibody dari ibu ke janin (Imunologi)
6. Farmakologi, menyalurkan obat yang dibutuhkan janin, dari sang ibu.
Plasenta
dihubungkan dengan umbilikulus janin melalui tali pusar (Umbilical Cord) yang
mengandung dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis. Mesoblast antara
ruang amnion danm embrio menjadi padat disebut body stalk, menghubungkan embrio
dengan dinding trofoblast yang kelak menjadi tali pusat.
Pertumbuhan/Perkembangan Janin
Bayi Dalam Rahim Kandungan Ibu Tiap Bulan
Sebelum
lahir ke dunia, anak akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim ibunya selama
kurang lebih sembilan bulan lamanya. Setiap bulan janin mengalami proses
perkembangan yang berbeda-beda. Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,
sang ibu membutuhkan asupan makanan dengan gizi tertentu.
Ketika
hamil seorang wanita mengalami peningkatan kebutuhan asupan gizi untuk
mencukupi kebutuhan dua orang (sang ibu dan janin bayinya), yaitu antara lain
seperti energi, protein, mineral, kalsium, air, omega 3, vitamin, asam folat,
zat besi dan lain sebagainya.
Pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim dipengaruhi oleh beberapa faktor dan
subfaktor antara lain :
1.Faktor
ibu
2.Faktor
janin
3.Faktor
plasenta
Faktor
ibu
·
Keadaan kesehatan ibu saat hamil
·
Penyakit yang menyertai kehamilan
·
Penyulit kehamilan
·
Kelainan pada uterus
·
Kehamilan tunggal atau ganda atau triplet
·
Kebiasaan ibu, merokok, alkohol, kecanduan
Faktor
janin
·
Jenis kelamin janin
·
Penyimpangan genetik : kelainan kongenital,
pertumbuhan abnormal
·
Infeksi intrauterine
Faktor
Plasenta
Plasenta
adalah akarnya janin untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam rahim.
Karena itu plasenta sangat penting artinya untuk menjamin kesehatan janin dalam
rahim, yang ditetapkan dengan indeks plasenta
Indeks
plasenta = Berat plasenta
EMPAT
puluh minggu kehamilan yang menyenangkan dan penuh perubahan pun dimulai sejak
hari pertama menstruasi terakhir. Akan merasakan adanya suatu makhluk mungil
yang tumbuh dan berkembang di dalam rahim. Namun kita tidak pernah mengetahui
bentuk dan ukuran calon buah hati dari minggu ke minggu.
TRIMESTER SATU
MINGGU 1
Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan
pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil
dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir.Proses pembentukan antara
sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon
bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki segala bekal genetik, sebuah
kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom manusia. Selama masa ini, yang
dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan oksigen.
Sel-sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk
seperti lingkaran sinar yg mengelilingi matahari Sel ini akan bertemu dengan
sel-sel sperma dan memulai proses pembuahan 5 juta sel sperma sekaligus
berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi
pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi
pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus indung telur.Pada saat ini
kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat bagian tengah dan
belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya berusaha secara tekun menerobos
dinding indung telur
MINGGU 2
Pembuahan
terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi membelah dua 30
jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang
falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut
morula.Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga
pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut
pada endometrium
MINGGU 3
Sampai
usia kehamilan 3 minggu, Ibu mungkin belum sadar jika sedang mengandung. Sel
telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim
disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.
MINGGU 4
Kini,
bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic
Gonadotropin - HCG), sehingga apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya
positif.Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi
pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang
membawa darah ke jantung).
MINGGU 5
Terbentuk
3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang
paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin tersebut yang
seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah
yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif.
Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati,
pankreas dan pundi kencing.
MINGGU 6
Ukuran
embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah
menutup. pada minggu ini sistem pencernaan dan pernafasan mulai
dibentuk,Pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai
tampak
MINGGU 7
Akhir
minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira
sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan
tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri,
begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru.
MINGGU 8
Panjang
kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi,ujung hidung dan
kelopak mata mulai berkembang, begitu pula tel inga.Bronchi, saluran yang
menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai bercabang. Lengan semakin membesar dan ia memiliki
siku.bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir,
mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit
yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna
MINGGU 9
Telinga
bagian luar mulai terbentuk kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki
dan tangan mulai tampak.Ia mulai bergerak,dengan Doppler bisa mendengar detak jantungnya.
Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.
MINGGU Ke-10
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai
bekerjasama.Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf
baru diproduksi setiap menit. Ia mulai
tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.
MINGGU Ke-11
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya
mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap.
Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk
gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa
dirasakan ibu. Janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar,
memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus
memberi sensasi kebahagiaan tersendiri
MINGGU Ke-12
Bentuk
wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil.Jari-jari tangan dan kaki yang
mungil terpisah penuh. Usus bayi telah
berada di dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak
jantung janin bisa jadi meningkat.Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14
gram. Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa
millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga
dan kelopak mata.
PERKEMBANGAN TRIMESTER DUA
Ditandai dengan percepatan pertumbuhan dan pematangan
fungsi seluruh jaringan dan organ tubuh. Namun waspadai pertambahan berat badan
yang berlebih.
Agar proses tumbuh kembang janin tak terganggu hindari
penyakit kronis sebelum kehamilan maupun penyakit infeksi yang mungkin terjadi
saat kehamilan. Seperti asma, jantung, TBC, ginjal dan diabetes serta infeksi
TORCH-KM (Toksoplasma, Rubella, Citomegalovirus, Herpes, Klamidia, Mikoplasma).
Gangguan penyakit-penyakit tersebut berpeluang
menimbulkan ketidaksempurnaan pada tumbuh kembang tulang belulang janin, klep
paru-paru, lever, ataupun gangguan perkembangan otak dan ginjal. Bahkan, demam
yang merupakan gejala infeksi/penyakit, seringan apa pun, bisa menyebabkan
gangguan pada air ketuban maupun fungsi lain akibat ada gangguan metabolisme
tubuh janin.
MINGGU KE-13
Panjang janin
(dari puncak kepala sampai sakrum/bokong) ditaksir sekitar 65-78 mm. Berat
kira-kira 20 gram. Rahim dapat teraba kira-kira 10 cm di bawah pusar.
Pertumbuhan kepala bayi yang saat ini kira-kira separuh panjang janin mengalami
perlambatan dibanding bagian tubuh lainnya. Perlambatan ini berlangsung terus,
hingga di akhir kehamilan akan tampak proporsional, yakni kira-kira
tinggalsepertiga panjang tubuhnya.
Kedua cikal
bakal matanya makin hari kian bergeser ke bagian depan wajah meski masih terpisah
jauh satu sama lain. Sementara telinga bagian luar terus berkembang dan
menyerupai telinga normal. Kulit janin yang masih sangat tipis membuat pembuluh
darah terlihat jelas di bawah kulitnya. Seluruh tubuh janin ditutupi
rambut-rambut halus yang disebut lanugo. Kerangka/tulang belulangnya sudah
terbentuk di minggu-minggu sebelumnya dan di minggu-minggu selanjutnya akan
berosifikasi/menahan kalsium dengan sangat cepat, hingga tulangnya jadi lebih
keras.
MINGGU KE-14
Panjang mencapai kisaran 80-an mm atau 8
cm,berat sekitar 25 gram. Telinga janin menempati posisi normal di sisi kiri
dan kanan kepala,mata mengarah ke posisi sebenarnya. Leher terus memanjang sementara dagu tak lagi
menyatu ke dada. Alat-alat kelamin bagian luar juga berkembang lebih nyata,
hingga lebih mudah membedakan jenis kelaminnya.
MINGGU KE-15
Panjang
janin sekitar 10-11 cm,berat kira-kira 80 gram. Kehamilan makin
terlihat,dianjurkan untuk tidak menggunakan jeans.Diperkenankan menggunakan
lotion untuk strie namun dianjurkan tak memakai krim jenis steroid semisal
hidrokortison yang dikhawatirkan bakal terserap ke dalam sistem peredaran darah
ibu dan bisa mengacaukan kerja hormonal.
MINGGU KE-16
Kini panjangnya mencapai taksiran 12 cm,berat
kira-kira 100 gram. Refleks gerak bisa dirasakan ibu, meski masih amat
sederhana yang biasanya terasa sebagai kedutan. Rambut halus di atas bibir atas
dan alis mata juga tampak melengkapi lanugo yang memenuhi seluruh tubuhnya.
Bahkan, jari-jemari kaki dan tangannya dilengkapi dengan sebentuk kuku.
Tungkai kaki yang di awal pembentukannya muncul
belakangan, kini lebih panjang daripada lengan. Pada usia ini janin memproduksi
alfafetoprotein, yaitu protein yang hanya dijumpai pada darah ibu hamil. Bila
kadar protein ini berlebih bisa merupakan pertanda ada masalah serius pada
janin, seperti spina bifida. Sebaliknya, kadar alfafetoprotein yang rendah
bersignifikasi dengan Sindrom Down. Jumlah alfafetoprotein ini sendiri dapat
diukur dengan pemeriksaan air ketuban/amniosentesis dengan menyuntikkan jarum khusus
lewat dinding perut ibu.
MINGGU KE-17
Panjang tubuh janin meningkat lebih pesat ketimbang
lebarnya, menjadi 13 cm,berat sekitar 120 gram, hingga bentuk rahim terlihat
oval dan bukan membulat. Akibatnya, rahim terdorong
dari
rongga panggul mengarah ke rongga perut. Otomatis usus ibu terdorong nyaris
mencapai daerah hati, hingga kerap terasa menusuk ulu hati.
Pertumbuhan rahim yang pesat ini pun membuat
ligamen-ligamen meregang, terutama bila ada gerakan mendadak. Rasa nyeri atau
tak nyaman ini disebut nyeri ligamen rotundum. Oleh karena itu amat disarankan
menjaga sikap tubuh dan tak melakukan gerakan-gerakan mendadak atau yang
menimbulkan peregangan.
Lemak yang juga
sering disebut jaringan adiposa mulai terbentuk di bawah kulit bayi yang semula
sedemikian tipis pada minggu ini dan minggu-minggu berikutnya. Lemak ini
berperan penting untuk menjaga kestabilan suhu dan metabolisme tubuh.
Pada beberapa ibu yang pernah hamil, gerakan bayi
mulai bisa dirasakan di minggu ini. Kendati masih samar dan tak selalu bisa
dirasakan setiap saat sepanjang hari. Sedangkan bila kehamilan tersebut
merupakan kehamilan pertama, gerakan yang sama umumnya baru mulai bisa
dirasakan pada minggu ke-20.
MINGGU
KE-18
Taksiran panjang janin adalah 14 cm, berat sekitar 150
gram. Rahim dapat diraba tepat di bawah
pusar, ukurannya kira-kira sebesar buah semangka. Pertumbuhan rahim ke depan
akan mengubah keseimbangan tubuh ibu.
Peningkatan
mobilitas persendian ikut mempengaruhi perubahaan postur tubuh sekaligus
menyebabkan keluhan punggung. Keluhan ini makin bertambah bila kenaikan berat
badan tak terkendali. Untuk mengatasinya, biasakan berbaring miring ke kiri,
hindari berdiri terlalu lama dan mengangkat beban berat. Selain itu, sempatkan
sesering mungkin mengistirahatkan kaki dengan mengangkat/mengganjalnya pakai
bantal.
Mulai usia ini hubungan interaktif antara ibu dan
janinnya kian terjalin erat. Tak mengherankan setiap kali si ibu gembira,
sedih, lapar atau merasakan hal lain, janin pun merasakan hal sama.
MINGGU KE-19
Panjang janin diperkirakan 13-15 cm,taksiran berat 200
gram. Sistem saraf janin yang terbentuk di minggu ke-4, di minggu ini makin
sempurna perkembangannya, yakni dengan diproduksi cairan serebrospinalis yang
mestinya bersirkulasi di otak dan saraf tulang belakang tanpa hambatan.
Jika lubang
yang ada tersumbat atau aliran cairan tersebut terhalang oleh penyebab apa pun,
kemungkinan besar terjadi hidrosefalus/penumpukan cairan di otak. Jumlah cairan
yang terakumulasi biasanya sekitar 500-1500 ml, namun bisa mencapai 5 liter,
Penumpukan ini jelas berdampak fatal mengingat betapa banyak jumlah jaringan
otak janin yang tertekan oleh cairan tadi.
MINGGU KE-20
Panjang janin mencapai kisaran 14-16 cm berat sekitar
260 gram. Kulit yang menutupi tubuh janin mulai bisa dibedakan menjadi dua
lapisan, yakni lapisan epidermis yang terletak di permukaan dan lapisan dermis
yang merupakan lapisan dalam. Epidermis selanjutnya akan membentuk pola-pola
tertentu pada ujung jari, telapak tangan maupun telapak kaki. Sedangkan lapisan
dermis mengandung pembuluh-pembuluh darah kecil, saraf dan sejumlah besar
lemak.
Seiring perkembangannya yang pesat, kebutuhan darah
janin pun meningkat tajam. Agar anemia tak mengancam kehamilan, ibu harus
mencukupi kebutuhannya akan asupan zat besi, baik lewat konsumsi makanan
bergizi seimbang maupun suplemen yang dianjurkan dokter.
MINGGU KE-21
Beratnya sekitar 350 gram,panjang kira-kira 18
cm. Pada minggu ini, berbagai sistem organ tubuh mengalami pematangan fungsi
dan perkembangan. Dengan perut yang kian membuncit dan keseimbangan tubuh yang
terganggu, bukan saatnya lagi melakukan olahraga kontak seperti basket yang
kemungkinan terjatuhnya besar. Hindari pula olahraga peregangan ataupun yang
bersikap kompetitif, semisal golf atau bahkan lomba lari.
MINGGU KE-22
Berat mencapai
taksiran 400-500 gram,panjang sekitar 19 cm.Ibu kian mampu beradaptasi dengan
kehamilannya. Kekhawatiran bakal terjadi keguguran juga sudah pupus. Keluhan
mual-muntah sudah berlalu dan kini nafsu makannya justru sedang menggebu Mesti berhati-hati agar tak terjadi
pertambahan berat badan yang berlebih.
Ciri khas usia kehamilan ini adalah substansi putih
mirip pasta penutup kulit tubuh janin yang disebut vernix caseosa. Fungsinya
melindungi kulit janin terhadap cairan ketuban maupun kelak saat berada di
jalan lahir.
Di usia ini pula kelopak mata mulai menjalankan
fungsinya untuk melindungi mata dengan gerakan menutup dan membuka. Jantung
janin yang terbentuk di minggu ke-5 pun mengalami “modifikasi” sedemikian rupa
dan mulai menjalankan fungsinya memompa darah sebagai persiapannya kelak saat
lahir ke dunia.
MINGGU KE-23
Tubuh
janin tak lagi terlihat kelewat ringkih karena bertambah montok dengan berat
hampir mencapai 550 gram, panjang sekitar 20 cm. Kulitnya masih tampak keriput
karena kandungan lemak di bawah kulitnya tak sebanyak saat ia dilahirkan kelak. Wajah dan tubuhnya secara keseluruhan amat
mirip dengan penampilannya sewaktu dilahirkan nanti. Rambut lanugo yang menutup
sekujur tubuhnya,kadang berwarna lebih gelap di usia kehamilan ini.
MINGGU KE-24
Janin makin terlihat berisi dengan berat yang
diperkirakan mencapai 600 gram,panjang sekitar 21 cm. Rahim terletak sekitar 5
cm di atas pusar atau sekitar 24 cm di atas simfisis pubis/tulang kemaluan.
Kelopak-kelopak matanya kian sempurna dilengkapi bulu mata.
Pendengarannya berfungsi penuh. Terbukti, janin mulai
bereaksi dengan menggerakkan tubuhnya secara lembut jika mendengar irama musik
yang disukainya. Begitu juga ia akan menunjukkan respon khas saat mendengar
suara-suara bising atau teriakan yang tak disukainya.
MINGGU KE-25
Berat bayi kini mencapai sekitar 700 gram, panjang
dari puncak kepala sampai bokong kira-kira 22 cm.Jarak dari puncak rahim ke
simfisis pubis sekitar 25 cm. Bila ada indikasi medis, umumnya akan dilakukan
USG berseri seminggu 2 kali untuk melihat apakah perkembangan bayi terganggu
atau tidak. Di antaranya hipertensi ataupun preeklampsia yang membuat pembuluh
darah menguncup, hingga suplai nutrisi jadi terhambat. Akibatnya, terjadi IUGR
(Intra Uterin Growth Retardation atau perkembangan janin terhambat). Begitu
juga bila semula tidak ada, tiba-tiba muncul gangguan asma selama kehamilan.
Jika dari hasil
pantauan ternyata tak terjadi perkembangan semestinya, akan dipertimbangkan
untuk membesarkan janin di luar rahim dengan mengakhiri kehamilan. Dengan
sejumlah syarat ketat yang mengikuti.
MINGGU KE-26
Di usia ini
berat bayi diperkirakan hampir mencapai 850 gram,panjang dari bokong dan puncak
kepala sekitar 23 cm. Denyut jantung sudah jelas-jelas terdengar, normalnya
120-160 denyut per menit. Ketidaknormalan seputar denyut jantung harus
dicermati karena bukan tak mungkin merupakan gejala ada keluhan serius.
Sementara rasa tak nyaman berupa keluhan nyeri
pinggang, kram kaki dan sakit kepala akan lebih sering dirasakan si ibu.Keluhan
nyeri di bawah tulang rusuk dan perut bagian bawah, terutama saat bayi
bergerak. Sebab, rahim jadi makin besar yang akan memberi tekanan pada semua
organ tubuh. Termasuk usus kecil, kantung kemih dan rektum yang menyebabkan ibu
hamil jadi terkena sembelit, namun terpaksa bolak-balik ke kamar mandi karena
beser.
MINGGU KE-27
Bayi kini beratnya melebihi 1000 gram, panjang
totalnya mencapai 34 cm dengan panjang bokong ke puncak kepala sekitar 24 cm.
Di minggu ini kelopak mata mulai membuka. Sementara retina yang berada di
bagian belakang mata, membentuk lapisan-lapisan yang berfungsi menerima cahaya
dan informasi mengenai pencahayaan itu sekaligus meneruskannya ke otak.
Jika terjadi “kesalahan” pembentukan lapisan-lapisan
inilah yang kelak memunculkan katarak kongenital/bawaan saat bayi dilahirkan.
Lensa jadi berkabut atau keputihan.
Walaupun dipicu oleh faktor genetik, katarak bawaan ini ditemukan pada
anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang terserang rubella pada usia kehamilan
di minggu-minggu akhir trimester dua.
MINGGU KE-28
Puncak rahim berada kira-kira 8 cm di atas
pusar.Gerakan janin makin kuat dengan intensitas yang makin sering, sementara
denyut jantungnya pun kian mudah didengar. Tubuhnya masih terlihat kurus meski
mencapai berat sekitar 1100 gram dengan kisaran panjang 35-38 cm. Kendati dibanding minggu-minggu sebelumnya
lebih berisi dengan bertambah jumlah lemak di bawah kulitnya yang terlihat
kemerahan.
Jumlah jaringan otak di usia kehamilan ini meningkat.
Begitu juga rambut kepalanya terus bertumbuh makin panjang. Alis dan kelopak matanya
pun terbentuk, sementara selaput yang semula menutupi bola matanya sudah
hilang.
TRIMESTER TIGA
MINGGU KE-29
Beratnya sekitar 1250 gram, panjang rata-rata 37 cm.
Kelahiran prematur mesti diwaspadai karena umumnya meningkatkan keterlambatan perkembangan
fisik maupun mentalnya. Bila dilahirkan di minggu ini, ia mampu bernapas meski
dengan susah payah. Ia pun bisa menangis, kendati masih terdengar lirih.
Kemampuannya bertahan untuk hidup pun masih tipis karena perkembangan
paru-parunya belum sempurna. Meski dengan perawatan yang baik
dan
terkoordinasi dengan ahli lain yang terkait, kemungkinan hidup bayi prematur
pun cukup besar.
MINGGU KE-30
Beratnya mencapai 1400 gram,kisaran panjang 38 cm.
Puncak rahim yang berada sekitar 10 cm di atas pusar memperbesar rasa tak
nyaman, terutama pada panggul dan perut seiring bertambah besar kehamilan.Mulai
denyutan halus, sikutan/tendangan sampai gerak cepat meliuk-liuk yang
menimbulkan rasa nyeri.
Aktifnya gerakan ini tak mustahil akan membentuk
simpul-simpul pada tali pusat. Bila sampai membentuk simpul mati tentu sangat
membahayakan karena suplai gizi dan oksigen dari ibu jadi terhenti atau paling
tidak terhambat.
MINGGU KE-31
Berat bayi sekitar 1600 gram, taksiran panjang 40
cm.Waspadai bila pada ibu muncul gejala nyeri di bawah tulang iga sebelah
kanan, sakit kepala maupun penglihatan berkunang-kunang. Terutama bila disertai
tekanan darah tinggi yang mencapai peningkatan lebih dari 30 ml/Hg.Itu sebab,
pemeriksaan tekanan darah rutin dilakukan pada setiap kunjungan ke
bidan/dokter.
Cermati pula gangguan aliran darah ke anggota tubuh
bawah yang membuat kaki jadi bengkak. Pada gangguan ringan, anjuran untuk lebih
banyak beristirahat dengan berbaring miring sekaligus mengurangi aktivitas,
bisa membantu.
MINGGU KE-32
Pada usia ini berat bayi harus berkisar
1800-2000 gram,panjang tubuh 42 cm. Kunjungan rutin diperketat/lebih intensif
dari sebulan sekali menjadi 2 minggu sekali.
MINGGU KE-33
Beratnya
lebih dari 2000 gram, panjangnya sekitar 43 cm. Di minggu ini mesti diwaspadai
terjadi abrupsio plasenta atau plasenta lepas dari dinding rahim.
MINGGU KE-34
Berat
bayi hampir 2275 gram,taksiran panjang sekitar 44 cm. Idealnya, di minggu ini
dilakukan tes untuk menilai kondisi kesehatan si bayi secara umum. Penggunaan
USG bisa dimanfaatkan untuk pemeriksaan ini, terutama evaluasi terhadap otak,
jantung dan organ lain. Sedangkan pemeriksaan lain yang biasa dilakukan adalah
tes non-stres dan profil biofisik.
MINGGU KE-35
Secara
fisik bayi berukuran sekitar 45 cm,berat 2450 gram. Mulai minggu ini bayi
umumnya sudah matang fungsi paru-parunya. Ini sangat penting karena kematangan
paru-paru sangat menentukan life viabilitas atau kemampuan si bayi untuk
bertahan hidup. Kematangan fungsi paru-paru ini sendiri akan dilakukan lewat
pengambilan cairan amnion untuk menilai lesitin spingomyelin atau selaput tipis
yang menyelubungi paru-paru.
MINGGU KE-36
Berat
bayi harusnya mencapai 2500 gram, panjang 46 cm. Pemeriksaan rutin diperketat
jadi seminggu sekali.
MINGGU KE-37
Dengan
panjang 47 cm, berat 2950 gram. Di usia ini bayi dikatakan aterm atau siap
lahir karena seluruh fungsi organ-organ tubuhnya bisa matang untuk bekerja
sendiri. Kepala bayi biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir.
Kendati sebagian kecil di antaranya dengan posisi sungsang. Di minggu ini
biasanya dilakukan pula pemeriksaan dalam untuk mengevaluasi kondisi kepala
bayi, perlunakan jalan lahir guna mengetahui sudah mencapai pembukaan berapa.
MINGGU KE-38
Berat
bayi sekitar 3100 gram,panjang 48 cm. Rasa cemas menanti-nantikan saat
melahirkan yang mendebarkan bisa membuat ibu mengalami puncak gangguan
emosional. Ibu dapat melakukan relaksasi dengan melatih pernapasan sebagai
bekal menjelang persalinan. Meski
biasanya
akan ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata akan lahir di
usia kehamilan 38 minggu.
MINGGU KE-39
Di
usia kehamilan ini bayi mencapai berat sekitar 3250 gram, panjang sekitar 49
cm. Di minggu ini perlu siaga menjaga agar kehamilan jangan sampai postmatur
atau lewat waktu. Karena bila terjadi hal demikian, plasenta tak mampu lagi
menjalani fungsinya untuk menyerap suplai makanan dari ibu ke bayi, hingga
kekurangan gizi.
Penurunan fungsi plasenta bisa diketahui berdasarkan
evaluasi terhadap fungsi dinamik janin, arus darah, napas dan gerak bayi serta
denyut jantungnya lewat pemeriksaan CTG (kardiotokografi), USG maupun doppler.
Dari hasil evaluasi tersebut akan dinilai apakah
memungkinkan dan memang saatnya untuk memberi induksi persalinan. Kalau fungsi
arus darahnya tak baik, tentu tak dianjurkan lahir per vaginam yang justru
berisiko bayi mengalami hipoksia.
MINGGU KE-40
Panjangnya
mencapai kisaran 45-55 cm, berat sekitar 3300 gram. Betul-betul cukup bulan dan
siap dilahirkan.Jika laki-laki, testisnya sudah turun ke skrotum.Pada wanita,
labia mayora (bibir kemaluan bagian luar) sudah berkembang baik dan menutupi
labia minora (bibir kemaluan bagian dalam).
SISTEM PEREDARAN DARAH JANIN
Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem
peredaran darah orang dewasa, karena paru-paru janin belum berkembang sehingga
oksigen diambil melalui plasenta.
Sistem
peredaran darah janin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Foramen Ovale
1. Foramen Ovale
Merupakan lubang sementara di antara serambi kiri dan
serambi kanan yang memungkinkan sebagian darah masuk dari vena cava inferior
menyeberang ke serambi kiri. Alasan pengalihan ini adalah darah tidak perlu
lagi melewati paru-paru karena telah teroksigenisasi.
2.
Duktus Arteriosus Bothalli
Merupakan saluran yang terdapat antara arteri
pulmonalis dan aorta.
3. Duktus Venosus Arantii
3. Duktus Venosus Arantii
Menghubungkan antara vena umbilikal dengan vena cava
inferior. Pada titik ini darah bercampur dengan darah yang telah diambil
oksigennya yang kembali dari tubuh bagian bawah.
4.
Vena Umbilikal
Memanjang dari tali pusar menuju ke bagian bawah hati
dan membawa darah yang mengandung oksigen dan sari makanan. Ia memiliki cabang
yang bertemu dengan vena porta dan masuk ke hati.
Komponen
atau organ yang terlibat dalam pembuluh darah janin.
Dalam sistem peredaran darah janin tidak hanya
melibatkan pembuluh darah saja tetapi juga melibatkan organ tubuh janin di
antaranya sebagai berikut:
1. Plasenta
1. Plasenta
Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang
kotor.
2. Umbilikalis
2. Umbilikalis
Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari
janin ke plasenta.
3. Hati
3. Hati
Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan
duktus venosus
arantii.
4. Jantung
4. Jantung
Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan
darah dari atrium
dekstra ke atrium sinistra.
5.
Paru-paru
Terdapatnya duktus arteriosus
bothalli.
Mekanisme
Peredaran Darah Janin
Darah janin didapat dari Ibu dan dialirkan dari Ibu ke
janin melalui plasenta untuk kemudian diteruskan ke seluruh tubuh janin melalui
vena yang terdapat di umbilikus. Peredaran darah janin digambarkan langsung
sebagai berikut :
Keterangan gambar :
Mula-mula darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi
yang berasal dari plasenta masuk ke janin melalui vena umbilikus yang bercabang
dua setelah memasuki dinding perut yaitu :
a.
Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan
kemudian diangkut melalui vena hepatika ke vena cava inferior.
b.
Cabang satunya lagi duktus venosus arantii yang langsung masuk ke dalam vena
cava inferior.
Darah dari vena cava inferior masuk ke atrium kanan
dan sebagian besar darah dari atrium kanan akan dialirkan ke atrium kiri
melalui foramen ovale. Sebagian kecil darah dari atrium kanan masuk ke
ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena cava superior.
Darah dari ventrikel kanan ini dipompakan ke paru-paru
melalui arteri pulmonalis, karena adanya tahanan dari paru-paru yang belum
mengembang maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis sebagian akan
dialirkan ke aorta melalui duktus arteriosus bothalli dan sebagian kecil akan
menuju paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melaui vena pulmonalis.
Sementara itu
darah yang terdapat pada atrium kiri kemudian dialirkan ke ventrikel kiri dan
diteruskan ke seluruh tubuh melaui aorta guna memberikan oksigen dan nutrisi
bagi tubuh bawah. Cabang aorta bagian bawah ini menjadi 2 (dua) arteri
hipograstika interna yang mempunyai cabang arteri umbilikalis.
Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida
serta sisa metabolisme akan dikembalikan ke plasenta melalui arteri umbilikalis
ke plasenta melalui arteri umbilikalis untuk diteruskan ke ibu.
Faktor-Faktor yang Mengubah
Peredaran Darah Janin
Setelah kelahiran terjadi perubahan peredaran darah
janin, faktor penting yang mengubah peredaran darah janin menuju peredaran
darah dewasa ditentukan oleh :
1.
Berkembangnya paru-paru janin
Berkembangnya paru-paru janin dapat menyebabkan
tekanan negatif dalam paru sehingga dapat menampung darah, untuk melakukan
pertukaran CO2 dan O2 dari udara sehingga terjadi oblitersi pada duktus
arteriosus bothalli.
Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen ovale. Tekanan yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang mengalir ke atrium kanan kini langsung menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat
Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen ovale. Tekanan yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang mengalir ke atrium kanan kini langsung menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat
.
2. Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin
2. Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin
Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan
janin terjadi karena dipotongnya tali pusat sehingga terjadi peredaran darah
pulmonal yang mengakibatkan terjadi pernafasan pulmona. Dengan demikian duktus
arteriosus bothalli tidak berfungsi dan akan mengalami perubahan dan menjadi
ligamentum arteriosum begitu juga dengan yang lain. Vena umbilikal menjadi
ligamentum teres, duktus venosus arantii menjadi ligamentum venosum serta
foramen ovale menjadi hypogastrik arteries kecuali beberapa cm pertama yang
tetap terbuka sebagai arteri vesical superior. Pemotongan tali pusat sebaiknya
dilakukan setelah bayi menangis dan tali pusat berhenti berdenyut karena dapat
menambah darah dari plasenta sekitar 50 ml s/d 75 ml yang sangat berarti bagi
pertumbuhan janin.
3. Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A)
Terbentuknya
Adult Haemoglobin (Tipe A) sehingga setelah lahir dapat menangkap oksigen dan
melepaskan CO2 melaului pernafasan sehingga terjadi pertukaran O2 dan CO2 di
paru-paru.
PERUBAHAN
DAN ADAPTASI FISIOLOGIS DALAM KEHAMILAN TRIMESTER I, II, DAN III
A. Perubahan
dan Adaptasi fisiologis dalam kehamilan Trimester I
1.
Sistem
reproduksi
a.
Uterus
Selama kehamilan uterus akan
beradaptasi untuk menerima konsepsi sampai persalinan. Uterus memiliki kekuatan
yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih
kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan. Pada
minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti
alvokad.
Perubahan bentuk dan ukuran
uterus
Pada usia kehamilan 12 minggu
uterus berukuran kira-kira seperti buah jeruk besar. Uterus tidak lagi
tranteversi dan antefleksi serta menonjol ke luar dari pelvis dan menjadi tegak
lurus. Fundus dapat di palpasi dari abdomen di atas simfasis pubis (Miller dan
Henretty, 1997). Uterus biasanya condong dan berotasi ke kanan sehingga tepi
kiri uterus berada pada posisi anterior, kemungkinan disebabkan oleh adanya
kolon rektosigmoid pada disi kiri pelvis. (Cunninghamet at 1997).
Ukuran fundus uteri pada
trimester ini :
1)
Pada
usia kehamilan 1 bulan sebesar telur ayam
2)
Pada
usia kehamilan 2 bulan sebesar telur angsa
3)
Pada
usia kehamilan 3 setinggi simpysis pubis
b.
Serviks
Serviks manusia merupakan organ
yang komplek dan heterogen yang mengalami perubahan yang luar biasa selama
kehamilan dan persalinan. Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi
lebih lunak dan kebiruan. Serviks bersikap seperti katub yang bertanggung jawab
menjaga janin di dalam uterus sampai akhir kehamilan dan selama persalinan.
Selama kehamilan, serviks tetap
tertutup rapat, melindungi janin dari kontaminasi eksternal, dan menahan isi
uterus (Pollar, 1994). Panjangnya tetap 2,5 cm selama kehamilan tapi menjadi
lebih lunak dan membengkak di bawah pengaruh estradiol dan progresteron.
Peningkatan vaskularitas membuatnya berwarna kebiruan.
c.
Vagina
Selama kehamilan, lapisan otot
mengalami hipertrofi, dan estrogen menyebabkan epithelium vagina menjadi lebih
tebal dan vascular. Warna ungu pada vagina kemungkinan disebabkan oleh
hyperemia. Perubahan komposisi jaringan ikat yang mengelilingya meningkatkan
elastisitas vagina dan membuatya lebih mudah mengalami dilatasi ketika bayi
lahir (Llewellyn-Jones, 1999).
Pada trimester pertama ini
terjadi peningkatan pengeluaran cairan dari vagina yang bening, putih dan tidak
berbau dan mulai merembes keluar.
2.
Payudara
Selama kehamilan, payudara
bertambah besar, tegang, dan berat. Dapat teraba noduli-noduli, akibat
hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan-bayangan vena lebih membiru.
Hiperpigmentasi pada putting susu dan areola payudara.
Perubahan kronologi payudara
3 – 4 minggu
Sensasi gatal dan kesemutan
karena peningkatan suplai darah terutama di sekitar putting susu.
6 – 8 minggu
Peningkatan ukuran, nyeri
ketegangan dan nodular akibat hipertrofi alveoli, permukaan halus dan kebiruan,
vena tampak terlihat tepat di bawah kulit.
B. Perubahan
dan Adaptasi fisiologis dalam kehamilan Trimester II
1.
Sistem
reproduksi
a.
Uterus
Pada trimester ini uterus akan
terlalu besar dalam rongga pelvis dan seiring perkembangannya, uterus akan
menyentuh dinding abdominal dan hampir menyentuh hati, mendorong usus ke
samping dan ke atas. Pada trimester kedua ini kontraksi dapat dideteksi dengan
pemeriksaan bimanual.
Perubahan bentuk dan ukuran
uterus
Usia kehamilan 16 minggu
Janin sudah cukup besar untuk
menekan ishmus, menyebabkannya tidak berlipat sehingga bentuk uterus menjadi
bulat (Coustan, 1995). Ishmus dan serviks berkembang menjadi segmen bawah
uterus yang lebih tipis dan terdiri atas otot dan pembuluh darah yang lebih
sedikit dari korpus.
Usia kehamilan 20 minggu
Fundus
uterus dapat dipalpasi sejajar dengan umbilicus. Sejak usia kehamilan ini
hingga cukup bulan, bentuk uterus menjadi lebih silindris dan fundusnya bentuk
kubah yang lebih tebal dan lebih bulat. Karena uterus semakin membesar dalam
abdomen tuba uterine secara progresif menjadi lebih ventrikel yang menyebabkan
terjadinya peningkatan tekanan pada ligament lebar dan ligamentum gilig.
b.
Serviks
Pada awak trimester ini, berkas
kolagen kurang kuat terbungkus. Hal ini terjadi akibat penurunan konsentrasi
kolagen secara keseluruhan. Dengan sel-sel otot polos dan jaringan elastis,
serabut kolagen bersatu dengan arah pararel terhadap sesamanya sehingga serviks
menjadi lebih lunak tetapi tetap mampu mempertahankan kehamilan.
c.
Vagina
Pada kehamilan trimester kedua
ini terjadinya peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan
biasanya jernih, pada saat ini biasanya agak kental dan mendekati persalinan
agak cair. Yang terpenting adalah tetap menjaga kebersihan. Hubungi dokter atau
tenaga kesehatan lain, jika cairan berbau, terasa gatal, dan sakit.
2.
Payudara
Pada trimester kedua ini,
payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang
disebut dengan colustrum. Keluarnya cairan dari payudara itu yaitu colostrums
adalah makanan bayi pertama yang kaya akan protein, colostrums ini akan keluar
bila putting dipencet. Areola payudara makin hitam karena hiperpigmentasi.
Glandula Montgomery makin tampak menonjol di permukaan areola mamae.
C. Perubahan
dan Adaptasi fisiologis dalam kehamilan Trimester III
1.
Sistem
reproduksi
a.
Uterus
Pada akhir kehamilan biasanya
kontraksi sangat jarang dan meningkat pada satu dan dua minggu sebelum
persalinan. Peningkatan kontraksi miometrium ini menyebabkan otot fundus
tertarik ke atas. Segmen atas uterus yang berkontraksi secara aktif menjadi
lebih tebal dan memendek serta memberikan tarikan yang lambat dan stabil
terhadap serviks yang relatif terfiksasi yang menyebabkan dimulainya peregangan
dan pematangan serviks yang disebut dengan pembukaan serviks.
Perubahan bentuk dan ukuran
uterus
Pada usia kehamilan 38 minggu,
uterus sejajar dengan sifisternum. Tuba uterine tampak agak terdorong ke dalam
di atas bagian tengah uterus (Cuningham, et.al., 1997). Frekuensi dan kekuatan
kontraksi otot segmen atas semakin meningkat. Oleh karena itu, segmen bawah
uterus berkembang lebih cepat dan meregang secara radial, yang jika terjadi
bersamaan dengan pembukaan serviks dan pelunakan jaringan dasar pelvis akan
menyebabkan presentasi janin memulai penurunannya ke dalam pelvis bagian atas.
Hal ini mengakibatkan berkurangnya tinggi fundus yang disebut dengan
lightening, yang mengurangi tekanan di dalam pelvis, yang dapat menyebabkan
konstipasi, berkemih dan terkadang meningkatkan rabas vagina (Llewellyn-Jones,
1999).
b.
Serviks
Akibat bertambah aktivitas uterus
selama kehamilan, serviks mengalami pematangan secara bertahap, dan kanal
mengalami dilatasi. Secara teoritis, pembukaan serviks biasanya terjadi pada
primigravida selama 2 minggu terakhir kehamilan, tapi biasanya tidak terjadi
pada multigravida hingga persalinan dimulai. Namun demikian, secara klinis
terdapat berbagai variasi tentang kondisi serviks pada persalinan
(Llewellyn-Jones, 199)
Pembukaan serviks merupakan
mekanisme yang terjadi saat jaringan ikat serviks yang keras dan panjang secara
progresif melunak dan memedek dari atas ke bawah. Serat otot yang melunak
sejajar os serviks internal tertarik ke atas, masuk ke segmen bawah uterus, dan
berada di sekitar bagian presentasi janin dan air ketuban. Kanal yang tadi
berukuran kira-kira 2,5 cm menjadi orifisium dengan bagian tepinya setipis
kertas.
c.
Vagina
Dinding vagina mengalami banyak
perubahan yang merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu
persalinan dengan meningkatkan ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat,
dan hipertrofi otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangya
dinding vagina. Papilla mukosa juga mengalami hipertrofi dengan gambaran
seperti paku sepatu.
Peningkatan volume sekresi vagina
juga terjadi, dimana sekresi akan berwarna keputihan menebal, dan pH antara 3,5
– 6 yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glokogen yang
dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus acidopillus.
2.
Payudara
Di akhir kehamilan kolostrum
dapat keluar dari payudara, progesterone menyebabkan putting lebih menonjol dan
dapat digerakkan. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi
karena hormon prolaktin di tekan oleh prolactin inhibiting hormone. Setelah
persalinan kadar progesteron dan esterogen akan menurun sehingga pengaruh
inhibis progresteron terhadap laktalbumin akan hilang. Peningkatan prolaktin
akan merangsang sintesis laktose dan akhirnya akan meningkatkan produksi air
susu. Pada bulan yang sama areola akan lebih besar dan kehitaman.
DAFTAR PUSTAKA
Suddart, dkk, 2002. Keperawatan
Medikal-Bedah. Jakarta : EGC
Daldiyono, dkk, 1990. Gastrointestinologi
Hepatologi. Jakarta : CV. Agung Seto
Suriadi, Skp, MSN. Asuhan
Keperawatan pada Anak. 2006. Jakarta : CV Agung Seto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar