1.
Kebutuhan Istirahat / Tidur Ibu Hamil Trimester I,II dan
III
Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya
bagi kesehatan yang baik dengan nutrisi yang baik dan olah raga yang cukup.
Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dan tidur.
Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia. Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang cukup, kemampuan untuk
berkonsentrasi membuat keputusan dan berpartisipasi dalam aktivitas harian akan
menurun dan meningkatkan iritabilitas (Potter, dkk, 2005).
Tidur merupakan salah satu cara untuk
melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan mental. Dengan tidur semua keluhan
hilang atau berkurang dan akan kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk
menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Tidur yang cukup dapat memainkan peranan
dalam membantu tubuh kita untuk pulih dari penyakit atau luka. Penelitian
menunjukkan bahwa kurang tidur mengakibatkan kehilangan kekuatan, kerusakan
pada sistem kekebalan dan meningkatkan tekanan darah (Nancy W, 2006).
Tidur merupakan suatu keadaan tidak
sadar yang dialami oleh seseorang, yang dapat dibandingkan kembali dengan indra
atau rangsangan yang cukup (Robert Priharjo, 1993).
Memperoleh kualitas tidur yang terbaik
adalah penting untuk peningkatan kesehatan yang baik dan pemulihan individu
yang sakit. Perawat memperhatikan klien yang seringkali mengalami gangguan
tidur yang ada sebelumnya dan klien yang mengalami masalah tidur karena penyakit
atau hospitalisasi. Kadang-kadang mencari pelayanan kesehatan karena mereka
mempunyai masalah tidur yang mungkin telah hilang untuk disadari beberapa
tahun. Klien yang sakit seringkali membutuhkan lebih banyak tidur dan istirahat
daripada klien yang sehat sifat alamiah dari penyakit mencegah klien untuk
mendapatkan istirahat dan tidur yang cukup lingkungan institusi Rumah sakit
atau fasilitas peralatan jangka panjang aktivitas petugas pelayanan kesehatan
dapat menyebabkan sulit tidur (Potter, dkk 2005).
Secara umum, sebagian besar orang dewasa
yang sehat rata-rata memerlukan tujuh sampai sembilan jam tidur setiap malam,
walaupun kebutuhan tidur setiap orang berbeda. Kebutuhan akan tidur tidak
berkurang karena usia, walaupun kemampuan untuk mempertahankannya mungkin
menurun (Nancy W, 2006).
Semua makhluk hidup mempunyai irama
kehidupan yang sesuai dengan beredarnya waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi
bola dunia disebut sebagai irama sirkadian. Pusat control irama sirkadian
terletak pada bagian ventral anterior hypothalamus. Bagian susunan saraf pusat
yang mengadakan kegiatan sinkronisasi terletak pada substansia ventrikulo
retikularis medulo oblogata yang disebut sebagai pusat tidur. Bagian susunan
saraf pusat yang menghilangkan sinkronisasi/ desinkronisasi terdapat pada
bagian rostral medulo oblogata disebut sebagai pusat penggugah atau aurosal state (Iskandar J, 2002).
Tidur juga penting bagi fungsi emosional
dan mental. Kurang tidur dapat mempengaruhi konsentrasi dan merusak kemampuan untuk
melakukan kegiatan yang melibatkan memori, belajar, pertimbangan logis, dan
penghitungan matematis. Sebuah penelitian yang baru-baru ini dilaporkan dalam
New York Times mengesankan bahwa kurang tidur yang kronis bisa semakin membuat
proses penuaan terasa menyulitkan. Bagi Odha, ganggauan tidur dapat
mengakibatkan kemerosotan mutu hidup. Misalnya, gangguan tidur dapat
menyebabkan kelelahan pada siang hari dan mempengaruhi status fungsional dan
mutu hidup (Nancy W, 2006).
Hampir semua orang pernah mengalami
gangguan tidur selama masa kehidupannya. Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang
dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17% diantaranya mengalami masalah serius.
Prevalensi gangguan tidur setiap tahun cenderung meningkat, hal ini juga sesuai
dengan peningkatan usia dan berbagai penyebabnya. Kaplan dan Sadock melaporkan
kurang lebih 40-50% dari populasi usia lanjut menderita gangguan tidur.
Gangguan kronik (10-15%) disebabkan oleh gangguan psikiatri, ketergantungan
obat dan alkohol (Iskandar J, 2002).
Menurut data International of Sleep
Disorder, prevalensi penyebab-penyebab gangguan tidur adalah sebagai berikut:
Penyakit asma (61-74%), gangguan pusat pernafasan (40-50%), kram kaki malam
hari (16%), psychophysiological (15%), sindroma kaki gelisah (5-15%), ketergantungan
alkohol (10%), sindroma terlambat tidur (5-10%), depresi (65%). Demensia (5%),
gangguan perubahan jadwal kerja (2-5%), gangguan obstruksi sesak saluran nafas
(1-2%), penyakit ulkus peptikus (<1 2002="" j="" mendadak="" narcolepsy="" skandar="" span="" tidur="">1>
Istirahat / Tidur
Wanita
hamil harus mengurangi semua kegiatan yang melelahkan, tapi tidak boleh
digunakan sebagai alasan untuk menghindari pekerjaan yang tidak disukainya.
Wanita hamil juga harus menghindari posisi duduk, berdiri dalam waktu yang
sangat lama. Ibu hamil harus mempertimbangkan pola istirahat dan tidur yang
mendukung kesehatan sendiri, maupun kesehatan bayinya. Kebiasaan tidur larut
malam dan kegiatan-kegiatan malam hari harus dipertimbangkan dan kalau mungkin
dikurangi hingga seminimal mungkin. Tidur malam + sekitar 8 jam/ istirahat/
tidur siang ± 1 jam. Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik,
karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani,
dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin.
Posisi tidur ibu hamil
Posisi aman untuk ibu hamil sekitar 16 minggu
sebaiknya ibu tidur dengan posisi miring ke sisi kiri karena posisi ini memberi
keuntungan untuk janin untuk mendapatkan aliran darah dan nutrisi yang maksimal
ke plasenta karena adanya vena cava inferior di bagian belakang sebelah kanan
spina yang mengembalikan darah dari tubuh bagian bawah ke jantung. Juga dapat
membantu ginjal untuk membuang sisa produk dan cairan dari tubuh ibu sehingga
mengurangi pembengkakan (edema) di tangan, kaki dan pergelangan kaki. Tips untuk tidur dengan posisi yang lebih
nyaman letakkan bantal diantara dengkul dan satu di punggung atau memilih
bantal tidur untuk ibu hamil.
Hal utama yang menyebabkan kesulitan tidur ibu hamil,
hal ini terjadi karena peningkatan ukuran janin berubah, yang membuat ibu hamil
sulit menentukan posisi tidur yang enak. Buat ibu yang terbiasa tidur
terlentang atau tengkurap sebelum hamil kehadiran janin tentu akan menyulitkan.
Selain persoalan kenyamanan, ada cukup banyak pula penyebab lainnya. Beberapa
diantaranya, ada yang bersumber dari factor fisik, psikologis.
Factor fisik, misalnya :
1.
Sering
berkemih pada ibu hamil ginjal bekerja lebih berat dari biasanya karena organ
harus menyaring volume darah yang lebih banyak 30-50% sebelum hamil proses
penyaringan inilah yang menghasilkan lebih banyak urine. Selain itu, karena janin dan
plasenta membesar maka tekanan kandung kemih juga meningkat keseringan berkemih
juga akan bertambah.
2.
Peningkatan detak jantung, selama hamil kerja jantung
juga meningkat jantung akan memompa lebih banyak darah selain mengirim suplay
ke rahim, darah juga akan didistribusikan ke seluruh tubuh.
3.
Pernafasan lebih
pendek karena rahim membesar, maka kondisi ini menghasilkan tekanan pada rongga
diafragma.
4.
Kram
kaki dan nyeri punggung
2.
Kebutuhan
Imunisasi Pada Ibu Hamil Trimester I, II, III
Pengertian Imunisasi
Imunisasi
berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Jadi Imunisasi adalah suatu
tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam
tubuh manuasia. Sedangkan kebal adalah suatu keadaan dimana tubuh mempunyai
daya kemampuan mengadakan pencegahan penyakit dalam rangka menghadapi serangan
kuman tertentu. Kebal atau resisten terhadap suatu penyakit belum tentu kebal
terhadap penyakit lain. (Depkes RI, 1994)
Dalam
ilmu kedokteran, imunitas adalah suatu peristiwa mekanisme pertahanan tubuh
terhadap invasi benda asing hingga terjadi interaksi antara tubuh dengan benda
asing tersebut. Adapun tujuan imunisasi adalah merangsang sistim imunologi
tubuh untuk membentuk antibody spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari
serangan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). (Musa, 1985)
Departemen Kesehatan RI (2004), menyebutkan imunisasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh seseorang sehingga dapat menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Departemen Kesehatan RI (2004), menyebutkan imunisasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh seseorang sehingga dapat menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Program
Imunisasi.
Di Indonesia, program imunisasi telah dimulai sejak
abad ke 19 untuk membasmi penyakit cacar di Pulau Jawa. Kasus
cacar terakhir di Indonesia ditemukan pada tahun 1972 dan pada tahun 1974
Indonesia secara resmi dinyatakan Negara bebas cacar. Tahun 1977 sampai dengan
tahun 1980 mulai diperkenal kan imunisasi BCG, DPT dan TT secara berturut-turut
untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit-penyakit TBC anak, difteri,
pertusis dan tetanus neonatorum. Tahun 1981 dan 1982 berturut-turut mulai
diperkenalkan antigen polio dan campak yang dimulai di 55 buah kecamatan dan
dikenal sebagai kecamatan Pengembangan Program Imunisasi (PPI). (Depkes RI 2000)
Pada tahun 1984, cakupan
imunisasi lengkap secara nasional baru mencapai 4%. Dengan strategi akselerasi,
cakupan imunisasi dapat ditingkatkan menjadi 73% pada akhir tahun 1989. Strategi ini terutama ditujukan
untuk memperkuat infrastruktur dan kemampuan manajemen program. Dengan bantuan
donor internasional (antara lain WHO, UNICEF, USAID) program berupaya
mendistribusikan seluruh kebutuhan vaksin dan peralatan rantai dinginnya serta
melatih tenaga vaksinator dan pengelola rantai dingin . Pada akhir tahun 1989,
sebanyak 96% dari semua kecamatan di tanah air memberikan pelayanan imunisasi
dasar secara teratur. (Abednego,
1997)
Dengan
status program demikian, pemerintah bertekad untuk mencapai Universal Child
Immunization (UCI) yaitu komitmen internasional dalam rangka Child Survival
pada akhir tahun 1990. Dengan penerapan strategi mobilisasi social dan
pengembangan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS), UCI ditingkat nasional dapat
dicapai pada akhir tahun 1990. Akhirnya lebih dari 80% bayi di Indonesia
mendapat imunisasi lengkap sebelum ulang tahunnya yang pertama. (Depkes RI,
2000)
Pentingnya Imunisasi dan Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien dalam mencegah penyakit dan merupakan bagian kedokteran preventif yang mendapatkan prioritas. Sampai saat ini ada tujuh penyakit infeksi pada anak yang dapat menyebabkan kematian dan cacat, walaupun sebagian anak dapat bertahan dan menjadi kebal. Ketujuh penyakit tersebut dimasukkan pada program imunisasi yaitu penyakit tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak dan hepatitis-B.
Pentingnya Imunisasi dan Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien dalam mencegah penyakit dan merupakan bagian kedokteran preventif yang mendapatkan prioritas. Sampai saat ini ada tujuh penyakit infeksi pada anak yang dapat menyebabkan kematian dan cacat, walaupun sebagian anak dapat bertahan dan menjadi kebal. Ketujuh penyakit tersebut dimasukkan pada program imunisasi yaitu penyakit tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak dan hepatitis-B.
Kehamilan bukan saat untuk
memakai program imunisasi terhadap berbagai penyakit yang dapat dicegah. Hal
ini karena kemungkinan adanya akibat yang membahayakan janin. Imunisasi harus
diberikan pada wanita hamil hanya imunisasi TT untuk mencegah kemungkinan
tetanus neonatorum. Imunisasi TT harus diberikan sebanyak 2 kali, dengan jarak
waktu TT1 dan TT2 minimal 1bulan, dan ibu hamil harus sudah diimunisasi lengkap
pada umur kehamilan 8 bulan. Vaksinasi dengan toksoid dianjurkan untuk dapat
menurunkan angka kematian bayi Karena infeksi tetanus. Vaksinasi toksoid tetanus dilakukan dua kali selama
hamil.
Imunisasi
|
Interval
|
Durasi
Perlindungan
|
TT1
TT2
TT3
TT4
TT5
|
Selama kunjungan antenatal pertama
4 minggu setelah TT1
6 bulan setelah TT2
1 tahun setelah TT3
1
tahun setelah TT4
|
-
3 tahun
5 tahun
10 tahun
25 tahun (seumur hidup)
|
3. Kebutuhan Traveling Pada Ibu Hamil Trimester I, II,
III
1. Boleh asal konsultasi lebih
dahulu
2. waktu terbaik adalah pada usia
kehamilan trimester II (minggu ke 13 sampai ke 28)
3. Trimester
I akan menganggu karena mual, kelelahan, resiko abortus
4. Trimester
III akan menganggu karena beban perut makin besar, kelelahan, resiko prematur.
Travelling
Wanita hamil harus berhati-hati
melakukan perjalanan yang cenderung lama dan melelahkan, karena dapat
menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi serta Oedema tungkai
karena kaki tergantung jika duduk terlalu lama. Sabuk pengaman yang
dikenakan di kendaraan jangan sampai menekan perut yang menonjol. Jika mungkin
perjalanan yang jauh sebaiknya dilakukan dengan pesawat udara. Ketinggian tidak
mempengaruhi kehamilan, bila kehamilan telah 35 minggu ada perusahaan penerbangan
yang menolak membawa wanita hamil ada juga yang menerima dengan catatan
keterangan dokter yang menyatakan cukup sehat untuk bepergian. Berpergian dapat
menimbulkan masalah lain, seperti konstipasi / diare karena asupan makanan dan
minuman cenderung berbeda seperti biasanya karena akibat perjalanan yang
melelahkan.
Traveling selama kehamilan :
- Trimester I merupakan waktu yang sangat sensitive karena rawan terjadi keguguran dan kehamilan di luar kandungan.
- Trimester II (14-28 minggu), merupakan waktu yang ideal untuk bepergian karena rasa mual, kelelahan sudah berkurang dan resiko terjadinya kelahiran premature masih cukup lama dapat terjadi namun tetap berhati-hati.
- Trimester III (29-40 minggu) resiko yang paling difikirkan dari bepergian adalah terjadinya kelahiran premature dan jika ingin tetap bepergian sebaiknya konsultasi dengan dokter kandungan.
Kendaraan yang dapat digunakan
untuk traveling seperti mobil, kereta api, pesawat terbang. Bepergian dengan
pesawat terbang saat hamil itu aman. Wanita dengan kehamilan tanpa komplikasi
apapun dapat naik dengan pesawat terbang, namun hal itu akan meningkatkan
resiko pembekuan pembuluh darah vena.
Ø Perjalanan
Kebanyakan
ibu hamil, mengadakan perjalanan di trimester kedua bukan saja aman dan nyaman
tetapi juga merupakan kesempatan terbaik untuk pergi bersama pasangan. Tentu
saja memerlukan izin dokter, jika mempunyai tekanan darah tinggi, diabetes atau
masalah medis dan kebidanan lainnya mungkin tidak akan diberi lampu hijau.
Bahkan pada kehamilan beresiko rendah, perjalanan jarak jauh bukanlah ide yang
baik pada trimester pertama ketika tubuh masih melakukan penyesuaian fisik dan
emosional awal terhadap kehamilan. Begitu pula perjalanan jauh tidak dianjurkan
pada trimester terakhir, untuk alasan yang jelas, jika mengalami persalinan
dini, maka akan berada jauh dari dokter.
Sekali
dokter telah mengizinkan, maka yang perlu dilakukan hanyalah membuat sedikit
rencana dan beberapa tindakan pengamanan untuk menjamin perjalanan yang aman
dan menyenangkan.
a.
Memilih tujuan yang sesuai
Perjalanan ke tempat yang panas dan
lembab mungkin tidak menyamankan karena metabolisme sudah meningkat dan membuat
tubuh lebih panas. Jika memiliki tujuan seperti ini, pastikan bahwa hotel dan
alat pengangkutan memiliki pendingin (AC) dan menjauh dari sinar matahari serta tetapi
banyak minum.
b.
Rencanakan perjalanan yang santai.
Sebuah tujuan tunggal mungkin lebih
dipilih daripada tur besar atau perjalanan bisnis yang membawa ke enam kota
dalam enam hari. Sebuah liburan dimana yang menentukan sendiri kecepatannya
akan lebih baik daripada tur kelompok dimana pemandunyalah yang menetapkan
kecepatan perjalanan.
c.
Asuransikan diri
Dapatkan asuransi perjalanan untuk
berjaga-jaga terhadap kemungkinan bahwa komplikasi kehamilan membuat anda harus
mengganti rencana dan tinggal di rumah. Asuransi kesehatan perjalanan mungkin
juga akan berguna jika asuransi rumah anda tidak melibatkan perawatan medis
asing.
d.
Membawa riwayat kesehatan
Akan selalu bijaksana, terutama ketika
hamil, untuk melakukan perjalanan dengan membawa riwayat medis yang mengandung
informasi tentang golongan darah, obat yang sedang digunakan dan obat yang
alergi dan semua data medis yang menetap bersamaan dengan nama, alamat, nomor
telepon dokter. Simpan semua obat di dalam tas yang dibawa sendiri dan bawalah
tambahan cadangan obat untuk setiap obat yang diresepkan oleh dokter di dalam
dompet untuk menjaga kemungkinan jika tas hilang, sementara atau selamanya di
perjalanan.
e.
Membawa perlengkapan pertolongan pertama untuk kehamilan
Pastikan bahwa anda membawa cukup
vitamin untuk seluruh perjalanan, susu skim bubuk jika menurut perkiraan anda
tidak bisa mendapatkan susu segar yang sudah dipasteurisasi (tetapi hanya
mencampurkannya dengan air yang aman lihat bagian bawah), beberapa biskuit yang
terbuat dari bijian utuh dan makanan kecil favorit lain yang tidak mudah rusak,
plester jika peka terhadap mabuk perjalanan dan obat untuk sakit perut selama
perjalanan yang telah disetujui oleh dokter, sepatu yang nyaman dan menyediakan
cukup ruang untuk mengakomodasi pembengkakan kaki akibat berjalan atau bekerja
terlalu lama.
f.
Siapkan nama dokter spesialis kebidanan setempat
Dokter anda mungkin bisa memberikan nama
dokter lokal. Jika tidak, hubungi perkumpulan dokter setempat.
g.
Membawa catatan diet kehamilan
Mungkin anda sedang berlibur, tetapi
bayi anda tetap bekerja keras untuk tumbuh dan berkembang dan tetap memiliki
kebutuhan gizi yang sama.
h.
Jangan minum air ledeng
Jangan minum air ledeng atau bahkan
menyikat gigi dengannya kecuali yakin akan keamanannya. Jika di tempat tujuan
kemurnian air ledengnya diragukan, rencanakan untuk menggunakan air botol untuk
minum dan sikat gigi, atau bawa wadah perebus air atau pemanas yang dicelupkan
ke dalam air untuk mendidihkan air ledeng.
i.
Jangan berenang
Di beberapa area, danau dan lautnya
sudah tercemar. Tanyakan keamanan air di tempat tujuan anda untuk memastikan
keamanannya sebelum anda mencebur ke dalamnya. Juga berhati-hatilah dengan
kolam renang yang tidak diklorinasi dengan benar.
j.
Makan dengan hati- hati
Di beberapa area, mungkin tidak aman
untuk memakan sayur atau buah yang mentah dan tidak dikupas. Di semua area,
hindari makanan matang yang sekedar hangat atau bersuhu ruangan, seperti
daging, ikan dan unggas mentah atau
setengah matang, serta produk susu yang tidak dipasteurisasi atau tidak
disimpan dalam lemari pendingin dan makanan yang dijual di pinggir jalan bahkan
jika makanannya panas.
k.
Mencegah ketidakaturan buang air besar
Perubahan jadwal dan diet bisa
memperparah masalah sembelit. Untuk menhindarinya, pastikan bahwa anda cukup
mendapatkan ketiga pencegah sembelit: serat, cairan dan olahraga. Mungkin juga
membantu jika anda makan sarapan sedikit lebih awal sehingga anda mempunyai
waktu untuk duduk di kamar mandi sebelum anda harus berangkat pergi.
l.
Buang air kecil atau besar ketika merasakan dorongannya
Jangan memberi kesempatan pada infeksi
saluran kemih atau sembelit dengan meninda perjalanan ke kamar mandi. Pergilah
segera mungkin ketika merasakan dorongannya.
m.
Mendapatkan dukungan yang dibutuhkan
Yaitu dukungan dari stocking. Terutama
jika anda sedang mengalami varises tetapi bahkan jika anda menduga bahwa anda
peka terhadapnya kenakan stocking yang memberi sanggahan ketika anda akan
banyak duduk. Misalnya di dalam mobil, pesawat atau kereta api.
n.
Tetap bergerak
Duduk lama akan menghambat peredaran
darah di tungkai, jadi pastikan bahwa anda sering bergerak di tempat duduk
anda, meregangkan, menekuk, menggoyangkan dan memijat tungkai dan jangan
menyilangkan kaki. Jika mungkin, lepaskan sepatu dan tinggikan kaki. Bangunlah
sedikitnya satu atau dua jam sekali untuk berjalan di sepanjang gang, ketika
anda berada di pesawat udara atau kereta api. Ketika mengadakan perjalanan
dengan mobil jangan berjalan selama dua jam tanpa berhenti sebentar untuk
berjalan dan meregang. Ketika duduk lakukan gerak badan sederhana.
o.
Jika perjalanan dengan pesawat udara
Tanyakan terlebih dahulu apakah
perusahaan memiliki peraturan untuk ibu hamil. Aturlah terlebih dahulu agar
bisa duduk di bagian yang atapnya lebih tinggi atau jika tidak ada pemesanan
tempat duduk, lakukanlah sebelum anda naik ke pesawat. Jangan melakukan
penerbangan di kabin yang tekanan udaranyatidak disesuaikan ketika memesan
tiket pesawat tanyakan apakah tersedia makanan yang menyediakan protein. Kenakan
sabuk keselamatan dengan nyaman di bawah perut.
p.
Jika perjalanan dengan mobil
Untuk perjalanan panjang, pastikan
tempat duduk nyaman. Jika tidak, pertimbangkan untuk membeli atau meminjam
bantal khusus untuk menyangga punggung. Jika anda mengemudi, duduklah semundur
mungkin dan angkat tangkai kemudi sejauh mungkin dari perut anda. Selalu
kenakan sabuk keselamatan.
q.
Jika perjalanan dengan kereta api
Periksa untuk memastikan bahwa ada
gerbong makan dengan menu yang lengkap. Jika melakukan perjalanan malam,
mintalah tempat duduk dimana anda bisa tidur. Bawalah makanan besar atau kecil
yang memadai.
KEBUTUHAN PERSIAPAN LAKTASI
ASI
(Air Susu Ibu) merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar
payudara wanita melalui proses laktasi. ASI terdiri dari berbagai komponen gizi
dan non gizi. Komposisi ASI tidak sama selama periode menyusui, pada
akhir menyusui kadar lemak 4-5 kali dan kadar protein 1,5 kali lebih
tinggi daripada awal menyusui. Juga
terjadi variasi dari hari ke hari selama periode laktasi. Keberhasilan
laktasi dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan saat kehamilan. Kondisi
sebelum kehamilan ditentukan oleh perkembangan payudara saat lahir
dan saat pubertas. Pada saat kehamilan yaitu trimester II payudara
mengalami pembesaran karena pertumbuhan dan difrensiasi dari
lobuloalveolar dan sel epitel payudara. Pada saat pembesaran payudara ini
hormon prolaktin dan laktogen placenta aktif bekerja yang berperan dalam
produksi ASI.
Sekresi ASI diatur oleh hormon prolaktin dan oksitosin.
Prolaktin menghasilkan ASI dalam alveolar dan bekerjanya prolaktin ini
dipengaruhi oleh lama dan frekuensi pengisapan ( suckling). Hormon
oksitosin disekresi oleh kelenjar pituitary sebagai respon adanya
suckling yang akan menstimulasi sel-sel mioepitel untuk mengeluarkan (
ejection) ASI. Hal ini dikenal dengan milk ejection reflex
atau let down reflex yaitu mengalirnya
ASI
dari simpanan alveoli ke lacteal sinuses sehingga dapat dihisap bayi
melalui puting susu. Terdapat tiga bentuk ASI
dengan karakteristik dan komposisi berbeda yaitu kolostrum, ASI transisi,
dan ASI matang (mature). Kolostrum adalah cairan yang dihasilkan oleh
kelenjar payudara setelah melahirkan (4-7 hari) yang berbeda
karakteristik fisik dan komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150 –
300 ml/hari. ASI transisi adalah ASI yang dihasilkan setelah kolostrum
(8-20 hari) dimana kadar lemak dan laktosa lebih tinggi dan kadar protein,
mineral lebih rendah.
ASI matang adalah ASI yang dihasilkan 21 hari setelah melahirkan dengan
volume bervariasi yaitu 300 – 850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi
saat laktasi. Volume ASI pada tahun pertama adalah 400 – 700 ml/24 jam,
tahun kedua 200 – 400 ml/24 jam, dan sesudahnya 200 ml/24 jam. Dinegara
industri rata-rata volume ASI pada bayi dibawah usia 6 bulan adalah 750
gr/hari dengan kisaran 450 – 1200 gr/hari (ACC/SCN, 1991). Pada studi
Nasution.A (2003) volume ASI bayi usia 4 bulan adalah 500 – 800 gr/hari,
bayi usia 5 bulan adalah 400 – 600 gr/hari, dan bayi usia 6 bulan adalah
350 – 500 gr/hari.
Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung
pada stimulasi pada kelenjar payudara terutama pada minggu pertama
laktasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI
antara lain :
1. Frekuensi Penyusuan
Pada ibu dengan bayi prematur disimpulkan bahwa produksi.
ASI akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama
bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi
prematur belum dapat menyusu. Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi
cukup bulan menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama
2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI
yang cukup. Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling
sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi
penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar
payudara.
2. Berat Lahir
Mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume
ASI. Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan
lama penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari
kedua dan usia 1 bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan mengisap
yang mengakibatkan perbedaan intik yang besar dibanding bayi yang
mendapat formula. Menemukan hubungan positif berat lahir bayi dengan
frekuensi dan lama menyusui selama 14 hari pertama setelah lahir. Bayi berat
lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah
dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan mengisap
ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang
lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi
stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.
3. Umur Kehamilan saat
Melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intik ASI.
Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari
34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif sehingga
produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya
kemampuan mengisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang
rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.
4. Umur dan Paritas
Umur dan paritas tidak berhubungan atau kecil hubungannya
dengan produksi ASI yang diukur sebagai intik bayi terhadap ASI.Menemukan
bahwa pada ibu menyusui usia remaja dengan gizi baik, intik ASI mencukupi
berdasarkan pengukuran pertumbuhan 22 bayi dari 25 bayi. Pada ibu yang
melahirkan lebih dari satu kali, produksi ASI pada hari keempat setelah
melahirkan lebih tinggi dibanding ibu yang melahirkan pertama kali.
5. Stres dan Penyakit Akut
Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi
sehingga mempengaruhi produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI.
Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan nyaman.
Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji dampak dari berbagai tipe
stres ibu khususnya kecemasan dan tekanan darah terhadap produksi ASI.
Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu proses laktasi
dapat mempengaruhi produksi ASI.
6. Konsumsi Rokok
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan
mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok
akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat
pelepasan oksitosin. Studi Lyon,(1983); Matheson, (1989) menunjukkan
adanya hubungan antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume ASI
tidak diukur secara langsung.
Ada dua cara untuk mengukur produksi ASI yaitu
penimbangan berat badan bayi sebelum dan setelah menyusui; dan
pengosongan payudara. Kurva berat badan bayi merupakan cara termudah
untuk menentukan cukup tidaknya produksi ASI, meliputi protein, karbohidrat,
dan lemak berasal dari sintesis dalam kelenjar payudara dan transfer dari
plasma ke ASI, sedangkan vitamin dan mineral berasal dari transfer plasma
ke ASI. Semua fenomena fisiologi dan biokimia yang mempengaruhi komposisi
plasma dapat juga mempengaruhi komposisi ASI. Komposisi ASI dapat
dimodifikasi oleh hormon yang mempengaruhi sintesis dalam kelenjar payudara
Aspek gizi ibu yang dapat berdampak terhadap komposisi
ASI adalah intik pangan aktual, cadangan gizi, dan gangguan dalam
penggunaan zat gizi. Perubahan status gizi ibu yang mengubah komposisi
ASI dapat berdampak positif, netral, atau negatif terhadap bayi yang disusui.
Bila asupan gizi ibu berkurang tetapi kadar zat gizi dalam ASI dan volume
ASI tidak berubah maka zat gizi untuk sintesis ASI diambil dari cadangan
ibu atau jaringan ibu. Komposisi ASI tidak konstan dan beberapa faktor
fisiologi dan faktor non fisiologi berperan secara langsung dan tidak
langsung. Faktor fisiologi meliputi umur penyusuan, waktu penyusuan, status
gizi ibu, penyakit akut, dan pil kontrasepsi. Faktor non fisiologi
meliputi aspek lingkungan, konsumsi rokok dan alkohol (Matheson, 1989).
PERSIAPAN PERSALINAN DAN
KELAHIRAN BAYI
Agar persalinan berjalan lancar dan
tidak lagi perlu khawatir terhadap apa dan bagaimana persiapan selama
persalinan berjalan, tidak ada salahnya jika jauh-jauh hari mempersiapkan
kebutuhan persalinan tersebut.
Berikut beberapa hal yang wajib untuk
persiapkan ;
1.
Membuat rencana persalinan, meliputi :
a.
tempat persalinan
b.
memilih tenaga kesehatan
terlatih
c.
bagaimana cara menghubungi
tenaga kesehatan terlatih tersebut
d.
bagaimana transportasi yang
bisa digunakan untuk ke tempat persalinan tersebut
e.
siapa yang akan menemani
persalinan
f.
berapa biaya yang dibutuhkan,
dan bagaimana cara megumpulkannya
g.
siapa yang kan menjaga
keluarganya jika ibu melahirkan
2.
Membuat rencana pembuatan keputusan jika kegawat
daruratan pada saat pembuat keputusan utama tidak ada
a.
siapa pembuat keputusan utama
dalam keluarga
b.
siapa yang akan membuat
keputusan jika si pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawat
daruratan
3.
Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan
a.
dimana ibu akan melahirkan
b.
bagaimana cara menjangkaunya
c.
kemana ibu mau dirujuk
d.
bagaimana cara mendapatkan
dana
e.
bagaimana cara mencari donor
darah
4.
Mempersiapkan barang-barang yang diperlukan untuk
persalinan
a.
kain panjang 4 buah
b.
pembalut wanita
c.
handuk, waslap, alat mandi, alat
make up
d.
pakaian terbuka depan, gurita
ibu, BH
e.
pakaian bayi, minyak telon
f.
tas plastik
B. YANG HARUS DISIAPKAN
Setelah minggu-minggu terakhir kehamilan
waktu persiapan akan terasa begitu sedikit. Dan kapan waktu persalinan akan
terjadi kadang tak dapat dipastikan. Adalah lebih baik jika sudah mempersiapkan
apa saja yang harus dibawa ke rumah sakit pada saat hari yang ditunggu tersebut
tiba.
Setelah kehamilan mencapai sekitar 7 bulan atau akhir kehamilan 28 minggu persiapkanlah barang-barang untuk persalinan yang akan dibawa ke rumah sakit dan masukkan kedalam satu tas khusus. Dan tidak boleh lupa memberitahukan suami mengenai tas khusus yang telah persiapkan ini. Sehingga bila harinya tiba semuanya telah siap dan suami tidak lupa untuk membawa serta tas besar yang telah di persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya ini.
Setelah kehamilan mencapai sekitar 7 bulan atau akhir kehamilan 28 minggu persiapkanlah barang-barang untuk persalinan yang akan dibawa ke rumah sakit dan masukkan kedalam satu tas khusus. Dan tidak boleh lupa memberitahukan suami mengenai tas khusus yang telah persiapkan ini. Sehingga bila harinya tiba semuanya telah siap dan suami tidak lupa untuk membawa serta tas besar yang telah di persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya ini.
1. Beberapa
barang yang diperlukan untuk IBU di rumah sakit
a. Baju tidur
Bawalah baju tidur yang nyaman untuk anda
pakai, sebaiknya yang mempunyai kancing di bagian depan sehingga mempermudah
untuk menyusui bayi. Bawalah baju tidur dengan jumlah yang cukup dapat
memperkirakan untuk persalinan normal atau alamiah biasanya 2 hari dan untuk
persalinan operasi Caesar dibutuhkan 4-5 hari.
b. 1 set baju untuk pulang dari rumah sakit
b. 1 set baju untuk pulang dari rumah sakit
mungkin masih tetap terlihat seperti hamil,
karena butuh waktu untuk tubuh kembali ke bentuk semula. Untuk itu bawalah baju
yang nyaman, dan tidak sempit.
c. Sandal
c. Sandal
Untuk anda berjalan sepanjang koridor
rumah sakit dan juga menjaga kaki anda untuk tetap hangat.
d. Pakaian dalam
d. Pakaian dalam
Bawalah BH untuk menyusui dan celana dalam
secukupnya.
e. Pembalut wanita khusus untuk ibu bersalin.
e. Pembalut wanita khusus untuk ibu bersalin.
f. Gurita atau korset untuk ibu baru bersalin.
2. Keperluan untuk BAYI
Biasanya keperluan bayi akan disediakan
oleh rumah sakit.Kita cukup menyediakan persiapan untuk pulang dari rumah
sakit.
a. Popok
b. Baju bayi
a. Popok
b. Baju bayi
c. Selimut atau Bedong.
d. Kaos kaki dan tanggan.
e. Gendongan.
d. Kaos kaki dan tanggan.
e. Gendongan.
Persiapkanlah apa yang perlu anda bawa
ke Rumah Sakit untuk persiapan persalinan dalam 1 tas dan letakkan ditempat
yang mudah dijangkau dan jangan lupa memberitahu pasangan tentang tas itu
C. PERSIAPAN DANA
Persalinan normal umumnya membutuhkan biaya yang relatif ringan. Namun, bila persalinan diperkirakan harus dilakukan dengan tindakan operatif, maka persiapan dana yang lumayan besar harus segera dilakukan. Untuk mengetahui apakah nanti akan dilakukan sesar, pasangan harus selalu berkonsultasi ke dokter. Lewat konsultasi ini diharapkan, segala kemungkinan yang bakal terjadi bisa lebih dicermati.
Bila diperkirakan lahir dengan sesar, pasangan tentunya sudah bisa berancang-ancang mempersiapkan dananya sejak jauh hari. Bila dana sudah terkumpul, otomatis beban mental suami juga bisa lebih teratasi
D. Suami SIAGA
Persiapan mental suami, sangat
diperlukan dalam menghadapi hal-hal berikut ini.
1. Perubahan Fisik & Mental Istri
1. Perubahan Fisik & Mental Istri
Di trimester awal biasanya perubahan
pada ibu terjadi secara menyolok. Meningkatnya produksi hormon progesteron
membuat sikapnya sering berubah-ubah sesuai mood yang sedang dialaminya saat
itu. Kadang gembira, sedih, marah-marah, ketus, dan sebagainya.
2. Fase Ngidam
Bukan hanya mual-muntah, seringkali
masih di trimester pertama, istri juga memiliki permintaan yang aneh-aneh.
Tengah malam misalnya, tahu-tahu istri ingin minum air kelapa.
3. Mengantar Istri ke Dokter
Tak kalah penting, meskipun sibuk sebaiknya suami menyediakan waktunya untuk mengantar istri ke dokter karena ini merupakan salah satu hal yang dapat mengangkat psikis ibu dalam memelihara kehamilannya.
Jadi, baik suami maupun istri, keduanya harus saling berusaha menepati jadwal yang sebelumnya bisa disesuaikan bersama. Dengan menyaksikan dan terlibat dalam proses pemeriksaan, akan timbul empati suami terhadap istri dan anak yang tengah dikandungnya. Hal ini penting untuk kelanjutan pemeliharaan kandungannya. Selain itu, suami pun bisa bertanya ke dokter tentang hal-hal yang sering ditemukan dan dikeluhkan istri. Dari penjelasan yang diberikan dokter, otomatis kondisi mental suami bisa lebih terjaga.
Tak hanya ke dokter, bila ada waktu, suami pun sebaiknya menemani istri menjalani program senam hamil. Senam ini diyakini sangat membantu ibu menghadapi persalinan. Tidak hanya istri, suami pun perlu mengetahui berbagai tahapan dan kendala yang mungkin terjadi saat persalinan. Bila nanti istri panik, suami akan tahu cara menghadapinya. Suami juga bisa memantau perilaku istri ketika bersalin. Bila terjadi kesalahan, suami bisa langsung mengoreaksinya. Bila hal ini dapat dilakukan dengan baik, tentu beban istri saat melahirkan bisa dikurangi dan kondisi mentalnya akan naik sehingga persalinan bisa berjalan lancar.
Bayangkan kalau istri tidak pernah ikut senam hamil dan suami tidak punya pengetahuan sedikit pun tentang persalinan. Ketika istri berteriak-teriak, misalnya, suami bisa-bisa bukannya membantu tapi malah ikut panik.
4. Beban Menghadapi Persalinan
Memasuki bulan-bulan terakhir, dimana
istri sudah bersiap menghadapi persalinan, sang suami harus mempersiapkan
mentalnya lebih kuat lagi. Pada periode trimester ke tiga akhir, selain beban
tubuh istri semakin berat, dia juga sering mengalami perasaan takut karena
membayangkan proses persalinan yang sulit dan kamar operasi. Oleh karena itu,
suami harus hadir sebagai pendamping yang bisa menyamankan kondisi istri.
5. Menemani Istri Bersalin
5. Menemani Istri Bersalin
Dukungan suami sangat diperlukan agar
psikis istri bisa terangkat saat menjalani proses persalinan. Dengan begitu
istri bisa lebih kuat, nyaman, percaya diri, dan ringan ketika bersalin. Saat
itu, rasa empati suami pun dapat tumbuh lebih dalam, sehingga penghargaan
terhadap perjuangan istri dan rasa sayang kepadanya bisa tumbuh lebih sempurna.
Memantau kesejahteraan bayi
Biasanya pada ibu hamil trimester I
belum terlalu memperhatikan tentang perkembangan janin mereka. Namun baru pada
trimester II ibu hamil lebih memperhatikan janin mereka dan memantau
perkembangannya. Contohnya seperti pemeriksaan USG. Ibu itu dapat melihat
gerakan janin yang ada pada perutnya
meraka baik dengan 3 dimensi maupun 4 dimensi. Jika terjadi ketidak
normalan pada janin mereka pun dapat terlihat sehingga dapat untuk mengetahui
sejak awal.
Ibu hamil pun juga bisa memantaunya
dengan cara memeriksa pada bidan, dan disitu akan di periksa leopold akan di
gelar DJJ oleh bidan. Selain itu ibu hamil dapat konsultasi baik keluhan maupun
saran kepada ibu bidan.
Ibu hamil dapat memantau tumbuh kembang janinnya sendiri dengan cara lebih
memperhatikan makannya apakah sudah cukup gizi atau belum. Pola di jaga karena
sebaiknya ibu hamil tidak boleh terlalu lelah, faktor lingkungan yang bersih
dan nyaman pun sangat di perlukan bagi ibu hamil.
KESIMPULAN
- Bahwa ASI (Air Susu Ibu) merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi.
- Kita dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI.
- Agar persalinan berjalan lancar dan tidak lagi perlu khawatir terhadap apa dan bagaimana persiapan selama persalinan berjalan.
- Ibu hamil harus mengutahui kesejahteraan janin dalam kandungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar