PROSES PENUAAN / AGING PROCESS


I. Pendahuluan
Proses penuaan (Aging process) pada seseorang adalah fenomena alamiah sebagai akibat bertambahnya umur, oleh karena itu fenomena ini bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu keadaan yang wajar yang bersifat universal dan bila tidak diantisipasi dengan baik akan menimbulkan berbagi masalah.
Usia lanjut merupakan masa yang cendrung penuh dengan berbagai gangguan kesehatan . Sedikitnya, banyak orang diusia lanjut yang mengeluhkan kondisi fisik dan mental tidak sebugar ketika masih muda dahulu. Padahal , hidup diusia lanjut tidak selalu harus diidentikkan dengan berbagia gangguan kesehatan . Ada keadaan atau batas-batas tertentu masih dianggap normal sebagai perubahan perubahan akibat bertambahnya umur.
Seperti dilaporkan bahwa populasi usia lanjut didunia akan bertambah dengan cepat dibanding pertambahnya penduduk dunia seluruhnya , malahan relatif akan lebih besar dinegara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Populasi usia lanjut di Indonesia diproyeksikan antara tahun 1990 – 2025 akan naik 414% , suatu angka tertinggi diseluruh dunia ( united state bureau of census 1993). Lagi pula Indonesia tahun 2000 akan merupakan negara urutan ke 4 dengan jumlah usia lanjut paling banyak sesudah China, India & USA.
Secara hakiki tidak diketahui apa sebenarnya proses menua itu, mengapa tejadi dan kapan mulai, sebagai mana halnya belum diketahui pula dengan jelas apa sebenarnya kehidupan itu sendiri.
Dibawah ini dijelaskan secara singkat Proses Penuaan dan konsekwensinya, fenomena Neuropsikogeriatri yang sering ditemui pada usia lanjut serta termasuk penanganannya.
II. Definisi dan Batasan.
Banyak definisi yang tidak seragam tentang proses penuaan, menurut Strehler:
“Ageing processes are the changes related to time , which are universal , intrinsic,detrimental and progressive and which lead to a decreased adaptability to the enviroment and thus to diminished change for survival of organism”. Dalam arti luas ageing process didefinisikan sebagai : Seluruh perubahan yang terjadi pada salah satu organ tubuh dari saat konsepsi sampai saat kematian, jadi berhubungan dengan perubahan-perubahan positip seperti pertumbuhan dan penyusaian yang merupakan bagian dari proses “ageing”.
Gerontology : “ Scientific study of phenomena of olg age”.
Geriatric : “Branch of medical science which is concerned with olg age and its disease”.
Menurut WHO usia lanjut : – Elderly ( 64 – 74 th)
- Old (75 – 90 th ).
- Very old ( > 90 th)
Indonesia usia lanjut : – Menjelang lanjut usia ( 45 – 54 th )
- Presenile senile ( 55 – 64 th )
- Senile ( > 65 th )
III. Proses Penuaan Dan konsekwnsinya .
Proses penuaan pada seseorang sebenarnya sudah berlangsung sejak pembuahan/konsepsi sampai pada saat kematian. Kemudian dalam perjalanannya akan dipengaruhi oleh variabel-variabel:
- Kultural dan Etnik
- Polesan genetik dan warisan
- Kondisi fisiologis pada waktu konsepsi dan kelahiran
- Pertumbuhan dan maturasi
- Lingkungan, sistem famili dan hubungan kemaknaan
lainnya.
Secara selektif yang banyak dianut dan didiskusikan adalah manifestasi dari “ Biopsikososial “ dikemudian hari.
A. Teori Psikobiologi :
Teori Biologycal Programing, menjelaskan bahwa memori dan Kapasitas untuk mengakhiri kehidupan sel, tersimpang dalam sel itu sendiri. Studi Laboratorium dari Hayflick dkk, menjelaskan bahwa normal human fibroblast manusia bila dikultur, maka sifat penggangdaannya terbatas kemudian mati sering disebut “ a human biologycal clock”.
Teori Wear & Tear , menjelaskan bahwa perubahan fungsional dan struktural yang muncul dipecepat oleh abuse dan diperlambat oleh care.
Teori Stress-adaptasi , meninjau efek positip dan negatip dalam perkembangan fisik dan psikis, stress tidak selalu memberi efek negatip pada setiap individu, bahkan dapat menstimulasi individu untuk mencoba cara-cara baru dalam beradaptasi. Ada pendapat bahwa stress sebenarnya mempercepat proses penuaan, namun sedikit bukti yang substantif tentang kesimpulan tersebut.


B. Teori Psikososial :
Teori pelepasan, menjelaskan bahwa orang tua dan masyarakat bersama-sama menarik diri dari interaksi aktif dalam proses penuaan. Penarikan ini dianggap sebagai karakteristik efek psikologis dan penyesuaian dari usia lanjut.
Teori aktivitas muncul akibat reaksi perspektif negatip dari pada teori pelepasan .
Teori kehidupan/pengalaman masa lalu ( life review theory) kembalinya secara progressif hal-hal yang disadari pada pengalaman masa lalu dan bangkitnya kembali konflik-konfik yang tak terselesaikan dimana dicoba untuk diintegrasikan kembali.
Teori Personality : Refleksi kehidupan dan pencapaian integritas Ego atau keputusasaan (despair) (Erikson theory).
teori tersebut diatas dapat mempengaruhi cepat lambatnya proses penuaan termasuk dalam bidang Neurobiologi khususnya perubahan pada sistem saraf pusat.
Proses penuaan mengakibatkan terganggunya berbagai organ didalam tubuh seperti sistem Gastro Intestinal, Sistem Genito Urinari, Sistem Endokrin, Sistem Immunologis Sistem serebrovaskulair dan Sistem saraf pusat, cardiovaskulair dsb.
Perubahan yang terjadi pada otak mulai dari tingkat molekuler terjadi Chemical deterioration, enzim terjadi Enzyme synthesis/denaturation, chromatin/histones terjadi Differential expression of genes, sampai pada struktur dan fungsi organ otak akibat dari perubahan tersebut maka konsekwensinya kemungkinan terjadi penurunan cerebral metabolic rate for glocose pada daerah tertentu, penurunan cerebral blood flow pada daerah tertentu, modifikasi selektif dari metabolisme neurotransmitter, nampak adanya plaque dan neurofiblary tangles, intraneuronal lipofusion, secara selektif deteroriasi axon,dendrit dan sinaps, selektif dan regional neuronall loss, pembesaran ventrikel sampai akhirnya pada atropi dari pada otak. Berat otak mengalami kekurangan ? 7% dari
Berat sebelumnya.
Akibat diatas maka fenomena yang muncul adalah adanya perubahan Struktural dan fisiologis, kemampuan sensoris, insomnia, personaliti, gangguan seksual dan gangguan kognitif perubahan ini bisa primer atau sekunder. Sehingga bisa menimbulkan berbagai gangguan jiwa seperti depresi, kecemasan dan psikotik dan ggn saraf dementia,delirium, parkinson dsb.
IV. Penanganan.
l. Life review theraphy.
Befungsi sebagai psikotherapi yang positip, sarana kesempatan individu untuk mengrefleksikan kehidupannya, menyelesaikan , reorganisasi dan reintegrasi persoalan dan penekanan persoalan-persoalan. Ini dapat dilakukan baik individu maupun kelompok. Menempatkan setiap individu dalam keadaan tentram, nyaman dan aman.
2. Reminiscing groups.
Menyerupai life review, dimana difokuskan dengan mengulangi pengalaman-pengalamn dan kejadian-kejadian diawal kehidupan. Reminiscing mengcakup 2 cara yaitu masa lalu dan masa yang sedang berlangsuhng .
3. Orientasi realitas.
Telah berkembang sebgai suatu program terapi spesifik pada usia lanjut dalam suatu institusi. Baik dalam waktu 24 jam maupuin ruangan dalam kelas. Orintasi realitas mempunyai potensi mencegah konfuse.


4. Kognitif treining.
Banyak penelitian sementara berjalan dengan menggunakan kognitif treining dan stimulasi . Probleme solving , memori treining dan exercise mempunyai bukti efektif dalam meningkatkan jangka waktu perhatian, efisien mengingat dan kemampuan mempelajari hal yang baru .
5. Terapi relaksasi.
Dalam meningkatkan perasaan fisik yang nyaman , relaksasi mempunyai potensi dalam pengeluaran ketegangan dan mengurangi stress.
6. Support & counseling groups.
Groups ini menyiapkan therapeutic outlets untuk pasien dan famili.
7. Pengguanaan Humor.
Kemampuan untuk ketawa seorang diri dan melihat ironi dalam kejadian-kejadian sehari-hari dapat sebagai sarana efektif lepas dari frustrsi, marah , kecemasan dan stress. Menggalakkan humor lewat joke, joke telling, story telling dan kartoon dapat sebagai terapi.
8. Pendidikan keluarga dan pasien.
Pasien & Keluarga sebagai konsumer yang lebih tahu tentang pelayanan kesehatan , memerlukan pendidikan yang akan memberi dampak dalam penanganan masalah usia lanjut.
9. Pengikatan/Pembatasan keleluasaan.
Mengurangi dan menghentikan aktivitas yang dapat membahayakan diri sendiri dan orng lain.

10. Penggunaan psikofarmaka.
Selain efek yang menguntungkan, juga efek sampaing yang tidak diharapkan . Ini akibat perubahan organ dan jaringan tubuh sehingga sulit di distribusi, absorpsi, metabolisme dan ekskresi. Homeostasis yang kurang responsif sehingga menimbulkan efek samping.
Proses penuaan sering diidetikkan dengan stadium pengakhiran kehidupan dengan ditandai penurunan kemampuan dari berbagai keadaan sebelumnya.
Namun beberapa konsep alternatif yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dengan perubahan pada otak khususnya sistem saraf pusat hubungannya dengan proses penuaan.
1. Beberapa aspek dari neurobiologi jelas mengalami perubahan sesuai dengan kelangsungan kehidupan. Tidak ada dikotomi antara umur tua dan umur muda , sepanjang struktur dan fungsi masih berjalan sepanjang masa.
2. Ada perbedaan yang besar antara individu dengan dampak dari proses ketuaan.
3. Dimungkinkan bahwa perubahan-perubahan oleh karena ketuaan pada sistem saraf sentral hanya superfisial saja yang nampak mengganggu, mungkin hanya keadaan normal atau adjustment.
4. Proses penuaan pada sistem saraf pusat bukan sebagai stadium terminal atau keadaan kritis tetapi sebagai gambaran perkembanagan yang dimulai dari konsepsi sampai saat kematian.
5. Yang paling penting bagaimana dapat diketahui proses penuaan masih dalam batas normal. Tetapi sangat sulit ditentukan apakah kelainan ini masih dianggap normal atau mungkin dari dampak akumulasi dari berbagi keadaan patologis. Oleh karena itu pada stadium permualaan harus dimengerti proses terjadinya penuaan tersebut.
Meskipun pengaruh penuaan pada sistem saraf pusat sangat penting dengan timbulnya masalah psikiatri seperti menetukan perubahan fungsi-fungsi neurobiologi dan neurochemistri yang memungkinkan rentang terhadap berbagai gangguan jiwa dan responsitas bila diberi pengobatasn serta adanya signal dalam terjadinya gangguan jiwa .
Akhirnya dengan mengetahui Neurobioligik dari pada normal aging kita dapat mengetahui etiologi dari pada gangguan mental pada usia lanjut bukan hanya menentukan perubahan neural substrat dari pada kehidupan mental tetapi juga dapat menjelaskan cara yang dapat mempengaruhi kapasitas dan strategi interaktif antara pengaruh stressor lingkungan dan proses terjadinya usia lanjut.
V. Tindak lanjut.
Sudah saatnya usia lanjut ini ditangani secara komprehensif baik pemeriksaan maupun terapi. Usia lanjut ditangani bukan saja oleh petugas kesehatan dari berbagai tingkatan tetapi sebaiknya diikutkan pula masyarakat/ LSM. Perlu penyebaran seluas-luasnya berupa leaf leat tentang tanda-tanda usia lanjut, promosi,preventif, penanganan dan rehabiltasi kepada masyarakat luas.
Menurut Dr. Maria Sulindro, direktur medis Pasadena anti-aging, AS, Proses penuaan tidak terjadi serta merta melainkan secara bertahap dan secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 fase.
1. Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi hormone mulai berkurang dan mulai terjadi kerusakan sel tapi tidak memberi pengaruh pada kesehatan. Tubuh pun masih bugar terus
2. Pada usia 35-45 tahun, produksi hormon sudah menurun sebanyak 25%. Tubuh pun mulai mengalami penuaan. Pada masa ini, mata mulai mengalami rabun dekat sehingga perlu menggunakan kacamata berlensa plus, rambut mulai beruban, stamina tubuh pun berkurang. Bila pada masa ini dan sebelumnya, anda melakukan gaya hidup yang tidak sehat bisa berisiko terkena kanker.

3. Terjadi pada usia 45 tahun ke atas. Pada masa ini produksi hormon sudah berkurang hingga akhirnya berhenti sama sekali. Kaum perempuan mengalami masa yang disebut menopause sedangkan kaum proa mengalami masa andropause. Pada masa ini kulit  pun menjadi kering karena mengalami dehidrasi, tubuh menjadi cepat capek. Berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, osteoporosis, hipertensi dan penyakit jantung koroner mulai menyerang.
Masih menurut dr. Maria Sulindro, cepat lambatnya penuaan, 30% dipengaruhi oleh faktor genetika, kalau anggota keluarga cenderung  awet muda. Anda pun besar kemungkinan akan berpenampilan awet muda. Sedangkan proses penuaan selanjutnya tergantung dari gaya hidup, gaya hidup yang penuh stres, kurang istirahat, banyak makan makanan berlemak dan berkalori tinggi, kurang gerak serta hidup di lingkungan yang penuh polusi akan merusak sel sehingga menjadi lebih tua. Akibatnya , anda pun mengalami penuaan usia biologik.

1 komentar:

Rizki Kurniadi mengatakan...

terimakasih infonya... semoga bermanfaat bagi kita semua, terutama bidang keperawatan....