SKOR
|
0
|
1
|
2
|
|
A
P
G
A
R
|
Warna kulit
Frekuensi jantung
Reaksi thdp rangsangan
Aktifitas
Respirasi/pernafasan
|
Pucat
Tdk ada
Tdk ada
Lumpuh
Tdk ada
|
Tbh merah/Ekstermitas biru
Dibawah 100 x
Sedikit gerakan
Sedikit gerakan
Lemah tdk teratur
|
Seluruh tubuh kemerah-merahan
Di atas 100 x
Menangis/batuk dan bersin
Gerakan aktif
Menangis kuat
|
A.PENGERTIAN
Terisapnya cairan amnion yang tercemar mekonium ke dalam paru yang dapat terjadi pada saat intra uterin, persalinan dan kelahiran.
B. ETIOLOGI
- Riwayat persalinan postmatur
- Riwayat janin tumbuh lambat
- Riwayat kesulitan persalinan, riwayat gawat janin, asfiksia berat
- Riwayat persalinan dengan air ketuban bercampur mekonium
1. Definisi:
Asfiksia neonatorum adalah kadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia jnin
dalam iterus dan hipoksia ini berhubungan dengan factor-faktor yang timbul
dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah lahir.
2. Penyebab:
Asfiksia neoatorum disebabkan oleh beberapa factor, yaitu:
Etiologi
dan faktor predisposisi
Hipoksia janin yang menyebabkan
asfiksia neonatorum terjadi karena gangguan pertukaran gas serta transport O2
dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalam menghilangkan CO2. Gangguan ini dapat barlangsung secara
menahun akibat kondisi atau kelainan pada ibu selama kehamilan, atau secara
mendadk karena hal-hal yang diderita ibu dalam persalinan. Gangguan menahun
dalam kehamilan dapat berupa gizi ibu yang buruk, penyakit menahun seperti
anemia, hipertensi, penyakit jantug, dll. Hal ini dapat dicegah dengan
melakukan pemeriksaan antenatal secara sempurna.
Faktor-faktor dalam persalinan bersifat lebih mendadak dan hampir selalu
mengakibatkan anoksia atau hpoksia janin dan berakhir dengan asfiksia.
Factor-faktor yang mendadak ini terdiri atas:
Faktor dari pihak janin
a) Gangguan aliran darah dalam tali pusat
karena tekanan tali pusat.
b)
Depresi pernafasan karena obat-obat anastesia/analgetika yang diberikan kepada ibu, perdarahan intracranial dan kelainan
bawaan.
c)
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pcmbuluh
darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan
aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan : tali pusat menumbung, tali
pusat melilit leher kompresi tali pusat antar janin dan jalan lahir dan
lain-lain.
1. Faktor dari pihak ibu
a) Gangguan his, misalnya hipertoni dan
tetani uterus akibat penyakit atau obat.
b) Hipotensi mendadak pada ibu karena
perdarahan. Missal pada plasenta previa.
d) Hipertensi pada eklamsia.
e) Gangguan mendadak pada plasenta. Misal,
solusio plasenta, perdarahan plasenta.
2. Faktor
Neonatus
Depresi pusat pernapasan
pada bayi baun lahir dapat terjadi karena :
1. Pemakaian obat anestesia/analgetika yang
berlebihan pada ibu secara langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan
janin.
2. Trauma yang terjadi pada
persalinan, misalnya perdarah intrakranial. Kelainan konginental pada bayi,
misalnya hernia diafrakmatika atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasia
paru dan lain-lain.
Gangguan
homeostatis
Perubahan pertukaran gas dan traspor oksigen selama kehamilan dan
persalinan akan mempengaruhi oksigenasi sel-sel tubuh yang selanjutnya dapat
mengakibatkan gangguan fungsi sel. Gangguan fungsi ini dapat ringan serta
sementaa atau menetap, tergantung dari perubahan homeostatis yang terdapat pada
janin. Perubahan homeostatis ini berhubungan erat dengan beratnya dan lamanya
anoksia dan hipoksia yang diderita.
1. Patofisiologis
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada
masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkankan
asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien).Bila
terdapat gangguaan pertukaran gas/pengangkutan O2 selama kehamilan persalinan
akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fugsi sel
tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan
fungsi ini dapat reversibel/tidak tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia.
Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnu (Primany apnea)
disertai dengan penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan
memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan
teratur. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan
bayi selanjutnya berada dalam periode apnu kedua (Secondary apnea). Pada
tingkat ini ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah. Pada tingkat selanjutnya
akan terjadi perubahan kardiovaskuler yang disebabkan oleh beberapa keadaan
diantaranya hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi
jantung terjadinya asidosis metabolik akan mengakibatkan menurunnya sel
jaringan termasuk otot jantung sehinga menimbulkan kelemahan jantung dan
pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan menyebabkan akan tingginya
resistensinya pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan kesistem
tubuh lain akan mengalami gangguan. Asidosis dan gangguan kardiovaskuler yang
terjadi dalam tubuh berakibat buruk terhadap sel otak. Kerusakan sel otak yang
terjadi menimbuikan kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya.
Tanda
dan gejala:
Dapat diketahui melalui APGAR score.
a) Pernafasan lemah atau tidak teratur
b) Frekuensi nadi lemah. <100
c) Warna kulit pucat, atau kebiruan pada
ekstremitas.
d) Gerakan kurang aktif atau lemas.
Perubahan-perubahan yang
terjadi pada asfiksia:
- Menurunnya tekanan O2 arterial.
- Meningkatnya tekanan CO2
- turunnya pH darah.
- dipakainya simpanan glikogen tubuh untuk metabolism anaerobic.
- Terjadinya perubahan fungsi system kardiovaskuler.
1. Komplikasi:
Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak
dilakukan secara sempurna. Misalnya dapat terjadi gangguan pada otak, kerja
jantung dan kematian.
2. Penatalaksanaan
Dilakukan resusitasi. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna, prinsip dasar
yang perlu diingat adalah:
a) Menciptakan lingkungan yang baik bagi bayi
dan mengusahakan tetap benasnya jalan nafas
b)
Membeikan bantuan pernapasan secara aktif kepada bayi dengan usaha pernapasan
buatan.
c) Memperbaiki asidosis yang terjadi.
d) Menjaga agar peredaran darah tetap baik.
Tindakan-tindakan yang dilakukan pada bayi dapat dibagi dalam 2 golongan:
3. Tindakan umum
Dikerjakan pada setiap bayi tanpa melihat nilai APGAR. Segera setelah bayi
lahir, usahakan agar bayi mendapatkan pemanasan yang baik untuk mencegah
hilangnya panas dari tubuh. Dapat digunakan sinar lampu untuk pemanasan luar.
Diberi suntikan vitamin K pada bayi-bayi tertentu.ayi diletakkan dengan kepala
lebih rendah dan penghisapan saluran pernapasan bagian atas segera dilakukan
dengan hati-hati. Bila bayi belum memperlihatkan usaha bernafas, rangsangan
terhadapnya harus segera dilakuka. Hal ini dapat berupa rangsangan nyeri dengan
memukul kedua telapak kaki, menekan tendon Achilles, atau d
4. Tindakan
khusus
Prosedur yang dilakukan
disesuaikan dengan berat asfiksia yang timbul pada bayi, yang dinyatakan oleh
tinggi rendahnya nilai APGAR.
1. Asfiksia berat ( nilai APGAR 0-3 )
Resuitasi aktif dalam keadaan ini harus segera dilakukan. Langkah
utama ialah memperaiki entilasi paru-paru dengan memberikan O2 secarac
tekanan langsung dan berulang-ulang. Secara ideal napas buatan harus
dilkukan terlebih dahulu memasang manometer. Selanjutnya untuk memperoleh
tekanan positif yang lebih aman dan efektif, dapat digunakan dengan pompa
resusitasi.
Keadaan asfiksia berat ini hampir selalu disertai dengan asidosis yang
membutuhkan tindakan segera.Karena itu, bikarbonus natrikus 7,5 % harus segera
diberikan dengan dosis 2-4ml/kg BB. Di samping itu,glukosa 40% diberikan pula
dengan dosis 1-2ml/BB. Obat-obat ini harus diberikan secara hati-hati.
Bila setelah beberapa waktu pernapasan spontan tidak timbul dan frekuensi
jantung menurun ( kurang dari 100 permenit) maka pemberian obat-obat lain
sebaiknya segera dilakukan. Massage jantung dikerjakan dengan melakukan dengan
penekann di atas tulang dada secara teratur 80-100 kali permenit.
Tindakan ini dilakukan berselingan dengan napas buatan, yaitu setip kali
message jantung diikuti dengan 1kali napas buatan. Hal ini bertujuan
untuk bertujuan untuk menghindari kemungkinan terjadinya komplikasi pneumothoraks.
Bila tindakan-tindakan di atas tidak memberikan hasil yang diharapkan,
keadaan bayi harus dinilai lagi karena hal ini mungkin disebabkan oleh gangguan
keseimbangan asam dan basa yang belum diperbaiki seara semestinya, adanya
ganggan organic seperti hernia diafragmatika, atresia atau stenosis jalan
napas, dan lain-lain.
2. Asfiksia ringan-sedang (nilai APGAR
4-6)
Di sini dapat dicoba melakukan rangsangan untuk menimbulkan reflex
pernapasan. Hal ini dapat dikerjakan selama 30-60 menit setelah penilaian
APGAR 1 menit. Bila dalam waktu tersebut pernapasan buatan harus segera
dimulai. Pernapasan aktif yang sederhana sapat dilakukan seara pernapasan kodok
(frog breathing). Ara in I dikerjakan dengan memasukkan pipa ke dalam
hidung, dan O2 dialirkan dengan kecepatan 1-2 liter dalam 1
menit. Agar saluran napas bebas, bayi diletakkan dengan kepala dalam
dorsofleksi. Secara teratur dilakukan gerakan membka dan menutup lubang hidung
dan mulut dengan disertai dengan menggerakan dagu ke atas dank e bawah dalam
frekuensi 20kali semenit. Tindakan ini dilakukan dengan memperhatikan gerakan
dinding thorak dan abdomen. Pernapasan ini dihentikan bila setelah 1-2 menit
tidak juga dicapai hasil yang diharapkan, dan segera dilakukan pernapasan
buatan dengan tekanan positif secara tidak langsung. Pernapasan ini dapat
dilakukan dahulu dengan pernapasan dari mulut ke mulut.
Penilaian pada menit pertama
: dengan apgar skor nilai 5
SKOR
|
0
|
1
|
2
|
|
A
P
G
A
R
|
Warna kulit
Frekuensi jantung
Reaksi thdp rangsangan
Aktifitas
Respirasi/pernafasan
|
Tbh merah/Ekstermitas biru
90 x/mnt
Sedikit gerakan
Sedikit gerakan
Lemah tdk teratur
|
Penilaian pada menit ke dua
: dengan apgar skor nilai : 8
SKOR
|
0
|
1
|
2
|
|
A
P
G
A
R
|
Warna kulit
Frekuensi jantung
Reaksi thdp rangsangan
Aktifitas
Respirasi/pernafasan
|
Seluruh tubuh kemerah-merahan
130 x/mnt
Menangis/batuk dan bersin
Menangis kuat
|
Keadaan ibu:
Vital sing : TD : 110/70 mmhg,
ND: 76X/mnt, SH:37,7, RR:21X/mnt
G1P0A0 DKP His positip,blood
slem+,ketuban+folume sedikit warna hijau,bayi lahir tdk menangis langsung dan
saluran pernafasan masih banyak slem(cairan ketuban yg terminum) umur ibu 22
thn
Keadaan anak:
Nama : BY. MURTINI
Umur : 0 hari
Alamat : Kuala mulia
Jenis kelamin :
Perempuan
*.Bayi lahir tdk lang sung
menangis
*. BB Lahir 2600 gm
*. Panjang 49 cm
*. 110 X/mnt ( 2 )
*. Suhu 36 derajat selsius
*.Bayi lahir dengan tindakan sectio sesaria
*.Warna kulit dan ujung-2 extermitas pucat mengarah biru ( 1 )
*.pergeraka kurang aktif ( 1 )
*.Tonus otot sedang ( 1 )
*.Peka terhadap rangsangan meringis ( 1 )
*.Keadaan bayi d engan asfiksia sedang
*.Tindakan yg dilakukan resusitasi dan pembersihan jalan nafas serta
pemberian O2 2 Lt/mnt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar