Tempat Praktek : Ruang F Rumah Sakit Umum Pusat Suradji
Tirtonegoro Klaten
Tanggal : 17 Juli 2006
I.
Identitas diri
klien
Nama : Tn MJ Suku : Jawa
Umur : 66
tahun Pendidkan : SD
Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : PensiunanPNS
Alamat :
Tonggalan Klaten Tengah Lama
bekerja : 56 tahun
Tanggal masuk RS : 12 Juli 2006 Tgl.
Pengkajian : 17 Juli 2006
Status perkawinan :
Kawin Agama : Islam
Sumber Informasi :
Klien, Keluarga, CM No.
CM : 505972
II.
Riwayat penyakit
1.
Keluhan utama saat masuk RS: Susah
buang air kecil (BAK)
2.
Riwayat penyakit sekarang
Klien
datang ke IRD RS Dr Suradji Tirtonegoro tgl 12 Juli 2006 jam 11.00 dengan keluhan susah BAK,
nyeri perut bagian bawah, urine bercampur darah (+), klien tidak mual,
tidak muntah. Keluhan dirasakan sejak
tanggal 30 Juni 2006 langsung diperiksakan ke RS Dr Suradji dan kontrol
sebanyak tiga kali dan mendapat tindakan pemasangan DC dan pengobatan, kemudian
direncanakan tindakan operasi.
Tindakan yang telah dilakukan:
Tanggal 30 Juni 2006
·
Pasang
DC (di IRD)
·
Ciprofloxacin 2x 500 mg (oral)
·
Asam mefenamat 3x 500 mg (oral)
Tanggal
1 Juli 2006 (kontrol)
·
Ciprofloxacin 2x 500 mg (oral)
·
Asam mefenamat 3x 500 mg (oral
Tanggal
3 Juli 2006 (kontrol)
·
Spooling
DC (di IRD)
·
Ciprofloxacin 2x 500 mg (oral)
·
Asam mefenamat 3x 500 mg (oral)
Tanggal
14 Juli 2006
·
IVFD Na Cl 30 tpm
·
Ciprofloxacin 2x 500 mg (oral)
·
Asam mefenamat 3x 500 mg (oral)
Tanggal
15 Juli 2006
·
Konsul anesthesia (data TD: 130/90 mmHg, N: 90x/mnt, Hb: 9 g/dl)
·
Cek elektrolit
·
Puasa 8 jam sebelum OP
·
Lain-lain sesuai bedah
·
Sedia darah 2 kolf
Tanggal 17 Juli 2006, klien menjalani operasi:
(a)
Operasi dimulai jam 09.00 selesai jam 10.15 WIB.
(b)
Nama tindakan : Open Prostatektomi
(c)
Selesai operasi sebelum dibangsal dirawat di RR
(d)
Program terapi post operasi (ahli bedah):
-
Awasi KU/Vital Sign (VS)
-
Infus RL : D 5% : 2 : 2
-
Tirah baring 24 jam
-
Kalnex 3x1 ampul
-
Perawatan Irigasi:
Hari I : irigasi diguyur
Hari II : irigasi 60 tetes / menit
Hari III : Irigasi 40 tetes / menit
-
Posisi tidur : tidur terlentang
-
Traksi kateter dipertahankan dalam 24 jam post
operasi
-
Diet nasi (TKTP)
-
Remopain 3x1 ampul
-
Ciprofloxacin 2x200 mg
(e)
Perawatan Post operasi di bangsal
Perawatan post operasi open prostatektomi di bangsal
mengacu pada protap Post operasi BPH dan berdasarkan respon klinis (masalah
keperawatan) yang timbul setelah klien datang dibangsal, serta jenis anaestesi yang digunakan.
Jam 11.10 Post Operasi Klien tiba di ruangan, (1 jam
sebelum di bangsal terpapar suhu dingin di ruang operasi), sesuai laporan
operasi klien dianastesi dengan Regional anasthesia, dengan keadaan umum lemah,
kesadaran CM, TTV (TD 120/70 mmHg, N: 84 x/mnt, S :35,8˚ C, R: 20x/mnt, akral
dingin. Klien mengatakan “ngoplok” (menggigil). Klien tampak mengikuti intruksi
tidak akurat (kurang kooperatif) saat di ambil darah untuk pemeriksaan
laboratorium.
Laporan Anesthesi:
·
Operasi dimulai jam :
09.00 s.d 10.15.
·
Tehnik anasthesia Regional :
Spinal L3-L4, ICS (+)
·
Induksi Oksigenasi :
(+)
·
Maintenance :
O2
·
Macam obat :
Efedrin 10 mg, Nafroz 4 mg
·
Macam cairan :
1.
RL :
500 cc
2.
HES :
500 cc
3.
RL :-
·
Balance cairan :
a.
Masuk : RL 500 cc + Koloid HES 500 cc = 1000 cc
b.
Keluar : Perdarahan : 150 cc + Urine bag:800 cc =
950 cc
·
Perawatan di RR :
Pengawasan
TTV (TD: 120/80 mmHg, N : 80x/mnt, S:36oC) dan kesadaran, mencegah
kedinginan, pengawasan balance cairan, KU.
Alderte Score:
No
|
Variabel
|
Masuk
|
Keluar
|
Tiba dibangsal
|
1
2
3
4
5
|
Aktivitas motorik
Pernafasan
Tekanan darah
Kesadaran
Warna kulit
|
1
2
2
2
2
|
1
2
2
2
2
|
1
2
2
2
2
|
Skor total
|
9
|
9
|
9
|
Program medis (dokter Anesthesi):
·
Awasi KU /VS tiap 1/2 jam/24 jam
·
Kesakitan beri obat remopain 1amp
·
Program cairan:
-
RL : 20 - 30 tpm
-
Tidur terlentang 1 bantal/24 jam
-
Makan/minum biasa
-
Bila tensi Sistole < 100 mm Hg injeksi efedrin 10 mg iv.
3.
Riwayat penyakit dahulu.
Klien
tidak ada riwayat penyakit: DM, Jantung, Hipertensi, Asma dan tidak ada riwayat alergi baik makanan
maupun minuman.
4.
Diagnosa medik pada saat masuk RS,
pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah dilakukan:
b.
Diagnosa medik
Diagnosa
Kerja saat masuk Rumah sakit : Retensi urine suspect BPH
c.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan:
·
Foto RO Thorax, tanggal 14 Juli 2006:
Hasil: kesan Kardiomegali dengan awal bedungan pulmo
·
Pemeriksaan EKG tanggal 14 Juli 2006, Hasil: kesan normal
·
Pemeriksaan laboratorium
Darah
|
Satuan
|
Nilai normal
|
13 Juli 2006
|
17- 7- 2006
|
a.
Darah lengkap
·
WBC
·
RBC
·
HBG
·
HCT
·
MCV
·
MCH
·
MCHC
·
PLT
·
RDW
·
PDW
·
MPV
·
P-LCR
|
x10³/µL
x106 /µL
g/dl
%
Fl
Fl
Pg
x10³/µL
fl
fl
fl
%
|
4,5 - 10,3
4,7- 6,1
14- 18
42- 52
80- 100
27 - 31
33 - 37
150 - 450
35 - 47
9 – 13
7,1 – 11,1
15 - 25
|
11,7
3,81
9,0
28,8
75,6
28,6
31,3
460
46,8
10,6
9,0
19,2
|
7,2
3,34
7,9
26,0
77,8
23,7
30,4
313
-
-
-
-
|
b.
Def. counting
·
LYM
·
MDX
·
Neut
|
%
%
%
|
19 – 48
0 – 8
40 – 74
|
22,4
7,6
70,0
|
17,8
|
c.
Kimia darah
·
Kreatinin
·
Ureum
·
Glukosa
·
BUN
·
Na
·
K
·
Cl
|
Mg/dl
Mg/dl
Mgldl
Mg/dl
Mmol/l
Mmol/l
Mmol/l
|
-
-
-
-
135 -145
3,8 – 5,5
98 - 106
|
2,6
4,4
71
-
-
-
-
|
-
-
-
31,4
104
10,1
111
|
Kesan hasi pemeriksaan laboratorium:
Klien mengalami anemia (HGB : 9,0 mg/dl)
III.
Pengkajian saat ini Post Operasi Hari 0 (mulai hari
pertama merawat klien)
1.
Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan bahwa hari
ini telah dilakukan operasi prostat. Sewaktu periksa di poliklinik, klien
dijelaskan oleh dokter bahwa bagian yang dioperasi adalah pada perut bagian
bawah.
2.
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan
Klien mengatakan belum
mengetahui perawatan dan pengobatan setelah dilakukan operasi dan setelah
pulang dari rumah sakit. “saya belum tahu perawatan dan pengobatan setelah operasi”.
3.
Pola nutrisi dan metabolik :
Program diet di RS : Diet post
operasi nasi biasa (bebas),TKTP
Intake makanan :
Sebelum sakit hingga hari kemarin klien tidak ada keluhan dalam makan dan
selalu menghabiskan porsi makan yang disajikan. Sejak jam 24.00 semalam klien
puasa dan sampai saat pengkajian belum minum.
Intake cairan :
Sebelum operasi klien minum sekitar 5 – 6 gelas per hari. Setelah selesai
operasi hingga saat ini klien tidak mengeluh mual dan belum mencoba minum. Klien mendapat infus RL dan
Dextrose 5 % (2:2) 30 tetes/menit.
4.
Pola eliminasi :
a.
Buang air besar :
Sehari sebelum operasi klien bisa buang air besar dengan konsistensi padat
berbentuk dan tidak mengalami keluhan.
b.
Buang air kecil : Klien terpasang dower kateter nomor 18 dengan
irigasi NaCl 0,9 % dengan produk urine + bilasan berwarna jernih kekuningan.
Irigasi dan eliminasi urine jalan lancar dan tidak tampak perdarahan atau
bekuan darah.
5.
Pola aktivitas dan latihan
Sebelum di RS
klien aktivitasnya bertani (tanam padi di sawah)
Setelah operasi belum bisa melakukan aktivitas karena
imobilisasi selama 24 jam post operasi. Klien tampak lemah akibat pengaruh
anastesi belum habis.
Kemampuan
perawatan diri
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Makan/
minum
|
|
|
√
|
|
|
Mandi
|
|
|
√
|
|
|
Toileting
|
|
|
|
√
|
|
Berpakaian
|
|
|
√
|
|
|
Mobilitas
di tempat tidur
|
|
|
√
|
|
|
Berpindah
|
|
|
|
√
|
|
Ambulasi/ROM
|
|
|
√
|
|
|
0:mandiri, 1:Alat
bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: Tergantung
total
Oksigenasi: saat
dikaji klien tidak sesak nafas
6.
Pola tidur dan istirahat
Keluarga
mengatakan sejak dirumah sakit tidak ada gangguan tidur
7.
Pola perseptual
Penglihatan (pengkajian tgl 17-7-2006) : klien tidak
mengalami keluhan penglihatan. Klien
masih mampu melihat dengan baik.
Pendengaran :
klien mampu mendengar dengan baik pada
pembicaraan dengan jarak sekitar 1 meter dengan suara sedang. Klien mengeluh pendengaran sudah berkurang.
Pengecapan :
Klien tidak mengalami keluhan dengan
pengecapan.
Sensasi : Klien menjalani operasi dengan spinal
anestesi, dan klien mengeluh bahwa kedua tungkai masih terasa kesemutan dan
belum bisa digerakkan. Klien mengeluh bahwa pada perut bagian bawah terasa
nyeri dan panas.
8.
Pola persepsi diri
Klien dan
keluarga memandang sakit merupakan musibah, dan harus dilalui dengan sabar.
9.
Pola seksualitas dan reproduksi
Klien selama
perkawinannya dikaruniai 2 anak perempuan, sudah mempunyai cucu.
10.
Pola peran hubungan
Komunikasi
menggunakan bahasa jawa, hubungan dengan keluarga baik, klien seorang
pensiunan, biaya pengobatan ditanggung oleh PT Askes
11.
Pola manajemen koping stress
Keluarga
mengatakan klien adalah punya sifat keras dan kurang sabar, tetapi mempunyai
semangat hidup yang tinggi, klien sering marah kalau meminta sesuatu tetapi
tidak segera dilayani.
12.
Sistem nilai dan keyakinan
Klien beragama
islam, sebelum sakit rajin beribadah, tetapi setelah sakit hanya berdoa di
tempat tidur
IV.
Pemeriksaan fisik (cephalocaudal)
Keluhan yang
dirasakan sat ini:
1.
Keluhan yang dirasakan saat ini :
(jam 12.30) klien mengeluh luka operasi terasa sakit
Klien mengeluh perut bagian bawah terasa panas dan sakit
serta kedua tungkai terasa berat, kesemutan/kram dan belum bisa digerakkan serta badan masih
lemes..
2.
Tanda vital :
Kesadaran : composmentis. GCS : 15 (E = 4, V = 5, M = 6).
TTV (TD
120/70 mmHg, N: 84 x/mnt, S :35,8˚ C, R: 20x/mnt.
Kesadaran CM,
BB:41 kg, TB tidak diukur.
3.
Kepala dan leher :
Rambut belum beruban, masih memakai pembungkus kepala
warna putih, kulit kepala bersih, tidak ada luka atau kelainan. Mata :
conjungtiva tampak anemis, sklera tidak ikterik, lensa tidak keruh. Telinga :
tidak ada radang, tidak ada sekresi cairan atau darah, refleks cahaya pilitser
positif. Hidung : tidak ada keluhan, tidak tampak sumbatan, dan tidak ada
lendir. Mulut ; mukosa kemerahan dan agak kering. Gigi : sebagian sudah tanggal,
tidak ada keluhan. Leher : tidak ada benjolan maupun peningkatan JVP.
4.
Thoraks (tgl 17-7-2006) :
Inspeksi :
dinding dada cembung, pernafasan dada, tidak terdapat luka atau kelainan. Ictus
cordis tidak tampak, dan pengembangan dada simetris.
Palpasi :
Ictus cordis tidak teraba pada dada kiri dan vokal fremitus paru kanan dan kiri
sama.
Perkusi :
Kedua paru sonor, batas jantung atas di ICS 3 linea mid sternalis, batas kanan
pada linea para sternalis kiri, batas kiri jantung pada linea mid aksilaris anterior.
Auskultasi :
Suara nafas kedua paru vesikuler, bunyi jantung 1 dan 2 normal.
5.
Abdomen :
Inspeksi :
dinding abdomen tampak supel, terdapat
balutan luka operasi pada abdomen bagian bawah dengan slang drain dan selang
irigasi.
Auskultasi :
Peristaltik usus 17 x / mnt. Tak terdengar bruit aorta.
Palpasi :
Abdomen supel, hati dan lien tidak teraba, nyeri tekan pada perut bawah (
sekitar operasi ). Tidak teraba masa fekalik pada abdomen.
Perkusi :
Suara timpani.
6.
Inguinal dan genitalia :
Tidak ada pembesaran kelenjar
inguinal dan tidak terdapat kelainan genetalia. Klien menggunakan dower kateter
nomor 24, di traksi dengan difiksasi plester pada paha kanan
dalam, fiksasi kuat (+), orivisium ditutup dengan kasa, rembesan darah (-).
7.
Ekstremitas :
a.
Atas :simetris kanan dan kiri,
ROM +/+, lengan kiri bawah terpasang infus
RL tetesan lancar 30 tpm, area port entre tidak tampak tanda infeksi.
b.
Bawah : kanan dan kiri tampak
simetris, kedua tungkai bawah sudah bisa digerakkan terbatas atas perintah
petugas, paha kanan ditraksi dengan DC no 18 difiksasi dengan plester, akral
teraba dingin, kuku tidak pucat.
V.
Analisa Data
No
|
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1
|
S :
O :
|
Klien mengatakan “ngoplok” (menggigil)
·
Suhu Tubuh
35,8˚C (jam 11.10) baru tiba di ruangan.
·
Klien tampak
mengigil
·
Akral teraba
dingin
·
Bibir tampak
pucat
·
Klien post OP
open prostatektomi hari 0, (1 jam sebelum di bangsal terpapar suhu dingin di
ruang operasi)
·
Konjungtiva
tampak anemis
·
Hb 9 gr/dl
|
Terpapar lingkungan dingin
|
Hipotermia
|
2
|
S :
O :
|
Klien
mengeluh luka operasi terasa sakit (jam 12.30)
·
Tampak luka
operasi di abdomen bawah (di atas supra pubik) tampak bekas luka operasi
tertutup kasa, tidak basah, darah
(-), terpasang drip/irigasi Na CL
tetesan lancar 80 tpm, terpasang drain vakum (+), warna cairan merah
tua, volume 25 cc.
·
Terpasang DC no
24 difiksasi dengan paha kanan dalam, fiksasi kuat (+), orivisium ditutup
dengan kasa, difiksasi dengan plester
· TTV (TD 120/70 mmHg, N: 84 x/mnt, S :35,8˚ C, R:
20x/mnt
|
Incisi bedah, pemasangan DC dan spasme kandung kemih
|
Nyeri akut
|
3.
|
S :
O :
|
Klien
dan keluarga mengatakan “saya belum tahu perawatan dan pengobatan setelah
operasi”.
·
Klien tampak
mengikuti intruksi tidak akurat (tidak kooperatif) saat di ambil darah untuk
pemeriksaan laboratorium.
·
Wajah tampak
lesu, pandangan tampak kosong dan apatis.
|
Tidak familiar dengan sumber informasi
|
Deficit
pengetahuan tentang penatalaksanaan pasca operasi dan masa penyembuhan
|
4.
|
S :
O :
|
-
·
Terpasang DC no
24 difiksasi dengan paha kanan dalam, fiksasi kuat (+), orivisium ditutup
dengan kasa, difiksasi dengan plester
·
Tampak luka
operasi di abdomen bawah (di atas supra pubik) tampak bekas luka operasi
tertutup kasa, tidak basah, darah (-), terpasang drip/irigasi Na
CL tetesan lancar 80 tpm, terpasang
drain vakum (+), warna cairan merah tua, volume darah 25 cc.
·
Konjungtiva
tampak anemis
·
Hb 9 gr/dl
|
Prosedur infasif
|
Resiko Infeksi
|
5.
|
S :
O :
|
Klien
mengeluh badannya lemes
·
Konjungtiva
tampak anemis
·
Hb 9 gr/dl
·
Akral teraba
dingin
·
Bibir tampak
pucat
·
Perdarahan : 150 cc (saat Operasi)
·
terpasang drain
vakum (+), warna cairan merah tua, volume
darah 25 cc
|
-
|
PK: Anemia
|
6.
|
S :
O :
|
Klien
mengeluh badannya lemes
·
Klien dilakukan operasi Open Prstatektomi (hari ke- 0 operasi)
dengan spinal anestesi
·
Dinding abdomen terdapat balutan luka operasi pada
abdomen bagian bawah dengan slang drain dan slang irigasi.
·
Terdapat darah pada slang drain.
|
-
|
PK: perdarahan
|
7.
|
S :
O :
|
-
·
Klien dilakukan operasi Open Prstatektomi (hari
operasi)
·
Dinding abdomen terdapat balutan luka operasi pada
abdomen bagian bawah dengan slang drain dan slang irigasi.
·
Klien menggunakan dower kateter nomor 24.
·
Cairan bilasan kandung kemih berwarna kuning jernih.
·
Perawatan Irigasi :
Hari I : irigasi diguyur
Hari II : irigasi 60 tetes / menit
Hari III : Irigasi 40 tetes / menit
|
-
|
PK : Obstruksi kateter
|
8
|
S :
O :
|
·
Klien mengeluh perut bagian bawah terasa panas dan
kedua tungkai masih terasa kesemutan dan belum bisa digerakkan.
·
Kekuatan otot pada kedua tungkai 0.
·
Kemampuan perawatan diri klien seluruhnya dibantu orang
lain
·
Klien dibatasi mobilisasinya dengan posisi ½ duduk
sampai 24 jam paska operasi
|
imobilisasi
|
Kerusakan mobilitas fisik
|
VI.
Diagosa Keperawatan dan prioritas
1.
Hipotermia berhubungan dengan terpapar lingkungan dingin
2.
PK: perdarahan
3.
Nyeri akut berhubungan dengan Incisi bedah, pemasangan DC dan spasme
kandung kemih
4.
PK :
obstruksi kateter
5.
Resiko Infeksi berhubungan dengan Prosedur invasif
6.
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan
imobilisasi
7.
Deficit pengetahuan tentang penatalaksanaan pasca operasi dan masa penyembuhan berhubungan dengan tidak
familiar dengan sumber informasi
8.
PK: Anemia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar