Ketidaktahuan antara hubungan makanan dan
kesehatan
Dalam kehidupan masyarakat sehari – hari sering
terlihat keluarga yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang
dihidangkan seadanya saja. (Moehji, Sjahmin. 2002)
Berprasangka buruk terhadap bahan makanan
tertentu
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai
gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat
adanya prasangkaan yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan
makanan itu dianggap menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer,
daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein,
di beberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang menurunkan harkat
keluarga. (Moehji, Sjahmin. 2002)
Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan
Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang
makan makanan tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan.
Kebiasaan wanita yang sedang hamil untuk memakan makanan tertentu yang tidak
atas larangan dokter, sesungguhnya akan dapat merugikan kesehatan ibu itu
sendiri. (Moehji, Sjahmin. 2002)
Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis
makanan tertentu
Kesukaan makanan yang berlebihan terhadap suatu
jenis makanan tertentu (Faddisme Makanan) akan mengakibatkan kurang
bervariasinya makanan dan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat
gizi yang diperlukan. (Moehji, Sjahmin. 2002)
Keterbatasaan penghasilan keluarga
Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga
akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari – hari,
baik kualitas maupun jumlah makanan. Pengetahuan tentang kadar zat gizi dalam
berbagai bahan makanan, kegunaan bahan makanan bagi kesehatan keluarga dapat
membantu ibu memilih bahan makanan yang harganya tidak begitu mahal akan tetapi
nilai gizinya tinggi. (Moehji, Sjahmin. 2002)
Jarak kelahiran yang terlalu rapat
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa
banyak anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sudah hamil lagi
atau adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak merawatnya dengan
baik. (Moehji, Sjahmin. 2002)
Diakses dari :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar