BAB
I
PENDAHULUAN
A.latar belakang
Retardasi
mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar terutama bagiNegara
berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi mental berat sekitar 0.3%
dariseluruh populasi dan hamper 3% mempunyai
IQ dibawah 70.Sebagai sumber daya manusiatentunya mereka tidak bias
dimanfaatkan karena 0.1% dari anak-anak ini memerlukanperawatan, bimbingan
serta pengawasan sepanjang hidupnya.(Swaiman KF, 1989).Sehingga retardasi
mental masih merupakan dilema, sumber kecemasan bagi keluarga
danmasyarakat.Demikian pula dengan diagnosis, pengobatan dan pencegahannya
masihmerupakan masalah yang tidak kecil.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui
asuhan keperawatan pada anak dengan kasus Reterdasi mental.
2.Tujuan
Khusus
a.
Mengetahui
pengkajian pada anak dengan kasus retrdasi mental.
b.
Menegakkan
diagnosa keperawatan dengan kasus etardasi mental.’
c.
Membuat
intervensi keperawatan.
d.
Membuat
implementasi keperawatan.
e.
Membuat
evaluasi keperawatan.
BAB II
TINJAUAN
TIORI
a.Definisi
Retardasi mental adalah kelainan
ataua kelemahan jiwa dengan inteligensi yang kurang(subnormal) sejak masa
perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan
mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala yang utama
ialahinteligensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia
(oligo: kurang atausedikit dan fren: jiwa)
atau tuna mental (W.F. Maramis, 2005: 386).
.Pada Wikipedia (The Free Encyclopedia, 2010), dinyatakan:
Retardasi mental merupakan kelemahan yang terjadi pada fungsi intelek.
Kemampuanjiwa retardasi mental gagal berkembang secara wajar. Mental,
inteligensi, perasaan, dankemauannya berada pada tingkat rendah, sehingga yang
bersangkutan mengalami hambatandalam penyesuaian diri.
American Association on Mental
Retardation
(AAMR) 1992 :
Kelemahan/ketidakmampuan
kognitif muncul pada masa kanak-kanak (sbl 18 tahun) ditandai dengan
fs. kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan disertai
keterbatasan lain pada sedikitnya dua area.
b. etiologi
- Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental. Untuk mengetahui adanya retardasi mental perlu anamnesis yang baik,pemeriksaan fisik dan laboratorium.
- Faktorprekonsepsi : kelainankromosom (trisomi 21/Down syndrom)
- Faktor prenatal : kelainanpetumbuhanotakselamakehamilan (infeksi, zatteratogendan toxin, disfungsiplasenta)
- Faktorperinatal : prematuritas, perdarahanintrakranial, asphyxia neonatorum, dll
- Faktor postnatal : infeksi, trauma, gangguanmetabolik/hipoglikemia, malnutrisi.
c.Manifestasi klinis :
- Ggn.
Kognitif
-
Lambatnya ketrampilan dan bahasa
- Gagal
melewati tahap perkembangan utama
-
Kemungkinan lambatnya pertumbuhan
-
Kemungkinan tonus otot abnormal
-
Terlambatnya perkembangan motorik halus dan kasar
d.Penatalaksanaan Medis :
Penatalaksanaan anak dengan
retardasi mental adalah multidimensi dan sangat individual.Tetapi perlu diingat
bahwa tidak setiap anak penaganan multidisiplin merupakan jalan
terbaik.Sebaiknya dibuat rancangan suatu strategi pendekatan bagi setiap anak
secara individual untuk mengembangkan potensi anak tersebut seoptimal
mungkin. Untuk itu perlu melibatkan psikologuntuk menilai perkembangan mental
anak terutama kemampuan kognitifnya, dokter anak untuk memeriksa
perkembangan fisiknya, menganalisis penyebab dan mengobati penyakit atau kelainan
yang mungkin ada.
Disamping itu diperlukan kerja sama
yang baik antara guru dan orangtuanya, agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam
strategi penanganan anak disekolah dandirumah. Anggota keluarga lainnya juga
harus diberi pengertian agar anak tidak diejek ataudikucilkan. Disamping itu,
masyarakat perlu diberikan penerangan tentang retardasi mental agar mereka
dapat menerima anak tersebut dengan wajar.
e.Pencegahan.
Karena penyembuhan dari retardasi
mental ini boleh dikatakan tidak ada sebab kerusakandari sel-sel otak tidak
mungkin fungsinya dapat kembali normal maka yang penting adalahpencegahan
primer yaitu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit. Dengan memberikan
perlindungan terhadap penyakit-penyakit yang potensial dapat
Menyebabkan retardasi mental, misalnya melalui
imunisasi. Konseling perkawinan, pemeriksaan kehamilanyang rutin, nutrisi yang
baik selama kehamilan dan bersalin pada tenaga kesehatan yangberwenang maka
dapat membantu menurunkan angka kejadian retardasi mental.
f.Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaankromosom
- Pemeriksaanurin, serum atau titer virus
- Test diagnostikspt : EEG, CT Scan
- untukidentifikasiabnormalitasperkembanganjaringanotak, injury jaringanotakatau trauma yang mengakibatkanperubahan.
B.Proses Pengkajian.
1. Pengkajian
-Pemeriksaan
fisik :
Kepala
: Mikro/makrosepali, plagiosepali (btkkepalatdksimetris)
Rambut
: Pusarganda, rambutjarang/tdkada, halus,mudahputusdancepatberubah
Mata
: mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
hidung
: jembatan/punggunghidungmendatar, ukurankecil,cupingmelengkungkeatas, dll
Mulut
: bentuk ´Vµ yang terbalikdaribibiratas, langit-langitlebar/melengkungtinggi.
Telinga
: keduanyaletakrendah; dll
Muka
: panjangfiltrum yang bertambah, hipoplasia
leher
: pendek; tdkmempunyaikemampuangeraksempurna
Tangan
: jaripendekdantegapataupanjangkecilmeruncing,ibujarigemukdanlebar,
klinodaktil, dll
Dada
& Abdomen : tdpbeberapa putting, buncit, dll
genitalia
: mikropenis, testis tidakturun, dll
Kaki
: jari kaki salingtumpangtindih, panjang
&tegap/panjangkecilmeruncingdiujungnya, lebar, besar, gemuk 2.
2.diagnosis
keperawata
1.Gangguan
pertumbuhan dan perkembangan b.d kelainanfs. Kognitif
2.Gangguan
komunikasi verbal b.d kelainanfs, kognitif
3.Risiko
cederab.d. perilaku agresif/ketidak seimbangan mobilitas fisik
4.Gangguan
interaksi sosial b.d. kesulitan bicara /kesulitan adaptasi sosial
5.Gangguan
proses keluargab.d. memiliki anak RM
6.Defisit
perawatan diri b.d. perubahan mobilitas fisik/kurangnya kematangan perkembangan.
3.intervensi
1.Kaji
faktor penyebab gangguan perkembangan anak
2.Identifikasi
dan gunakan sumber pendidikan untuk memfasilitasiperkembangan anak yang optimal
3.Berikan
perawatan yang konsisten
4.Tingkatkan
komunikasi verbal dan stimulasi taktil
5.Berikan
intruksi berulang dan sederhana
6.Berikan
reinforcement positif atas hasil yang dicapai anak
7.Dorong
anak melakukan perawatan sendiri
8.Manajemen
perilaku anak yang sulit
9.dorong
anak melakukan sosialisasi dengan kelompok
10.Ciptakan
lingkungan yang aman
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Retardasi
mental adalah kelainan ataua kelemahan jiwa dengan inteligensi yang kurang(subnormal)
sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya
terdapatperkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala yang
utama ialahinteligensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga
oligofrenia (oligo: kurang atausedikit dan
fren: jiwa) atau tuna mental (W.F. Maramis, 2005: 386).
Penyebabnya
adanya disfungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental. Untuk
mengetahui adanya retardasi mental perlu anamnesis yang baik,pemeriksaan fisik
dan laboratorium.Faktorprekonsepsi : kelainankromosom (trisomi 21/Down
syndrom).
B.Saran
Diharapkan kepada bagi mahasiswa/i dapat menambah wawasan
dan pengetahuan khususnya dengan masalah keperawatan tentang
Retardasi mental pada anak
juga dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari hari.
DAFTAR PUSTAKA
John Gibson, Diagnosa Gejala
Penyakit Untuk Para Perawat, 2000. Yayasan Essentia Medica, Yogyakarta.
Kapita Selekta Kedokteran, 1982.
FKUI, Jakarta, Media Aesculapius.
Niluh Gede Yasmin Asih, S.Kp. 1996. Asuhan
Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Persarafan, EGC : Jakarta.
Ngastiah, 1997, Perawatan Anak
Sakit, EGC : Jakarta.
Suddarth and Brunner, 2002, Keperawatan
Medikal Bedah, Vol. 3. EGC : Jakarta.