- Pengertian
Kanker adalah penyakit
yang menyerang proses dasar kehidupan sel, mengubah genom sel (komplemen
genetik total sel) dan menyebabkan penyebaran liar dan pertumbuhan sel-sel.
Kanker adalah istilah umum untuk petumbuhan sel tidak
normal(yaitu, tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama) yang dapat
menyusup ke jaringan tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker
bukan merupakan penyakit menular. (mengenal seluk beluk kaker.2008)
Kanker merupakan penyakit atau kelainanpada tubuh sebagai
akibat dari sel – sel tubuh yang tumbuh dan berkembang abnormal, di luar batas
dan sangat liar.(kanker,pengenalan, pencegahan dan pengobatannya, 2007)
- Jenis –
jenis kanker
Beberapa jenis
kanker yang telah dikenal sampai saat ini :
Karsinoma
Merupakan jenis kanker yang berasal dari sel yang
melapisi permukaan tubuh atau permukaan saluran tubuh, misalnya jaringan epitel
seperti sel kulit, testis, ovarium, kelenjar mukus, sel melanin, payudara,
leher rahim, kolon, rektum, lambung, pankreas, dan esofagus.
Limfoma
Merupakan kanker yang berasal dari jaringan yang
membentuk darah, misalnya jaringan limfe, lakteal, limfa, berbagai kelenjar
limfe, timus dan sumsum tulang. Limfoma spesifik antara lain adalah penyakit
hodgkin (kanker kelenjar limfe dan limfa)
Leukimia
Leukimia tidak membentuk massa tumor, tetapi memnuhi
pembuluh darah dan mengganggu fungsi sel darah normal.
Sarkoma
Merupakan kanker jaringan penunjang yang berada di bawah
permukaan tubuh seperti jaringan ikat, termasuk sel – sel yang ditemukan diotot
dan tulang.
Glioma
Merupakan kanker susunan saraf, misalnya sel – sel glia
(jaringan penunjang) disusunan saraf pusat
Karsinoma insitu
Ini adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel
epitel abnormal yang masih terbatas di daerah tertentu sehingga masih dianggap
lesi prainvasif (kalian/luka yang belum menyebur). (kanker,pengenalan,
pencegahan dan pengobatannya, 2007)
- Lokasi
kanker
Kanker kolorektal
Tanda dan gejala kanker kolon pada lansia dapat meliputi
perdarahan rektal, darah merah atau hitam dalam feces, perubahan kebiasaan BAB
(konstipasi atau diare, feses yang mengecil). Tumor dalam kolon kanan dapat
menjadi besar dan dapat menyebabkan nyeri tumpul yang samar – samar dan rasa
tidak nyaman pada abdomen. Tumor dalam kolon kiri cenderung lebih kecil dan
lebih berinfiltrasi, dengan perdarahan dan kemungkinan obstruksi usus.
Kanker paru
Resiko kanker paru 10 kali lebih tinggi pada perokok dari
pada orang yang tidak merokok. Tingginya mortalitas akibat kanker paru sebagian
disebabkan karena diagnosis yang terlambat, biologis tumor yang agresif, seringnya
metastasis ke otak dan organ – organ vital yang lain, dan tidak efektifnya
pengobatan konvensional. Tidak seperti kanker payudara, deteksi dini kanker
paru tidak menjamin kesempatan yang baik untuk penyembuhan. Gejala batuk yang
menetap, batu dengan sputum berdarah, atau kesulitan bernapas dapat
mengindikasikan kanker paru. Keletihan dan kehilangan berat badan secara tiba –
tiba sering merupakan gejala dari penyakit yang lebih lanjut.
Kanker payudara
Selain adanya massa, tanda – tanda kanker yang lain
adalah retraksi kulit atau adanya lubang kecil pada kulit dan adanya perubahan
kontur payudara dari yang biasanya. Sekresi serosanguinosa dari puting susu
(jarang) pada wanita yang berusia lebih dari 50 tahun sering dikaitkan dengan
kanker payudara. Pemeriksaan tambahan yang perlu dilakukan jika ditemukan
benjolan atau jika mamogram mecurigakan atau kedua – duanya dapat meliputi
aspirasi cairan dari kista, ultrasonografipada area tersebut, dan biopsi lesi.
Kanker ginekologik
Kanker
ovarium sebagai kanker ginekologi yang paling sering meningkat dengan
bertambahnya usia. Faktor resiko yang berhubungan dengan kanker ini termasuk
riwayat keluarga dengan kanker ovarium dan infertilitas. Pembesaran pinggul dan
rasa tidak nyaman pada abdomen adalah gejala yang mungkin terjadi pada kanker
ovarium.
Kanker prostat
Kanker prostat adalah penyebab kedua kanker pada pria
lansia dan merupakan penyebab ketiga kematian akibat kanker pada pria yang
berusia 65 tahun atau lebih. Gejala – gejala tidak terjadi sampai kanker telah
menyerang daerah sekitarnya atau telah menyebar dan pada umumnya termasuk
kesulitan dalam berkemih, hematuria, dan nyeri punggung atau tulang,
Kanker kulit
Pemeriksaan kulit seseorang secara mandiri dapat berguna
untuk deteksi dini lesi kulit yang mencurigakan yang mungkin merupakan kanker
atau premalignan. Adanya perubahan pada kulit dan tahi lalat harus dikaji.
Kaker kulit yang paling serius melanoma maligna, lebih mematikan pada lansia
dan telah meningkat secara dramatis pada orang yang berusia 65 tahun dan lebih
dalam waktu 20 tahun terakir ini.
Kanker gastrointerstinal
Berbagai
macam tumor GI adalah penyebab morbiditas dan mortalitas yang penting pada
populasi lansia.
Kanker
lambung
Gejala-
gejalanya biasanya terjadi setelah penyakit berada pada tahap lanjut dan
termasuk nyeri epigastrik, penurunan berat badan , rasa penuh pada lambung
setelah makan sejumlah kecil makanan dan hematemesis. Intervensi
pembedahan pada umumnya merupakan satu – satunya kemungkinan untuk penyembuhan
kanker lambung.
Kanker
pancreas
Penggunaan
tembakau dan pankreatitis kronis adalah faktor resiko yang penting. Penapisan
rutin tidak dianjurkan dan gejala – gejala mungkin tidak spesifik. Pembedahan
mungkin dapat menyembuhkan, tetapi kemoterapi dan radiasi lebih sering diguakan
untuk upaya paliatif.
Kanker
esophagus
Kesulitan menelan dan nyeri epigastrik adalah gejala
potensial dari kanker esophagus. Kanker yang berhubungan dengan tembakau ini lebih sering
terjadi pada mereka yang berusia 60-an dan 70-an. Intervensi pembedahan mungkin
dapat menyembuhkan tetapi sebagian besar pasien mendapatkan kemoterapi atau
terapi radiasi untuk upaya paliatif.
Kanker
kandung kemih
Hematuria,
sering berkemih, dan kesulitan dalam berkemih yang merupakan gejala umum
infeksi kandung kemih, juga dapat menjadi gejala – gejala kanker kandung kemih.
Pasien yang
bergejala memerlukan suatu pemeriksaan termasuk pemeriksaan sistoskopi kandung
kemih, termasuk biopsy. Penggunaan temabakau juga merupakan faktor resiko untuk
kanker ini.
Kanker
kepala dan leher
Kanker ini sering terjadi pada lansia terutama pada pria
lansia. Konsumsi alkohol dan penggunaan tembakau merupakan faktor resiko yang
penting. Pengkajian rongga mulut sangat penting. Kesulitan menelan, suara
serak, massa pada leher, atau terjadinya lesi baru dalam daerah mulut harus
dikaji lebih lanjut. Pembedahan dan terapi radiasi mungkin menyembuhkan tetapi
dapat mengakibatkan morbiditas dan distsres psikologis yang signifikan. (Buku
Ajar Keperawatan Gerontik,2006)
- Gejal
umum, komplikasi, diagnosis, dan stadium kanker
Gejala umum kanker biasanya tergantung pada jenis, tempat
dan stadium kanker. Dari sini kemudian, gejala umum kanker adalah sebgai
berikut :
Pembengkakan pada organ tubuh yang terkena ( misal ada
benjolan di payudara, diperut, dll)
Terjadi perubahan warna (misal perubahan warna tahi
lalat)
Demam kronis
Terjadinya batuk kronis (terutama kanker paru) atau
perubahan suara (pada kanker leher).
Terjadinya perubahan pada sistem pencernaan/ kandung
kemih (misal perubahan pola BAB, BAB berdarah,dsb)
Penurunan nafsu makan dan berat badan
Keluarnya cairan atau darah tidak normal (misal keluar
cairan abnormal dari puting payudara).
Sedangkan dilihat dari penyebabnya, komplikasi akibat
kanker dibagi menjadi 3 yaitu :
Akibat langsung kanker (misalnya, sumbatan saluran cerna
pada kanker usus, patah tulah pada kanker tulang, dst)
Akibat tidak langsung (misalnya, demam, penuruna berat
badan, anemia, penurunan kekebalan tubuh, dsb)
Akibat pengobatan (misalnya, pembengkakan akiba sumbatan
kelenjar getah bening pada radiasi kanker payudara, gangguan saraf tepi,
penurunan kadar sel darah, kebotakan pada kemoterapi)
Sedangkan diagnosa umum untuk kanker ini didasarkan pada
hal – hal sebagai berikut :
Gejala yang dirasakan pasien
Temuan pada pemeriksaan fisik
Hasil
pemeriksaan laboratorium terhadap petanda tumor
Pemeriksaan
radiology: roentgen, CT-Scan, MRI, USG
Diagnosis pasti adalah melalui pemeriksaan patologi
anatomi.
Sedangkan penentuan stadium kanker biasanya
diklasifikasikan dulu menurut sistem TNM ( tumor, node, metastase) sebagai
berikut :
Tumor :
besar atau luas tumor asal (Tis = tumor belum menyebar ke jaringan sekitar;
T1-4 =ukuran tumor)
Node:
penyebaran kanker ke kelenjar getah bening ( N0=tidak menyebar ke kelenjar
getah bening; N1-3= derajat penyebaran)
Metastase: ada atau tidaknya penyebaran ke organ jauh
(M0=tidak ada/M1=ada)
Tujuan klasifikasi TNM adalah untuk perencanaan
pengobatan, menentukan prognosis, evaluasi hasil pengobatan, dan juga untuk
pertukaran informasi antar pusat pengobatan kanker.
Sehingga terdapat stadium kanker I,II,III,IV, stadium I
dan II di sebut juga stadium dini, sedangkan stadium III,IV disebut juga lokal
lanjut atau stadium IV disebut juga stadium lanjut atau telah
bermetastase.(mengenal seluk beluk kanker,2008)
- faktor
resiko
riwayat keluarga
orang – orang dewasa dengan riwayat kanker keluarga yang
kuat harus dipantau secara hati – hati melalui program penapisan. Penemuan baru
– baru ini mengungkapkan gen – gen yang terkait dengan kanker payudara dan
kanker lainnya memiliki implikasi yang penting untuk penapisan dan penanganan
kanker. Namun jenis – jenis tumor dengan predis posisi genetic seperti kanker
payudara dan kanker kolon sering terjadi pada orang dewasa muda. Sebagian besar
kanker payudara dan kolon terjadi pada orang – orang tanpa adanya kaitan
genetic yang diketahui.
merokok
dan penggunaan tembakau
merokok
dihubungkan dengan satu pertiga kematian akibat kanker terutama kanker paru,
kepala dan leher, kendung kemih, ginjal, esophagus, pancreas, dan serviks. Pada saat ini,
merokok dihubungkan dengan 45% dari senua kemtian akibat kanker pada pria dan
21,5 % kematian akibat kanker pada wanita.
diet,
berat badan dan latihan
diet dikaitkan dengan satu pertiga dai seluruh kematian
akibat kanker. Diet makanan seumur hidup yang tinggi lemak hewani dan rendah
serat telah dikaitkan dengan peningkatan resiko kanker kolon, payudara dan
prostat. Makanan yang tinggi nitrat telah dikaitkan dengan peningkatana resiko
kanker kolon dan lambung. Obesitas dan diet tinggi lemak dikaitkan dengan
peningkatan resiko kanker payudara dan kolon. Kurangnya olahraga juga dikaitkan
dengan peningkatan resiko kanker kolon. Penggunaan alkohol berat dihubungkan
dengan kanker pada daerah kepala dan leher dan kanker hepar.
pajanan
sinar matahari
kanker kulit yang paling mematikan, melanoma maligna
meningkat dengan kecepatan terbesar dari semua kanker. Pencegahan primer
meliputi meminimalkan pajanan terhadap sinar ultraviolet dengan menggunakan
tabir surya, memakai pakaian yang dapat melindungi, dan membatasi aktivitas
diluar rumah sampai waktu – waktu matahari tidak berada di puncak.
bahaya –
bahaya lingkungan
pajanan sebelumnya terhadap karsinogen – karsinogen di
tempat kerja seperti asbestos sangat penting di kaji pada lansia. Bahan kimia
dan zat – zat lain di tempat kerja yang telah dikaitkan denga peningkatan
insidensi kanker termasuk kromium dan asbestos. Untuk banyak karsinogen ini
pajanan yang dikombinasikan dengan merokok secara signifikan telah meningkatkan
resiko kanker.
pengeruh
hormonal
resiko
kanker payudara meningkat secara dramatis dengan penuaan. Menapouse setelah
usia 55 tahun dikaitkan dengan dua kali resiko kanker payudara dibandingkan
dengan menapouse sebelum usia 45 tahun. Penggunaan kontrasepsi oral secara
kurang meyakinkan telah dikaitkan dengan peningktan resiko kanker payudara,
tetapi penggunaannya telah menunjukkan dapat mengurangi resiko kanker
endometrium.
riwayat
kanker
adanya
riwayat kanker pada seseorang telah menempatkan orang tersebut pada resiko yang
lebih tinggi terhadap terjadinya jenis – jenis kanker primer lain. Perilaku
pencegahan sangat penting bagi jutaan orang amerika yang saat ini hidup dengan
suatu riwayat kanker.
masalah pengobatan dan penanganan lain.
Kanker dapat dihubungkan dengan adanya atau kadang –
kadang penanganan kondisi – kondisi medis yang lain. Resiko kanker lambung
contohnya meningkat dengan adanya penyakit lambung yang lain seperti gastritis,
aklorhidria, dan ulkus lambung. Diabetes dan hipertensi telah dikaitkan dengan
peningkatan resiko kanker endometrium. (Buku Ajar Keperawatan Gerontik,2006)
- Penaganan kanker
Kemoterapi
Penggunaan obat anti kanker yang bertujuan mematikan sel
kanker
Indikasi dan prinsip :
Sebanyak mungkin mematikan sel kanker seminimal mungkin
mengganggu sel normal
Dapat digunakan untuk : pengobatan, pengendalian,
paliatif
Jangan diberikan jika bahaya/komplikasinya lebih besar
dari manfaatnya
Obat kemotherapi umumnya sangat toksik, teliti/cermat
evaluasi kondisi pasien
Kompilaksinya :
Efek samping :
nausea, vomiting
alopecia
rasa (pengecap) menurun
mucositis
Toksik :
hematologik : depresi sumsum tulang, anemia
Radiotherapy
Menggunakan
X-ray atau radiopharmaceuticals (radionuclides).(http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-kanker/)
Terapi
radiaisi eksternal yaitu pengobatan noninvasive dan mungkin lebih sering
disarankan untuk lansia lemah yang tidak mampu menjalani pembedahan. (Buku Ajar
Keperawatan Gerontik,2006)
Pembedahan
Pembedahan
dapat digunakan sebagai upaya kuratif atau digunakan untuk meingkatkan kualitas
hidup. Pembedahan kurang menimbulkan debilitasi dari pada kemoterapi atau
terapi radiasi untuk pasien yang cukup sehat utnuk menjalani anastesi dan hanya
merupakan satu – satunya terapi untuk banyak lansia dengan kanker. (Buku Ajar Keperawatan
Gerontik,2006)
Immunoterapi
Immunoterapi
yang disebut juga terapi biologis merupakan jenis pengobatan kanker yang
relative baru. Sekalipun demikian diperkirakan akan segera maju pesat dan
menjadi andalan para dokter dalam upaya penyembuhan kanker secara total.
Tidak beda
dengan imunisasi pada umumnya, immunoterapi bertujuan untuk meningkatkan
kekebalan tubuh guna melawan sel –sel kanker. Ada tiga macam
immunoterapi, yaitu aktif (vaksin kanker), pasif, dan terapi adjuvant.
Terapi gen
Terapi gen
dilakukan dengan beberapa cara:1) mengganti gen yang rusak atau hilang, 2)
menghentikan kerja gen yang bertanggung jawab terhadap pembentukan sel kanker ,
3) menambahkan gen yang membuat sel kanker lebih mudah dideteksi dan di
hancurkan oleh system kekebalan tubuh, kemoterapi, maupun radioterapi, 4)
menghentikan kerja gen yang memicu pembuatan pembuluh darah baru di jaringan
kanker sehingga sel – sel kankernya mati.
- peran perawat
Promotif
sampai dengan rehabilitatif
Memberi
dukungan klien terhadap prosedur diagnostic
Mengenali kebutuhan psiko sosial dan spiritual
Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi klien
Memberi bantuan bagi klien yang mendapat pengobatan anti
kanker/terhadap keganasan
Membantu klien fase penyembuhan/rehabiltasi
Membantu klien untuk tindak lanjut pengobatan
Berpartisipasi dalam koleksi data penelitian/registrasi
kanker. (http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-kanker/)
- asuhan keperawatan
identitas
kanker
sering didiagnosis pada orang – orang yang berusia 65 tahun atau lebih.
Kejadian kanker sering di derita pada wanita di bandingkan pria.
keluhan
utama
keluhan biasanya disesuaikan dengan jenis dan lokasi
kanker yang dialami oleh klien.
riwayat
penyakit sekarang
gejala
kanker yang dialami klien pada umumnya adalah sebagai berikut :Demam
kronis,Terjadinya batuk kronis (terutama kanker paru) atau perubahan suara
(pada kanker leher).Terjadinya perubahan pada sistem pencernaan/ kandung kemih,
Penurunan nafsu makan dan berat badan, Keluarnya cairan atau darah tidak
normal.
riwayat
penyakit dahulu
untuk mengetahui apakah klien pernah menderita kanker
sebelumnya atau pernah melakukan program terapi / pengobatan kanker
riwayat
penyakit keluarga
untuk mengetahui apakah dalam keluarganyaada yang
menderita kanker seperti yang dialami klien saat ini. Karena bila ada keluarga
ada yang menderita kanker, resiko tinggi untuk keturunannya.
pemeriksaan
fisik
sistem
integument
Perhatikan : nyeri, bengkak, flebitis, ulkus
Perhatikan pigmentasi kulit
Kondisi gusi, gigi, mukosa & lidah
system
gastrointerstinal
Kaji
frekwensi, mulai, durasi, berat ringannya mual & muntah setelah pemberian
kemotherapi
Observasi perubahan keseimbangan cairan & elektrolit
Kaji anoreksia
Kaji : jaundice, nyeri abdomen kuadran atas kanan
system
hematopoetik
Kaji
Netropenia
Kaji tanda infeksi
Auskultasi paru
Perhatikan
batuk produktif & nafas dispnoe
Kaji suhu
Kaji
Trombositopenia : <>
Kaji
Anemia
Warna
kulit, capilarry refill
Dispnoe, lemah, palpitasi, vertigo
Sistem Respiratorik & Kardiovaskular
Kaji
terhadap fibrosis paru yang ditandai : Dispnoe, kering, batuk non produktif -
terutama bleomisin
Kaji tanda CHF
Lakukan pemeriksaan EKG
Sistem Neuromuskular
Perhatikan adanya perubahan aktifitas motorik
Perhatikan adanya parestesia
Evaluasi refleks
Kaji ataksia, lemah, menyeret kaki
Kaji gangguan pendengaran
Diskusikan ADL
Sistem Genitourinari
Kaji frekwensi BAK
Perhatikan bau, warna, kekeruhan urine
Kaji : hematuria, oliguria, anuria
Monitor BUN, kreatinin
Diagnosa
keperawatan
Nyeri
(akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,
infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek
samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit
tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.
Gangguan
nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang
berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan
(anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress,
fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri
Resiko
tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak normal
(vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intake
Resiko
tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder
dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasive
Resiko
tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan
kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia
Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker),
perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi,
persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga
Rencana
asuhan keperawatan
Nyeri
(akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,
infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek
samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit
tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2×24 jam
nyeri berkurang
Kriteria
hasil :
Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas.
Melaporkan nyeri yang dialaminya. Mengikuti program pengobatan.
Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas
yang mungkin.
Intervensi
:
Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas
Memberikan
informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan
Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi,
ajarkan klien dan keluarga tentang cara menghadapinya
Untuk
mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan
komplikasi.
Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas
menyenangkan seperti mendengarkan musik atau nonton TV
Untuk
meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri.
Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi,
visualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik.
Meningkatkan kontrol diri atas efek
samping dengan menurunkan stress dan ansietas.
Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu.
Untuk
mengetahui efektifitas penanganan nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauhmana
klien mampu menahannya serta untuk mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan
anti nyeri.
Diskusikan penanganan nyeri dengan dokter dan juga dengan
klien
Agar terapi
yang diberikan tepat sasaran
Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin,
methadone, narkotik dll
Untuk mengatasi nyeri.
Gangguan
nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang
berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan
(anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress,
fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2×24 jam
kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria
hasil:
Klien
menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda
malnutrisi. Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat.
Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya.
Intervensi
:
Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan
sesuai dengan kebutuhannya.
Memberikan informasi tentang status
gizi klien.
Timbang
dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan.
Memberikan informasi tentang
penambahan dan penurunan berat badan klien.
Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran
kelenjar parotis.
Menunjukkan
keadaan gizi klien sangat buruk.
Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori
dengan intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.
Kalori merupakan sumber energi.
Kontrol
faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan
makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas.
Mencegah mual
muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan nafsu makan
serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas.
Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan
bersama teman atau keluarga
Agar klien merasa seperti berada
dirumah sendiri.
Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate
sebelum makan.
Untuk
menimbulkan perasaan ingin makan/membangkitkan selera makan
Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia
yang dialami klien.
Agar dapat diatasi
secara bersama-sama (dengan ahli gizi, perawat dan klien).
Amati
studi laboratorium seperti total limposit, serum transferin dan albumin
Untuk
mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan
penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap klien.
Berikan pengobatan sesuai
indikasiPhenotiazine,antidopaminergic, corticosteroids, vitamins khususnya
A,D,E dan B6, antacid
Membantu
menghilangkan gejala penyakit, efek samping dan meningkatkan status kesehatan
klien.
Pasang
pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral, imbangi dengan infus.
Mempermudah intake makanan dan
minuman dengan hasil yang maksimal dan tepat sesuai kebutuhan.
Resiko
tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak normal
(vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intake
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1×24 jam
kebutuhan cairan terpenuhi.
Kriteria
hasil:
Klien
menunjukkan keseimbangan cairan dengan tanda vital normal,- membran mukosa normal, turgor kulit
bagus, capilarry ferill normal, urine output normal.
Intervensi
:
Monitor
intake dan output termasuk keluaran yang tidak normal seperti emesis, diare,
drainase luka. Hitung keseimbangan selama 24 jam.
Pemasukan oral yang tidak adekuat
dapat menyebabkan hipovolemia.
Timbang
berat badan jika diperlukan.
Dengan memonitor berat badan dapat
diketahui bila ada ketidakseimbangan cairan.
Monitor
vital signs. Evaluasi pulse peripheral, capilarry refil.
Tanda-tanda hipovolemia segera
diketahui dengan adanya takikardi, hipotensi dan suhu tubuh yang meningkat
berhubungan dengan
dehidrasi.
Kaji turgor kulit dan keadaan membran mukosa. Catat
keadaan kehausan pada klien.
Dengan
mengetahui tanda-tanda dehidrasi dapat mencegah terjadinya hipovolemia.
Anjurkan
intake cairan samapi 3000 ml per hari sesuai kebutuhan individu.
Memenuhi
kebutuhan cairan yang kurang.
Observasi kemungkinan perdarahan seperti perlukaan pada
membran mukosa, luka bedah, adanya ekimosis dan pethekie
Segera
diketahui adanya perubahan keseimbangan volume cairan.
Hindarkan trauma dan tekanan yang berlebihan pada luka
bedah.
Mencegah terjadinya perdarahan.
Kolaboratif berikan cairan IV bila diperlukan.
Memenuhi
kebutuhan cairan yang kurang.
Berikan
therapy antiemetik.
Mencegah/menghilangkan mual muntah.
Resiko
tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder
dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasive
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
2×24 jam resiko infeksi berkurang
Kriteria
hasil :
Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam
tindakan pecegahan infeksi. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan
penyembuhan luka berlangsung normal
Intervensi
:
Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung juga
dianjurkan melakukan hal yang sama.
Mencegah terjadinya infeksi silang.
Jaga
personal hygine klien dengan baik.
Menurunkan/mengurangi
adanya organisme hidup.
Monitor
temperatur.
Peningkatan
suhu merupakan tanda terjadinya infeksi
Kaji semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi
Mencegah/mengurangi terjadinya
resiko infeksi
Hindarkan/batasi
prosedur invasif dan jaga aseptik prosedur.
Mencegah terjadinya infeksi.
Monitor
CBC, WBC, granulosit, platelets
Segera dapat
diketahui apabila terjadi infeksi
Berikan
antibiotik bila diindikasikan
Adanya indikasi yang jelas sehingga
antibiotik yang diberikan dapat mengatasi organisme penyebab infeksi.
Resiko
tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan
kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia
Tujuan : sdetelah dilakukan tiindakan keperawatan selama
1×24 jam resiko kerusakan integritas kulit berkurang
Kriteria
hasil :
Klien
dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi spesifik.
Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan.
Intervensi
:
Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping
therapi kanker, amati penyembuhan luka.
Memberikan
informasi untuk perencanaan asuhan dan mengembangkan identifikasi awal terhadap
perubahan integritas kulit.
Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal.
Menghindari
perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi.
Ubah posisi klien secara teratur.
Menghindari
penekanan yang terus menerus pada suatu daerah tertentu.
Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian
cream kulit, minyak, bedak tanpa rekomendasi dokter.
Mencegah trauma berlanjut pada kulit
dan produk yang kontra indikatif
Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker),
perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi,
persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1×24 jam cemas yang dirasakan klien berkurang
Kriteria
hasil :
Klien dapat mengurangi rasa cemasnya. Rileks dan dapat melihat dirinya
secara obyektif. Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi
dalam pengobatan.
Intervensi
:
Tentukan
pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya.
Data-data mengenai pengalaman klien
sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya
duplikasi
Berikan
informasi tentang prognosis secara akurat.
Pemberian informasi dapat membantu
klien dalam memahami proses penyakitnya.
Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa
marah, takut, konfrontasi. Beri
informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.
Dapat menurunkan kecemasan klien
Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien
mempersiapkan diri dalam pengobatan.
Membantu klien
dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya.
Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi
sosial, ketidak berdayaan dll.
Mengetahui dan
menggali pola koping klien serta mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya
meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan.
Anjurkan
untuk mengembangkan interaksi dengan support system.
Agar klien memperoleh dukungan dari
orang yang terdekat/keluarga.
Berikan
lingkungan yang tenang dan nyaman.
Memberikan
kesempatan pada klien untuk berpikir/merenung/istirahat.
Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah
dengan wajar.
Klien mendapatkan kepercayaan diri
dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,
Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Junaidi,
iskandar.2007. Kanker, Pengenalan,Pencegahan, dan Pengobatannya.Jakarta
: PT Bhuana Ilmu Populer
Diananda, rama.2008. Mengenal Seluk Beluk Kanker.
Jogjakarta : Katahati
Stanley,
mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC