DESAIN PENELITIAN QUASI EXPERIMENT DALAM KEPERAWATAN

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam melakukan penelitian, terlebih lagi untuk penelitian kuantitatif, salah satu langkah yang penting ialah membuat desain penelitian. Desain penelitian pada hakikatnya merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2013). Hal senada juga dinyatakan oleh Sarwono. Menurut Sarwono (2006) desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.
Desain penelitian merupakan penggambaran secara  jelas tentang hubungan antara variabel, pengumpulan data, dan analisis data, sehingga dengan desain yang baik peneliti maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan antar variabel, bagaimana mengukurnya, dst. (Sukardi, 2004). Kualitas penelitian dan ketepatan penelitian antara lain ditentukan oleh desain penelitian yang dipakai. Oleh karena itu desain yang dipergunakan dalam penelitian harus desain yang tepat. Suatu desain penelitian dapat dikatakan berkualitas atau memiliki ketepatan jika memenuhi dua syarat (Machfoedz, 2007) ., yaitu dapat dipakai untuk menguji hipotesis (khusus untuk penelitian kuantitatif analitik) dan dapat mengendalikan atau mengontrol varians. Dalam penelitian memiliki beragam desain penelitian yang terdiri dari penelitian eksperimen dan penelitian non eksperimen. Dalam makalah ini akan menguraikan lebih jelas tentang penelitian eksperimen salah satunya adalah penelitian quasi eksperimen
1.2  Tujuan
a.       Menjelaskan definisi penelitian quasi eksperimen
b.      Menjelaskan jenis jenis desain penelitian quasi eksperimen
c.       Menjelaskan kelebihan dan kekurangan penelitian jenis eksperimen
d.      Menjelaskan contoh penelitian quasi eksperimen

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN


2.1  Definisi Penelitian Quasi Eksperimen

Desain penelitian eksperimen semu berupaya mengungkap hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol dan kelompok ekperimen tetapi pemilihan kedua kelompok tersebut tidak dilakukan secara acak (Nursalam, 2003).
Kuasi eksperimental adalah sebuah studi eksperimental yang dalam mengontrol situasi penelitian menggunakan cara non random. Desain ini untuk mengevaluasi dampak intervensi kesehatan masyarakat. Untuk memperoleh taksiran dampak perlakuan yang sebenarnya maka peneliti harus memilih kelompok kontrol yang memiliki karakteristik variable perancu yang sebanding dengan kelompok perlakuan (Murti, 2003)
Penelitian qksperimen seperti eksperimen sejati (true experimant)  yang melibatkan manipulasi variabel independen dengan sebuah intervensi. Namun, desain kuasi eksperimental tidak harus selalu dengan random untuk kelompok perlakuan (Pollit & Hungler, 2003). Berikut bagan untuk membedakan jenis-jenis penelitian eksperimen.

2.2  Jenis-Jenis Rancangan Penelitian Quasi Eksperimen

2.2.1        The time series design

Inti dari time series design adalah adanya proses pengukuran secara periodik pada beberapa kelompok atau individu. Hasil penelitian ini dicatat dalam deret waktu. Desain penelitian ini melambangkan banyak dilakukan pada peneitian klasik abad kesembilan belas dalam ilmu fisika dan biologi. Bentuk skematis desain ini adalah :

2.2.2        The equaivalent time-samples design

X1O   X0O X1O  X0O
Bentuk yang paling biasa dari desain eksperimen menggunakan sampel orang yang setara untuk memberikan dasar dalam membandingkan efek dari variabel eksperimen. Sebaliknya jika bentuk berulang satu kelompok eksperimen menggunakan dua ekuivalen merupakan contoh kejadian salah satunya eksperimen variabel ada dan di lain yang tidak ada. Desain ini merupakan bentuk berulang dari one group experimentation dengan melibatkan dua sampel yang ekivalen waktunya, satu ada perlakuan X dan satunya tidak ada perlakuan X. Secara skematis dapat dilukiskan sebagai berikut.

2.2.3        The equivalent materials design

Desain ini merupakan desain kuasi  ekperimen yang dilakukan pada satu kelompok dengan perlakuan yang berulang ulang menggunakan material yang setara. Desain ini berhubungan dengan  the equivalent time  sample design

2.2.4        The non equivalent control group design

Penelitian ini identik dengan menggunakan pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hanya kelompok eksperimen saja yang terpapar treatment. Pemilihan subjek pada design ini pun tidak secara acak (non randomize)
 


2.2.5        Counterbalanced design

Desain yang diseimbangkan serupa dengan desain eksperimental  (hanya pemilihan subjek tidak acak) ke kelompok yang berbeda. Semua kelompok terkena semua perlakuan. Desain penyeimbang yang paling umum adalah dengan menggunakan Latin Square yang mana empat perlakuan berbeda diterapkan pada empat kelompok atau individu yang dirakit secara alami. Masing-masing kelompok atau individu diberi posttest setelah masing-masing perlakuan. Jumlah pengobatan dan kelompok harus sama.



2.2.6        The separate-sample pretest-posttest design

Ini adalah jenis penelitian dari kuasi eksperimen yang biasanya dipakai untuk mengamati hasil manipulasi dengan metode pada populasi dilakukan random untuk kelompok eksperimen dan pre test, setelah itu dilakukan manipulasi. Kelompok kontrol diambil dari populasi yang sama, kemudian diberi manipulasi dan selanjutnya dilakukan post test (Budiharto, 2008). Jenis penelitian ini cocok digunakan pada penelitian – penelitian pada populasi yang besar seperti kota, pabrik, sekolah dan unit militer. Jenis penelitian ini sangat baik untuk menghindari pengaruh test karena pada kelompok eksperimen hanya pada saat pre test saja, sedangkan pada kelompok kontrol hanya dilakukan post test saja. Dalam penelitian jenis ini tidak dilakukan dua kali test pada subyek penelitian, untuk kelompok eksperimen akan mendapatkan pre test sedangkan perlakuan post test dilakukan pada kelompok kontrol. Sehingga tidak akan didapatkan hasil post test yang dipengaruhi oleh perlakuan pre test pada subjek penelitian ini.

Pretest
Manipulasi
Postest
Kelompok
Eksperimen ( R )
O
X

Kelompok
Kontrol ( R )

X
O

2.2.7        The separate-sample pretest-posttest control group design


Pada peneitian ini dilakukan Pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap sampel yang dipilih secara acak dari populasi tertentu, kemudian dilakukan intervensi atau program pada seluruh populasi tersebut. Selanjutnya dilakukan posttest pada kelompok sampel lain, yang juga dipilih secara acak dari populasi yang sama. Penelitian sama dengan desain the separate sample pretest-postest design perbedaanya adalah memiliki grup kontrol.
Dalam rancangan ini, R adalah singkatan dari seleksi acak peserta dan tugas acak untuk kelompok, "O" mewakili pengukuran variabel dependen Y (pretest dan posttests) dan X mewakili intervensi atau perlakuan X, yang hanya relevan pada sampel kedua. Bagian dari diagram di bawah garis titik-titik adalah kelompok yang sebanding dari mana perawatan dapat ditahan.


2.2.8        The multiple time series design

Multiple time-series design adalah jenis desain kuasi eksperimental dimana serangkaian pengukuran periodic diambil dari dua kelompok yang diuji (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen) (Chawla & Sondhi, 2011). Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang mendapat perlakuan X, sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan. Secara umum, quasi eksperimen jenis ini dianggap sebagai desain yang paling mungkin untuk dilakukan karena penilaian yang berulang membuat multiple time series secara umum sesuai untuk penelitian yang ada di sekolah-sekolah (Campbell & Stanley, 1963).

2.2.9        The recurrent institutional cycle design : A “patched-up” design

Design ini cocok digunakan untuk tipe penelitian saat terdapat proses lembaga yang memiliki siklus jadwal. Design ini menggabungkan design longitudinal (post test nilai kecil, pre test nilai besar) dan cross sectional yang biasanya digunakan untuk mengembangkan penelitian. Pada penelitian ini dibuat kelompok eksperimental dan kelompok kontrol dari responden itu sendiri.  Design ini dapat digambarkan sebagai berikut.

2.2.10    Time series non equivalent control group design

Pada desain ini adanya pengukuran yang periodik pada variabel yang sama dari waktu ke waktu pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen hanya terpapar tindakan pada beberapa waktu selama seri penelitian berlangsung. Sebelum intervensi, baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dilakukan pengukuran berulang kali pada variabel yang sama. Begitupun setelah sesi berakhir, kelompok kontrol dan kelompok eksperiman dilakukan pengukuran kembali pada variabel yang sama. Pengukuran ini biasanya ditampilkan dalam bentuk O1, O2, O3, O4 (hasil pretest) x O5, O6, O7, O8 (hasil perlakukan). Pengukuran berkali – kali ini bertujuan untuk melihat kestabilan dari masing – masing kelompok.

2.3  Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Quasi Eksperimen

2.3.1        Kelebihan Penelitian Quasi Eksperimen

Kelebihan quasi eksperimental yaitu responden/partisipan berperilaku secara natural (Eysenck, 2005). Hasil dari penelitian akan mendekati kebenaran karena lingkungan yang dibuat bukanlah lingkungan buatan. Schutt & Nestor (2014) menyebutkan bahwa quasi eksperimental dinilai memiliki validitas ekologis yang lebih besar dibandingkan dengan true experiment.  Lingkungan tempat penelitian berlangsung dapat dikontrol dengan hati-hati sehingga peneliti dapat memperkirakan efek sebenarnya yang diinginkan dari penelitian (Cox et al., 2007). Berdasarkan uraian pakar-pakar di atas, kelebihan quasi eksperimental yaitu memberikan kesempatan responden untuk berperilaku secara natural serta memiliki validitas ekologi yang besar sehingga memudahkan pengontrolan terhadap variabel penelitian.
Pada quasi eksperimental, penelitian terhadap efek dari variabel independen memungkinkan untuk dilakukannya manipulasi (Eysenck, 2005). Masalah etik menjadi masalah yang sering muncul pada tahap pre-selection dan penetapan responden. Quasi eksperimental adalah sebuah studi eksperimental yang dalam mengontrol situasi penelitian menggunakan cara non random, peneliti memilih kelompok kontrol yang memiliki karakteristik variabel perancu yang sebanding dengan kelompok perlakuan (Murti, 2003). Penetapan responden secara random akan sulit dilakukan, mustahil, dan tidak etis untuk menilai perilaku sesungguhnya, contohnya jika peneliti ingin mengukur efek dari merokok pada janin, hal ini tidak etis jika secara random kita memasukkan wanita hamil ke dalam satu grup (McBride, 2012). Berdasarkan uraian di atas, quasi eksperimental dianggap lebih baik untuk dilakukan dibandingkan dengan true experiment karena pemilihan responden secara random sulit dilakukan, mustahil, dan tidak etis.
Quasi eksperimental lebih mungkin diterapkan dan lebih murah dibandingkan eksperimen randomisasi, terutama pada penelitian yang ukuran sample sangat besar atau sangat kecil (Murti, 2003).Quasi eksperimental lebih membutuhkan sedikit waktu dan sedikit logistic dibandingkan dengan desain penelitian true experimental (Harris et al., 2006). Berdasarkan uraian tersebut, penentuan responden non random (baik untuk sample jumlah besar maupun kecil) pada quasi eksperimental membuat desain penelitian ini lebih  efektif dan efisien berdasarkan waktu dan logistic.

2.3.2        Kekurangan Penelitian Quasi Eksperimen

Dalam penelitian dengan menggunakan desain quasi eksperimen, peneliti tidak bisa mengendalikan variabel – variabel eksternal. Peneliti tidak dapat memastikan apa yang menyebabkan sesuatu yang sedang diamatinya, sehingga validitas internalnya rendah ( Santoso, 2010 ). Pada salah satu jenis desain quasi eksperimen yaitu desain ex-post facto, yang menjadi penyebab rendahnya validitas internal adalah dikarenakan peneliti tidak  dapat mengontrol partisipan (Santoso, 2010).
Dalam desain quasi eksperiment tidak terdapat randomisasi dan lemah dalam mengontrol grup, sehingga penelitian ini biasanya dilakukan apabila penelitian true experiment tidak mungkin dilakukan karena beberapa kendala ( Swarjana, 2015 ). Salah satu desain penelitian quasi eksperimen adalah  non equivalent control-group design, dalam desain ini didapati ketidakmampuan untuk mengungkapkan hubungan kausal dengan ketidakpastian ( Swarjana, 2015 ).
Menurut Campbell & Stanley (1996), penelitian quasi eksperimen memiliki beberapa kerugian yaitu :
1)      Analisis statistik mungkin tidak bermakna karena kurangnya pengacakan dan ancaman terhadap validitas internal.
2)      Kurangnya penugasan acak ke dalam kelompok uji yang dapat membatasi generalisasi hasil ke populasi yang lebih besar. Disamping kurangnya pengacakan dan penurunan validitas internal, dorongan untuk hubungan sebab akibat kurang pasti dalam desain kuasi eksperimen.
3)      Faktor yang sudah ada sebelumnya dan pengaruh lainnya tidak diperhitungkan karena variabel kurang terkontrol dalam penelitian kuasi eksperimen.
4)      Validitas penelitian juga dipengaruhi oleh (human error ) adanya faktor kesalahan manusia dalam penelitian.
5)      Penelitian harus dilakukan dengan mematuhi standard etik yang berlaku, agar hasil penelitian bisa digunakan.

2.4  Kapan dan Cara menggunakan Quasi Eksperimen

2.4.1        Kapan menggunakan penelitian Quasi Eksperimen

Desain quasi eksperimental berasal dari riset ilmu sosial yang kemudian diadopsi oleh epidemiologi untuk mengevaluasi dampak intervensi kesehatan masyarakat. Untuk memperoleh taksiran dampak perlakuan yang sebenarnya maka peneliti harus memilih kelompok kontrol yang memiliki karakteristik variable perancu yang sebanding dengan kelompok perlakuan. Kuasi eksperimental ini dilakukan sebagai alternatif eksperimen randomisasi, tatkala pengalokasian faktor penelitian pada subjek penelitian tidak mungkin, tidak etis atau tidak praktis dilaksanakan dengan randomisasi, misalnya ketika ukuran sampel terlalu kecil. (Prahasto & Probandari, 2008).
Quasi eksperimen dapat dilakukan saat rancangan eksperimen murni menghadapi kesulitan teknis dan etik untuk melakukan randomisasi subyek. Apabila mekanisme korelasi sebab-akibat merupakan tujuan utama penelitian tersebut, maka rancangan quasi eksperimen merupakan rancangan yang dapat dipilih (Pratiknya,2011)

2.4.2        Cara menggunakan penelitian Quasi Eksperimen

Langkah dalam melakukan penelitian quasi eksperimen menurut Rakhmat (2009) :
a.       Melakukan tinjauan literature, terutama yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti
b.      Mengidentifikasi dan membatasi masalah penelitian
c.       Merumuskan hipotesis-hipotesis penelitian
d.      Menyusun rencana eksperimen, yang biasanya mencakup
e.       Melakukan pengumpulan data tahap pertama (pre test)
f.       Melakukan eksperimen
g.      Mengumpulkan data tahap kedua (post test)
h.      Mengolah dan menganalisis data
i.        Menyusun laporan

2.5  Contoh penelitian Quasi Eksperimen

2.5.1        Contoh Penelitian dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design

Contoh penelitian ini menggunakan design quasi eksperimental non equivalent control group design dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan oleh Ylva Lason (2017) yang berjudul ”A Peer Learning Intervention for Nursing Students in Clinical Practice Education : A Quasi-Experimental Study”. Design penelitian ini banyak digunakan dalam penelitian pendidikan. Kelompok kontrol akan diberikan pretest dan posttest. Namun kelompok kontrol dan kelompok intervensi tidak memilik persamaan sampling (Campbell, D.T, Stanley, J.C, 1966). Kelompok tersebut hanya membentuk suatu kumpulan dalam ruang kelas.
Desain kuasi eksperimental digunakan dalam penelitian ini, Kelompok intervensi dan kelompok pembanding dilakukan penilaian awal dan tindak lanjut. Selama dua minggu terakhir dari periode empat minggu praktik klinis, kelompok intervensi terlibat dalam peer learning, sedangkan kelompok pembanding menerima sistem pembelajaran pengawasan tradisional. Dari penjelasan ini menerangkan bahwa peneliti pada penelitian ini menggunakan quasi eksperimental yang mana semua kelompok dilakukan pengukuran secara periodik sebelum intervensi. Pengukuran ini dilakukan untuk melihat kestabilan responden dalam grup.



Responden pada penelitian ini sebanyak 87 mahasiswa pada tingkat pertama praktik klinik. Selama dua minggu semua responden menerima pembelajaran supervise tradisional. Setelah itu, kelompok intervensi menerima peer learning selama dua minggu. Pada penelitian ini peer learning sebagai intervensi yang diberikan. Intervensi berupa dua orang mahasiswa saling belajar dengan didampingi oleh satu orang pembimbing. Pembimbing hanya memberikan support, arahan dan umpan balik kepada mahasiswa namun pada supervise tradisional, pembimbing sebagai educator yang aktif. Pertimbangan etik pada penelitian ini telah dilakukan oleh Regional Ethical Rewiew Board. Izin melakukan penelitian telah diterima oleh peneliti.
Data penilaian awal dan tindak lanjut dikumpulkan menggunakan kuesioner. Data penilaian awal dilakukan pada masa responden mendapatkan supervise tradisional (dua minggu pertama). Data tindak lanjut dikumpulkan pada akhir minggu keempat (2 minggu setelah supervise tradisional). Setelah empat minggu, semua mahasiswa melakukan persentasi dan mengisi kuesioner yang dapat diisi saat itu juga atau dapat dibawa pulang ke rumah dan dikembalikan kepada peneliti. Kuesioner dapat diisi selama 30 – 40 menit.
Analisa data pada desain ini menggunakan IBM SPSS Statistics version 22.0 non parametric statistics : Wilcoxon rank test. Mann whitney U test dan Chi2  digunakan untuk mennganalisas perbedaan antar grup. Non parametric test digunakan karena sebaran data tidak terdistribusi normal.

2.5.2        Contoh Penelitian dengan rancangan Time Series Design

Contoh penelitian dengan rancangan time series design dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan Virginia Peterson Tilden dan Peg Shepherd (1987) yang berjudul “Increasing the Rate of Identification of Battered Women in an Emergency Departement : Use of a Nursing Protocol”. Pada penelitian tersebut memiliki single hipotesa dan menggunakan metode quasi ekperimental time series design. Model penelitian ini banyak mengambil data observasi pada sesi intervensi. Sampel pada penelitian ini adalah perawat RN di ruang emergensi. Responden dilakukan pengambilan data awal selama empat bulan sebelum diberikan intervensi. Intervensi pada penelitian ini terdiri dari dua bagian. Pertama, protocol wawancara yang digunakan sebagai kerangka dalam melakukan awawancara. Kedua, adalah mengedukasi responden. Kedua intervensi ini dilakukan pada semua responden. Penelitian ini berjalan selama delapan bulan. Empat bulan terakhir, dilakukan pengambilan data selama prosedur intervensi. Setelah data sebelum dan setelah intervensi terkumpul, dilakukan uji statistic untuk mengetahui efek atau pengaruh dari intervensi. Analisis data pada penelitiain aini menggunakan one-tailed test untuk membandingkan proporsi sampel. Z-test untuk mengetahun ood ratio.

Pada gambar diatas menjelaskan mekanisme penggunaan time series design. Pada bulan juni sampai September merupakan masa peneliti mengambil data awal sebelum responden diberikan intervensi (x). Intervensi diberikan diiringi dengan pengambilan data akhir. Gambar ini serupa dengan jalannya penelitian dengan menggunakan time series design pada quasi ekperimental.



BAB III

KESIMPULAN


Desain penelitian eksperimen semu berupaya mengungkap hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol dan kelompok ekperimen tetapi pemilihan kedua kelompok tersebut tidak dilakukan secara acak (Nursalam, 2003). Pada dasarnya penelitian eksperimen semu atau eksperimen kuasi sama dengan penelitian eksperimen murni. Penelitian  ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen, namun pemilahan kedua kelompok tersebut tidak dengan teknik random.
Adapun beberapa kelemahan yang dimiliki oleh desain quasi eksperimen adalah peneliti tidak bisa mengendalikan variabel – variabel eksternal. Peneliti tidak dapat memastikan apa yang menyebabkan sesuatu yang sedang diamatinya, sehingga validitas internalnya rendah. Selain memiliki kelemahan quasi eksperimen juga memiliki keuntungan. Adapun keuntungannya yaitu pada penelitian ekperimen semu ini sampelnya berperilaku secara natural, bukan berasal dari lingkungan buatan dan memiliki validitas ekologis yang lebih besar dibandingkan dengan true experiment. Rancangan penelitian quasi eksperimen terbagi dalam 2 jenis yakni non equivalent control group design dan time series design.



DAFTAR PUSTAKA

Ary, Donald et al.(2010). Introduction to research in education 8th edition, Wardswoth Cengage Learning. Australia : Wadsworth Cangage Learning. Diakses melalui www.googlebooks.com
Azam., Nurfani SU., Sumarno., &  Adi, Rahmat. (2006). Metodologi penelitian untuk peningkatan kualitas pembelajaran penelitian kuasi eksperimen dalam PPKP. Direktorat Ketenagaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Budiharto ( 2008 ). Metodologi penelitian kesehatan dengan contoh bidang ilmu kesehatan gigi. Jakarta : EGC
Campbel. D.T & Stenley. J.C (1996). Nursing Research. (1963). Experimental and quasi experimental designs or research. London : Houghton Miflin Company Boston
Chawla, D. & Sodhi, N. (2011). Research Methodology: Concepts and Cases. Vikas Publishing House: New Delhi
Cox, Susan., townsend, Anne., Preto, Nina., Woodgate, R.L., & Kolopack, P. (2009). Ethical challenges and evolving practices in research on ethics in health research. Health Law Review • 17:2-3. Diakses melalui www.hli.ualberta.ca
Dempsey, P.A & Dempsey, A.D. (2002). Riset Keperawatan. Penerjemah : Widyastuti, Palupi. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Eysenck, M. W. (2005). Psychology for AS Level. New York: Psychology Press
Harris, A.D., et al. (2006). The use and interpretation of quasi-experimental studies in medical informatics. J Am Med Inform Assoc. 2006 Jan-Feb; 13(1): 16–23. doi: 10.1197/jamia.M1749
Iwan, D,P. dan Probandari, A. 2008. Rancangan penelitian eksperimen murni dan kuasi eksperimen. Magister Manajemen Rumahsakit : Fakultas Kedokteran UGM
Levy, Yair & Timothy J. Ellis.(2011). A guide for novice researchers on experimental and quasi-experimental studies in information systems research, interdisciplinary. Journal of Information, Knowledge and Management. Vol.6. 152-161. Diakses dari www.ijikm.org
Machfoedz, Ircham. (2007) Metodologi Penelitian: Bidang Kesehatan, Keperawatan, dan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya
Mcbride, D. M. (2012). The process of research in psychology. London: Sage Publications
Murti, B.(2003).Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: GMU Press
Nestor P.G. & Schutt, R.K. (2014). Research Methods in Psychology: Investigating Human Behavior. The environment in which the research takes place can often be carefully controlled. London: SAGE
Nursalam. (2013). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Palsson, Y., Matensson, G., Swenne, C.L., Adel, E., & Engstrom, M. (2017). A peer learning intervention for nursing students in clinical practice education : A quasi-experimental study. Nursing Education Today, 81 – 877. Diakses dari www.elsevier.com
Pollit, D.F., & Beck, B.P. (2003). Nursing researchs: Principles and methods (7 th edition), Philadelphia: J.B. Lippincott
Pratiknya,A,W. 2011. Dasar-dasar metodologi penelitian kedoktern dan kesehatan. Edisi ke-9. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Rakhmat, J (2009). Metode penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Jaya
Santoso, Singgih. (2010). Kupas tuntas riset eksperimen dengan Excel 2007 dan Minitatab 15. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Swarjana, K,. I,. ( 2015 ). Metodologi penelitiaan kesehatan. Ed. II., Yogyakarta : ANDI.
Tilden, V.P., & Shepherd, Peg. (1987). Increasing the rate of identification of battered women in an emergency department: Use of a nursing protocol. Research in Nursing & Health, 209 – 215. Diakses di www.ncbi.nlm.nih.gov


Tidak ada komentar: