BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian klinis bermanfaat apabila
diperoleh hasil yang secara klinis penting (clinically
important) dan ditunjang dengan uji statistika yang bermakna (statistically significant) karena
perbedaan hasil klinis yang sangat kecil dapat bermakna secara statistika
apabila jumlah subyeknya sangat banyak sebaliknya perbedaan klinis yang amat
mencolok dapat tidak bermakna secara statistika apabila subyeknya terlalu
sedikit (Sastroasmoro & Ismael,
2011).Dahlan (2009) mengatakan idealnya, cara untuk menjawab suatu pertanyaan
penelitian adalah dengan melakukan penelitian pada semua anggota populasi (total sampling), namun hampir dalam
sebagian besar keadaan, seperti keterbatasan biaya dan waktu yang panjang, hal
itu tidak mungkin dilakukan sehingga kita hanya meneliti sebagian saja dari
populasi yaitu meneliti sampel. Tentu saja lebih
praktis dan lebih murah biayanya untuk mengumpulkan data dari sampel daripada
mengumpulkan data dari keseluruhan populasi namun hal ini beresiko karena ada
kemungkinan sampel tersebut tidak adekuat dalam mencerminkan perilaku, sifat,
gejala, atau kepercayaan populasi (Polit & Beck, 2013).
Distribusi teoretis
dari nilai sampel adalah basis statistik inferensial. Statistik
inferensial didasarkan pada asumsi random sampling dari populasi meskipun
asumsi ini dilanggar secara luas. Bahkan ketika pengambilan sampel acak
digunakan, karakteristik sampel jarang identik dengan karakteristik populasi.
Kecenderungan statistik untuk berfluktuasi dari satu sampel ke sampel lainnya
dikenal sebagai kesalahan sampling sehingga untuk memperkirakan parameter suatu
populasi, disarankan untuk menggunakan sampel yang representatif. Salah satu
dasar untuk melakukan statistik inferensial ini adalah distribusi sampling
(Polit & Beck, 2012).
Berdasarkan penjelasan diatas kelompok melakukan kajian
literatur dan dituliskan dalam bentuk makalah berjudul “Distribusi Sampling”,
dengan tujuan meningkatkan pemahaman tentang definisi distribusi sampling dan
aplikasinya dalam suatu penelitian
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk:
1.2.1 Mengidentifikasi pengertian Distribusi
Sampling..
1.2.2 Mengidentifikasi
dan Menjelaskan penggunaan distribusi sampling untuk menentukan besaran sampel
yang representatif dalam suatu populasi tertentu.
1.2.3 Mengeksplorasi perkiraan besar sampel
dan teknik distribusi sampling yang tepat melalui contohpengaplikasian menggunakan jurnal
penelitian yang dipilih
1.3 Manfaat
Adapun penulisan makalah ini diharapkan
dapat memberikan manfaat:
1.3.1
Profesi keperawatan
Sebagai sumber studi kepustakaan
tentang distribusi sampling sehingga
dapat menambah pemahaman dan mendukung penelitian keperawatan.
1.3.2
Institusi pendidikan keperawatan
Sebagai sumber kepustakaan tentang
distribusi sampling dalam institusi keperawatan sehingga dapat menambah
pemahaman mahasiswa danmampu
mengaplikasikannya
dalam penelitian keperawatan.
1.3.3
Mahasiswa keperawatan
Sebagai
sumber kepustakaan dalam
mengidentifikasi distribusi sampling dalam melakukan sebuahpenelitian.
BAB 2
TELAAH PUSTAKA
2.1
Pengertian Distribusi Sampling
Distribusi sampling adalah distribusi teoritis dan bukan
aktual karena dalam praktiknya tidak ada yang mengambil sampel secara
berturut-turut dari suatu populasi. (Polit & Beck, 2012).Sedangkan menurut Hastono (2010), distribusi
sampling adalah distribusi dari mean-mean sampel yang diambil secara berulang kali
dari suatu populasi.
Untuk
itu, perlu diketahui suatu ketentuan yang dapat membedakan beberapa ukuran
antara sampel dan populasi (Hastono, 2010). Ukuran-ukuran untuk sampel dan
populasi adalah sebagai berikut.
|
Sampel
|
Populasi
|
Nilai (karakteristik)
|
Statistik
|
Parameter
|
Mean (rata-rata hitung)
|
|
|
Standar Deviasi
|
S
|
|
Jumlah Unit
|
N
|
N
|
Tabel 2.1. Perbedaan Simbol Sampel dan Populasi (Hastono,
2010)
Misalnya kita
memiliki suatu populasi yang mempunyai nilai mean =
dengan N elemen dari standar deviasi .
dengan N elemen dari standar deviasi .
1)
Dilakukan pengambilan sampel random besarnya n (x1,x2,...........xm).
dihitung rata-rata x dan simpangan baku s. Sampel yang diambil berulang kali
ini akan menghasilkan bermacam-macam nilai rata-rata. Dari sampel satu sampai sampel
ke m didapatkan rata-rata hitung
1, 2,.......................... m.
1, 2,.......................... m.
2)
Mean atau rata-rata dari sampel ini (
1,
2,..........................
m.) apabila
disusun akan membentuk distribusi. Distribusi nilai mean-mean sampel inilah
yang disebut distribusi sampling harga mean.
POPULASI
X1,
X2, ...... Xn
Mean = µ
Standar Deviasi = σ
|
Sampel 1
X1,
...... Xn
|
Sampel 2
X1,
...... Xn
|
Sampel 3
X1,
...... Xn
|
Sampel m
X1,
...... Xn
|
(n observasi)
(n observasi) (n observasi) (nobservasi)
x̄1 x̄2 x̄3 x̄m
Distribusi
Sampling
|
2.2
Central
Limit Theorem
Sifat Distribusi
Sampling disebut Central Limit Theorem (teorema
limit pusat). Sifat inilah yang mendasari teori inferens. Sifat-sifat tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Sifat 1
Apabila sampel-sampel random dengan n elemen
masing-masing diambil dari suatu populasi normal, yang mempunyai mean = µ varian
σ2, distribusi sampling harga mean akan mempunyai mena
sama dengan µ dan varian σ2/n atau standar deviasi σ/√n. Standar
deviasi distribusi sampling harga mean ini dikenal sebagai “Standar Error” (SE).
2. Sifat 2
Apabila
populasi berdistribusi normal, distribusi sampling harga mean juga akan
berdistribusi normal. Maka, berlaku sifat seperti persamaan dibawah ini (z
score adalah nilai deviasi relatif antara nilai sampel dan populasi = nilai
distribusi normal standar):
3. Sifat 3
Walaupun populasi berdistribusi sembarang, kalau
diambil sampel-sampel berulang kali secara random, distribusi harga meannya
akan membentuk distribusi normal.
BAB
3
PEMBAHASAN
Aplikasi Central Limit Theorem
Sifat 1 dalam CLT menghasilkan standar deviasi
distribusi sampling harga mean yang disebut sebagai Standar Error (SE) dengan
rumus:
SE =
Sifat 2 dalam CLT menyebutkan bahwa apabila populasi
berdistribusi normal, distribusi sampling harga mean juga akan berdistribusi
normal. Maka berlaku rumus di bawah ini.
Sifat 3 menyatakan walaupun populasi
berdistribusi sembarang, jika sampel diambil berulang kali dengan cara random,
distribusi harga mean nya juga akan
berdistribusi normal.
Terdapat
beberapa contoh soal dalam Hastono (2010) seperti berikut. Selama ini diyakini
bahwa kadar Hb orang sehat µ= 12 gr% dan
=2,5 gr%. Seorang peneliti mengambil 25 orang
pengunjung suatu puskesmas. Hitunglah probabilitas dari rata-rata Hb sampel
tadi jika yang diminta nilai Hb:
a.
> 13 gr%
b.
11 sampai 13,5
gr%
Jawaban
Diketahui:
µ= 12 gr%
=2,5 gr%
N= 25
a.
x̄ =13 gr%
b.
x̄ = 11; 13,5 gr%
Ditanya:
a.
Probabilitas
dari rata-rata Hb sampel tadi jika yang diminta nilai Hb > 13 gr%
b.
Probabilitas
dari rata-rata Hb sampel tadi jika yang diminta nilai 11 sampai 13,5 gr%
Hitungan:
a.
SE
=
= 2,5/√25
= 0,5 gr%
= 13-12/0,5
= 2
Luas distribusi pada Z tabel dengan
nilai Z=2 adalah 0,4772. Lebih jelas digambarkan dalam kurva normal.
Karena yang ditanyakan adalah proporsi daerah yang
diarsir (> 13 gr%), maka P(x > 13 gr%) = 0,5-0,4772 =0,0228= 2,28%
Jadi, proporsi dengan Hb > 13 gr% pada sampel
tersebut adalah 2,28%.
b.
SE
=
= 2,5/√25
= 0,5 gr%
= 11-12/0,5
= -2
Luas distribusi pada Z tabel dengan
nilai Z=-2 adalah -0,4772.
SE =
= 2,5/√25
= 0,5 gr%
= 13,5-12/0,5
= 3
Luas distribusi pada Z tabel dengan
nilai Z=3 adalah 0,4987.
Karena yang ditanyakan adalah proporsi daerah yang
diarsir (11 gr%; 13,5 gr%), maka P(11 gr% < x < 13,5 gr%) = 0,4987 + 0,4987
=0,9759= 97,59%.
Jadi, proporsi di antara 11gr% sampai 13,5 gr%pada
sampel tersebut adalah 97,59%.
BAB
4
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
1. Distribusi sampling adalah distribusi dari mean-mean
sampel yang diambil secara berulang kali dari suatu populasi.
2.
Sifat Distribusi
Sampling disebut Central Limit Theorem (teorema
limit pusat. Sifat-sifat tersebut adalah sifat pertama adalah standar error (SE); sifat kedua yaitu
apabila populasi berdistribusi normal maka distribusi sampling harga mean juga
akan berdistribusi normal; sifat ketiga adalah walaupun populasi berdistribusi sembarang, tetapi jika diambil berulang
kali maka membentuk distribusi normal.
4.2
Saran
Melalui penyusunan makalah ini, diperoleh beberapa saran
antara lain:
4.1.1
Profesi keperawatan
Disarankan
profesi keperawatan selalu mengembangkan
pengetahuan melalui penelitian mengenai fenomena yang muncul ketika melakukan
asuhan keperawatan profesional dengan metodologi penelitian ilmiah.
4.1.2
Institusi pendidikan keperawatan
Sebaiknya
institusi pendidikan konsisten menggunakan metodologi ilmiah dalam penelitian
dan membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang populasi dan sampel
khususnya terkait tentang distribusi sampling.
4.1.3
Mahasiswa keperawatan
Sebaiknya
mahasiswa terus-menerus melatih kemampuannya dalam melakukan penelitian
khususnya mengenai distribusi sampling sehingga tidak menemui kendala saat
penyusunan tugas akhir sehingga memperoleh hasil penelitian yang akurat dan
teruji secara empiris.
DAFTAR
PUSTAKA
Dahlan, M. Sopiyudin. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran
dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Luknis, S. & Hastono,
S.P. (2010). Statistik Kesehatan.
Jakarta: Rajawali Pers.
Pagano,
M &Gauvreau, K. (1993). Principles of
Biostatistics. California:
Wadsworth.
Polit,
D.F. & Beck, C.T. (2012). Nursing
research: generating and assessing evidence for nursing practice. 9th ed.
China: Wolters Kluwer Health | Lippincott Williams & Wilkins.
Sastroasmoro, S dan Ismael, S. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Binarupa Aksara : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar