BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Rosemarie Rizzo Parse adalah
seorang lulusan sarjana keperawatan dari Duquesne University, kemudian dia
melanjutkan Master dan Doktoral di University of Pittsburgh. Karir Parse
dimulai sejak tahun 1997-1982 menjadi dekan Sekolah Keperawatan di Duquesne
University, 1983-1993 menjadi professor dan koordinator pusat penelitian
keperawatan di Hunter College, 1993-2006 menjadi professor di Loyola Univeristy
(Alligood., 2014)
Keyakinan bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan
keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan
berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan
riset keperawatan dan diimplementasikan didalam praktek keperawatan (McEwen & Wills, 2014). Salah satu teori keperawatan yang memberikan
pengaruh di dalam pelayanan keperawatan dan mampu digunakan sebagai dasar teori adalah
Humanbecoming yang diperkenalkan oleh Rosemarie
Rizzo Parse.
Lingkungan kesehatan seperti rumah
sakit, perawat akan berhadapan dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Oleh
karena itu, perawat harus terus meningkatkan kemampuan komunikasi dan interaksi, salah satunya
dengan terus melatih perilaku humanbecoming. Humanbecoming adalah Teori Keperawatan, yang memandu perawat
untuk fokus pada kualitas hidup dari sudut pandang setiap orang sebagai tujuan
keperawatan (McEwen & Wills, 2014).
Teori humanbecoming
adalah kombinasi dari faktor biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual,
dan menyatakan bahwa seseorang adalah makhluk kesatuan dalam interaksi terus menerus
dengan lingkungannya itu (McEwen & Wills, 2014).
Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli
keperawatan dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga
perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan
askep dalam praktek keperawatan. Oleh karena itu, kelompok akan membahas
sejarah, content dan context Humanbecoming dan aplkasi dalam
asuhan keperawatan.
1.2 Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Mampu memahami middle range theory Rosemarie Rizzo Parse.
2.
Tujuan
Khusus
a.
Mampu
memahami sejarah Humanbecoming Parse.
b.
Mampu mengidentifikasi
dan memahami context teori Parse.
c.
Mampu
mengidentifikasi dan memahami content dari
teori Parse
d.
Mampu
memahami dan menganalisa implikasi humanbecoming dalam asuhan keperawatan.
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Sejarah Rosemario
Rizzo Parse
Rosemarie Rizzo Parse adalah
seorang lulusan sarjana keperawatan dari Duquesne University, kemudian dia
melanjutkan Master dan Doktoral di University of Pittsburgh. Karir Parse
dimulai sejak tahun 1997-1982 menjadi dekan Sekolah Keperawatan di Duquesne
University, 1983-1993 menjadi professor dan koordinator pusat penelitian
keperawatan di Hunter College, 1993-2006 menjadi professor di Loyola Univeristy
Chicago, tahun 2006 pensiun namun sampai sekarang Parse menjadi professor
emeritus di Loyola Univeristy Chicago. Semasa karirnya Parse telah membuat 9
buku dan 150 artikel, melakukan lebih dari 300 presentasi dan workshop di lebih
dari 35 negara dan 5 benua, serta menjadi penerjemah beberapa bahasa dan
konsultan program pendidikan keperawatan yang lebih fokus kepada pedoman penelitian,
praktek, kepemimpinan, pendidikan, regulasi dan standar mutu. Parse juga telah
menguji 40 disertasi doktoral (Alligood, 2014).
Menurut Alligood (2014)
selain karirnya sejak Januari 2007 Parse menjadi konsultan dan pemberi beasiswa
di New York University College of Nursing, pendiri Institut Humanbecoming
dimana dia mengajar ontologi, epistemiologi dan metodologi, ilmu keperawatan,
karena dedikasinya dalam dunia pendidikan terutama aktif dalam memberikan
beasiswa, Parse mendapatkan beberapa penghargaan, antara lain:
1.
dua
Lifetime Achievement Awads dari Midwest Nursing Research Society dan Asia American Pacific Islander Nurses
Association beasiswa atas namanya ada di Henderson University Scholl of
Nursing.
2.
“Best picks” untuk dua bukunya dari Theta Tau
International,
3.
The New York Time Nurse Educator
of the Year award Tahun
2008
4.
Medali
kehormatan dari University of Lisbon Tahun 2012
2.2 Konsep Teori Human Becoming Parse
Sekolah Humanbecoming yang dikembangkan oleh Parse terpengaruh dari
ilmu kemanusiaan yang dikemukakan oleh Dilthey dkk, dan terisnpirasi dari
prinsip Martha E. Rogers tentang keutuhan manusia, selama mengembangkan
Humanbecoming Parse bertemu dengan mahasiswanya seperti Kaam dan Giorgi, dari
mereka Parse menyadari akan pengalaman hidup manusia dan situasi kemerdekaan
serta partisipasi dalam kehidupan. Parse juga terpapar oleh prinsip dasar
tentang phenomena eksistensi dari Heidgegger, Sarte dan perawat sebagai ilmu
kemanusiaan dari Marleau Ponty. Parse menyadari bahwa manusia tidak dapat
mengurangi bagian dari komponen kehidupan, dimana manusia akan hidup dengan
perbedaan diantara mereka. Parse sadar akan perbedaan ilmu keperawatan dilihat
dari pengobatan tradisional yang digunakan, ilmu keperawatan adalah unik dimana
ilmu dasar berfokus pada pengalaman manusia. Parse memiliki gagasan tentang
dasar pengetahuan yang dibutuhkan perawat yang mana memberitahukan penelitian
dan praktik mereka itu unik, pengetahuan keutuhan manusia dan kesehatan adalah
esensial untuk menjalankan komitmen mereka akan rasa kemanusiaan. Idenya adalah
pemikiran tentang manusia sebagai makhluk terbuka yang berkaitan dengan
kesatuan yang tak terpisahkan “dengan tak terpisahkan, ketidak terikatan
mengetahui menghadirkan ketidak terbatasan” (Alligood, 2014; Fawcett, 2005).
Menurut Alligood (2014) dan Fawcett (2005) dari phenomenologi
eksistensi, Parse menggambarkan prinsip hidup berdampingan dan situasi bebas.
Parse meyakini manusia harus “hidup dengan” atau kata lainnya manusia tidak
mungkin dapat terpisah dari hubungan dengan manusia lainnya dan dengan dunia.
Pada dasarnya Parse mengatakan bahwa humanbecoming
sama dengan humanuniverse. Manusia
dengan sengaja memilih karena alasan tahu dan tidak tahu. Kesengajaan juga
tentang tujuan dan bagaimana seseorang memilih arah, jalan pikiran, dan aksi
dengan orang maupun proyek. Parse mengatakan bahwa kemanusiaan adalah sesuatu
yang tampak dan tidak tampak, namun kehidupan seseorang dikatakan berarti saat
mereka dapat menjadi diri sendiri. Humanbecoming
sendiri teridiri dari 3 garis besar, yaitu:
1.
Coconstituation yang artinya setiap peristiwa diciptakan dengan unsur situasi.
Manusia hidup dari hari ke hari, mereka akan mengalami perubahan dalam
menyikapi sesuatu, bahkan dapat membuat arti yang berbeda dari situasi yang
sama, tergantung dari interprestasi tentang situasi kehidupannya.
2.
Coexsistence artinya manusia tidak
sendirian dalam beberapa dimensi menjadi manusia. Manusia selalu dengan dunia
mengenai sesuatu, ide, bahasa, kejadian, tradisi. Tanpa orang lain, seseorang
tidak dapat mengetahui bahwa seseorang adalah ada. Manusia berpikir tentang
dirinya sendiri dalam sebuah hubungan dengan orang lain dan bagaimana manusia
dapat mencapai rencana dan mimpinya.
3.
Situated freedom artinya secara reflek atau
sebelum reflek seseorang memilih situasi dimana seseorang menemukan dirinya
sendiri sebaik sebagaimana dirinya bersikap dalam situasi tersebut. Manusia
selalu memilih apa yang penting dalam hidupnya, kemudian dapat menetukan mana
yang lebih prioritas sebagai kehidupan yang terbuka.
2.3 Konten Teori Parse
Menurut McEwen & Wills (2014) Rosemarie Rizzo Parse
menciptakan toeri ‘Menjadi Manusia”. Teori Keperawatan, yang memandu perawat
untuk fokus pada kualitas hidup dari sudut pandang setiap orang sebagai tujuan
keperawatan. Hal ini memberikan alternatif bagi sebagian besar
teori-teori lain dari keperawatan, yang mengambil pendekatan bio-medis atau
bio-psiko-sosial-spiritual. Teori Menjadi Manusia adalah kombinasi dari faktor
biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual, dan menyatakan bahwa seseorang
adalah makhluk kesatuan dalam interaksi terus menerus dengan lingkungannya itu.
Teori ini terdiri dari 3 bagian besar yaitu: structuring meaning, cocreating rhythmical pattern, and
cotranscendence. Parse tidak memisahkan secara spesifik asumsinya tentang
alam semesta karena dia yakin bahwa alam semesta adalah multidimensi dan proses
yang saling menguntungkan pada manusia dan juga tidak dapat dipisahkan dari
manusia. Kejadian ini membuktikan bahwa asumsi tentang manusia dan prosesnya
adalah sebagai berikut :
1.
Manusia adalah ada selama pola
secara teratur dari pembentukan (proses) alam semesta (keberadaan, pembentukan,
dan pola).
2.
Manusia adalah mahluk terbuka,
menentukan makna situasi secara bebas, bertanggung jawab untuk keputusan
(situasi bebas, terbuka, dan energi).
3.
Manusia adalah unit terkecil,
terjadi pola hubungan yang teratur (energi, pola, dan pembentukkan).
4.
Manusia adalah mempunyai
cakupan yang luas (melihat lebih jauh) secara multidimensi terhadap berbagai
kemungkinan-kemungkinan (terbuka, pandimensional, dan situasi yang bebas).
5.
Menjadi unit terkecil dari
kehidupan kesehatan manusia (terbuka, situasi bebas dan pembentukkan).
6.
Menjadi bagian proses
pembentukkan manusia-alam semesta secara terarur (pola pembentukan dan
pandimensional).
7.
Menjadi adalah pola yang
terbentuk dari prioritas nilai dari hubungan (siatusi bebas, pola, dan
keterbukaan).
8.
Menjadi adalah proses dalam
diri terhadap berbagai kemungkinan (keterbukaan, situasi bebas, dan
keberadaan).
9.
Menjadi adalah proses menjadi
manusia sebagai suatu unit (keberadaan, energi, dan pandimensional)
Alligood (2014) mengatakan bahwa Parse mensintesis 9
asumsi dasar tentang manusia dan prosesnya menjadi 3 prinsip dasar yaitu meaning, rhythmicity, dan transcendence. Setiap prinsip terdiri dari tiga konsep yang
membutuhkan penelusuran untuk mengerti kedalaman dari teori human becoming. Prinsip-prinsip teori human becoming:
1.
Structuring Meaning
Proses menjadi
manusia adalah pilihan setiap individu secara bebas terhadap makna akan suatu
situasi dalam proses nilai kehidupan manusia. Menyusun makna secara
multidimensional adalah menciptakan realitas bersama melalui bahasa, penilaian
dan pencitraan. Perinsip ini menunjukan bahwa realitas secara berkesinanbung di
ciptakan bersama dengan penentuan makna yang didasarkan pada masa lalu, saat
ini, dan masa mendatang dan di ungkapkan melalui bahasa dengan cara nilai-nilai
dan gambar-gambar atau simbol.
Menyampaikan bahwa struktur
seseorang, atau pilihan, arti dari kenyataan mereka, dan pilihan ini terjadi
dengan pengetahuan yang tegas-diam diam. Prinsip utama ini mengungkapkan bahwa
seseorang menciptakan kenyataan mereka secara berbeda dengan orang lain, dan
mereka menunjukkan atau mengungkapkan kenyataan mereka dalam cara mereka
sendiri, baik dengan mengungkapkan atau
tetap diam dan mereka pindah atau tetap tinggal. Prinsip ini terdiri dari tiga
konsep: gambaran, nilai, bahasa.
a. Gambaran adalah konsep utama dari prinsip utama. Pertentangan pada
gambaran ini adalah disampaikan-diam diam dan refleksi-pre refleksi. Gambaran
adalah cara pandang seseorang terhadap kenyataan. Ini adalah bentuk dari
pengetahuan seseorang dalam cara yang disampaikan-diam diam. Menurut parse,
seseorang adalah individu yang tak terpisahkan dengan rasa ingin tau dan
mencari jawaban. Jawaban dari pertanyaan muncul sebagai arti dalam kenyataan
dan cara pandang mereka tentang sesuatu. Gambaran adalah interpretasi personal
dari arti, kemungkinan, dan konsekuensi. Perawat tidak bisa mengetahui secara
lengkap gambaran orang lain, tapi bisa dilakukan melalui penelusuran mereka,
rasa hormat, dan menyaksikan seseorang berjuang dalam hidupnya.
b. Nilai adalah consep kedua dari
prinsip pertama. Pertentangan antara nilai confirming-not confirming. Konsep
ini tentang bagaimana seseorang mengkonfirmasi atau tidak mengkonfirmasi
kepercayaan dalam cara pandang seseorang. Seseorang membuat pilihan tentang
bagaimana berpikir, bertindak, dan merasa. Pilihan ini mungkin konsisten dengan
pilihan utama, atau bisa jadi berbeda dengan seblumnya, dan terjadi penggeseran
nilai prioritas. Kadang seseorang mungkin berpikir tentang pilihan antisipasi,
dan sewaktu-waktu pilihan tersebut bisa berubah bergantung pada perubahan pola
pikir mereka dan kejadian dalam hidup. Nilai menggambarkan apa yang penting
dalam hidup seseorang atau keluarga. Menurut Parse, prioritas nilai kehidupan
seseorang adalah bagaimana individu
menunjukkan kesehatan dan menjadi manusia. Perawat belajar tentang nilai
seseorang dengan bertanya kepada pasien apa yang penting menurut mereka.
c. Bahasa adalah konsep ketiga dari
prinsip pertama. Bahasa adalah konsep yang tampak dan berhubungan dengan
bagaimana manusia menyampaikan gambaran realitas hidupnya dan prioritas nilai
yang mereka miliki. Perawat menerima bahasa yang orang lain tunjukkan tetapi
tidak bisa mengerti maksud dari yang disampaikan. Untuk mengerti apa yang
diungkapkan oleh pasien, perawat melihat kata-katanya, tindakannya, dan bahasa
tubuh.
2.
Configuring Rhytmicity
Pattern :
Proses menjadi
manusia adalah pola yang diciptakan secara teratur dalam hubungan proses
menguntungkan antara manusia dan alam semesta. Konfigurasi pola ritmis yang
berkaitan adalah mengungkapkan-menyembunyikan dan memungkinkan-membatasi serta
menghubungkan-memisahkan". Prinsip ini berarti bahwa manusia secara
continue memiliki irama yang terbentang dan pola-pola yang turut menyusun
interaksi dengan dunia, yang termasuk
a. Mengungkapkan-menyembunyikan (secara simultan membuka beberapa aspek
diri sementara menyembunyikan yang lain). Ada banyak yang ingin diceritakan dan
diketahui tentang diri sendiri juga orang orang lain. Terkadang seseorang
mengetahui apa yang ingin disampaikan kepada orang lain, dan mereka
menyaampaikan pesan tersebut dengan jelas. Di lain waktu, seseorang tersebut
menjadi berubah dan dan tidak ingin menyampaikan pesan yang ada. Hal tersebut
dipengaruhi oleh aspek pengalaman dan kenyataan. Seseorang menjadi terbuka atau
tertutup dalam situasi yang berbeda atau
orang yang berbeda. Dalam memilih bagaimana untuk menjadi dengan orang lain.
Perawat menciptakan dan mengingatkan kembali apa yang terjadi ketika mereka
dengan seseorang.
b. Memungkinkan- membatasi (saat manusia bergerak pada satu arah,
manusia terbatas pergerakannya pada arah yang lain). Perawat membantu yang lain
untuk merenungkan opsi dan mengantisipasi konsekuensi dari pilihan yang sulit.
c. Menghubungkan-memisahkan (saat manusia berhubungan dengan satu
fenomena yang lain, yang mengarah pada kompleksitas yang lebih besar).
Menghubungkan-memisahkan juga tentang pertentangan kehadiran- jarak dan
menjelaskan cara dua orang dapat menjadi sangat dekat kemudian berpisah.
Terkadang terdapat hubungan ketika seseorang berpisah, karena seseorang
tersebut dapat tinggal atau hidup lebih dekat dengan ketidakhadiran tersebut.
Khususnya ketika berduka cita untuk orang lain.
Perawat belajar tentang cara seseorang untuk menghubungkan dan
memisahkan dengan bertanya tentang kepentingan mereka dalam hubungan dan sebuah
projek.
3.
Transcendence :
Proses menjadi
manusia adalah proses multidimensi yang menggabungkan berbagai kemungkinan-kemungkinan,
bahwa seseorang terus-menerus mengubah dirinya sendiri.
a. Powering adalah konsep pertama dari prinsip ketiga. Powering merupakan
proses ritmik secara terus menerus, irama ini berarti mendorong,
menahan,membuat tekanan, dan perjuangan untuk hidup dalam situasi yang berat
atau dalam ancaman. Powering adalah kekuatan untuk tetap bertahan hidup dan
melakukan ssesuatu dengan tujuan untuk menegaskan dan mengambil apa yang
penting atau bermanfaat sementara seseorang tersebut hidup dalam kehilangan
atau ancaman. Konflik menurut parse merupakan kesempatan untuk menjelaskan arti
dan nilai kehidupan.
b. Originaling merupakan konsep kedua dari prinsip ketiga. Seseorang terkadang
menjadi sama dengan orang lain, tetapi terkadang juga menajdi berbeda dengan
orang lain (unik). Tidak mungkin
mengetahui semua yang akan terjadi dengan menjadi berbeda atau sama dengan
orang lain. Seseorang dapat menjadi berbeda dengan orang lain atau sama dengan
orang lain sesuai kondisi dan kenyamanan. Perawat menyaksikan seseorang memilih
kepribadiannya untuk merubah pola kesehatannya.
c. Tranforming adalah manusia bergerak menuju gambaran hidup yang baik. Seseorang
selalu berjuang untuk mengintegrasikan hidup yang tidak biasa terjadi menjadi
hidup yang biasa terjadi setiap harinya. Ketika ada hal baru dalam hidup
seseorang, dia akan berusaha merubah pengertiannya dan pola hidupnya, sehingga
sesuatu yang baru tersebut menjadi biasa dalam hidupnya. Perawat disini membantu pasien untuk
menjelaskan dan menemukan kembali harapan mereka, mimpi, dan keinginan mereka
2.4 Konten
Teori Parse
1. Perawat
Menurut
Alligood (2014) konsisten dengan keyakinannya, Parse menulis tentang
keperawatan sebagai ilmu dasar. Parse menulis ilmu dasar adalah harapan banyak
perawat bahwa keperawatan sebagai displin ilmu yang akan menikmati pengakuan
memiliki dasar pengetahuan dan profesi akan cukup jelas dari medis, orang akan
mulai beralih mencari perawat untuk asuhan keperawatan bukan lagi diagnose
medis. Sudah 30 tahun lebih Parse meyakini teori kebutuhan perawat berbeda
dengan disiplin ilmu lain. Parse meyakini keperawatan adalah pelayanan unik
yang menitik beratkan asas kemanusiaan. Ini bukan berarti perawat tidak
mendapatkan keuntungan dari pengetahuan pekerjaannya dibandingkan dengan bidang
ilmu lain. Ini artinya perawat mengandalkan keutamaan dan nilai pengetahuan
teori keperawatan dalam aktifitas praktik dan penelitian mereka. Perawat adalah
benar-benar hadir dengan individu atau keluarga dalam upaya meraih harapan dan
impian. Keperawatan bagi Parse adalah ilmu pengetahuan, menunjukkan seni
keperawatan dalam praktek menjalin hubungan dengan individu, keluarga,
komunitas dalam proses memanusiakan mereka. Aspek fundamental dalam praktek
keperawatan meliputi:
a.
Mengetahui dan menggunakan
kerangka kerja dan teori keperawatan.
b.
Selalu ada untuk orang lain.
c.
Menilai orang lain sebagai
kehadiran manusia.
d.
Menghargai perbedaan pandangan.
e.
Menjadi diri sendiri terhadap
apa yang diyakini dan bertanggung jawab akan aksi yang telah dilakukan.
f.
Bergerak ke perubahan sesuatu
yang baru dan belum pernah dicoba.
g.
Terhubung dengan orang lain.
h.
Banggga akan diri sendiri.
i.
Lakukan apa yang disukai.
j.
Menyadari berjuang dalam
kehidupan adalah peristiwa yang menyenangkan.
k.
Menghargai misteri dan terbuka
akan penemuan baru.
l.
Kompeten dalam area yang sudah
dipilih.
m.
Istirahat dan mulai baru.
Perawat
diyakini Parse sebagai ilmu dasar yang unik dimana mengutamakan asas
kemanusiaan dalam melaksanakan asuhan keperawatannya, manusia akan beralih
kepada proses keperawatan daripada medis karena perawat dirasakan benar-benar
hadir ditengah-tengah individu dalam mewujudkan rencana dan impiannya. Indivdu
merasa bahwa perawat mampu mengembangkan sisi positif dari dalam diri mereka
dengan keharusan interaksi sesama manusia.
2. Manusia, Lingkungan dan Sehat
Parse melihat konsep
manusia, dunia, dan sehat sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dan tidak
dapat dipersempit. Tak terpisahkan berarti humanuniverse dan humanbecoming
adalah kesatuan. Sehat adalah humanbecoming yaitu menjadi manusia baik yang
tampak maupun tidak tampak dalam keadaan sekarang sebagai manusia, struktur
kehidupan yang berarti, konfigurasi pola berirama, melampaui dengan
kemungkinan. Artinya sehat adalah jalan individu menjadi dan diciptakan oleh
individu itu sendiri, menjelma prioritas utama yang ia punyai. Kesehatan
pribadi berubah seiring dengan komitmennya. Menjadi manusia di dunia berarti
hidup dengan orang lain. Manusia berubah dan perubahan itu berhubungan dengan
orang lain, ide, objek dan peristiwa. Manusia menjadi tahu dan paham bahwa
mereka membentuk pola dari hubungan dengan orang lain. Untuk mengetahui
kehidupan manusia dan menjadi manusia, individu harus menyadari koneksi dengan
pendahulu, kehidupan sekarang bahkan kehidupan yang belum ada, seperti hubungan
orang tua dan anak dimana orang tua merasa sudah terhubung dengan anaknya jauh
sebelum anak tersebut dilahirkan (Alligood, 2014).
Manusia dipandang
sebagai sosok yang mau tidak mau terhubung dengan lingkungannya, manusia mampu
merubah lingkungan dan dirubah oleh lingkungan. Hal ini karena pada dasarnya manusia
bersifat keutuhan dengan lingkungannya, baik itu sesuatu yang tampak maupun
tidak tampak. Lingkungan ini mengahsilkan sebuah hubungan baik itu masa lalu,
masa sekarang bahkan masa mendatang. Manusia akan dipengaruhi oleh
pendahulunya, situasinya yang sekarang dan harapan akan masa depan yang baik.
Pengaruh ini menimbulkan
situasi tertentu yang dirasakan oleh pasien. Situasi ini tidak terpisahkan
dalam pandangan manusia akan sehat, dimana manusia dikatakan sehat saat dia
memahami situasi dan kondisinya dan tetap dapat berhubungan baik dengan
lingkungannya serta mampu memilih prioritas yang dia yakini akan semakin
memperbaiki situasi dan kondisinya.
BAB
3
ANALISIS
TEORI HUMANBECOMING
DALAM
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
Kasus :
Nn. R berusia 29 tahun dirawat di ruang bedah di
rumah sakit haji Jakarta dengan diagnosa rawat Ca. Mammae sinistra , klien
rencana akan dilakukan tindakan operasi mastektomy. Klien tercatat sebagai
mahasiswi di sebuah perguruan tinggi di jakarta dan belum berkeluarga. Sesuai
dengan prosedur di rumah sakit sebelum tindakan klien diminta untuk
menandatangani inform consent, tetapi
sampai saat ini klien belum menandatanganinya dengan alasan selalu meminta
waktu untuk berpikir dulu.
Saat dilakukan
pengkajian oleh perawat, klien masih bersikap tertutup dan belum mau
mengungkapkan apa yang dipikirkannya. Namun setelah dilakukan pengkajian dengan
lebih mendalam, klien akhirnya mau menceritakan hal – hal yang menjadi beban
pikirannya. Klien merasa cemas dengan tindakan operasi mastektomy, klien
khawatir operaasinya tidak berhasil sehingga membuat dia berpisah dengan
keluarganya.
Klien juga memikirkan
efek setelah dilakukan operasi terkait dengan body image, klien merasa setelah dioperasi dirinya tidak akan
menarik lagi sehingga akan sulit mencari
pasangan hidup. Klien juga merasa stress dengan diagnosis yang dialaminya,
klien mempunyai pandangan bahwa sakit yang dialaminya merupakan sakit yang
berbahaya dan biarpun operasinya berhasil masalahnya belum tentu akan selesai
saat itu juga.
3.2
Analisa kasus
Dalam kasus
diatas dapat disimpulkan data sebagai berikut:
1. Imaging (pandangan
individu terhadap realita)
Perawat diharapkan mampu memberikan pemahaman terhadap klien tentang
persepsi dirinya terhadap penyakit yang dideritanya dengan mengikutsertakan
keluarga untuk mengungkapkan ketakutan mereka, pengungkapan memungkinkan untuk
saling berbagi dan memberikan kesempatan untuk memperbaiki konsep yang tidak
benar.
2. Valuing (perpindahan
nilai)
Perawat diharapkan mampu memberikan kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan perasaan, mendiskusikan kehilangan secara terbuka dan menggali
makna pribadi dari kehilangan.
3. Languaging (gambaran seseorang dalam
suatu situasi)
Perawat diharapkan mampu menjelaskan kepada klien bahwa berduka
adalah reaksi yang umum dan sehat. Penjelasan bahwa jodoh dan kematian adalah
ketentuan tuhan yang wajib kita yakini. Diskusi terbuka dan jujur dapat
membantu klien menerima keadaannya dan mampu mengatasi situasi serta respon
terhadap situasi tersebut.
4. Revealing-concealing
(mengungkapkankan-menyembunyikan)
Perawat diharapkan mampu mendorong klien dalam mengungkapkan dan
menyembunyikan perasaannya
5. Enabling – Limiting (memungkinkan –
terbatas)
Perawat diharapkan dapat membantu klien merenungkan terhadap pilihan
yang telah dipilihnya serta mengantisipasi dari konsekuen pada pilihan yang
sulit.
6. Connecting – Separating (Berhubungan
– Terpisah)
Perawat diharapkan mampu mendiskusikan dengan klien tentang
perubahan body image yang dialami, serta adanya rasa takut terhadap kematian
karena klien merasa penyakitnya tidak dapat disembuhkan. Dari diskusi
diharapkan klien mampu mengatasi situasi yang dialaminya.
7. Powering (perjuangan
dan kemauan)
Perawat diharapkan mampu memberi motivasi kepada klien dengan cara
meningkatkan harapan hidup dengan perawatan penuh perhatian serta menghilangkan
ketidaknyamanan.
8. Originating (keunikan
manusia)
Perawat mampu mengikutsertakan orang terdekat klien dalam setiap
kegiatan diskusi tentang permasalahan yang dihadapi klien.
9. Transforming (Perubahan / pergeseran)
Perawat diharapkan mampu mendiskusikan dengan klien dan orang
terdekat tentang perubahan proses kehidupan yang dialami, tanggung jawab dan
peran dalam keluarga setelah dilakukan tindakan operasi.
Penerapan proses asuhan keperawatan
pada kasus diatas dengan menggunakan
pendekatan teori human becoming, saat
pengkajian dilakukan identifikasi kasus sesuai dengan prinsip – prinsip dalam
teori human becoming seperti diatas.
Nn. R berusia 29
tahun dirawat di ruang bedah di rumah sakit haji Jakarta dengan diagnosa
rawat Ca Mammae sinistra , klien rencana akan dilakukan tindakan operasi
mastectomy. Klien tercatat sebagai mahasiswi di sebuah perguruan tinggi di
jakarta dan belum berkeluarga. Sesuai dengan prosedur di rumah sakit sebelum
tindakan klien diminta untuk menandatangani inform consent1), tetapi sampai saat ini klien belum
menandatanganinya dengan alasan selalu meminta waktu untuk berpikir dulu.
Saat dilakukan pengkajian oleh perawat, klien masih bersikap tertutup dan
belum mau mengungkapkan apa yang dipikirkannya2). Namun setelah
dilakukan pengkajian dengan lebih mendalam, klien akhirnya mau menceritakan
hal – hal yang menjadi beban pikirannya. Klien merasa cemas dengan tindakan
operasi mastektomy, klien khawatir operaasinya tidak berhasil3)
sehingga membuat dia berpisah dengan keluarganya4). Klien juga
memikirkan efek setelah dilakukan operasi terkait dengan body image, klien merasa setelah dioperasi dirinya tidak akan
menarik lagi sehingga akan sulit
mencari pasangan hidup5). Klien juga merasa stress dengan
diagnosis yang dialaminya, klien mempunyai pandangan bahwa sakit yang
dialaminya merupakan sakit yang berbahaya dan biarpun operasinya berhasil
masalahnya belum tentu akan selesai saat itu juga6).
|
Keterangan :
1) Enabling-Limiting.
2) Imaging
3) Valuing
4) Languaging
5) Revealing-concealing
6) Connecting-Separating
3.3
NANDA, NIC, NOC :
Dari data – data tersebut, kemungkinan beberapa masalah keperawatan
yang muncul, yaitu:
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Rencana Keperawatan
|
|
Tujuan & Kriteria
hasil
|
Intervensi
|
||
1.
|
Cemas b/d perubahan status kesehatan
Definisi :
Perasaan gelisah yang tak jelas dari
ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom (sumner tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan
disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan peringatan
adanya ancaman yang akan datang dan memungkinkan individu untuk mengambil
langkah untuk menyetujui terhadap tindakan
Ditandai dengan:
-
Gelisah
-
Resah
-
Ketakutan
-
Sedih
-
Fokus pada diri
-
Kekhawatiran
-
Cemas
|
NOC :
-
Anxiety control
-
Coping
-
Impulse control
Kriteria Hasil :
-
Klien mampu mengidentifikasi
dan mengungkapkan gejala cemas
-
Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
-
Vital sign dalam batas normal
-
Postur tubuh, ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
|
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
4. Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres
5. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
6. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
7. Dorong keluarga untuk menemani klien
8. Lakukan back / neck rub
9. Dengarkan dengan penuh perhatian
10. Identifikasi tingkat kecemasan
11. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
12. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
13. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
|
2
|
Kurang Pengetahuan
Definisi :
Tidak adanya atau kurangnya informasi
kognitif sehubungan dengan topik spesifik.
Batasan karakteristik : memverbalisasikan
adanya masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai.
Faktor yang berhubungan : keterbatasan
kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan
untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi
|
NOC :
-
Knowledge : disease process
-
Knowledge : health Behavior
Kriteria Hasil :
-
Pasien dan keluarga
menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program
pengobatan
-
Pasien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
-
Pasien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
|
NIC :
Teaching : disease Process
1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang
proses penyakit yang spesifik
2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini
berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan
cara yang tepat
4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat.
5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang
tepat
7. Hindari harapan yang kosong
8. Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan
cara yang tepat
9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan
penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang
tepat
13. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan
pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
|
3
|
Gangguan body image berhubungan dengan:
Biofisika (penyakit kronis),
kognitif/persepsi (nyeri kronis), kultural/spiritual, penyakit, krisis
situasional, trauma/injury, pengobatan ( r/ pembedahan)
Ditandai dengan:
-
Depersonalisasi bagian tubuh
-
Perasaan negatif tentang
tubuh
-
Secara verbal menyatakan
perubahan gaya hidup
|
NOC:
-
Body image
-
Harga diri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama …. gangguan body image
pasien teratasi dengan kriteria hasil:
-
Body image positif
-
Mampu mengidentifikasi
kekuatan personal
-
Mempertahankan interaksi
sosial
|
NIC :
Peningkatan Citra Tubuh
1. Kaji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap tubuhnya
2. Monitor frekuensi mengkritik dirinya
3. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis
penyakit
4. Dorong klien mengungkapkan perasaannya
5.
Fasilitasi kontak dengan
individu lain dalam kelompok kecil
|
BAB
4
KESIMPULAN
4.1 Simpulan
1.
Asumsi dasar dari teori ini ditemukan
dalam gagasan konsep manusia, dunia, dan sehat sebagai sesuatu
yang tidak terpisahkan dan tidak dapat dipersempit. Humanbecoming yang dijelaskan Parse. Menurut Parse, Humanbecaming adalah Teori Keperawatan, yang memandu
perawat untuk fokus pada kualitas hidup dari sudut pandang setiap orang sebagai
tujuan keperawatann harus selalu diperbarui karena peran
perawat untuk membantu klien mencapai kesehatan dan kesejahteraan.
2.
Parse mengemukakan 3 prinsip yaitu meaning, rhythmicity, dan transcendence.
3.
Untuk mengetahui kehidupan manusia dan menjadi
manusia, individu harus menyadari koneksi dengan pendahulu, kehidupan sekarang
bahkan kehidupan yang belum ada, seperti hubungan orang tua dan anak dimana
orang tua merasa sudah terhubung dengan anaknya jauh sebelum anak tersebut
dilahirkan.
4.
Teori Humanbecaming dari Parse dapat di aplikasikan di dunia praktik atau
pelayanan.
4.2 Saran
Aplikasi teori Humanbecaming Parse di Rumah Sakit di
dalam memberikan asuhan keperawatan ke pasien perlu untuk ditingkatkan demi
tercapainya keperawatan yang berkualitas.
DAFTAR
PUSTAKA
Alligood,
Martha Raile. (2014). Nursing Theorists
and Their Work. USA: Mosby.
Bulechek,
G.M., Butcher, H.K., Dochterman, & J.M., Wegner, C.M. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC).
6th ed. St. Louis: Mosby. Inc.
Fawcett, Jacqueline. (2005). Contemporary Nursing Knowledge: Anallysis
and Evaluation of Nursing Models and Theories (2nd ed). Philadelphia: F.A Davis company.
Herdman, T., H. (2011). NANDA
Internasional Diagnosis Keperawatan :
Diagnosis dan klasifikasi, 2012 – 2014. Jakarta : EGC.
McEwen & Wills. (2014). Theoretical Basis for Nursing / Edition 4.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., &
Swanson, E. (2013). Nursing Outcome
Classification (NOC): Measurement of health outcomes. 9th ed. St. Louis: Mosby. Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar