APLIKASI MIDDLE RANGE THEORY KRISTEN M. SWANSON DALAM ASUHAN KEPERAWATAN



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan. Teori Middle Range cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris.
Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan didalam praktek keperawatan. Salah satu teori keperawatan yang memberikan pengaruh di dalam pelayanan keperawatan dan mampu digunakan sebagai dasar teori dalam melakukan riset adalah A Theory of Caring yang diperkenalkan oleh Kristen Swanson.
Lingkungan kesehatan seperti rumah sakit, perawat akan berhadapan dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Oleh karena itu, perawat harus terus meningkatkan kemampuan komunikasi dan interaksi, salah satunya dengan terus melatih perilaku caring.  Caring adalah tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien.
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan (Potter & Perry, 2005). Selain itu, caring mempengaruhi cara berpikir seseorang, perasaan dan perbuatan seseorang. Caring juga mempelajari berbagai macam philosofi dan etis perspektif.
Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan askep dalam praktek keperawatan.

1.2  Tujuan
1.2.1  Tujuan Umum
Mampu memahami middle range theory Kristen M Swanson.

1.2.2   Tujuan Khusus
a.    Mampu memahami maksud middle range theory.
b.    Mampu memahami konsep caring Swanson.
c.    Mampu mengidentifikasi dan memahami ruang lingkup teori Swanson.
d.   Mampu mengidentifikasi dan memahami isi dari teori Swanson
e.    Mampu memahami dan menganalisa context teori Swanson.





BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI MIDDLE RANGE THEORIES
Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan (Smith dan Liehr, 2008).
Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan dapat digambarkan dalam suatu model.  Middle range theories dapatdikembangakan pada tatanan praktek dan riset untuk menyediakan pedoman dalam praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu keperawatan.
Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris.
Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik, selain itu Walker and Avant (1995) mempertahankan bahwa mid-range theories menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara normal yang nampak dalam grand teori.
Mid-range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam praktik dan cukup abstrak secara ilmiah.Teori Middle Range, tingkat keabstrakannya pada level pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung.
Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup fenomena yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena yang ada dan merupakan masalah pada disiplin ilmu.
Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit. Merton (1968) yang berberperan dalam pengembangan middle range theory, mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam penelitian dan pengembangan suatu teori.
Sependapat dengan Merton, beberapa penulis keperawatan mengemukakan middle range theory jika dibandingkan dengan grand theory:
a.      ruang lingkupnya lebih sempit
b.      lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik
c.      terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit
d.      merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/ terbatas
e.      lebih dapat diuji secara empiris
f.      lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik

2.2 BIOGRAFI KRISTEN M SWANSON
Kristen M. Swanson, R.N.,Ph.D.,FAAN., lahir pada tanggal 13 Januari 1953 di Provinsi Rhode Island.  Ia memperoleh gelar sarjananya (magna cum laude) dari University of Rhode Island College of Nursing tahun 1975. Setelah lulus, ia memulai karirnya sebagai Registered Nurse pada University of Massachusetts Medical Center di Worcester. Setelah menerima gelar Magister Keperawatan pada tahun 1978, Swanson bekerja selama setahun sebagai instruktur klinik keperawatan medikal bedah di University of Pennsylvania School of Nursing dan terdaftar pada program Ph.D keperawatan di University of Colorado in Denver, Colorado. Ia mempelajari psikososial keperawatan yang menekankan pada konsep kehilangan, stress, coping, hubungan interpersonal, individu dan kepribadian, lingkungan dan kepedulian (caring).

2.3 KONSEP TEORI CARING SWANSON
Swanson mengembangkan teori caring dari awal karir keperawatan, pendidikan, dan pengalaman klinis membuat  kesadarannya untuk menemukan perbedaan caring dalam hidup seseorang. Teori caring-swanson diperoleh melalu proses investigasi fenomena.
Swanson mengakui Fawcett pada dasar koseptual praktik keperawatan, yang membimbing swanson untuk mengerti  perbedaan antara tujuan keperawatan  dan disiplin kesehatan lainnya, dan untuk menyadari bahwa caring untuk orang lain selalu ada sepanjang hidup  manusia dalam masa transisi sehat, sakit, penyembuhan, dan kematian yang sejalan dengan nilai-nilai hidup. Swanson memilih Dr. Jean Watson sebagai mentor selama pendidikan doctoral. Penelitian swanson pada caring dan miscariege bukan aplikasi dari teori Human Caring dari Watson. Swanson mengakui  Dr. Kathryn E. Barnard untuk meyakinkan transisi nya dari interpretasi ke paradigma empiric dan untuk mengubah pengetahuan caring dari investigasi fenomena ke riset intervensi dan praktik klinik pada perempuan yang mengalami keguguran.
Watching patients move into a space of total dependency and come out the other side restored was like witnessing miracles unfold. Sitting with spouses in the waiting room while they entrusted the heart (and lives) of their partner to the surgical team was awe inspiring. It was encouraging to observe the inner reserves family members could call upon in order to hand over that which they could not control. It warmed my heart to be so privileged as to be invited into the spaces that patients and families created in order to endure their transitions through illness, recovery, and, in some instances, death (Swanson, 2001, p. 412)
Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancaranya yang dilakukannya pada wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko dan telah melalui system untuk menerima berbagai macam bentuk perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).
Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien. Salah satu hal paling penting yang memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku "(Swanson, 1993). Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini adalah bahwa Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam proses becoming tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut, perawat tidak hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).
Teori caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan. Teori caring Swanson menjelaskan tentang proses caring yang terdiri dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani hidupnya.
Swanson (1991) menjelaskan middle range theory of caring.Caring didefinisikan sebagai ´a nurturing way of relating to a valued other toward whom one feels a personal sense of commitment and responsibility`. Kata kunci dari definisi tersebut adalah memberikan asuhan keperawatan yang bernilai kepada klien dengan penuh rasa komitment dan tanggung jawab.
        Menurut Swanson (1991 dalam Martha and Alligood, 2014) ada lima asumsi yang mendasari konsep caring. 5 konsep tersebut adalah :
1.             Maintaining Belief

Yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap peristiwa hidup dan masa-masa transisi dalam hidupnya serta menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan, meyakini kemampuan orang lain, menumbuhkan sikap optimis, membantu menemukan arti atau mengambil hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain dalam situasi apa pun. Tujuannya adalah untuk memungkinkan orang lain terbantu dalam batas-batas kehidupannya sehingga mampu menemukan makna dan mempertahankan sikap yang penuh harapan. Memelihara dan mempertahankan keyakinan nilai hidup seseorang adalah dasar dari caring dalam praktek keperawatan.
Subdimensi:
a.     Believing in : Perawat menanggapi apa yang klien rasakan dan percaya bahwa perasaan – perasaan tersebut bisa terjadi dan wajar terjadi pada siapapun yang sedang dalam masa transisi.
b.    Offering a hope-filled attitude : Menunjukkan perilaku bahwa perawat sepenuhnya peduli/care terhadap masalah yang dialami dengan sikap tubuh, kontak mata dan intonasi bicara perawat.
c.     Maintaining realistic optimism : Menjaga dan menunjukan optimisme perawat dan   harapan terhadap apa yang menimpa klien secara realistis dan berusaha mempengaruhi agar klien mempunyai optimisme dan harapan yang sama.
d.    Helping to find meaning : Membantu klien menemukan makna akan masalah yang terjadi sehingga klien perlahan - lahan menerima bahwa setiap orang dapat mengalami apa yang dialami klien.
e.     Going the distance (menjaga jarak) :Semakin jauh  menjalin/menyelami hubungan dengan tetap menjaga hubungan sebagai perawat-klien yang tujuan akhir dalam tahap ini adalah kepercayaan klien sepenuhnya terhadap perawat dan responsibility serta caring secara total oleh perawat kepada klien.

2.      Knowing
Knowing adalah berjuang untuk memahami peristiwa yang memiliki makna dalam kehidupan klien. Mempertahankan kepercayaan adalah dasar dari caring keperawatan, knowing adalah memahami pengalaman hidup klien dengan mengesampingkan asumsi perawat mengetahui kebutuhan klien, menggali/menyelami informasi klien secara detail, sensitive terhadap petunjuk verbal dan non verbal, fokus kepada satu tujuan keperawatan, serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan dan menyamakan persepsi antara perawat dan klien. Knowingadalah penghubung dari keyakinan keperawatan terhadap realita kehidupan.
Subdimensi:
a.    Avoiding assumptions : Menghindari asumsi-asumsi
b.    Assessing thoroughly
Melakukan pengkajian menyeluruh meliputi bio psikososial spitual dan kultural
c.    Seeking clue: Perawat menggali informasi - informasi secara mendalam
d.   Centering on the one cared for: Perawat berfokus pada klien dalam melakukan asuhan keperawatan
e.    Engaging the self of both : Melibatkan diri sebagai perawat secara utuh dan bekerja sama dengan klien dalam melakukan asuhan keperawatan yang efektif

3.      Being With
Being with maksudnya tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga komunikasi, berbagi perasaan tanpa beban dan secara emosional bersama – sama klien dengan maksud menawarkan kepada klien dukungan, kenyamanan, pemantauan dan mengurangi intensitas perasaan yang tidak diinginkan.
Subdimensi:
a.    Non-burdening
Perawat bekerjasama dengan klien tanpa memaksa kehendak kepada klien dalam melakukan tindakan keperawatan
b.    Convering availability
Menunjukan kesediaan perawat dalam membantu klien dan memfasilitasi klien untuk mencapai tahap kesejahteraan / well being.
c.    Enduring with
Bersama-sama berkomitmen dengan klien berusaha dalam meningkatkan kesehatan klien
d.   Sharing feelings
Berbagi pengalaman bersama klien yang berkaitan denganusaha peningkatan kesehatan klien.
Dengan “Being with” perawat dapat menunjukkan dengan cara kontak mata, bahasa tubuh, nada suara, mendengarkan serta memiliki sikap positif dan bersemangat yang dilakukan perawat, akan membentuk sesuatu suasana keterbukaan dan saling mengerti.

4.      Doing For
Doing for berarti bersama – sama melakukan sesuatu tindakan yang bisa dilakukan, mengantisipasi kebutuhan yang diperlukan, kenyamanan, menjaga privasi dan martabat klien.
 Subdimensi:
a.    Comforting ( memberikan kenyamanan)
Dalam melakukan tindakan keperawatan dilakukan denganmemberikan kenyamanan pada klien dan menjaga privasi klien.
b.    Performing competently ( menunjukkan ketrampilan)
Tidak hanya berkomunikasi dan memberikan kenyaman dalam tindakannya, perawat juga menunjukkan kompetensi atau skill sebagai perawat professional
c.    Preserving dignity (menjaga martabat klien)
Menjaga martabat klien sebagai individu atau memanusiakan manusia.
d.   Anticipating ( mengatisipasi )
Perawat dalam  melakukan tindakan selalu meminta persetujuan klien dan keluarga
e.    Protecting (melindungi)
Melindungi hak-hak pasien dalam  memberikan  asuhan keperawatan dan tindakan medis

5.  Enablings
Enabling adalah memampukan atau memberdayakan klien, memfasilitasi klien untuk melewati masa  transisi dalam hidupnya dan melewati setiap peristiwa dalam hidupnya yang belum pernah dialami dengan memberi informasi, menjelaskan, mendukung dengan focus masalah yang relevan, berfikir melalui masalah dan menghasilkan alternative pemecahan masalah sehingga meningkatkan penyembuhan klien atau klien mampu melakukan tindakan yang tidak biasa dia lakukan dengan cara memberikan dukungan, memvalidasi perasaan dan memberikan umpan balik / feedback.
Subdimensi:
a.       Validating (memvalidasi)
Memvalidasi semua tindakan yang telah dilakukan
b.      Informing( memberikan informasi)
Memberikan informasi yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan klien dalam rangka memberdayakan klien dan keluarga klien.
c.       Supporting (mendukung)
Memberikan dukungan kepada klien dalam mencapaikesejahteraan / well being sesuai kapasitas sebagai perawat
d.      Feedback (memberikan umpan balik)
Memberikan umpan balik terhadap apa yang dilakukan oleh klien dalam usahanya mencapai kesembuhan / well being
e.       Helping patients to focus generate alternatives (membantu pasien untuk focus dan membuat alternative)
Menolong pasien untuk selalu fokus dan terlibat dalam program peningkatan kesehatannya baik tindakan keperawatan  maupun tindakan medis. (Potter & Perry, 2009)


2.4  PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT SWANSON
1.      Nursing
Swanson (1991,1993) mendefinisikan keperawatan atau pemberian pelayanan keperawatan untuk mencapai kesejahteraan individu. Swanson meyatakan bahwa ilmu keperawatan dibentuk dari ilmu pengetahuan keperawatan ilmu pengetahuan lain seperti etika, kepribadian, estetika yang dijadikan nilai-nilai dan harapan individu dan social secara manusiawi dan berdasarkan pengalaman.
2.      Manusia
Asumsi Swanson tentang caring sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Watson (1985) bahwa manusia merupakan makhluk yang unik dan utuh yang memiliki pemikiran, perasaan dan tingkah laku. Pengalaman hidup dari setiap orang dipengaruhi oleh warisan genetik, anugerah spiritual, dan kebebasan memilihnya. Perawat ditugaskan untuk berperan sebagai pemimpin dalam memperjuangkan hak-hak manusia (pasien), memiliki akses yang sama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
3.      Kesehatan
Perawat tidak hanya berfokus bagaimana klien sembuh dari penyakitnya tetapi perawat membantu klien untuk dapat mencapai, memelihara, atau mendapatkan kembali tingkat kesehatan atau kesejahteraan hidupnya yang optimal. Pada saat perawat berfokus pada kesehatan sebagai suatu kesejahteraan hidup, perawatan yang diberikan haruslah meliputi manusia sebagai manusia yang utuh yaitu menjadi seseorang, bertumbuh, merefleksikan diri dan selalu berusaha untuk dapat berhubungan dengan sesamanya (Swanson, 1993).
Untuk dapat mengalami kesejahteraan adalah dengan hidup sebagai subjektif, memiliki arti, berpengalaman sebagai manusia seutuhnya. Utuh melibatkan adanya pengertian integrasi dan menjadi seseorang berarti semua aspek menjadi seseorang bebas untuk diekspresikan. Aspek yang di maksud adalah : spiritualitas, pemikiran, perasaan, inteligen, kreativitas, hubungan, feminine, maskulin dan seksualitas (Swanson, 1993).
4.      Lingkungan
Lingkungan didefiniskan sebagai sesuatu yang situasional. Di dalam keperawatan  sendiri, lingkungan adalah suatu konteks yang mempengaruhi atau yang terpengaruh oleh klien. Pengaruh itu sendiri ada beberapa termasuk budaya, politik, ekonomi, sosial, biofisik, psikologi dan spiritual. Pada saat kita mencari tahu tentang pengaruh lingkungan terhadap seseorang, ada baiknya untuk mempertimbangkan tuntutan, kendala dan sumber – sumber yang membawa kepada situasi tersebut dan lingkungan di sekitarnya (Klausner, 1971).

2.5  APLIKASI TEORI CARING-SWANSON DALAM KEPERAWATAN
1.      PELAYANAN
Teori Caring-Swanson telah banyak digunakan di dunia praktik sebagai kerangka kerja untuk praktek keperawatan professional di United States, Canada, dan Sweden. Sebagai contoh di sekolah keperawatan Universitas Dalhousie di Halifax, Canada, yang memilih teori caring-swanson sebagai pedoman untuk pengembangan generasi keperawatan di masa depan sebagai caring professionals. Sejak tahun 1998, dewan praktisi Keperawatan di IWK (Isaac Walton Killam) menggunakan teori caring-swanson sebagai kerangka kerja mereka untuk praktek professional keperawatan. Caring keperawatan dimanifestasikan dalam cara yang berbeda sesuai dengan konteks perawatan. Misalkan pada ibu post partum, melakukan demonstrasi tentang cara memandikan bayi kepada orang tua baru dengan menggunakan lima proses caring yang telah dijelaskan diatas, sehingga perawat mampu menciptakan lingkungan yang optimal untuk proses pembelajaran pada orang tua baru tersebut untuk membuat keputusan tentang perawatan bayi.
2.      PENDIDIKAN
Teori caring-swanson menawarkan perawat pendidik sebuah cara perkenalan sederhana mahasiswa baru ke dalam profesi dengan menanamkan kepada mereka tentang caring dalam upaya mengembalikan dan mempertahankan kesehatan optimal pada individu.
3.      RISET
Teori caring-swanson telah banyak dilakukan penelitian, tercatat terdapat 160 database yang dipublikasi di MEDLINE, CINAHL, dan Digital Dissertasi. Contoh aplikasi teori caring-swanson di riset klinis yaitu “Petunjuk kerangka kerja perawat pada pasien multiple sclerosis” (Yorkston, Klasner, & Swanson, 2001); “Pengkajian dampak caring dalam bekerja pada populasi yang beresiko” (Kavanaugh, Moro, Savage, et al., 2006); “Pentingnya menciptakan lingkungan caring pada lansia” (Sikma, 2006; Wojnar, 20007), dan lain-lain.



BAB III
PENUTUP

3.1  Simpulan
1.      Asumsi dasar dari teori ini ditemukan dalam gagasan caring yang dijelaskan Swanson. Menurut Swanson, caring adalah proses multifaset yang terus ada dalam dinamika hubungan pasien-perawat. Ada yang melihat proses ini sebagai hubungan yang linear, namun juga harus dianggap sebagai hubungan siklik, dan proses yang terjadi harus selalu diperbarui karena peran perawat untuk membantu klien mencapai kesehatan dan kesejahteraan.
2.      Swanson (1991) dalam Middle Theory of Caring mendeskripsikan 5 proses caring menjadi lebih praktis, yaitu Komponen Mempertahankan Keyakinan, Komponen Pengetahuan, Komponen Kebersamaan, Komponen Tindakan yang Dilakukan, Komponen Memungkinkan.
3.      Teori Caring dari Swanson dapat di aplikasikan di dunia praktik atau pelayanan, pendidikan, dan riset.

 3.2 Saran
Aplikasi teori caring-swanson di dalam memberikan asuhan keperawatan ke pasien baik dalam keperawatan jiwa, KMB, anak, maternitas, gerontik perlu untuk ditingkatkan demi tercapainya keperawatan yang berkualitas. Penggunaan Teori caring-Swanson di dunia pendidikan sebagai landasan perilaku caring juga perlu ditingkatkan.



DAFTAR PUSTAKA

Alligood, Martha Raile. 2010. Nursing Theory : Utilization and Application. The United States of America: Mosby Elsevier

Alligood, Martha Raile. 2014. Nursing Theorists and Their Work. USA: Mosby.
McKenna, Hugh.1997. Nursing Theories and Models. New York: Routledge.
Parker,Marilyn E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing theories and nursing practice.  3rd ed. Philadelphia:  F. A. Davis Company.
Peterson,Sandra J. & Bredow, Timothy S.2009. Middle Range Theories, Application to Nursing Research.Second edition. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.
Sieloff, Christina Leibold and Frey, Maureen A. 2007. Middle Range Theory Development Using King’s Conceptual System. New York: Springer Publishing Company .
Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed.  New York: Springer Publishing Company.
Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto: The CV Mosby Company St. Louis

Patricia A, Potter, Anne G. Perry. 2009. Fundamental of Nursing, Seventh edition, St. Louis. Missouri : Mosby Elsevier



Tidak ada komentar: