|
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan keperawatan yang terdiri atas komponen-komponen yang ada di dalamnya merupakan kekayaan intelektual yang sangat penting dalam pengembangan dunia keperawatan baik pendididikan, praktik maupun riset keperawatan. Pengembangan sains keperawatan dalam berbagai bidang di dunia keperawatan dapat dilakukan berdasarkan analisis dari masing-masing komponen dalam struktur holarchy pengetahuan keperawatan kontemporer.
Middle Range Theory memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam praktek dan cukup abstrak secara ilmiah. Middle Range Theory, tingkat keabstrakannya pada level pertengahan, inklusif, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung. Bila dibandingkan dengan Grand theory, Middle Range Theory ini lebih konkrit (Fawcett, 2006).
Analisis model konsep keperawatan dengan menggunakan kerangka kerja, memerlukan tinjauan yang sistematis dan rinci dari semua sumber utama yang tersedia, termasuk publikasi dan presentasi oleh penulis model, untuk menentukan secara tepat apa yang telah dikatakan, daripada mengandalkan kesimpulan tentang apa yang mungkin dimaksudkan atau mengacu pada interpretasi penulis lain tentang model keperawatan (Levine, 1994 dalam Fawcett, 2006). Analisis Middle Range Theory meliputi scope, context, and content teori keperawatan tersebut.
Berdasarkan hal tesebut di atas yang terkait dengan Middle Range Theory, kelompok dalam makalah ini akan membahas analisis Middle Range Theory Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore.
1
|
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Memahami analisis Middle Range Theory Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Memahami analisis Middle Range Theory Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore. berdasarkan scope
1.2.2.2 Memahami analisis Middle Range Theory Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore. berdasarkan context
1.2.2.3 Memahami analisis Middle Range Theory Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore.berdasarkan content
1.3 Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini terdiri dari 3 (tiga) bab yaitu : Bab 1 Pendahuluan, Bab 2 Pembahasan dan Bab 3 Kesimpulan.
|
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Berdasarkan Cakupan Teori
Langkah
pertama dalam analisis teori adalah mengklasifikasikan Lingkup Teori, dengan
mengingat pada Bab 1 dalam buku Contemporary
Nursing Knowledge karangan dari Fawcett (2006), bahwa grand theory dalam cakupan yang luas dan secara substansial tidak
spesifik. Konsep dan proposisinya juga abstrak. Sebaliknya pada Middle Range Theory, lebih terbatas dan
spesifik secara substantif, namun konsep dan proposisinya relatif konkret.
Selain itu, Middle Range Theory juga
diklasifikasikan sebagai deskriptif, menjelaskan, atau prediktif.
Pada
makalah ini akan membahas tentang Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore yang
merupakan Middle Range Nursing Theory. Maka dari itu, pertanyaan yang harus
ditanyakan pada tahap 1 ini adalah: Apa
cakupan dari teori Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore. Sebelum membahas
lebih jauh terkait cakupan dari teori yang digagas oleh Cornelia M. Ruland dan
Shirley M. Moore, terlebih dahulu akan dipaparkan riwayat hidup dari teoris
tersebut.
2.1.1
Riwayat
Hidup Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore
1. Cornelia M. Ruland
3
|
2.
Shirley
M. Moore
Shirley M. Moore adalah seorang
Dekan Penelitian dan Professor di Sekolah Keperawatan, Case Western Reserve University. Moore menyelesaikan diploma
keperawatan di Youngstown Hospita Assosiation School of Nursing pada tahun 1969
dan Lulus Sarjana Keperawatan di Kent State University tahun 1974. Dia juga
diterima sebagai Master Psychiatric and Mental Health Nursing tahun 1990 maupun
sebagai Ph.D Ilmu Keperawatan tahun 1993 di Case Western Reserve Uniersity.
Moore telah mengajarkan teori keperawatan dan ilmu keperawatan ke semua tingkat
mahasiswa keperawatan dan melakukan program pengembangan penelitian dan teori
yang membahas pemulihan setelah kejadian cardiac.
Pada awal studi doktoralnya, Moore
didukung oleh para ahli teori perawat Joyce J. Fitzpatrick, Jean Johnson, dan
Elizabeth Lenz untuk tidak hanya menggunakan teori tapi juga mengembangkannya.
Konferensi Teori Rosemary Ellis, yang diadakan setiap tahun selama beberapa
tahun di Case Western Reserve University, memberi Moore kesempatan untuk
mengeksplorasi teori sebagai alat praktis bagi praktisi, peneliti, dan
pengajar. Dipengaruhi oleh pengalaman ini, Moore telah membantu dalam
pengembangannya dan publikasi beberapa teori (Good & Moore, 1996; Huth
& Moore, 1998; Ruland & Moore, 1998). Moore menganggap konstruksi teori
sebagai keterampilan penting bagi siswa doktoral.
2.1.2
Cakupan
teori dari Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore
Teori akhir hayat/meninggal dengan
damai (Peacefull End of Life)
menginformasikan jumlah kerangka kerja dari teori (Ruland and Moore,1998). Hal
ini merupakan dasar utama dari
Donabedian’s model yang mencakup struktur, proses, dan hasil yang sebagain
terbentuk dari general system teori. General system teori menyebar melalui tipe
teori keperawatan yang lain, dari konseptual model ke middle range dan micro range
teori sebagai indicator dari kegunaan dalam menjelaskan kemajemukan/ konflik
interaksi dalam perawatan dan organisasi.
Dalam teori ini struktur diatur
dalam system keluarga (pasien terminal dan semua oranglain yang berarti ),
dimana mendapatkan perawatan dari tim pemberi perawatan yang professional di
rumah sakit. Proses didefinisikan
sebagai proses melakukan (intervensi
keperawatan) untuk membuat hasil positif yang meliputi:
1. Tidak
merasakan nyeri
2. Pengalaman
kenyamanan
3. Pengalaman
martabat dan rasa hormat
4. Kedamaian
5. Kedekatan
dengan orang lain yag berarti.
Landasan
teoritis kedua adalah teori pilihan
(Brandt, 1979) yang digunakan filosi untuk menjelaskan menjelaskan dan
mendefiniskan kualitas hidup (Sandoe, 1999). Dalam teori pilihan, kehidupan
yang baik didefiniskan sebagai mendapatkan satu
keinginan khususnya mendapatkan
perawatan yang tepat di akhir kehidupan.
Hal ini disebabkan karena ada orang yang sebelumnya merasa tidak mampu
saat memberikan keputusan di akhir hidupnya. Kualitas dari kehidupan
didefinisikan dan dievaluasi secara empiris yaitu sebagai hasil dari kepuasan
hubungan interpersonal sehingga memasukan pilihan pasien ke dalam keputusan
dalam perawatan merupakan pilihan yang pantas (Ruland & Bakken, 2001;
Ruland, Kresevic & Lorensen, 1947).
Teori
Peacefull End of Life sebagai teori
dasar dari evidence empiric yang
merupakan hasil dari penelitian langsung yang dilakukan oleh perawat yang sudah
ahli dan dari review literature teori. Standar dari perawatan meninggal dengan
damai ini dibuat oleh praktisi yang sudah ahli dan memiliki pengalaman klinik
lebih Standar keperawatan terdiri dari tindakan dasar yang dihasilkan dari
penelitian-penelitian dan bukti-bukti yang mencakup manajemen nyeri, rasa nyaman, nutrisi dan relaksasi.
Sedikit
tetapi jumlahnya terus bertambah artikel yang menyebutkan teori Peacefull End of Life. Artikel ini
terdapat di dalam Clayton State University School of Nursing Theory terdapat di
dalam link to American Journal of Critical Care,End of Life Care
(Kirchhoff,Spuhler,Walker,et al,2000). Liehr and Smith (1999) menjelaskan
tentang pembentukan teori tentang standar praktek sebagai dasar dari
pembentukan teori, Kehl (2006) menyebutkan didalam analisa konsepnya tentang
“meninggal dengan baik” dan Baggs and Schmitt (2000) mendiskusikan tentang
kemungkinan kegunaan dari teori dalam arti untuk memperbaiki keputusan
meninggaldengan tenang pada pasien kritis dewasa. Kirchhoff (2002) melanjutkan
diskusinya tentang bagaimana membuat lingkungan perawatan di dalam intensive
care unit yang dapat mendukung terhadap meninggal dengan tenang. Teori Peacefull End of Life merupakan satu
dari teori yang digunakan untuk membuat model dari perawatan palliative secara
holistic untuk pasien dengan sickle cell (Wilkie, Johnson,Mack,et al,2010). Di
Taiwan Lee and Colleagues (2009) menyebutkan teori Peacefull End of Life merupakan hal yang penting dalam menyusun
kerangka kerja untuk mengidentifikasi akhir hayat dengan tenang di ICU.
Teori
Peacefull End of Life berfokus pada
perawatan pasien dan keluarga. Ruland and Moore (1998) mencontohkan dari teori Peacefull End of Life dengan cepat
sebagai perhatian terhadap perawatan pasien dengan penyakit terminal dan
perawatan pasien palliative.
2.2 Analisis Berdasarkan Cakupan Konteks
Langkah kedua dalam menganalisis teori adalah pemeriksaan konteks teori. Konteks di sini menekankan pada identifikasi konsep dan proposisi dari metaparadigma keperawatan yang diyakini teori, klaim filosofical berdasarkan apa teori, model konseptual asal mula dari teori dan kontribusi pengetahuan dari keperawatan dan disiplin adjuvant untuk usaha pengembangan teori (Fawcett, 2006).
Metaparadigma keperawatan tersusun atas empat konsep global dan empat proposisi global. Pertanyaan tentang proposisi dan konsep metaparadigma adalah:
1. Konsep metaparadigma mana yang diidentifikasi oleh teori?
a. Apakah teori ini membahas tentang manusia?
b. Apakah teori ini membahas tentang lingkungan?
c. Apakah teori ini membahas tentang kesehatan?
d. Apakah teori ini membahas tentang proses keperawatan atau tujuan?
2.
Proposisi
metaparadigma mana yang diidentifikasi oleh teori?
a.
Apakah
teori membahas tentang proses hidup dan meninggal manusia?
b.
Apakah
teori membahas tentang pola pengalaman hidup manusia di dalam konteks
lingkungan?
c.
Apakah
teori membahas tentang tindakan atau proses keperawatan yang bermanfaat untuk
manusia?
d.
Apakah
teori membahas tentang proses hidup dan meninggal manusia, mengenali bahwa
manusia dengan lingkungan mempunyai hubungan yang tidak kontinu.
3.
Teori
ini berdasarkan klaim filosofical apa?
4.
Pandangan
dunia apa yang direfleksikan dalam teori?
5.
Dari
model konseptual yang mana teori ini berasal?
6.
Pengetahuan
antecedent apa dari keperawatan dan
disiplin adjuvant yang digunakan dalam pengembangan teori?
Karena
teori meninggal dengan damai berasal dari standar perawatan yang ditulis oleh
tim perawat ekspert yang mengidentifikasi masalah praktik, konsep metaparadigma
melekat pada fenomena keperawatan yang diidentifikasi, perawatan yang kompleks
dan holistik diperlukan untuk mendukung meninggal dengan damai.
Dua
asumsi teori Ruland dan Moore (1998) diidentifikasi sebagai berikut:
1.
Kejadian
dan perasaan pengalaman meninggal dengan damai adalah personal dan individual
2.
Perawatan
keperawatan adalah penting untuk menciptakan pengalaman meninggal dengan damai.
Perawat mengkaji dan mengintepretasikan isyarat yang merefleksikan pengalaman
meninggal dengan damai seseorang dan bertindak dengan tepat untuk mencapai atau
mempertahankan pengalaman damai, meskipun orang yang dalam proses meninggal
tidak mampu berkomunikasi secara verbal.
Dua asumsi tambahan yang implisit:
1.
Keluarga,
komponen yang termasuk semua rang yang berpengaruh adalah komponen penting
perawatan pasien menjelang meninggal.
2.
Tujuan
perawatan meninggal dengan damai bukan untuk mengoptimalkan perawatan bahwa itu
harus yang terbaik, tata laksana yang paling canggih, tipe perawatan yang
seringkali menghasilkan tata laksana yang berlebihan. Akan tetapi, tujuan perawatan
meninggal dengan damai adalah untuk memaksimalkan tata laksana, yang mana
merupakan kemungkinan perawatan terbaik yang akan diberikan melalui penggunaan
teknologi dan pengukuran kenyamanan yang bijaksana, yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup dan mencapai kondisi meninggal dengan damai.
Teori meninggal dengan damai sebagian besar
berdasarkan model Donabedian terkait struktur, proses, dan target dimana
sebagian sudah dikembangkan dari teori sistem yang umum. Pengaruh teori sistem
yang umum adalah menyerap jenis teori keperawatan yang lain, dari model
konseptual ke teori middle atau microrange, sebuah indicator kegunaannya dalam
menjelaskan kompleksitas organisasi dan interaksi pelayanan kesehatan. Setting
struktur di sini adalah sistem keluarga (pasien yang sakit terminal dan
keluarga yang berpengaruh) yang menerima perawatan dari profesional di unit RS
perawatan akut; dan proses adalah intervensi keperawatan yang didesain untuk
mencapai target positif yaitu terbebas dari nyeri, merasakan kenyamanan,
merasakan harga diri dan dihormati, merasa damai, dan merasa dekat dengan
orang-orang berpengaruh dan yang merawatnya.
Filosofer menjelaskan kualitas hidup berdasarkan
teori pilihan (Sandoe,1999 dalam Tomey & Alligood, 2010). Kualitas hidup didefinisikan
dan dievaluasi sebagai suatu menifestasi kepuasan melalui pengkajian empiris
dari target dimana gejala membaik dan kepuasan dalam hubungan interpersonal.
Menggabungkan pilihan pasien ke dalam keputusan pelayanan kesehatan disadari
keduanya sesuai dan perlu untuk kesuksesan proses dan target (Ruland &
Moore, 2001 dalam Tomey & Alligood, 2010).
Teori ini diperoleh dari perkuliahan teori
doctoral dimana Ruland mahasiswa dan Moore adalah dosen. Ruland berhasil
menyelesaikan projek besar untuk mengembangkan standar praktik klinik untuk
meninggal dengan damai dengan sekelompok perawat kanker di Norway. Standar ini
disintesis ke dalam teori meninggal dengan damai dan pada akhirnya
disempurnakan dengan bantuan Moore. Teori ini adalah contoh teori middle range
yang dikembangkan oleh mahasiswa doctoral keperawatan ketika belajar metode
pengembangan pengetahuan. Teori ini dikembangkan dengan menggunakan standar
pelayanan sebagai sumber.
2.3
Analisis
Berdasarkan Cakupan Konten
Langkah ketiga dalam analisis teori
adalah pemeriksaan konten atau pokok bahasan.
Sebuah teori diartikulasikan melalui konsep dan proposisi teori. Konsep
teori adalah kata-kata atau kelompok kata-kata yang mengekspresikan gambaran
mental dari beberapa fenomena yang mewakili kosakata khusus sebuah teori.
Selanjutnya, konsep memberi makna pada apa yang bisa dibayangkan atau diamati
melalui indera. Konsep dapat bersifat unidimensional, atau bisa memiliki lebih
dari satu dimensi (Fawcett, 2006).
Menurut Fawcett (2006), proposisi
teori adalah pernyataan deklaratif tentang satu atau lebih konsep, pernyataan
yang menegaskan apa adanya dianggap sebagai kasus. Nonrelasional proposisi
menggambarkan konsep dari definisi pernyataan konstitutif. Proposisi relasional
mengungkapkan asosiasi atau keterkaitan antara dua atau lebih konsep. Analisis
isi suatu teori membutuhkan sistematis pemeriksaan semua deskripsi teori yang
ada oleh penulisnya.
Pertanyaan yang terkait dengan
analisis konten adalah :
1. Apa
konsep teori itu?
2. Apa
proposisi teori itu?
3. Proposisi
mana yang tidak terkait?
4. Proposisi
mana yang relasional?
2.3.1 Konsep Peaceful End of Life Theory
Konsep utama dari Peaceful End of Life Theory adalah terdiri dari lima konsep (Alligood, 2014) yaitu :
1. Tidak Merasakan Nyeri
Bebas dari penderitaan atau gejala distress adalah bagian utama dari berbagai pengalaman akhir hidup pasien. Nyeri dianggap sensori yang tidak menyenangkan atau pengalaman emosional yang terkait kerusakan jaringan aktual dan potensial (Lenz, Suppe, Gift, et al., 1995; Pain terms, 1979).
2. Pengalaman
Kenyamanan
Kenyamanan didefinisikan secara
inklusif, menurut Kolcaba dan Kolcaba (1991) diartikan sebagai "kelegaan
dari ketidaknyamanan, keadaan kepuasan yang mudah dan damai, dan apapun yang
membuat hidup mudah atau menyenangkan "(Ruland & Moore, 1998, hal.
172).
3. Pengalaman
Martabat dan Rasa Hormat
Setiap pasien yang sakit parah
"dihormati dan dihargai sebagai manusia "(Ruland & Moore, 1998,
hal 172). Konsep ini menggabungkan gagasan pribadi yang bernilai, seperti yang
diungkapkan oleh prinsip etika otonomi atau penghormatan terhadap orang-orang,
yang menyatakan bahwa individu harus diperlakukan sebagai agen otonom, dan
manusia dengan otonomi yang berkurang, berhak atas perlindungan (Amerika
Serikat, 1978).
4. Kedamaian
Perdamaian adalah "perasaan
tenang, harmonis, dan puas, (bebas dari) kecemasan, kegelisahan, kekhawatiran,
dan ketakutan "(Ruland & Moore, 1998, hal 172). Kedaaan damai meliputi
fisik, psikologis, dan dimensi spiritual.
5. Kedekatan
dengan Orang Lain yang Signifikan
Kedekatan adalah "perasaan
saling terhubung dengan orang lain yang peduli" (Ruland & Moore, 1998,
hal. 172). Kedekaatan melibatkan kedekatan fisik atau emosional yang
diungkapkan dengan hangat, hubungan yang intim.
2.3.2 Proposisi Peaceful End of Life Theory
Berdasarkan Alligood (2014), fokus dari teori Peaceful End Of Life tidak membahas masing-masing konsep metaparadigm, namun berasal dari standar perawatan yang ditulis oleh tim perawat ahli yang sedang menangani masalah praktik, oleh karena itu, konsep metaparadigm yang secara eksplisit dialamatkan adalah keperawatan dan manusia. Teori ini membahas fenomena kompleks keperawatan, perawatan holistik untuk mendukung manusia tenang pada akhir hidupnya.
Dalam hal ini yang merupakan proposisi teori adalah dua asumsi Ruland dan Moore (1998) dalam Alligood (2014) diidentifikasi sebagai berikut :
1. Kejadian
dan perasaan terhadap pengalaman akhir hidup bersifat pribadi dan individual.
2. Perawatan
sangat penting untuk menciptakan pengalaman akhir hidup yang damai. Perawat
menilai dan menafsirkan isyarat yang mencerminkan pengalaman akhir hidup
seseorang dan campur tangan dengan tepat untuk mencapai atau mempertahankan
pengalaman yang damai, bahkan saat orang yang sekarat tidak bisa berkomunikasi
secara verbal.
Alligood
(2014) menyatakan bahwa terdapat dua asumsi tambahan yang tersirat pada teori
tersebut yaitu :
1.
Keluarga, sebuah istilah yang mencakup
semua orang yang penting lainnya, merupakan bagian penting dari perawatan akhir
hidup.
2.
Tujuan perawatan akhir hidup bukan untuk
mengoptimalkan perawatan, dalam arti bahwa perawatan yang pasti terbaik,
pengobatan lanjutan yang paling berteknologi, sejenis perawatan yang sering
menghasilkan overtreatment. Sebaliknya, tujuan dalam perawatan akhir hidup
adalah memaksimalkan pengobatan, artinya perawatan sebaik mungkin akan
diberikan melalui penggunaan teknologi dan kenyamanan yang bijaksana langkah demi
langkah untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencapai kematian yang damai.
3.2.3 Proposisi Relasional Dari Peaceful End of Life Theory
Proposisi relasional teori Peaceful End of Life dapat dilihat pada enam pernyataan relasional eksplisit diidentifikasi (Ruland dan Moore, 1998 dalam Alligood, 2014) sebagai pernyataan teoretis untuk teori, sebagai berikut:
1. Memantau
dan mengelola pereda nyeri dan menerapkan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis
berkontribusi terhadap pengalaman tidak sakit/nyeri pasien.
2. Mencegah,
memantau, dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik, memfasilitasi istirahat,
relaksasi, dan kepuasan, dan mencegah komplikasi berkontribusi pada pengalaman
kenyamanan pasien.
3. Melibatkan
pasien dan orang yang penting bagi pasien dalam pengambilan keputusan mengenai
perawatan pasien, perawatan pasien dengan bermartabat, empati dan rasa hormat,
dan penuh perhatian terhadap ekspresi, harapan dan pilihan pasien berkontribusi
pada pengalaman pasien pada bermartabat dan rasa hormat.
4. Memberikan
dukungan emosional, pemantauan dan memenuhi kebutuhan pasien untuk obat-obatan
antiansietas, menginspirasi kepercayaan, menyediakan panduan masalah praktis
bagi pasien dan orang terdekatnya; memberikan bantuan fisik dari tenaga perawat
lain jika diinginkan berkontribusi terhadap pengalaman pasien untuk berdamai.
5. Memfasilitasi
partisipasi orang terdekat pasien dalam perawatannya; menghadirkan orang
terdekat yang ikut sedih, khawatir dan bertanya dengan kondisi pasien;
memfasilitasi kesempatan untuk kedekatan keluarga berkontribusi terhadap
pengalaman kedekatan pasien dengan orang lain yang signifikan atau orang yang
peduli.
6. Pengalaman
tidak sakit/ nyeri pasien, kenyamanan, martabat, dan rasa hormat, damai, dan
kedekatan dengan orang lain yang signifikan atau orang yang peduli
berkontribusi pada akhir hidup yang damai.
Proposisi
relational dari teori ini digambarkan dalam skema hubungan kelima konsep utama
teori Peaceful End of Life yang telah
diidentifikasi Ruland dan Moore (1998) pada pernyaatan relasional eksplisit di
atas.
|
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori Peacefull End Of Lie yang dikembangkan oleh Cornelia M Ruland dan Shirley M Moore ini adalah teori yang memiliki setting pada perawatan akhir hidup pasien. Teori ini berfokus bagaimana memberikan pelayanan yang berkualitas pada pasien di masa akhirnya. Teori ini membaginya ke dalam 5 Kriteria yaitu : 1) bebas nyeri, 2) merasa nyaman, 3) merasa berwibawa dan dihormati, 4) damai, 5) kedekatan dengan anggota keluarga dan pihak penting lainnya. Kelebihan dari teori ini adalah teorinya yang baru, original serta dapat diaplikasikan dalam perawatan pasien sehari-hari, sedangkan kekurangan dari aplikasi ini adalah belum mengakomodir adanya faktor budaya serta hubungan diantara kelima konsep tersebut.
3.2 Saran
Sebagai perawat profesional diharapkan untuk meningkatkan pengembangan sains keperawatan dalam berbagai bidang di dunia keperawatan dapat dilakukan berdasarkan analisis dari masing-masing komponen dalam struktur holarchy pengetahuan keperawatan kontemporer. Dengan demikian diharapkan dalam aplikasi sains keperawatan khususnya middle range theory keperawatan mengedepankan prinsip analisis yang sistematis, sehingga dapat menjadi panduan dalam pelayanan keperawatan.
|
Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorist and their
work (eighth ed.). Maryland
Heights, MO: Mosby Elsevier.
Alligood, M. R. (2014). An Interpretive Study of Martha Rogers
Conception of Pattern. Maryland Heights, MO: Mosby Elsevier
Fawcett, J. (2006). Contemporary
nursing knowledge : analysis and evaluation of nursing modles and theorist.
2nd Edition. Philadelphia :
FA Davis Company.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar