ANALISIS MIDDLE RANGE THEORY CORNELIA M. RULAND DAN SHIRLEY M. MOORE DALAM ASUHAN KEPERAWATAN


BAB 1

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Ilmu pengetahuan keperawatan yang terdiri atas komponen-komponen yang ada di dalamnya merupakan kekayaan intelektual yang sangat penting dalam pengembangan dunia keperawatan baik pendididikan, praktik maupun riset keperawatan. Pengembangan sains keperawatan dalam berbagai bidang di dunia keperawatan dapat dilakukan berdasarkan analisis dari masing-masing komponen dalam struktur holarchy pengetahuan keperawatan kontemporer.


Middle Range Theory memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan  dalam praktek dan cukup abstrak secara ilmiah. Middle Range Theory, tingkat keabstrakannya pada level pertengahan, inklusif, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung. Bila dibandingkan dengan Grand theory, Middle Range Theory ini lebih konkrit (Fawcett, 2006).

 

Analisis model konsep keperawatan dengan menggunakan kerangka kerja, memerlukan tinjauan yang sistematis dan rinci dari semua sumber utama yang tersedia, termasuk publikasi dan presentasi oleh penulis model, untuk menentukan secara tepat apa yang telah dikatakan, daripada mengandalkan kesimpulan tentang apa yang mungkin dimaksudkan atau mengacu pada interpretasi penulis lain tentang model keperawatan (Levine, 1994 dalam Fawcett, 2006). Analisis Middle Range Theory meliputi scope, context, and content teori keperawatan tersebut.

 

Berdasarkan hal tesebut di atas yang terkait dengan Middle Range Theory, kelompok dalam makalah ini akan membahas analisis Middle Range Theory Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore.

1
 

1.2  Tujuan Penulisan

1.2.1   Tujuan Umum

Memahami analisis Middle Range Theory Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore.


1.2.2        Tujuan Khusus

1.2.2.1  Memahami analisis Middle Range Theory Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore. berdasarkan scope

1.2.2.2  Memahami analisis Middle Range Theory Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore. berdasarkan context

1.2.2.3  Memahami analisis Middle Range Theory Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore.berdasarkan content


1.3  Sistematika Penulisan

Penulisan makalah ini terdiri dari 3 (tiga) bab yaitu : Bab 1 Pendahuluan, Bab 2 Pembahasan dan Bab 3 Kesimpulan.



BAB 2

PEMBAHASAN

 

2.1 Analisis Berdasarkan Cakupan Teori

Langkah pertama dalam analisis teori adalah mengklasifikasikan Lingkup Teori, dengan mengingat pada Bab 1 dalam buku Contemporary Nursing Knowledge karangan dari Fawcett (2006), bahwa grand theory dalam cakupan yang luas dan secara substansial tidak spesifik. Konsep dan proposisinya juga abstrak. Sebaliknya pada Middle Range Theory, lebih terbatas dan spesifik secara substantif, namun konsep dan proposisinya relatif konkret. Selain itu, Middle Range Theory juga diklasifikasikan sebagai deskriptif, menjelaskan, atau prediktif.
Pada makalah ini akan membahas tentang Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore yang merupakan Middle Range Nursing Theory.  Maka dari itu, pertanyaan yang harus ditanyakan pada tahap 1 ini adalah:  Apa cakupan dari teori Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore. Sebelum membahas lebih jauh terkait cakupan dari teori yang digagas oleh Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore, terlebih dahulu akan dipaparkan riwayat hidup dari teoris tersebut.

2.1.1   Riwayat Hidup Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore
1.  Cornelia M. Ruland
3
Cornelia M. Ruland mendapatkan gelar Ph.D Keperawatan pada tahun 1998 di Case Western Reserve University di Cleveland, Ohio. Ia adalah Direktur Pusat untuk Pengambilan Keputusan Bersama dan Penelitian Keperawatan di Rikshospitalet University Hospital di Oslo, Norway dan menjadi staf pengajar Departemen Biomedis Informatika di Colombia University, New York. Ruland telah mendirikan program penelitian dalam  meningkatkan pengambilan keputusan bersama dan kemitraan penyedia layanan dalam pelayanan kesehatan dan mengembangkan, mengimplentasikan, serta mengevaluasi sistem informasi untuk mendukung programnya. Ruland fokus pada aspek dan alat untuk pengambilan keputusan bersama dalam situasi klinik yang menantang; Pertama, pada pasien  dihadapkan dengan treatment dan skreening yang sulit, dimana mereka membutuhkan pertolongan untuk dimengerti potensi manfaat dan kerugian dari pilihan alternatif tersebut dimana digunakan untuk mendapatkan suatu nilai dan sesuatu yang lebih disukainya.  Kedua, Pengelolaan penyakit kronis yang disesuaikan dari waktu ke waktu. Sebagai peneliti utama pada sejumlah proyek penelitian, Ruland telah menerima penghargaan atas apa sudah dilakukannya.

2.      Shirley M. Moore
Shirley M. Moore adalah seorang Dekan Penelitian dan Professor di Sekolah Keperawatan, Case Western Reserve University. Moore menyelesaikan diploma keperawatan di Youngstown Hospita Assosiation School of Nursing pada tahun 1969 dan Lulus Sarjana Keperawatan di Kent State University tahun 1974. Dia juga diterima sebagai Master Psychiatric and Mental Health Nursing tahun 1990 maupun sebagai Ph.D Ilmu Keperawatan tahun 1993 di Case Western Reserve Uniersity. Moore telah mengajarkan teori keperawatan dan ilmu keperawatan ke semua tingkat mahasiswa keperawatan dan melakukan program pengembangan penelitian dan teori yang membahas pemulihan setelah kejadian cardiac.

Pada awal studi doktoralnya, Moore didukung oleh para ahli teori perawat Joyce J. Fitzpatrick, Jean Johnson, dan Elizabeth Lenz untuk tidak hanya menggunakan teori tapi juga mengembangkannya. Konferensi Teori Rosemary Ellis, yang diadakan setiap tahun selama beberapa tahun di Case Western Reserve University, memberi Moore kesempatan untuk mengeksplorasi teori sebagai alat praktis bagi praktisi, peneliti, dan pengajar. Dipengaruhi oleh pengalaman ini, Moore telah membantu dalam pengembangannya dan publikasi beberapa teori (Good & Moore, 1996; Huth & Moore, 1998; Ruland & Moore, 1998). Moore menganggap konstruksi teori sebagai keterampilan penting bagi siswa doktoral.


2.1.2   Cakupan teori dari Cornelia M. Ruland dan Shirley M. Moore
Teori akhir hayat/meninggal dengan damai (Peacefull End of Life) menginformasikan jumlah kerangka kerja dari teori (Ruland and Moore,1998). Hal ini merupakan dasar  utama dari Donabedian’s model yang mencakup struktur, proses, dan hasil yang sebagain terbentuk dari general system teori. General system teori menyebar melalui tipe teori keperawatan yang lain, dari konseptual model ke middle range dan micro range teori sebagai indicator dari kegunaan dalam menjelaskan kemajemukan/ konflik interaksi dalam perawatan dan organisasi.

Dalam teori ini struktur diatur dalam system keluarga (pasien terminal dan semua oranglain yang berarti ), dimana mendapatkan perawatan dari tim pemberi perawatan yang professional di rumah sakit.  Proses didefinisikan sebagai proses  melakukan (intervensi keperawatan) untuk membuat hasil positif yang meliputi:
1.    Tidak merasakan nyeri
2.    Pengalaman kenyamanan
3.    Pengalaman martabat dan rasa hormat
4.    Kedamaian
5.    Kedekatan dengan orang lain yag berarti.

Landasan teoritis kedua  adalah teori pilihan (Brandt, 1979) yang digunakan filosi untuk menjelaskan menjelaskan dan mendefiniskan kualitas hidup (Sandoe, 1999). Dalam teori pilihan, kehidupan yang baik didefiniskan sebagai mendapatkan satu  keinginan khususnya  mendapatkan perawatan yang tepat di akhir kehidupan.  Hal ini disebabkan karena ada orang yang sebelumnya merasa tidak mampu saat memberikan keputusan di akhir hidupnya. Kualitas dari kehidupan didefinisikan dan dievaluasi secara empiris yaitu sebagai hasil dari kepuasan hubungan interpersonal sehingga memasukan pilihan pasien ke dalam keputusan dalam perawatan merupakan pilihan yang pantas (Ruland & Bakken, 2001; Ruland, Kresevic & Lorensen, 1947).

Teori Peacefull End of Life sebagai teori dasar dari evidence empiric yang merupakan hasil dari penelitian langsung yang dilakukan oleh perawat yang sudah ahli dan dari review literature teori. Standar dari perawatan meninggal dengan damai ini dibuat oleh praktisi yang sudah ahli dan memiliki pengalaman klinik lebih Standar keperawatan terdiri dari tindakan dasar yang dihasilkan dari penelitian-penelitian dan bukti-bukti yang mencakup manajemen nyeri,  rasa nyaman, nutrisi dan relaksasi.

Sedikit tetapi jumlahnya terus bertambah artikel yang menyebutkan teori Peacefull End of Life. Artikel ini terdapat di dalam Clayton State University School of Nursing Theory terdapat di dalam link to American Journal of Critical Care,End of Life Care (Kirchhoff,Spuhler,Walker,et al,2000). Liehr and Smith (1999) menjelaskan tentang pembentukan teori tentang standar praktek sebagai dasar dari pembentukan teori, Kehl (2006) menyebutkan didalam analisa konsepnya tentang “meninggal dengan baik” dan Baggs and Schmitt (2000) mendiskusikan tentang kemungkinan kegunaan dari teori dalam arti untuk memperbaiki keputusan meninggaldengan tenang pada pasien kritis dewasa. Kirchhoff (2002) melanjutkan diskusinya tentang bagaimana membuat lingkungan perawatan di dalam intensive care unit yang dapat mendukung terhadap meninggal dengan tenang. Teori Peacefull End of Life merupakan satu dari teori yang digunakan untuk membuat model dari perawatan palliative secara holistic untuk pasien dengan sickle cell (Wilkie, Johnson,Mack,et al,2010). Di Taiwan Lee and Colleagues (2009) menyebutkan teori Peacefull End of Life merupakan hal yang penting dalam menyusun kerangka kerja untuk mengidentifikasi akhir hayat dengan tenang di ICU.

Teori Peacefull End of Life berfokus pada perawatan pasien dan keluarga. Ruland and Moore (1998) mencontohkan dari teori Peacefull End of Life dengan cepat sebagai perhatian terhadap perawatan pasien dengan penyakit terminal dan perawatan pasien palliative.

2.2      Analisis Berdasarkan Cakupan Konteks

Langkah kedua dalam menganalisis teori adalah pemeriksaan konteks teori. Konteks di sini menekankan pada identifikasi konsep dan proposisi dari metaparadigma keperawatan yang diyakini teori, klaim filosofical berdasarkan apa teori, model konseptual asal mula dari teori dan kontribusi pengetahuan dari keperawatan dan disiplin adjuvant untuk usaha pengembangan teori (Fawcett, 2006).

 

Metaparadigma keperawatan tersusun atas empat konsep global dan empat proposisi global. Pertanyaan tentang proposisi dan konsep metaparadigma adalah:

1.    Konsep metaparadigma mana yang diidentifikasi oleh teori?

a.       Apakah teori ini membahas tentang manusia?

b.      Apakah teori ini membahas tentang lingkungan?

c.       Apakah teori ini membahas tentang kesehatan?

d.      Apakah teori ini membahas tentang proses keperawatan atau tujuan?

2.    Proposisi metaparadigma mana yang diidentifikasi oleh teori?
a.    Apakah teori membahas tentang proses hidup dan meninggal manusia?
b.    Apakah teori membahas tentang pola pengalaman hidup manusia di dalam konteks lingkungan?
c.    Apakah teori membahas tentang tindakan atau proses keperawatan yang bermanfaat untuk manusia?
d.   Apakah teori membahas tentang proses hidup dan meninggal manusia, mengenali bahwa manusia dengan lingkungan mempunyai hubungan yang tidak kontinu.
3.      Teori ini berdasarkan klaim filosofical apa?
4.      Pandangan dunia apa yang direfleksikan dalam teori?
5.      Dari model konseptual yang mana teori ini berasal?
6.      Pengetahuan antecedent apa dari keperawatan dan disiplin adjuvant yang digunakan dalam pengembangan teori?
Karena teori meninggal dengan damai berasal dari standar perawatan yang ditulis oleh tim perawat ekspert yang mengidentifikasi masalah praktik, konsep metaparadigma melekat pada fenomena keperawatan yang diidentifikasi, perawatan yang kompleks dan holistik diperlukan untuk mendukung meninggal dengan damai.

Dua asumsi teori Ruland dan Moore (1998) diidentifikasi sebagai berikut:
1.    Kejadian dan perasaan pengalaman meninggal dengan damai adalah personal dan individual
2.    Perawatan keperawatan adalah penting untuk menciptakan pengalaman meninggal dengan damai. Perawat mengkaji dan mengintepretasikan isyarat yang merefleksikan pengalaman meninggal dengan damai seseorang dan bertindak dengan tepat untuk mencapai atau mempertahankan pengalaman damai, meskipun orang yang dalam proses meninggal tidak mampu berkomunikasi secara verbal.

Dua asumsi tambahan yang implisit:
1.      Keluarga, komponen yang termasuk semua rang yang berpengaruh adalah komponen penting perawatan pasien menjelang meninggal.
2.      Tujuan perawatan meninggal dengan damai bukan untuk mengoptimalkan perawatan bahwa itu harus yang terbaik, tata laksana yang paling canggih, tipe perawatan yang seringkali menghasilkan tata laksana yang berlebihan. Akan tetapi, tujuan perawatan meninggal dengan damai adalah untuk memaksimalkan tata laksana, yang mana merupakan kemungkinan perawatan terbaik yang akan diberikan melalui penggunaan teknologi dan pengukuran kenyamanan yang bijaksana, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencapai kondisi meninggal dengan damai.

Teori meninggal dengan damai sebagian besar berdasarkan model Donabedian terkait struktur, proses, dan target dimana sebagian sudah dikembangkan dari teori sistem yang umum. Pengaruh teori sistem yang umum adalah menyerap jenis teori keperawatan yang lain, dari model konseptual ke teori middle atau microrange, sebuah indicator kegunaannya dalam menjelaskan kompleksitas organisasi dan interaksi pelayanan kesehatan. Setting struktur di sini adalah sistem keluarga (pasien yang sakit terminal dan keluarga yang berpengaruh) yang menerima perawatan dari profesional di unit RS perawatan akut; dan proses adalah intervensi keperawatan yang didesain untuk mencapai target positif yaitu terbebas dari nyeri, merasakan kenyamanan, merasakan harga diri dan dihormati, merasa damai, dan merasa dekat dengan orang-orang berpengaruh dan yang merawatnya.

Filosofer menjelaskan kualitas hidup berdasarkan teori pilihan (Sandoe,1999 dalam Tomey & Alligood, 2010). Kualitas hidup didefinisikan dan dievaluasi sebagai suatu menifestasi kepuasan melalui pengkajian empiris dari target dimana gejala membaik dan kepuasan dalam hubungan interpersonal. Menggabungkan pilihan pasien ke dalam keputusan pelayanan kesehatan disadari keduanya sesuai dan perlu untuk kesuksesan proses dan target (Ruland & Moore, 2001 dalam Tomey & Alligood, 2010).

Teori ini diperoleh dari perkuliahan teori doctoral dimana Ruland mahasiswa dan Moore adalah dosen. Ruland berhasil menyelesaikan projek besar untuk mengembangkan standar praktik klinik untuk meninggal dengan damai dengan sekelompok perawat kanker di Norway. Standar ini disintesis ke dalam teori meninggal dengan damai dan pada akhirnya disempurnakan dengan bantuan Moore. Teori ini adalah contoh teori middle range yang dikembangkan oleh mahasiswa doctoral keperawatan ketika belajar metode pengembangan pengetahuan. Teori ini dikembangkan dengan menggunakan standar pelayanan sebagai sumber.

2.3      Analisis Berdasarkan Cakupan Konten
Langkah ketiga dalam analisis teori adalah pemeriksaan konten atau pokok bahasan.  Sebuah teori diartikulasikan melalui konsep dan proposisi teori. Konsep teori adalah kata-kata atau kelompok kata-kata yang mengekspresikan gambaran mental dari beberapa fenomena yang mewakili kosakata khusus sebuah teori. Selanjutnya, konsep memberi makna pada apa yang bisa dibayangkan atau diamati melalui indera. Konsep dapat bersifat unidimensional, atau bisa memiliki lebih dari satu dimensi (Fawcett, 2006).

Menurut Fawcett (2006), proposisi teori adalah pernyataan deklaratif tentang satu atau lebih konsep, pernyataan yang menegaskan apa adanya dianggap sebagai kasus. Nonrelasional proposisi menggambarkan konsep dari definisi pernyataan konstitutif. Proposisi relasional mengungkapkan asosiasi atau keterkaitan antara dua atau lebih konsep. Analisis isi suatu teori membutuhkan sistematis pemeriksaan semua deskripsi teori yang ada oleh penulisnya.
Pertanyaan yang terkait dengan analisis konten adalah :
1.      Apa konsep teori itu?
2.      Apa proposisi teori itu?
3.      Proposisi mana yang tidak terkait?
4.      Proposisi mana yang relasional?

2.3.1        Konsep  Peaceful End of Life Theory

Konsep utama dari Peaceful End of Life Theory adalah terdiri dari lima konsep (Alligood, 2014) yaitu :

1.      Tidak Merasakan Nyeri

Bebas dari penderitaan atau gejala distress adalah bagian utama dari berbagai pengalaman akhir hidup pasien. Nyeri dianggap sensori yang tidak menyenangkan atau pengalaman emosional yang terkait kerusakan jaringan aktual dan potensial (Lenz, Suppe, Gift, et al., 1995; Pain terms, 1979).

2.      Pengalaman Kenyamanan
Kenyamanan didefinisikan secara inklusif, menurut Kolcaba dan Kolcaba (1991) diartikan sebagai "kelegaan dari ketidaknyamanan, keadaan kepuasan yang mudah dan damai, dan apapun yang membuat hidup mudah atau menyenangkan "(Ruland & Moore, 1998, hal. 172).
3.      Pengalaman Martabat dan Rasa Hormat
Setiap pasien yang sakit parah "dihormati dan dihargai sebagai manusia "(Ruland & Moore, 1998, hal 172). Konsep ini menggabungkan gagasan pribadi yang bernilai, seperti yang diungkapkan oleh prinsip etika otonomi atau penghormatan terhadap orang-orang, yang menyatakan bahwa individu harus diperlakukan sebagai agen otonom, dan manusia dengan otonomi yang berkurang, berhak atas perlindungan (Amerika Serikat, 1978).
4.      Kedamaian
Perdamaian adalah "perasaan tenang, harmonis, dan puas, (bebas dari) kecemasan, kegelisahan, kekhawatiran, dan ketakutan "(Ruland & Moore, 1998, hal 172). Kedaaan damai meliputi fisik, psikologis, dan dimensi spiritual.
5.      Kedekatan dengan Orang Lain yang Signifikan
Kedekatan adalah "perasaan saling terhubung dengan orang lain yang peduli" (Ruland & Moore, 1998, hal. 172). Kedekaatan melibatkan kedekatan fisik atau emosional yang diungkapkan dengan hangat, hubungan yang intim.      

2.3.2        Proposisi Peaceful End of Life Theory

Berdasarkan Alligood (2014), fokus dari teori Peaceful End Of Life tidak membahas masing-masing konsep metaparadigm, namun berasal dari standar perawatan yang ditulis oleh tim perawat ahli yang sedang menangani masalah praktik, oleh karena itu, konsep metaparadigm yang secara eksplisit dialamatkan adalah keperawatan dan manusia. Teori ini membahas fenomena kompleks keperawatan, perawatan holistik untuk mendukung manusia tenang pada akhir hidupnya.

 

Dalam hal ini yang merupakan proposisi teori adalah dua asumsi Ruland dan Moore (1998) dalam Alligood (2014) diidentifikasi sebagai berikut :

1.      Kejadian dan perasaan terhadap pengalaman akhir hidup bersifat pribadi dan individual.
2.      Perawatan sangat penting untuk menciptakan pengalaman akhir hidup yang damai. Perawat menilai dan menafsirkan isyarat yang mencerminkan pengalaman akhir hidup seseorang dan campur tangan dengan tepat untuk mencapai atau mempertahankan pengalaman yang damai, bahkan saat orang yang sekarat tidak bisa berkomunikasi secara verbal.

Alligood (2014) menyatakan bahwa terdapat dua asumsi tambahan yang tersirat pada teori tersebut yaitu :
1.        Keluarga, sebuah istilah yang mencakup semua orang yang penting lainnya, merupakan bagian penting dari perawatan akhir hidup.
2.        Tujuan perawatan akhir hidup bukan untuk mengoptimalkan perawatan, dalam arti bahwa perawatan yang pasti terbaik, pengobatan lanjutan yang paling berteknologi, sejenis perawatan yang sering menghasilkan overtreatment. Sebaliknya, tujuan dalam perawatan akhir hidup adalah memaksimalkan pengobatan, artinya perawatan sebaik mungkin akan diberikan melalui penggunaan teknologi dan kenyamanan yang bijaksana langkah demi langkah untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencapai kematian yang damai.

3.2.3        Proposisi Relasional Dari Peaceful End of Life Theory

Proposisi relasional teori Peaceful End of Life dapat dilihat pada enam pernyataan relasional eksplisit diidentifikasi (Ruland dan Moore, 1998 dalam Alligood, 2014) sebagai pernyataan teoretis untuk teori, sebagai berikut:

1.      Memantau dan mengelola pereda nyeri dan menerapkan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis berkontribusi terhadap pengalaman tidak sakit/nyeri pasien.
2.      Mencegah, memantau, dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik, memfasilitasi istirahat, relaksasi, dan kepuasan, dan mencegah komplikasi berkontribusi pada pengalaman kenyamanan pasien.
3.      Melibatkan pasien dan orang yang penting bagi pasien dalam pengambilan keputusan mengenai perawatan pasien, perawatan pasien dengan bermartabat, empati dan rasa hormat, dan penuh perhatian terhadap ekspresi, harapan dan pilihan pasien berkontribusi pada pengalaman pasien pada bermartabat dan rasa hormat.
4.      Memberikan dukungan emosional, pemantauan dan memenuhi kebutuhan pasien untuk obat-obatan antiansietas, menginspirasi kepercayaan, menyediakan panduan masalah praktis bagi pasien dan orang terdekatnya; memberikan bantuan fisik dari tenaga perawat lain jika diinginkan berkontribusi terhadap pengalaman pasien untuk berdamai.
5.      Memfasilitasi partisipasi orang terdekat pasien dalam perawatannya; menghadirkan orang terdekat yang ikut sedih, khawatir dan bertanya dengan kondisi pasien; memfasilitasi kesempatan untuk kedekatan keluarga berkontribusi terhadap pengalaman kedekatan pasien dengan orang lain yang signifikan atau orang yang peduli.
6.      Pengalaman tidak sakit/ nyeri pasien, kenyamanan, martabat, dan rasa hormat, damai, dan kedekatan dengan orang lain yang signifikan atau orang yang peduli berkontribusi pada akhir hidup yang damai.

Proposisi relational dari teori ini digambarkan dalam skema hubungan kelima konsep utama teori Peaceful End of Life yang telah diidentifikasi Ruland dan Moore (1998) pada pernyaatan relasional eksplisit di atas.




BAB 3

PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Teori Peacefull End Of Lie yang dikembangkan oleh Cornelia M Ruland dan Shirley M Moore ini adalah teori yang memiliki setting pada perawatan akhir hidup pasien. Teori ini berfokus bagaimana memberikan pelayanan yang berkualitas pada pasien di masa akhirnya. Teori ini membaginya ke dalam 5 Kriteria yaitu : 1) bebas nyeri, 2) merasa nyaman,  3) merasa berwibawa dan dihormati,  4) damai, 5) kedekatan dengan anggota keluarga dan pihak penting lainnya. Kelebihan dari teori ini adalah teorinya yang baru, original serta dapat diaplikasikan dalam perawatan pasien sehari-hari, sedangkan kekurangan dari aplikasi ini adalah belum mengakomodir adanya faktor budaya serta hubungan diantara kelima konsep tersebut.


3.2 Saran

Sebagai perawat profesional diharapkan untuk meningkatkan pengembangan sains keperawatan dalam berbagai bidang di dunia keperawatan dapat dilakukan berdasarkan analisis dari masing-masing komponen dalam struktur holarchy pengetahuan keperawatan kontemporer. Dengan demikian diharapkan dalam aplikasi sains keperawatan khususnya middle range theory keperawatan mengedepankan prinsip analisis yang sistematis, sehingga dapat menjadi panduan dalam pelayanan keperawatan.


 

DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorist and their work (eighth ed.). Maryland Heights, MOMosby Elsevier.
Alligood, M. R. (2014). An Interpretive Study of Martha Rogers Conception of Pattern. Maryland Heights, MOMosby Elsevier
Fawcett, J. (2006). Contemporary nursing knowledge : analysis and evaluation of nursing modles and theorist. 2nd Edition.  Philadelphia : FA Davis Company.

Tidak ada komentar: