Ibu S, 30 tahun masuk rumah sakit 2 hari yang lalu
diantar keluarga dengan keluhan klien mencoba untuk bunuh diri. Keluarga
menemukan klien ingin meminum racun serangga. Berdasarkan keterangan yang
didapatkan perawat dari keluarga klien ternyata 6 bulan yang lalu suami Ibu S
meninggal dunia karena kecelakaan. Sekitar 2 minggu yang lalu Ibu S juga di PHK
dari tempat bekerjanya.
SP 1 Pasien: Percakapan
untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri
ORIENTASI
Salam: “Assalamualaikum, selamat pagi Ibu S”. “Perkenalkan saya
suster T”.
“Nama ibu siapa, senang dipanggil apa?”
“Hari ini saya dinas pagi di ruangan
ini, mulai pukul 07.00 – 14.00. Selama di rumah sakit ini saya yang akan
merawat Ibu S”
Evaluasi validasi: “Bagaimana kabar Ibu S hari ini?”
“Bagaimana tidur
tadi malam Bu S, nyenyakkan Bu?”
Kontrak: “Baiklah Bu bagaimana kalau
kita bercakap- cakap tentang apa yang Ibu alami selama ini?”
“Berapa
lama kita bercakap- cakap? 20 menit bagaimana Bu? Oiya, mau dimana kita
bercakap- cakapnya? Disini saja bagaimana bu?”
Tujuan: Untuk melindungi Ibu S dari
tingkah laku yang dapat melukai diri sendiri
KERJA
“ Bagaimana perasaan ibu setelah kejadian itu terjadi Bu? Apakah ibu
merasakan penderitaan yang luar biasa? Apakah ibu merasakan kehilangan yang
sangat dalam? Bu S, kalau suster boleh
tahu apakah ibu sudah memiliki anak? Berapa orang putra dan putri ibu? Apakah
dengan kejadian ini Ibu S merasa menjadi merasa tidak berguna lagi bagi orang-
orang disekitar ibu? Atau pernahkah ibu menyalahkan diri ibu sendiri? Oiya bu,
pernahkah terlintas dipikiran ibu untuk menyakiti diri ibu sendiri atau bahkan
ada dorongan untuk mencoba bunuh diri? Apa sebabnya? Bagaimana caranya Bu? Apa yang
ibu rasakan?”
“Jika pasien telah menyampaikan ide bunuh dirinya, segera lanjutkan
dengan tindakan keperawatan untuk melindungi pasien dari keinginannya untuk
melakukan bunuh diri, yaitu dengan mengatakan: “Baiklah, sepertinya Ibu S
membutuhkan pertolongan untuk mengendalikan dorongan bunuh diri yang sering ibu
rasakan.” Bu, saya ingin memeriksa seluruh isi kamar Ibu untuk memastikan tidak
ada benda- benda yang membahayakan Ibu S. Begini Ibu S, karena Ibu masi
memiliki keinginan untuk melakukan bunuh diri, maka saya tidak akan meninggalkan
Ibu S sendiri di kamar.”
“ Bu, kalau boleh tahu apa yang ibu lakukan jika dorongan bunuh diri
itu muncul? Oo..begitu, ya bagus bu. Ada cara lain untuk mengatasi jika
dorongan itu muncul, yaitu Ibu bisa langsung memanggil perawat yang ada di
ruangan dan minta bantuan pada perawat tersebut. Contohnya begini:
suster..tolong, dorongan untuk melakukan bunuh diri itu muncul. Selain kepada
perawat ibu juga bisa minta bantuan kepada keluarga atau orang yang sedang
membesuk Ibu. Jadi, Ibu S tidak boleh sendirian ya. Begitu Ibu S. Coba Ibu S
lakukan seperti yang saya lakukan tadi. Ya begitu Bu. Bagus! Coba sekali lagi
Bu! Bagus! Nah, latih terus ya Bu!
TERMINASI
Evaluasi subjektif: “Bagaimana perasaan Ibu S setelah melakukan
latihan ini?”
Evaluasi objektif: “Bu, bisa Ibu praktikkan kembali bagaimana
caranya mengendalikan dorongan bunuh diri? Masih ingatkan Bu? Bagus!!
Rencana tindak lanjut: baiklah Bu, ibu dapat melakukan cara ini jika
dorongan bunuh diri ada. Bagaimana kalau latihan ini kita masukkan ke dalam
jadwal harian ibu? Beri tanda kalau sudah dilakukan.
Kontrak: oiya bu, bagaimana kalau besok kita bercakap- cakap tentang
melindungi pasien dari isyarat bunuh diri? Ibu maunya jam berapa? Mau dimana?
Baiklah mungkin itu saja latihan kita hari ini. Besok kita ketemu
lagi ua Bu.
Terima kasih. Assalamu’alaikum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar