ASUS HALUSINASI
Ibu R, 25 tahun masuk rumah sakit 4 hari
yang lalu diantar oleh keluarganya dengan keluhan klien sering mendengar
suara-suara tanpa wujud. Keluarga mengatakan bahwa klien sering mendengar
suara-suara yang mengatakan dia jelek dan bodoh. Berdasarkan keterangan yang
didapat perawat dari keluarga klien ternyata pada waktu masa SMP dan SMA sering
tinggal kelas. Pada waktu SD klien mendapatkan luka bakar di wajahnya karena
jatuh di tumpukan abu jerami yang masih panas, sehingga teman-temannya sering
mengejek klien dengan kata “jelek” dan “bodoh”. Sekitar 1 bulan yang lalu klien
gagal dalam penerimaan PNS sehingga klien merasa memang tidak mampu. Keadaan
ini memicu trauma lama yang dialami klien saat masa sekolah.
SP
1 Pasien :
Membantu pasien mengenal halusinasi,
menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol
halusinasi dengan cara pertama : menghardik halusinasi
A.
Proses Keperawatan
1.
Kondisi klien :
DS :
·
Klien
mengatakan mendengar suara-suara aneh (tanpa adanya stimulasi eksternal)
·
Klien
mengatakan kalau dia mendengar ada suara-suara yang mengatakan kalau dia jelek
dan bodoh
DO
:
·
Klien sering terlihat marah-marah tanpa sebab
·
Klien
sering menutup telinga
·
Mulut
klien komat kamit saat klien menutup telinga
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan
Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus
·
Klien mampu mengenal halusinasinya
( jenis, isi, waktu terjadinya, frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat
terjadi halusinasi )
·
Klien mampu menyebutkan
jenis, isi, waktu terjadi, frekuensi, situasi pencetus dan perasaan saat terjadi
halusinasi
·
Klien
mampu memperagakan cara mengontrol halusinasi cara 1 : menghardik halusinasi
·
Klien
mampu mengontrol halusinasi dengan cara 1 : menghardik halusinasi
4.
Tindakan Keperawatan :
1. Mengidentifikasi jenis halusiansi
pasien
2. Mengidentifikasi isi halusiansi
pasien
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi
pasien
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
pasien
5. Mengidentifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi
6. Mengidentifikasi respons pasien
terhadap halusinasi
7. Mengajarkan pasien menghardik
halusinasi
8. Menganjurkan pasien memasukkan cara
menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan
FASE ORIENTASI
SALAM dan PERKENALAN
:
“
Assalammualaikum Bu. Perkenalkan bu, nama saya Maharani, senangnya dipanggil
Rani. Saya perawat yang dinas pagi ini di ruangan ini. Saya dinas dari pukul
07.00 – 14.00 nanti. Saya perawat yang akan merawat ibu hari ini. Nama ibu
siapa? Ibu senangnya dipanggil apa?”
EVALUASI dan VALIDASI
:
“ Bagaimana
perasaan ibu R hari ini? Dan apa keluhan ibu R saat ini? ”
KONTRAK WAKTU
:
“
Baiklah, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang suara yang selama ini
ibu R dengar tetapi tidak kelihatan
wujudnya? Dimana kita duduk bu R? Di taman? Berapa lama? Bagaimana kalau 20
menit? “
TUJUAN :
“
Percakapan kita ini tujuannya agar ibu bisa mencegah suara-suara itu muncul dan
ibu bisa mengontrol suara-suara yang muncul tersebut. “
FASE KERJA
“ Apakah ibu R
mendengar suara tanpa kelihatan wujudnya? Apa yang dikatakan suara itu bu? “
“
Apakah ibu R terus menerus mendengar suara itu atau sewaktu-waktu? Kapan yang
paling sering ibu R dengar suara itu? Berapa kali sehari ibu R mendengar
suara-suara tersebut? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada saat
ibu R sedang sendiri? “
“ Apa yang ibu R
rasakan pada saat mendengar suara itu? “
“
Apa yang ibu R lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu
suara-suara itu bisa hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk
mencegah suara-suara itu muncul? “
“
Baiklah ibu R, agar ibu R bisa mencegah suara-suara itu muncul ada empat cara.
Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain. Ketiga, dengan melakukan kegiatan yang sudah terjadwal. Dan
yang ke empat, dengan minum obat secara teratur. “
“ Bagaimana
kalau kita belajar cara yang pertama terlebih dahulu, yaitu dengan menghardik.
“
“
Caranya adalah sebagai berikut : saat suara-suara itu muncul, ibu langsung
bilang, pergi…. Saya tidak mau dengar,…. Saya tidak mau dengar. Kamu suara
palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Ibu juga
bisa menutup telinga. Seperti ini bu ( perawat memperagakan bagaimana cara
menghardik ). Nah, sekarang coba ibu yang memperagakan! Nah begitu…. Bagus bu!
Ibu R sudah bisa. “
FASE TERMINASI
EVALUASI :
Subjektif : “ Bagaimana perasaan ibu setelah peragaan
latihan tadi? “
Objektif : “ Coba ibu sebutkan lagi bagaimana cara
menghardik suara-suara itu saat muncul?“
“ Ya, bagus sekali bu. “
RENCANA TINDAK LANJUT :
“
Kalau suara itu muncul lagi, silakan ibu R coba cara tersebut !!! Bagaimana
kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya bu? Nah, kita
masukkan ke dalam jadwal kegiatan hariannya ya bu. Beri tanda kalau sudah
dilakukan ya bu, seperti M ( mandiri ) kalau ibu R lakukan tanpa disuruh, D (
dibantu ) kalau ibu diingatkan baru melakukannya, T ( tidak dilakukan ) kalau
ibu tidak melakukan latihannya.“ ( Masukkan kegiatan latihan menghardik
halusinasi dalam jadwal kegiatan harian pasien. Jika diketahui waktu terjadinya
halusinasi pada pasien, masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian pasien untuk
kegiatan latihan menghardik ).
KONTRAK WAKTU YANG AKAN
DATANG :
“Nah,
bagaimana kalau kita bertemu lagi bu R untuk belajar dan latihan mengendalikan
suara-suara yang muncul tersebut dengan cara yang kedua? Jam berapa ibu bisa?
Bagaimana kalau besok jam 10? Berapa lama kita akan berlatih bu? Baiklah bu,
sesuai dengan permintaan ibu R, kita akan berlatih 20 menit. Dimana tempatnya
bu? Ya, baiklah bu. “
“ Sampai jumpa besok
ya bu, Assalammualaikum. “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar