Sebulan
sebelum waktu pelaksanaan perlu disampaikan pesan – pesan kepada masyarakat
antara lain:
a.
Pentingnya imunisasi
bagi bayi dan balita
b.
Mempersiapkan jadwal
pelaksanaan, tempat – tempat / pos kapsul vaksin dan pelayanan imunisasi.
c.
Bawa anti anafilaktik
untuk mengatasi bila terjadi anapilaktik syok karena imunisasi
Pada hari H-1 semua sarana pelayanan telah mendistribusikan:
·
Data sasaran balita (alamat, nama ayah, nama ibu, tanggal lahir, umur).
·
“Undangan “ kepada sejumlah sasaran yang telah terdata.
·
Kapsul vitamin/ vaksin sebanyak 125 % jumlah sasaran.
·
Pakai kapsul vitamin/ ampul vaksin yang diterima lebih awal terlebih
dahulu, perhatikan tanggal kadaluwarsa.
·
Alat suntik sesuai jumlah sasaran. Perhatian, Alat suntik ini bersifat
sekali pakai (autodestruct), maka
torak tidak boleh ditarik sebelum jarum tersebut ditusukkan kedalam vial
vaksin. Torak yang sudah ditarik sebelum diisi vaksin tidak akan dapat
digunakan lagi.
·
Vaksin campak sesuai kebutuhan , dengan perhitungan jumlah vial sama dengan
jumlah sasaran dibagi 8 (untuk vial 10 dosis).
·
Vaksin campak harus disimpan didalam termos berisi es dengan suhu berkisar
2 - 8 °C.
·
Insenerator/kotak karton untuk memusnahkan alat suntik bekas pakai.
Format pelaporan yang akan digunakan
Kegiatan persiapan pelayanan imunisasi terdiri dari
:
1. Logistik
Jumlah
peralatan yang diperlukan untuk pelayanan imunisasi tergantung pada perkiraan
jumlah sasaran yang akan diimunisasi. Perkiraan dasar untuk vaksin, alat
suntik, alat suntik untuk mencampur dan kotak pengaman (safeti box).
Jenis peralatan
yang diperlukan untuk pelayanan :
a.
Thermos
/ vaksin ccrier
b.
Kotak dingin cair
c.
Vaksin, pelarut dan
penetes
d.
Alat suntik
e. Safety box
f.
Formulir
g.
Kapas basah dan wadah
h.
Bahan penyuluhan
i.
Alat tulis
j.
Buku dan kartu
imunisaasi
k.
Tempat sampah
l.
Sabun untuk cuci tangan
2. Mengeluarkan vaksin dan
pelarut dari lemari es
Sebelum
membuka pintu lemari es, tentukan berapa banyak botol vaksin yang dibutuhkan
untuk pelayanan, catat suhu di dalam lemari es, pilih dan gunakan vaksin yang
sudah terpakai tetapi tetap tersaimpan dalam lemari es, vaksin dengan VVM
kondisi B atau mulai berubah dari A ke B dan vaksin-vaksin paling lama yang
belum melewati kadar kadaluarsa.
3. Memeriksa apakah vaksin
aman digunakan
Sebelum memberikan
vaksin yang manapun, harus diperiksa label vaksin dan pelarut. Jika label tidak
ada, buang vaksin atau pelarut tersebut. Periksa tanggal kadaluarsa dan alat
pemantau botol vaksin (VVM). Jika
menunjukkan vaksin menunjukkan titik buang, segera membuangnya
4. Menyiapkan thermos
Masukkan
kotak dingin cair ke dalam thermos,
masukkan vaksin dan pelarut ke dalam thermos
serta tutup rapat-rapat. Selama pelayanan imunisasi, tetaplah menyelipkan
botol-botol terbuka di tengah-tengah bantalan busa yang berada di atas thermos. Bantalan busa juga menjaga
vaksin yang ada di dalam thermos
tetap dingin. Jangan menutup botol dengan es.
5. Menyiapkan tempat kerja
Jika
pelayanan imunisasi di dalam fasilitas kesehatan, ruangan yang digunakan untuk
pelayanan imunisasi harus mudah diakses, tidak terkena langsung oleh sinar
matahari, hujan atau debu, cukup tenang. Jika imunisasi di lapanngan, tempat
itu harus teduh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar