A. Masalah Yang lazim muncul pada klien
1.
Perfusi jaringan serebral tidak efektif b/d edema
serebral/penyumbatan aliran darah
1. Nyeri akut b/d proses infeksi
2.
Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler
3. Resiko trauma b/d kejang
4. Resiko infeksi b/d daya tahan tubuh bekurang
B. Discharge Planning
Intervensi yang tercantum pada penatalaksanaan akut
juga berlaku untuk perawatan jangka panjang.
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
Dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
1
|
Perfusi
jaringan serebral tidak efektif b/d edema serebral/penyumbatan aliran darah
|
NOC :
Circulation status
Tissue Prefusion : cerebral
Kriteria
Hasil :
1.
mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan
:
v Tekanan systole dandiastole dalam rentang yang diharapkan
v
Tidak
ada ortostatikhipertensi
v Tidk ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih dari
15 mmHg)
2.
mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai
dengan:
v berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan
v
menunjukkan
perhatian, konsentrasi dan orientasi
v
memproses
informasi
v
membuat
keputusan dengan benar
3. menunjukkan fungsi sensori
motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran mambaik, tidak ada gerakan
gerakan involunter
|
NIC :
Intrakranial
Pressure (ICP) Monitoring (Monitor tekanan intrakranial)
v Berikan
informasi kepada keluarga
v Set
alarm
v Monitor
tekanan perfusi serebral
v Catat
respon pasien terhadap stimuli
v
Monitor
tekanan intrakranial pasien dan respon neurology terhadap aktivitas
v Monitor
jumlah drainage cairan serebrospinal
v Monitor
intake dan output cairan
v Restrain
pasien jika perlu
v Monitor
suhu dan angka WBC
v Kolaborasi
pemberian antibiotik
v Posisikan
pasien pada posisi semifowler
v Minimalkan
stimuli dari lingkungan
Peripheral
Sensation Management (Manajemen sensasi perifer)
v
Monitor adanya daerah
tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
v
Monitor adanya paretese
v
Instruksikan keluarga untuk
mengobservasi kulit jika ada lsi atau laserasi
v
Gunakan sarun tangan untuk
proteksi
v Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
v
Monitor kemampuan BAB
v
Kolaborasi pemberian
analgetik
v
Monitor adanya tromboplebitis
v
Diskusikan mengenai penyebab
perubahan sensasi
|
2
|
Nyeri akut b/d proses infeksi
Definisi :
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman
emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau
menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional): serangan
mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat
diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari
6 bulan.
Batasan karakteristik :
-
Laporan secara verbal atau non verbal
-
Fakta dari observasi
-
Posisi antalgic untuk menghindari nyeri
-
Gerakan melindungi
-
Tingkah laku berhati-hati
-
Muka topeng
-
Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek,
sulit atau gerakan kacau, menyeringai)
-
Terfokus pada diri sendiri
-
Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu,
kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
-
Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan,
menemui orang lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang)
-
Respon autonom (seperti diaphoresis,
perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)
-
Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin
dalam rentang dari lemah ke kaku)
-
Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah,
merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)
-
Perubahan dalam nafsu makan dan minum
Faktor yang berhubungan :
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)
|
NOC :
v
Pain
Level,
v
pain
control,
v
comfort
level
Kriteria Hasil :
v
Mampu
mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
v Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
v Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
v Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
v
Tanda
vital dalam rentang normal
|
NIC :
Pain Management
§ Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
§ Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§ Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
§ Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
§ Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
§ Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
§ Bantu pasien dan keluarga
untuk mencari dan menemukan dukungan
§ Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
§ Kurangi faktor presipitasi nyeri
§ Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
§ Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
§ Ajarkan tentang teknik non farmakologi
§ Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
§ Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
§ Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
§
Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
§ Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
§ Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan frekuensi
§ Cek riwayat alergi
§ Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
§ Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya nyeri
§ Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis optimal
§ Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
§ Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama
kali
§ Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri hebat
§ Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
|
3
|
Gangguan
mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler
Definisi :
Keterbatasan
dalam kebebasan untuk pergerakan fisik tertentu pada bagian tubuh atau satu
atau lebih ekstremitas
Batasan karakteristik :
-
Postur tubuh yang tidak stabil selama
melakukan kegiatan rutin harian
-
Keterbatasan kemampuan untuk melakukan
keterampilan motorik kasar
-
Keterbatasan kemampuan untuk melakukan
keterampilan motorik halus
-
Tidak ada koordinasi atau pergerakan yang
tersentak-sentak
-
Keterbatasan ROM
-
Kesulitan berbalik (belok)
-
Perubahan gaya berjalan (Misal : penurunan
kecepatan berjalan, kesulitan memulai jalan, langkah sempit, kaki diseret,
goyangan yang berlebihan pada posisi lateral)
-
Penurunan waktu reaksi
-
Bergerak menyebabkan nafas menjadi pendek
-
Usaha yang kuat untuk perubahan gerak
(peningkatan perhatian untuk aktivitas lain, mengontrol perilaku, fokus dalam
anggapan ketidakmampuan aktivitas)
-
Pergerakan yang lambat
-
Bergerak menyebabkan tremor
Faktor yang berhubungan :
-
Pengobatan
-
Terapi pembatasan gerak
-
Kurang pengetahuan tentang kegunaan
pergerakan fisik
-
Indeks massa tubuh diatas 75 tahun percentil
sesuai dengan usia
-
Kerusakan persepsi sensori
-
Tidak nyaman, nyeri
-
Kerusakan muskuloskeletal dan neuromuskuler
-
Intoleransi aktivitas/penurunan kekuatan dan
stamina
-
Depresi mood atau cemas
-
Kerusakan kognitif
-
Penurunan kekuatan otot, kontrol dan atau
masa
-
Keengganan untuk memulai gerak
-
Gaya hidup yang menetap, tidak digunakan,
deconditioning
-
Malnutrisi selektif atau umum
|
NOC :
v
Joint
Movement : Active
v
Mobility
Level
v
Self
care : ADLs
v
Transfer
performance
Kriteria
Hasil :
v
Klien
meningkat dalam aktivitas fisik
v
Mengerti
tujuan dari peningkatan mobilitas
v Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan
berpindah
v
Memperagakan
penggunaan alat Bantu untuk mobilisasi (walker)
|
NIC :
Exercise
therapy : ambulation
§ Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan lihat respon pasien
saat latihan
§ Konsultasikan dengan terapi
fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
§ Bantu klien untuk
menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cedera
§ Ajarkan pasien atau tenaga
kesehatan lain tentang teknik ambulasi
§ Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
§ Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai
kemampuan
§ Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan
ADLs ps.
§ Berikan alat Bantu jika
klien memerlukan.
§ Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan
|
4
|
Resiko
trauma b/d kejang
|
NOC :
·
Knowledge
: Personal Safety
·
Safety
Behavior : Faal Prevention
·
Safety
Behavior : Falls occurance
·
Safety
Behavior : Physical Injury
|
NIC :
Environmental
Management safety
§ Sediakan lingkungan yang
aman untuk pasien
§ Identifikasi kebutuhan
keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu
pasien
§ Menghindarkan lingkungan
yang berbahaya (misalnya memindahkan perabotan)
§ Memasang side rail tempat tidur
§ Menyediakan tempat tidur
yang nyaman dan bersih
§ Menempatkan saklar lampu
ditempat yang mudah dijangkau pasien.
§ Membatasi pengunjung
§ Memberikan penerangan yang cukup
§ Menganjurkan keluarga untuk
menemani pasien.
§ Mengontrol lingkungan dari kebisingan
§ Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan
§ Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya
perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit.
|
5
|
Resiko infeksi b/d daya tahan
tubuh bekurang.
Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme patogen
Faktor-faktor resiko :
-
Prosedur Infasif
-
Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari
paparan patogen
-
Trauma
-
Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan
lingkungan
-
Ruptur membran amnion
-
Agen farmasi (imunosupresan)
-
Malnutrisi
-
Peningkatan paparan lingkungan patogen
-
Imonusupresi
-
Ketidakadekuatan imum buatan
-
Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb,
Leukopenia, penekanan respon inflamasi)
-
Tidak
adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan
kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan
peristaltik)
-
Penyakit
kronik
|
NOC :
v
Immune
Status
v
Risk
control
Kriteria Hasil :
v
Klien
bebas dari tanda dan gejala infeksi
v
Menunjukkan
kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
v
Jumlah
leukosit dalam batas normal
v
Menunjukkan
perilaku hidup sehat
|
NIC :
Infection Control (Kontrol infeksi)
·
Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
·
Pertahankan teknik isolasi
·
Batasi pengunjung bila perlu
·
Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat
berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
·
Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
·
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
kperawtan
·
Gunakan baju, sarung
tangan sebagai alat pelindung
·
Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
·
Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing
sesuai dengan petunjuk umum
·
Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
·
Tingktkan intake nutrisi
·
Berikan terapi antibiotik bila perlu
Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
·
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
·
Monitor hitung granulosit, WBC
·
Monitor kerentanan terhadap infeksi
·
Batasi pengunjung
·
Saring pengunjung terhadap penyakit menular
·
Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
·
Pertahankan teknik isolasi k/p
·
Berikan perawatan kuliat pada area epidema
·
Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
·
Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
·
Dorong masukkan nutrisi yang cukup
·
Dorong masukan cairan
·
Dorong istirahat
·
Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
·
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
·
Ajarkan cara menghindari infeksi
·
Laporkan kecurigaan infeksi
·
Laporkan kultur positif
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar