I.
DEFINISI
Merupakan tindakan memasukkan sejumlah cairan irigasi ke
dalam lambung, dan secara bertahap (baik melalui mekanisme gravitasi maupun
suction tekanan rendah), mengeluarkan cairan yang ada di lambung tersebut ke
dalam tempat atau botol pengumpul (Thelan, 1994).
II.
INDIKASI
Indikasi tindakan gastric lavage / bilas lambung adalah ;
·
Penanganan kasus keracunan,
seperti keracunan obat-obat atau bahan kimia sebagai berikut : antidepresan
trisiklik, asetaminofen, fensiklidin, jamur, orgnofosfat, sianida, over dosis
narkotik, dan transquilizer.
·
Penanganan kasus perdarahan
lambung hebat atau hematemesis seperti pada klien dengan sirosis hepatic.
Kontra indikasi dari tindakan bilas lambung adalah :
·
Adanya ingesti bahan kimia yang
bersifat korosif seperti : produk kaustik, ammonia, striknin, dan beberapa
produk petroleum.
III.
PROSEDUR
Tujuan dari tindakan gastric lavage / bilas lambung pada
kasus keracunan obat atau ingesti bahan kimia adalah untuk mencegah penetrasi
zat toksik lebih jauh dan mengencerkan racun, sehingga mengurangi konsentrasi
zat toksik.
Sedangkan bilas lambung yang dilakukan pada kasus
perdarahan lambung (hematemesis) bertujuan untuk mengurangi aliran darah mukosa
lambung, mengeluarkan bekuan darah dari lambung, dan menurunkan perdarahan.
Prosedur bilas lambung pada kasus keracunan :
1.
Bisa dilakukan pada klien yang
tidak sadar / stupor atau jika induksi muntah dengan sirup ipekak tidak
berhasil.
2.
Bila klien setengah sadar dan
masih ada refleks muntah, maka posisikan klien miring pada satu sisi untuk
memudahkan irigasi dan mencegah aspirasi.
3.
Bila klien tidak sadar dan
refleks muntah tidak ada, maka klien harus dilakukan intubasi trachea sebelum
dilakukan bilas lambung.
4.
Gunakan pipa nasogastrik
berdiameter besar ( > 28 Fr ) untuk memudahkan aliran irigasi cairan.
5.
Gunakan larutan garam
fisiologis untuk pembilasan, suhu cairan yang digunakan sebaiknya sesuai suhu
tubuh.
6.
Lakukan irigasi dan aspirasi
cairan garam faal sebanyak +/- 200 ml beberapa kali sampai terpakai 2-4 liter.
7.
Lakukan pencatatan setelah
tindakan yang meliputi jumlah, karakteristik, bau cairan yang dilakukan irigasi
serta reaksi klien.
Prosedur pada tindakan bilas lambung pada kasus perdarahan lambung :
1.
Sebelumnya pasang NGT berukuran
besar, jenis yang biasanya digunakan adalah selang Ewald. Selang dengan
diameter kecil tidak cukup efektif untuk mengeluarkan bekuan darah dan dapat
menyebabkan kesalahan penegakan diagnosa karena bila ada bekuan darah yang
menyumbat selang, akan sulit mendeteksi masih terjadinya perdarahan.
2.
Lakukan irigasi dengan
menggunakan cairan garam faal dengan cara memasukkan sejumlah cairan secara
bertahap dan kemudian mengeluarkannya dengan cara mengalirkan atau diaspirasi
menggunakan tekanan rendah.
3.
Alirkan cairan yang dikeluarkan
ke dalam kantong (collection bag)
yang diletakkan dengan posisi lebih rendah dari tubuh klien atau tempat tidur
klien.
4.
Cairan irigasi yang digunakan
bisa berjumlah +/- 500-700 ml
5.
Pastikan bahwa aliran cairan
lancer, begitu juga dengan system drainasenya.
6.
Waspada terhadap potensial
terjadinya sumbatan bekuan darah pada selang atau perubahan posisi selang.
7.
Gunakan cairan dengan suhu
ruangan, karena akan lebih efektif dalam tindakan gastric lavage. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa penggunaan cairan dengan suhu rendah (dingin) akan menggeser kurva
disosiasi hemoglobin kearah kiri dan dapat berakibat langsung seperti :
penurunan aliran oksigen ke organ-organ vital serta memperpanjang waktu
perdarahan dan protrombin time.
DAFTAR
PUSTAKA
Eliastam, M.,
Sternbach, G., & Bresler, M. (1998). Buku
saku : Penuntun
kedaruratan medis. ( edisi 5 ). Jakarta
; EGC.
Hudak &
Gallo.(1994). Critical care nursing : a
holistic approach.
(7th
edition). Lippincott : Philadelphia..
Thelan, et.al.
(1994). Critical care nursing ;
Diagnosis and management.
(2nd
edition). St. louis
; Mosby Company.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar