1. Pengertian jenis kelamin
Jenis kelamin (bahasa Inggris: sex)
adalah kelas atau kelompok yang terbentuk dalam suatu spesies
sebagai sarana atau sebagai akibat digunakannya proses reproduksi seksual untuk mempertahankan keberlangsungan
spesies itu agar tetap terjaga spesies tersebut (Wikipedia, 2009).
Genetik modern dan embriologi
eksperimental memastikan jelas bahwa, pada sebagian besar mamalia, berbagai
perbedaan antara pria dan wanita terutama bergantung pada sebuah kromosom (kromosom Y) dan sepasang struktur
endokrin, testis pada pria dan ovarium pada wanita. Pada kedua jenis kelamin,
gonad memiliki fungsi ganda : pembentukan sel – sel germativum (gametogenesis) dan sekresi hormon –
hormon seks. Androgen adalah hormon
seks steroid yang efeknya maskulinisasi; estrogen
adalah hormon yang menyebabkan feminisasi. Kedua jenis hormon
disekresikan oleh kedua jenis kelamin (Ganong, 2002 : 396).
2.
Hubungan
Jenis Kelamin Terhadap Hipertensi
Hipertensi adalah
penyebab terbesar penyakit kardiovaskular
di Amerika Serikat dan penyumbang terbanyak terhadap angka kesakitan dan
kematian. Pria di dalam populasi umum memiliki angka diastolik tertinggi pada tekanan darahnya dibandingkan dengan
wanita pada semua usia dan juga pria memiliki angka prevalensi tertinggi untuk terjadinya hipertensi. Walau pria
memiliki insiden tertinggi kasus kardiovaskular
pada semua usia, hipertensi pada pria dan wanita dapat menyebabkan stroke,
pembesaran ventrikel kiri, dan disfungsi ginjal. Hipertensi terutama
mempengaruhi wanita karena faktor resikonya dapat di modifikasi dan hipertensi
sering terjadi pada wanita tua (Sanif, 2009) .
Menurut Cortas, et. al (2008)
mengatakan prevalensi
terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung
dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam
meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL
yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan
adanya imunitas wanita pada usia premenopause.
Pada premenopause wanita mulai
kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen
yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus
berlanjut dimana hormon estrogen
tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang
umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45 - 55 tahun sebelum lanjut usia (Anggraini,
Waren et. al, 2008)
Alasan terjadinya perbedaan tekanan
darah berdasarkan jenis kelamin belum diketahui, namun sedang diselidiki oleh
beberapa laboratorium. Estrogen sudah
dipercaya namun belum terbukti mampu menurunkan tekanan darah pada wanita muda.
Dari data fluktuasi tekanan darah selama kehidupan membawa dukungan terhadap
hipotesis tersebut, namun kejadiannya berhubungan dengan perubahan tekanan
darah dari seluruh kehidupan sampai tingkat sel endogen terkecil. Pembelajaran tentang perubahan hemodinamis berhubungan dengan siklus menstruasi yang dibuktikan dengan
rendahnya tekanan darah sewaktu fase
luteal dari pada saat fase folikular.
Bagaimanapun pemantauan telah dilakukan dan hasilnya tekanan darah lebih tinggi
sewaktu fase luteal. Sewaktu terjadi
kehamilan normal, kadar estrogen dan progesterone 50-100 kali lebih tinggi
dibanding sebelum kehamilan dan tekanan darahnya sangat rendah. Staessen
dkk, melaporkan prevalensi tinggi
hipertensi terjadi pada wanita post menopause daripada wanita premenopause. Walaupun terjadi penurunan
produksi estrogen di ovarium, namun estrogen memegang peranan
penting dalam meningkatkan tekanan darah setelah menopause. Investigasi pada efek biologis dari
estrogen sudah diperlihatkan pada hormon estrogen yang berasal dari 17-beta estradiol, menyebabkan
vasodilatasi endotel. Selanjutnya fungsi endotel
menggunakan perangsang asetilkolin
pada pembuluh darah lengan, diperlihatkan dengan berkurangnya vasodilatasi endotel yang berhubungan
dengan menopause, mempengaruhi
estrogen endogen dalam regulasi tekanan darah. Secara klinis diperlihatkan
bahwa estrogen dapat mengatur respon
tekanan darah terhadap stimulasi stress. Usia mempengaruhi peningkatan tekanan
darah pada wanita yang terbesar pada usia 62 tahun, sehingga hilangnya estrogen
bukan penyebab utama. Hasil penelitian di Finland diperlihatkan wanita yang
menjalani histerektomi memiliki
tekanan darah yang lebih tinggi dibanding wanita yang tidak menjalani histerektomi, pentingnya mempelajari
faktor tambahan pada estrogen dalam hubungan dengan patogenesis peningkatan
tekanan darah pada wanita post menopause.
Hipertensi yang
terpenting adalah kelainan heterogen,
bukan hal yang aneh bila beberapa faktor pathogen dari gen yang spesifik telah
diidentifikasi. Kadar renin dalam plasma yang rendah terjadi pada wanita
premenopause dan post menopause yang
mengalami hipertensi dibanding pria. Nordby melaporkan rendahnya kadar estradiol serum pada wanita premenopause yang hipertensi dibanding
pada wanita yang normotensi (Sanif,
2009).
DAFTAR PUSTAKA
Anggaraini, Ade Dian,
et.al (2009). Faktor –
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Yang Berobat di
Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari sampai Juni 2008. Diakses 20 Februari 2011 : Http://yayanakhyar.wordpress.com
Baike (2003). Hubungan
genetik terhadap penyakit kardiovaskuler. Diakses 20 februari 2011 : http://baike.baidu.com/view/2130696.htm
Corwin, Elizabeth J (2000). Buku Saku Fisiologi Kedokteran. EGC, Jakarta
Depkes RI (2011). Epidemologi Penyakit Hipertensi. Diakses 12 April 2011: http: //www.depkes.org.
Dewi, Sofia dan Digi Familia (2010). Hidup Bahagia dengan Hipertensi. A+Plus Books, Yogyakarta
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2010). The 4th Scientific Meeting on Hypertension. Diakses 20 Desember 2010 : http://www.dinkesjatengprov.go.id
Elsanti, Salma (2009). Panduan Hidup Sehat : Bebas Kolesterol, Stroke, Hipertensi, & Serangan Jantung. Araska, Yogyakarta
Ganong, William F (2002). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC, Jakarta
Genecards (2010).
Natriuretik Peptide Prekursor B. Diakses
20 Februari 2011 : http://www.genecards.org/cgi-bin/carddisp.pl?gene=NPPB
Genecards. Natriuretik Peptide Prekursor A (2010). Diakses 20
Februari 2011 : http://www.genecards.org/cgi-bin/carddisp.pl?gene=NPPA
Hani, Luthfi (2010). Pola Makan Penderita Hipertensi. Diakses 02 Februari 2010 : http://www.indonesiapower.co.id/index.php?option=com_conten&view=atikel&id=1302:pola-makan-penderita-hipertensi
Irza, Syukraini (2009). Analisa Faktor – Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung , Sumatera Barat. Diakses 20 februari 2011 : http://repository.usu.ac.id/.
Kita, Dokter (2010). Penyebab Hipertensi.
Diakses 20 Februari 2011 : http://www.totalkesehatananda.com/
Klabunde,
Richard E (2010). Tindakan
Peptides Natriuretik. Diakses
20 Februari 2011 : http://www.cvphysiology.com/Blood%20Pressure/BP017.html
Kowalski, Robert E (2010). Terapi Hipertensi : Program 8 Minggu Menurunkan Tekanan Darah Tinggi dan Mengurangi Risiko Serangan Jantung dan Stroke Secara Alami. Qanita, Bandung
Priyatno, Duwi (2010). Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Media Kom, Yogyakarta
Potter, Patricia A (2005). Buku Fundamental Keperawatan. EGC, Jakarta
Ruhyana (2007). Hipertensi
Penyebab Utama Penyakit Jantung. 2007, Diakses 1 April 2011: http://ruhyana.wordpress.com/2007/06/10/hipertensi-penyebab-utama-penyakit-jantung-2/
Sanif, Edial (2009) .
Hipertensi Pada Wanita.
Diakses 12 Februari 2011 http://www.jantunghipertensi.com/hipertensi/78.html
Scrib (2010). Hipokalemia dan Hipertensi. Diakses 6 Januari 2011 : http://www.scribd.com/doc/24546666/Hipokalemia-Dan-Hipertensi
Sugiharto, Aris (2007). Faktor – Faktor Risiko Hipertensi Grade II
Pada Masyarakat.2007, diakses 21
Maret 2011 : http://eprints.undip.ac.id/16523/1/Aris_Sugiharto.pdf.
UGM, Humas (2009). Cegah Hipertensi
dengan Pola Makan. Diakses
14 Januari 2011 : http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=1003
Wikipedia (2010). Pengertian
Jenis Kelamin. Diakses 21
Maret 2011 : http://id.wikipedia.org/wiki/Jenis_kelamin
Wikipedia
(2010). Tekanan Darah Tinggi. Diakses 02 Maret 2011 :
1 komentar:
faktor emosional perlu di jaga untuk mencegah hipertensi,,,nice info gan...
Posting Komentar