1. Definisi Stress Pada Kehamilan
Merupakan kondisi yang tidak
mengasyikkan yang memberi efek negatif, baik untuk si ibu maupun untuk si bayi
yang berada di dalam kandungan (Manuaba, 2002 : 12).
Stress
adalah segala situasi dimana tuntutan non-spesifik mengharuskan seorang
individu untuk berespons atau melakukan tindakan dan dapat menyebabkan perasaan
negatif atau yang berlawanan dengan apa yang diinginkan atau mengancam
kesejahteraan emosional (Selye, 1976
dalam Perry, 2000: 22).
2. Penyebab Stress pada
Kehamilan
Ketidakstabilan kondisi kejiwaan ibu
yang secara alamiah dialamai oleh ibu-ibu hamil, seperti mudah marah,
emosional, suasana hati yang gundah, tidak rasional, adanya perasaan was-was,
takut, namun tingkatannya berbeda antara ibu yang satu dengan ibu yang lain,
hal ini tergantung dari pengalaman (hamil pertama, kedua dan seterusnya).
Kesiapan kehamilan, kehamilan yang direncanakan, kematangan tingkat emosional,
pengetahuan tentang kehamilan dan sikap-sikap orang terdekat (Manuaba, 2002: 13).
Biasanya masa ini adalah masa paling
berat yang dirasakan pada fisik ibu hamil yang terjadi pada trimester pertama,
yakni ketika perubahan aktifitas hormonal ibu sedang besar-besarnya, perubahan
inilah yang dapat dengan mudah mempengaruhi stabilitas emosi ibu, antara lain
sebagai berikut (Manuaba, 2002: 13).
a.
Morning sicness
Pada Umumnya terjadi pada bulan pertama
kehamilan, disertai kadang-kadang oleh emesis, sering terjadi pada pagi hari,
tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut dengan Morning Sicness. Dalam batas-batas tertentu, keadaan ini masih
fisiologik. Bila terlalu sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan
biasanya disebut Hiperemisis Gravidarum.
Keluhan ringan segera dapat diatasi dengan nasehat atau obat tertentu yang
tidak membahayakan janin yang berada di dalam rahim (Hanifah 2005: 76)
b.
Hipersalivasi
Pengeluaran air liur makin meningkat
pada beberapa orang, sehingga dapat menambah kesulitan waktu makan. Air liur
dapat menyebabkan gangguan “gigi “ terjadi pembengkakan dalam bentuk pembengkakan gusi (epulis). Hipersalivasi dapat diatasi dengan menghisap gula-gula
yang banyak, memakan biskuit, atau roti tawar (Manuaba, 2002: 15).
c.
Sinkope (Pingsan)
Sinkope adalah keadaan pening atau
pusing, kepala ringan, mata kabur, hal ini sering terjadi pada bulan pertama.
Oleh karena itu ketika bangun mendadak dapat mengalirkan darah langsung ke
pusat susunan syaraf (otak) yang dapat menyebabkan sinkope. Untuk mengatasi
dapat dilakukan bangun tidur atau pada saat berdiri dilakukan dengan
perlahan dan bertahap, duduk dahulu tapi
di tempat tidur sejenak sebelum berdiri atau berjalan, sehingga peredaran darah
dapat beradaptasi dengan posisi baru, hilangnya gejala ini setelah kehamilan
berusia 16 minggu (Manuaba, 2002:
21).
d. Anoreksia
(Tidak ada nafsu makan)
Pada bulan pertama terjadi Anoreksia,
tetapi setelah itu nafsu makan kembali muncul. Hendaknya dijaga jangan sampai
salah pengertian makan untuk “dua orang “, sehingga kenaikan berat badan tidak
sesuai dengan tuanya kehamilan (Manuaba, 2002:
23).
e.
Sering Kencing
Terjadi karena kandung kencing pada
bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan
kedua umumnya keluhan seperti ini akan hilang karena uterus yang membesar
keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala ini bisa timbul kembali
karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kencing (Manuaba, 2002: 24).
f. Pigmentasi Kulit
Terjadi pada masa kehamilan 12 minggu,
pipi hidung, dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan,
daerah leher menjadi lebih hitam karena mendapatkan deposit pigmen yang
berlebih, demikian pula linea alba digaris tangan abdomen menjadi lebih hitam,
Pigmen ini terbentuk karena hormon (Manuaba, 2002: 26).
g. Epulis
Suatu hipertrofi papila ginggivae, yang
sering terjadi pada triwulan pertama (Manuaba, 2002:
27).
h.
Kram Betis
Pada kehamilan muda sering terjadi kram
betis yang menunjukkan kurangnya beberapa vitamin tertentu dan mineral,
seperti: Vitamin E, dan B kompleks serta Kalsium. Kram lokal masih dapat diurut
dan digosok dengan obat gosok atau balsem dan sebagainya, keluhan ini akan
segera menghilang setelah makan dan minum semakin baik (Manuaba, 2002: 27).
Akibat psikologis akan bertambah, maka
wajar apabila diusia kehamilan ini banyak ibu yang mengalami stress. Perubahan
yang disebabkan oleh proses kehamilan ini biasanya berangsur normal pada
periode kehamilan trimester kedua, gangguan psikis yang masih dirasakan sampai
trimester pertama banyak dialami oleh ibu yang baru pertama kali hamil atau
kehamilan yang tidak diinginkan. Gangguan pada periode ini dapat menyebabkan terjadinya
gangguan proses dan pertumbuhan janin di dalam kandungan (Notoatmodjo, 2005: 20)
3. Dampak Stress Pada
Kehamilan
Janin yang dikandung oleh para ibu yang
mengalami stress berat dan tidak
memperhatikan kehamilannya, banyak yang mengalami kelainan perkembangan
pada kedua belah pihak untuk janin di dalam misalnya, untuk belahan otak kiri
dan tidak dapat memproses informasi lebih cepat daripada belahan kanan,
sehingga dapat mengakibatkan hambatan dalam perkembangan berbahasa anak di
kemudian hari, janin akan terlempar pada resiko yang tinggi berupa kelainan
panca indera dan anggota tubuh lainnya, dan dapat juga berpengaruh ringan
seperti kekurangan gizi. (Kehamilan Menuju Indonesia Sehat, 2008).
Tetapi itu semua dapat dihindari dengan
mencari cara untuk mencegah dan mengatasi hal itu agar tidak terjadi, sehingga
resiko Stress dapat
terhindarkan.
4. Mengatasi Stress Pada Kehamilan
a. Coba Mencari sebab
Coba untuk mencari tahu apakah penyebab
stress, hubungan personal atau hubungan dengan pekerjaan, atau yang lainnya,
dan carilah hal yang paling efektif untuk mengatasi dan menghadapinya
(Hanifah. 2010
: 64).
b. Diet Makan
Yang Baik
Bila ibu sehat dan fit, maka ibu akan
dapat mengatasi stress dengan cara yang baik. Untuk itu harus tetap menjaga
diet makanan yang sehat, istirahat yang cukup, dan lakukanlah olah raga yang
teratur agar tetap fit (Notoatmodjo, 2005: 35)
c. Olahraga
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga
selama kehamilan bukan saja membuat badan sehat tetapi juga dapat membuat jiwa
sehat (Kebidanan dan Kandungan, 2010 : 23).
d.
Menghindari kebiasaan yang tidak baik karena faktor emosional
Carilah alternatif lainnya bila sangat
ingin merokok, atau minum-minuman keras. Cobalah alihkan dengan mengobrol
dengan teman atau keluarga, bernyanyi, mengunyah permen karet, makan buah atau
apapun yang bisa dilakukan untuk mengalihkan
keinginan yang dapat membahayakan bagi bayi (Hanifah, 2010 : 24).
e. Komunikasi
Isolasi sosial dan rasa sendirian
membuat ibu lebih sulit untuk menghadapi kesulitan, kesedihan, binalah hubungan
emosional yang baik dengan pasangan, keluarga, dan teman-teman. Komunikasi dan
hubungan emosional yang baik akan membantu ibu dalam menghadapi kesulitan dan
kesedihan karena.
f. Latihan Pernafasan
Melatih pernafasan tidak hanya baik
untuk ibu dan janin yang ada dalam kandungan saja, tetapi juga dapat
melancarkan proses persalinan. Selama masa kehamilan latihan pernafasan panjang
dan teratur sangat bermanfaat, untuk mengendurkan otot, menurunkan denyut
jantung, dan dapat membantu tidur lebih nyenyak, tarik nafas dan hembuskan
perlahan melalui mulut, sampai
paru-paru kosong (Rahayu, 2004 : 25).
g. Pijat
Pada saat kehamilan tubuh akan semakin
berat yang dapat menyebabkan rasa sakit dan pegal pada bagian punggung, kurangi
rasa pegal dan tidak nyaman dengan sedikit pijatan lembut. Mintalah suami untuk
melakukan pijatan di bagian kaki, tangan atau leher sebelum tidur. Untuk
mengurangi sakit punggung, konsultasikan pada dokter apakah ibu boleh melakukan
pijatan oleh tukang pijat khusus (Kebidanan dan Kandungan, 2010 : 25).
h. Aromatherapi.
Ibu bisa menggunakan essential oil untuk berendam atau pijat pilih aroma mawar untuk memberikan
efek lebih rileks lavender untuk melancarkan peredaran darah serta memberikan
rasa tenang (Kebidanan dan Kandungan, 2010 : 26).
i. Berimajinasi
Kumpulan foto-foto dengan pemandangan
yang membuat perasaan rileks pantai dengan pasir putih, matahari terbit di
Bromo, atau pepohonan yang teduh. Pasang foto tersebut di meja kantor atau di
tempat yang sering dilihat oleh ibu. Saat si ibu merasa stress, pandangi foto
tersebut, termasuk suara, rasa atau mungkin wangi bunga rumput (Hanifah, 2010 :
23).
j. Curhat
Rasa was-was dan takut menjelang masa persalinan
wajar dirasakan oleh calon ibu, apalagi pada saat mengandung anak pertama.
Untuk mengatasinya ibu bisa berbagi rasa kepada teman-teman dekat atau anggota keluarga yang
sudah punya pengalaman melahirkan, selalu
melegakan perasaan, juga bisa mendapat tambahan ilmu (Dian Rakyat .2002 : 34).
k. Istirahat yang Nyaman
Berbaringlah pada satu sisi (sisi
dianjurkan), di kamar yang sepi, dengarkanlah musik yang lembut, bayangkan
kalau si ibu sedang berada di tempat yang disukainya (Hanifah, 2010 : 29).
l. Bicarakan
Pada Dokter
Ibu bisa membicarakan perasaan dan
keluhan ibu pada dokter, apakah memerlukan pengobatan atau tidak, atau konsultasikan
dengan dokter psikiatri (Kebidanan dan Kandungan, 2010 : 33).
DAFTAR PUSTAKA
Hanifa Wiknjosatro, (2007). Ilmu Kebidanan. EGC. Jakarta.
Manuaba, (2002). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan bidan.
ECG. Jakarta.
Notoadmodjo, S, (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka
Cipta, Jakarta.
Perry, Potter,
(2002). Buku Ajar Fundamental keperawatan. EGC. Jakarta.
Suririnah, (2010).
Stress Dalam Kehamilan. diakses
tanggal: 13 Januari
2011. http://www.infoibu.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar