A. Identitas diri klien
Nama : Tn. Y Pendidikan : SLTA
Umur : 29 tahun Pekerjaan : Swasta
Jenis Kelamin : Laki-laki Lama bekerja : 4 tahun
Alamat : Prawirodirjan Nomor RM : 01 43 31 43
GM II/677 Tanggal Masuk RS : 25 Oktober 2009
Status Perkawinan : Belum Kawin Tanggal Pengkajian : 2 November 2009
Agama : Islam Sumber Informasi : Klien, keluarga, ners,
Suku : Jawa dan CM
B. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama saat masuk RS:
Tidak bisa BAB.
2. Riwayat penyakit sekarang:
Tiga hari sebelum masuk rumah sakit klien tidak bisa BAB, platus (+), BAK (+), perut kembung (+), mual (+), muntah (-). 1 minggu sebelumnya klien periksakan diri ke RS swasta dan dilakukan colon on loop, didiagnosis Ca. Rekti, klien pulang.
Saat masuk rumah sakit klien tidak bisa BAB, platus (-), mual (-), muntah (-), kembung (+), makan (+), minum (+), nyeri (+). Riwayat perubahan pola BAB sejak 6 bulan yang lalu.
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
Klien tidak ada menderita penyakit sebelumnya.
4. Diagnosa medic pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah di lakukan, mulai dari pasien MRS (UGD/Poli), sampai diambil kasus kelolaan.
Masalah atau Diagnosa medis pada saat MRS: Ileus Obstruktif ec. Ca. Recti.
5. Tindakan yang telah dilakukan di UGD:
a. Cek darah rutin, APTT/PTT
b. Pemasangan infus RL 20 tpm.
c. Injeksi Cefazolin 1 gr.
d. Injeksi Ranitidin 50 mg.
6. Catatan Penanganan Kasus (Dimulai saat pasien di rawat di ruang rawat sampai pengambilan kasus kelolaan)
a. 25 Oktober 2009
Rencana operasi, dilakukan pemeriksaan laboratorium, hasil:
AL : 15. 103/uL (4,8-10,8) tinggi.
AE : 3,9. 103/uL (4,7-6,1) rendah.
Hb : 10,4 g/dL (14-18) rendah.
Ht : 30,6 % (42-52) rendah.
PLT : 651. 103/uL (150-450) tinggi.
PPT : 11,6 dt (15,32-17,48)
APTT : 35,3 dt (23,74-32,54)
Total Protein : 6,62 g/dL (6,4-8,3)
Albumin : 3,28 g/dL (3,5-5,5)
Golongan darah : O
b. 26 Oktober 2009
·
Dilakukan
laparatomy explorasi sigmoidestomy, biopsy recti, kolostomy, ASA II E.
·
Dirawat
di ICU.
·
Terpasang
RL 500+colloid.
·
Inj.
ceftazidin 2x1 gram.
·
Inj.
Metronidazol 3x500 mg.
·
Inj.
Ranitidine 2x50 mg.
·
Inj.
Fentanil tetrasi.
·
Inj.
Kalnex 2x500 mg.
c. 27 Oktober 2009
·
Dibawa
ke Cendana 2.
·
Terpasang
RL 500+colloid.
·
Inj.
Ceftazidin 2x1 gram.
·
Inj.
Metronidazol 3x500 mg.
·
Inj.
Ranitidine 2x50 mg.
·
Inj.
Ketorolac 3x30 mg.
d. 28 Oktober 2009
·
RL
500+colloid.
·
Inj.
Ceftazidin 2x1 gram.
·
Inj.
Metronidazol 3x500 mg.
·
Inj.
Ranitidine 2x50 mg.
·
Inj.
Ketorolac 3x30 mg.
e. 29 Oktober 2009
·
Diet
bertahap TKTP (bubur).
·
RL:D
10% 20 tpm.
·
Inj.
ceftazidin 2x1 gram.
·
Inj.
Metronidazol 3x500 mg.
·
Inj.
Ranitidine 2x50 mg.
·
Inj.
Ketorolac 3x30 mg.
·
Aff
NGT.
·
Tranfusi
albamun 100 cc 20% 15 tpm.
·
Hb
10 gr/dL.
·
AL
19,5. 103/uL.
·
PLT
588. 103/uL.
f. 30 Oktober 2009.
·
Diet
bertahap TKTP (bubur).
·
RL:D
10% 20 tpm.
·
Inj.
ceftazidin 2x1 gram.
·
Inj.
Metronidazol 3x500 mg.
·
Inj.
Ranitidine 2x50 mg.
·
Inj.
Ketorolac 3x30 mg.
·
Aff
NGT.
·
Mobilisasi
duduk.
g.
2
November 2009.
·
IVFD
RL:D 5% 20 tpm.
·
Ceftazidin
2x1 gram.
·
Inj.
Metronidazol 3x500 mg.
·
Inj.
Ranitidine 2x50 mg.
·
Inj.
Ketorolac 3x30 mg.
·
Paracetamol
tab 500 mg (k/p)
·
Total
Protein 4,73 mg/dL; Albumin 2 g/dL.
C. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit dan perawatan:
Klien mengatakan kondisinya saat ini merupakan cobaan terberat baginya. Klien dan keluarga sudah mendapatkan informasi tentang penyakitnya dan alasan dilakukan reseksi dan pembuatan stoma dan keluarga sudah mampu melakukan perawatan stoma.
2. Pola nutrisi
Program diet rumah sakit: diet bertahap TKTP.
a. Intake makanan: klien mendapatkan diet bubur, frekwensi makan 3 kali sehari, nafsu makan berkurang, hanya menghabiskan setengah dari porsi yang disediakan, klien mengatakan kehilangan minat makan, mual (-), muntah (-).
b. Intake cairan: peroral ± setengah botol air mineral (± 500) perhari, intake perparenteral RL:D 5% 20 tpm.
3. Pola eliminasi
a. Buang air besar: melalui stoma buatan, konsistensi feses lunak, tidak ada konstipasi, darah (-).
b. Buang air kecil: spontan, 3-4 kali perhari, warna kuning jernih, tidak ada hematuri.
4. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Makan/minum
|
√
|
|
|
|
|
Mandi
|
√
|
|
|
|
|
Toileting
|
√
|
|
|
|
|
Berpakaian
|
√
|
|
|
|
|
Mobilitas
di tempat tidur
|
√
|
|
|
|
|
Berpindah
|
√
|
|
|
|
|
Ambulasi/ROM
|
√
|
|
|
|
|
0: mandiri, 1: alat
Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung
total.
Oksigenasi: klien
bernapas spontan.
5. Pola tidur dan istirahat.
Klien lebih banyak istirahat tidur, jam istirahat 7-8 jam ditambah istirahat siang.
6. Pola persepsi.
Penglihatan: baik, tidak menggunakan alat bantu.
Pendengaran: baik, tidak menggunakan alat bantu.
Pengecap: baik, sensasi rasa baik.
Kognitif: kesadaran compos mentis, orientasi baik.
Sensasi nyeri baik.
7. Pola persepsi diri (pandangan tentang sakitnya, kecemasan dan konsep diri)
Klien pasrah menerima kondisinya saat ini namun demikian ia merasa ini merupakan cobaan terberat dalam hidupnya. Ia merasa malu dengan stoma dan posisi pengeluaran kotoran yang tidak lazim baginya, apalagi ia bekerja di dealer kendaraan bermotor dan belum berkeluarga.
8. Pola seksual dan reproduksi
Klien belum menikah.
9. Pola peran-hubungan
(Komunikasi, hubungan dengan orang lain, kemampuan keuangan)
Hubungan dengan keluarga baik, selama sakit klien ditunggu orang tua dan dikunjungi kerabatnya. Selama perawatan klien tidak menggunakan asuransi kesehatan.
10. Pola manajemen koping-stress
Klien tampak murung, jarang bicara, lebih banyak berdiam diri.
.
11. System nilai dan keyakinan
Klien dan keluarga menganut agama islam dan selama sakit klien jarang menjalankan aktivitas keagamaannya.
D. Pemeriksaan Fisik (cephalocaudal)
1. Keluhan yang dirasakan saat ini: lemas dan demam
2. Tanda vital: TD 120/80 mmHg, N 98 x/m, rr 24 x/m, suhu 37,8 ⁰C turun naik.
3. BB/TB: 47 kg/165 cm.
4. Kepala: mesochepal; mata: konjungtiva pucat, skelera tidak ikterik; mulut: stomatitis (-).
5. Leher: tidak terdapat pembesaaran kelenjar getah bening, tidak terdapat peningkatan JVP.
6. Thoraks:
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada jejas, tidak terdapat ketinggalan gerak, tidak ada retraksi dinding dada.
Palpasi : tactil fremitus kanan-kiri sama.
Perkusi : kanan-kiri sonor.
Auskultasi : vesicular semua lapang paru. BJ 1-2 murni.
7. Abdomen:
Inspeksi : bentuk soepel, terdapat insisi operasi vertical ± 10 cm, terdapat stoma setinggi regio kiri bawah, kulit di bawah stoma agak lembab.
Auskultasi : peristaltic (+) 15 x/m.
Palpasi : tidak teraba hepar, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : timpani (+).
8. Inguinalis: tidak ada pembesaran inguinalis.
9. Ekstremitas (kulit dan kekuatan)
Turgor kulit baik, kulit dingin, acral pucat, pengisian kapiler ± 3-4 detik, terpasang IV line di lengan sebelah kiri, tidak ada edema, kekuatan keempat ekstremitas baik.
E. Analisa Data
No |
Data Senjang |
Masalah |
Penyebab |
1
2/11/09
08.00
|
DS:
· Klien menyatakan
kehilangan minat makan dan tidak ada nafsu makan.
DO:
· Berat badan
menurun dan tidak ideal (BB/TB: 47 kg/165 cm).
· Hanya
menghabiskan setengah dari porsi diet.
· Konjungtiva
pucat.
· Albumin 2,0 g/dL.
|
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh. |
Intake tidak adekuat; masalah psikologis. |
2
2/11/09
08.00
|
DS:
· Klien
mengungkapkan kadang rembesan terasa ke kulit perutnya.
DO:
· Terdapat stoma di
region kiri bawah.
· Kulit di bawah
stoma agak lembab.
|
Risiko kerusakan integritas kulit.
|
|
No |
Data Senjang |
Masalah |
Penyebab |
3
2/11/09
08.00
|
DS:
· Klien menyatakan tidak
enak badan, demam turun naik.
DO:
· Suhu tubuh saat
pengkajian 37,8 ⁰C.
· Suhu berfluktuasi.
· Kulit dingin.
· Agak pucat.
· Pengisian kapiler
3-4 detik.
|
Termoregulasi tidak efektif. |
Trauma atau penyakit. |
4
2/11/09
08.00
|
DS:
· Klien
mengungkapkan penyakit yang sedang dialaminya merupakan cobaan terberat
baginya.
· Klien mengungkapkan
malu dengan stoma dan posisi pengeluaran kotoran yang tidak lazim baginya.
DO:
· Klien tampak
murung.
· Jarang bicara.
· Klien lebih
banyak berdiam diri.
|
Harga diri rendah situasional.
|
Gangguan gambaran diri.
|
5
2/11/09
08.00
|
DS:
· -
DO:
· Terpasang IV line.
· Insisi laparatomy
± 10 cm.
|
Risiko infeksi.
|
|
F. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Intake tidak adekuat; masalah psikologis.
2. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Trauma atau penyakit.
3. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan gambaran diri.
4. Risiko kerusakan integritas kulit.
5. Risiko infeksi.
G. Rencana Keperawatan
1.Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Intake tidak adekuat;
masalah psikologis.
Tgl/jam
|
NOC
|
NIC
|
2/11/09
08.00
|
· Nutritional
Status: food and Fluid Intake.
· Status
nutrisi.
Setelah 5x24 jam
tindakan, klien dapat:
· Mampu
mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.
· Tidak
terjadi penurunan berat badan yang berarti.
· Intake
nutrisi adekuat.
· Intake
cairan adekuat.
|
Nutrition
Management:
§ Kaji adanya alergi makanan.
§ Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
§ Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe.
§ Anjurkan makan sedikit dan sering.
§ Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
serat.
§ Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
§ Monitor albumin, total protein, hemoglobin dan
level hematokrit.
|
2.Termoregulasi tidak
efektif berhubungan dengan Trauma atau penyakit.
Tgl/jam
|
NOC
|
NIC
|
2/11/09
08.00
|
Termoregulasi
Setelah
dilakuakan tindakan 3x24 jam, diharapkan:
· Nadi
normal.
· Temperature
normal.
· Tidak
terdapat dehidrasi.
· Tidak
terjadi hipotermi.
|
Fever treatment
· Monitor
temperature secara periodic.
· Monitor
kehilangan cairan yang tidak diketahui.
· Monitor
warna kulit dan temperature.
· Kelola
pemberian antipiretik jika diperlukan.
· Tingkatkan
intake cairan peroral.
· Berikan
kompres hangat.
Temperature
regulation
· Monitor
tekanan darah, nadi dan respirasi.
· Diskusikan
dengan klien kehilangan panas tubuh mungkin akibat kehilangan cairan.
|
3.Harga diri rendah
situasional berhubungan dengan gangguan gambaran diri.
Tgl/jam
|
NOC
|
NIC
|
2/11/09
08.00
|
Self
esteem
Setelah
dilakuakan tindakan 5x24 jam, diharapkan:
§ Ungkapan
penerimaan terhadap diri.
§ Komunikasi
terbuka.
§ Menjaga
kontak mata.
§ Menerima
keterbatasan diri.
|
Self esteem enhancement
§ Kaji sumber stressor klien.
§ Monitor
pernyataan kegusaran klien.
§ Tentukan
keyakinan klien tentang pendapat pribadinya.
§ Besarkan
hati klien dengan mengidentifikasi sumber kekuatannya.
§ Tingkatkan
kekuatan personal.
§ Berikan
reward atas keberhasilan klien mencapai tujuan.
|
4. Risiko kerusakan integritas kulit.
Tgl/jam
|
NOC
|
NIC
|
2/11/09
08.00
|
Ostomy
self care
Setelah
3x24 jam tindakan keperawatan, diharapkan:
§ Mendemonstrasikan
perawatan sekitar stoma.
§ Mendemonstrasikan
teknik irigasi.
§ Tidak
ada komplikasi stoma.
§ Produk
tidak berbau.
|
Skin
surveillance:
· Inspeksi
kondisi stoma.
· Inspeksi
kulit dan mukosa terhadap tanda kemerahan, cairan, edema.
Ostomy
care:
· Monitor
insisi stoma.
· Ajarkan
klien melakukan perawatan ostomi.
· Instruksikan
klien memonitor komplikasi.
· Bantu
klien dalam perawatan ostomi.
|
5.Risiko infeksi.
Tgl/jam
|
NOC
|
NIC
|
2/11/09
08.00
|
Kontrol
risiko:
Setelah dilakuakan
tindakan 3x24 jam, diharapkan:
§ Bebas
dari tanda dan gejala infeksi.
§ Menunjukan
kemampuan mencegah infeksi.
§ Jumlah
leukosit dalam batas normal.
§ Pertahanan
primer utuh.
|
Kontrol
infeksi:
· Pertahankan
teknik aseptic dan APD.
· Ganti
letak IV atau kateter sesuai panduan umum.
· Lakukan
perawatan membrane mukosa dan kulit.
· Monitor
tanda dan gejala infeksi sistemik dan local.
· Berikan
antibiotic sesuai kolaborasi.
Perawatan
luka:
· Monitor
karakteristik luka.
· Lakukan
dressing.
· Lakukan
perawatan dengan teknik steril.
|
H. Catatan
Perkembangan
1. Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Intake tidak adekuat;
masalah psikologis.
Tgl/jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
2/11/09
08.00
12.00
|
· Mengkaji
keluhan dan intake nutrisi klien.
· Mengelola
pemberian ranitidin 50 mg/IV
· Memotivasi
klien untuk meningkatkan intake nutrisi dari porsi yang diberikan.
|
14.00
S:
Klien mengungkapkan
tidak ada selera makan.
O:
Habis ½ porsi dari diet
yang disediakan.
A:
Intake nutrisi tidak
adekuat.
P:
· 17.00:
Diet ekstra putih telur.
· 20.00:
injeksi ranitidine 50 mg.
· Diskusikan
pentingnya nutrisi untuk proses penyembuhan.
|
3/11/09
08.00
10.00
12.00
|
· Mengelola
pemberian ranitidin 50 mg/IV.
· Mendiskusikan
dengan klien dan keluarga pentingnya nutrisi selama masa penyembuhan.
· Memotivasi
klien mengkonsumsi ekstra putih telur.
· Memotivasi
klien untuk meningkatkan intake nutrisi dari porsi yang diberikan.
|
14.00
S:
Klien mengungkapkan
makan putih telur 1-2 saja perhari.
O:
·
Habis ½ porsi dari diet yang
disediakan.
·
Keluarga menyediakan telur.
A:
· Intake
nutrisi tidak adekuat.
· Pengetahuan
tentang nutrisi meningkat.
P:
· 17.00:
Diet ekstra putih telur.
· 20.00:
injeksi ranitidine 50 mg.
· Discharge
planning.
|
Tgl/jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
4/11/09
09.45
|
· Mengkaji
intake nutrisi klien dan ekstra putih telur.
· Memotivasi
klien untuk meningkatkan intake nutrisi.
· Mendiskusikan
dengan keluarga untuk tetap menjaga asupan nutrisi terutama yang mengandung
protein dan zat besi.
|
10.00
S:
Klien mengungkapkan
makan putih telur 2 butir saat sarapan pagi tadi.
O:
·
Konjungtiva pucat.
A:
Intake nutrisi meningkat.
P:
· Klien
rencana boleh pulang.
· 18.00:
ranitidine tablet 150 mg; B com C 1 tab.
|
2.Termoregulasi tidak
efektif berhubungan dengan Trauma atau penyakit.
Tgl/jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
2/11/09
11.00
12.00
|
· Mengkaji
fluktuasi perubahan temperature klien.
· Mengkaji
intake cairan klien.
· Memberikan
ekstra paracetamol 500 mg.
· Mengukur
suhu dan HR klien.
|
14.00
S:
Klien mengungkapkan
demamnya turun naik, kadang-kadang dingin.
O:
· Kulit
pucat.
· Suhu
aksila 37,5 ⁰C.
· Nadi
84 x/m
A:
Temperature amabang
batas normal.
P:
· Tingkatkan
intake cairan peroral.
· Pantau
suhu per 6 jam.
|
3/11/09
12.00
|
· Memonitor
tanda vital.
· Mendiskusikan
pentingnya intake cairan.
|
14.00
S:
· Klien
mengungkapkan minum jarang.
O:
· TD
120/70 mmHg
· N
84 x/m
· Respirasi
20 x/m
· Suhu
37 ⁰C.
A:
Termoregulasi efektif.
P:
Kontrol
perubahan suhu tubuh.
|
4/11/09
08.00
|
· Memonitor
suhu tubuh klien.
· Memotivasi
meningkatkan hidrasi peroral.
|
10.00
S:
· Klien
mengungkapkan tidak ada dingin atau demam dari tadi malam.
O:
· N
84 x/m
· Respirasi
20 x/m
· Suhu
36,7 ⁰C.
A:
Termoregulasi efektif.
P:
Intervensi
dihentikan.
|
3.Harga diri rendah
situasional berhubungan dengan gangguan gambaran diri.
Tgl/jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
2/11/09
12.00
|
· Mengkaji
keluhan klien terhadap perubahan bentuk tubuh.
|
14.00
S:
Klien menyatakan malu
dengan stomanya apalagi ia belum berkeluarga.
O:
· Klien
lebih banyak diam.
A:
HDR situasional: kontak
mata tidak dapat dipertahankan.
P:
· Diskusikan
pengelolaan kantong.
|
3/11/09
11.00
|
· Mendiskusikan
dan mendengarkan keluhan klien dan keluarga tentang stoma dan penampilannya.
· Meyakinkankan
klien untuk mampu menggunakan koping yang benar.
|
14.00
S:
Klien mengungkapkan bisa
menerima kondisinya tapi berat.
O:
· Klien
mau mengungkapkan perasaannya.
A:
HDR situasional belum
teratasi sepenuhnya.
P:
· Gali
potensi dan libatkan dukungan keluarga.
|
4/11/09
09.45
|
· Mendiskusikan
kembali keluhan klien.
· Merivew
koping klien
· Memberikan
pujian.
|
10.00
S:
· Klien
mengungkapkan pasrah menerima keadaannya dan yakin punya harapan.
O:
· Klien
mulai mau beraktivitas di lingkungan kamarnya.
A:
HDR situasional teratasi
sebagian
P:
· Support
keluarga.
|
4. Risiko kerusakan integritas kulit.
Tgl/jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
2/11/09
08.00
|
· Memonitor
keadaan kulit sekitar stoma.
· Melakukan
perawatan stoma.
· Mengajarkan
keluarga cara perawatan stoma.
|
14.00
S:
Klien mengungkapkan
tidak ada nyeri pada stoma.
O:
· Tidak
ada tanda peradangan.
· Sekitar
stoma agak lembab.
A:
Tidak ada komplikasi
stoma.
P:
· Jaga
area sekitar stoma tetap kering.
· Kosongkan
kantong jika berisi 2/3nya.
|
3/11/09
08.00
|
· Memonitor
keadaan insisi stoma.
· Melakukan
perawatan stoma dan luka insisi.
· Melibatkan
keluarga bersama-sama melakukan perawatan stoma.
|
14.00
S:
· Klien
mengungkapkan tidak ada nyeri pada stoma.
· Keluarga
menyatakan bisa melakukan perawatan stoma.
O:
· Tidak
ada tanda peradangan.
· Sekitar
stoma agak lembab.
A:
Keluarga
mendemonstrasikan perawatan stoma.
P:
· Irigasi
kantong stoma.
· Discharge
planning.
|
Tgl/jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
4/11/09
08.00
|
· Memonitor
keadaan insisi stoma dan bau produk.
· Melakukan
perawatan stoma.
· Mendiskusikan
dengan keluarga tentang perawatan luka di rumah dan rencana control.
|
10.00
S:
Keluarga menyatakan
memahami perawatan stoma.
O:
· Tidak
ada tanda peradangan.
A:
· Tidak
ada bau produk.
· Tidak
ada tanda kerusakan kulit sekitar stoma.
P:
· Motivasi
untuk perawatan lanjut.
|
5.Risiko infeksi.
Tgl/jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
2/11/09
08.00
|
· Mengkaji
area insersi laparatomy.
· Melakukan
perawatan area insersi IV line.
· Mengelola
pemberian ceftazidin 1 gram/IV.
|
14.00
S:
Tidak ada keluahan nyeri
di area insersi.
O:
· Tidak
ada tanda peradangan.
A:
Infeksi tidak terjadi.
P:
· 20.00:
injeksi ceftazidin 1 gram/IV.
|
3/11/09
08.00
10.00
|
· Mengkaji
area insersi.
· Melakukan
perawatan area insersi IV line.
· Mengelola
pemberian ceftazidin 1 gram/IV.
Infuse
di aff.
|
14.00
S:
· -
O:
· Tidak
ada tanda peradangan.
A:
Infeksi tidak terjadi.
P:
· 18.00:
Ganti obat oral ceftazidin 500 mg/oral.
· Tanggal
4/11/09: aff hacting selang-seling dan perawatan luka.
· Discharge
planning.
|
4/11/09
08.00
|
· Mengkaji
area insersi.
· Mengelola
pemberian ceftazidin 500 mg/oral.
· Melakukan
perawatan luka dan aff hacting selang-seling.
· Mendiskusikan
dengan klien dan keluarga untuk control ulang.
|
10.00
S:
· -
O:
· Tidak
ada tanda peradangan.
A:
Infeksi tidak terjadi.
P:
· 18.00:
Ceftazidin 500 mg/oral.
· Klien
boleh pulang, tanggal 9/11/09 kontrol ulang ke poli bedah digestiv.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar