Nama mahasiswa :
Tempat praktek :
Tanggal :
Identitas diri klien
Nama
: Tn. S
Umur
: 86
tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Wisma G PSTW Budi Luhur,
Yogyakarta
Status perkawinan : Duda
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pendidikan
: Setara SMP
Pekerjaan
: Tidak bekerja
I. Struktur keluarga
No
|
Nama
|
Umur
|
JK
|
Hubungan dengan Klien
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
Ket
|
1
|
Ny. W
|
80 th
|
P
|
Isteri
|
SR
|
-
|
Cerai
|
III. Riwayat Keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak
ada yang menderita penyakit kronis atau penyakit keturunan yang lain. Di keluarganya tidak ada yang cacat.
IV. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama saat ini:
Klien merasa
kondisinya selalu sehat, tidak pernah sakit. Klien menyatakan hanya sudah
sering tremor karena memang sudah tua. Klien mengeluh kadang-kadang pusing,
tetapi kalau sudah minum teh manis dan panas biasanya sudah sembuh sendiri. Klien
juga mengeluh kadang-kadang kesemutan di tangan atau kakinya.
2. Apa
yang dipikirkan saat ini:
Klien mengatakan tidak sedang memikirkan
sesuatu. Klien hanya mengingat bahwa dirinya sudah tua dan sebentar lagi pasti
akan dipanggil menghadap Allah. Klien memikirkan keselamatan untuk kehidupannya
kelak di alam akhirat.
3. Siapa yang
paling dipikirkan saat ini:
Klien
mengatakan tidak begitu memikirkan siapapun. Klien merasa nyaman tinggal di
panti dan selalu diperhatikan kebutuhan-kebutuhannya.
4. Riwayat
penyakit dahulu:
Klien
menyatakan tidak pernah menderita penyakit serius.
V. Pengkajian
1. Persepsi
dan pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan
sehat itu adalah bila kondisi badan mempunyai kekuatan untuk melakukan kegiatan
sehari-hari, dan keadaan sakit bila merasa tidak enak badan hingga tidak bisa
bangun. Klien jarang mau diperiksa petugas kesehatan panti.
2. Pola
nutrisi
Klien
mengkonsumsi makanan yang disediakan panti, frekwensi 3 kali sehari. Makan
utama ½-3/4 piring nasi (3/4 gelas) tiap kali makan, 1 potong lauk nabati, 1 potong lauk hewani, 3
sendok sayur, 1 buah-buahan. Snack setiap jam 10.00. Minum kira-kira 4-5 gelas perhari.
3.
Pola eliminasi:
BAB teratur setiap hari bisa 1-2
kali, feces lembek, tidak pernah sembelit. Klien mengatakan kadang-kadang
merasa ingin BAB setelah makan. BAK tidak ada gangguan, hanya klien merasa
lebih sering BAK, frekuensi 6-7 x/hari, biasanya malam hari selalu terbangun
untuk BAK kira-kira 1-2 kali.
4. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan
perawatan diri
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Makan / minum
|
V
|
|
|
|
|
Mandi
|
V
|
|
|
|
|
Toileting
|
V
|
|
|
|
|
Berpakaian
|
V
|
|
|
|
|
Mobilitas di tempat
tidur
|
V
|
|
|
|
|
Berpindah / berjalan
|
V
|
|
|
|
|
Ambulasi / ROM
|
V
|
|
|
|
|
Keterangan:
0 : mandiri, 1: alat
bantu, 2: dibantu orang lain 3: dibantu
orang lain dan alat, 4: tergantung total.
5.
Pola tidur dan istirahat
Klien tidur sekitar 5-6 jam perhari,
selalu terbangun pada malam hari karena ingin BAK, dan setelah BAK klien dengan
mudah untuk melanjutkan tidurnya. Klien mempunyai kebiasaan tidur pada siang
hari sekitar 1-2 jam.
6. Pola perceptual
a. Penglihatan
Klien menyatakan kadang-kadang
penglihatannya agak kabur apabila melihat benda agak jauh. Klien tidak pernah
menggunakan kacamata.
b. Pendengaran
Pendengaran klien menurun.
c. Pengecap
Klien masih
dapat membedakan rasa antara manis, pahit, asam dan asin.
d. Sensasi
Klien masih dapat membedakan panas,
dingin, sakit maupun nyeri. Keluhan yang sering dirasakan adalah kesemutan di
kedua tangan maupun tungkai
7. Pola persepsi diri
a. Gambaran diri
Klien merasa
tidak terganggu dengan keadaannya/penampilan sekarang ini, klien merasa
tetap bersyukur dengan bagaimanapun keadaan tubuhnya, asalkan sehat.
b. Ideal diri
Klien merasa keadaannya yang sudah
tremor dan tua tidak pernah mematahkan semangatnya untuk mencari keselamatan
untuk kehidupannya di akhirat nanti.
c. Harga diri
Klien merasa mempunyai kepuasan dan
kebanggan terhadap dirinya karena masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari
secara mandiri, sehingga tidak begitu merepotkan anak-anaknya
d. Identitas diri
Klien sudah dapat menerima
keadaannya, tidak merasa malu dengan keadaannya, masih merasa tidak
diperhatikan oleh keluarganya.
e. Peran diri
Klien merasa perannya dalam keluarga
sudah tidak begitu berarti, namun klien merasa masih berperan terhadap dirinya
sendiri, yaitu mencari bekal kematian.
8. Pola peran hubungan
Di dalam komunikasi sehari-hari klien tidak mengalami
hambatan. Dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa. Saat ini klien tinggal di wisma PSTW bersama
5 orang lansia lainnya. Klien pernah menikah namun sudah cerai. Setiap sebulan
sekali klien dikunjungi 2 orang adiknya. Klien pelupa/diorientasi orang.
9.
Pola
managemen koping stress
Klien selalu
pasrah kepada Allah atas apapun yang terjadi padanya. Selama ini klien merasa
tidak perlu melakukan sesuatu yang sulit atau mahal untuk mengatasi
masalah-masalah dalam hidupnya.
11.
Sistem nilai dan keyakinan
Klien
beragama islam, dan masih berusaha menjalankan sholat 5 waktu seperti layaknya
masih muda dan kuat. Klien menyatakan tidak pernah sholat malam, tetapi sering
berdzikir. Klien merasa yakin bahwa kebahagiaan di akhirat dapat diperoleh
dengan bekal yang dipersiapkan di dunia.
12. Pemeliharaan
lingkungan.
Klien
suka membuang ludah sembarangan sehingga lantai kamarnya kotor dan licin.
VI. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran :
Compos Mentis
b. TD: 130/80 mmHg. Nadi: 84
x/menit, Respirasi : 22 x/menit dan
Temperatur :
36,4°C, BB : 38 Kg dan TB : 155 cm
c. Kepala : Kulit kepala dan
rambut bersih. Mata: konjungtiva tidak anemis, sclera tidak icterik. Visus:
klien menggunakan kacamata (+). Telinga: bentuk simetris, serumen (-),
pendengaran menurun.
d. Leher : tidak ada
pembesaran vena jugularis
e. Thorak : Bentuk dada simetris,
retraksi otot dada (-), turgor kulit baik agak kering. C/P: suara vesicular, S1
dan S2, tidak ada bunyi tambahan. Kesan tidak ada kardiomegali.
f.
Abdomen
: Tidak ada Ascites, tidak kembung, nyeri tekan (-)
g. Ekstremitas : Keseimbangan waktu berjalan menurun, keluhan kekuatan
kaki menurun, kaki kadang-kadang
kesemutan terutama saat bangun tidur.
VII. Analisa data
DATA
|
PROBLEM
|
ETIOLOGI
|
DS:
§
Klien
mengeluh kekuatan kakinya menurun dan kadanga-kadang kesemutan saat bangun
tidur.
§
Klien
mengatakan kadang-kadang berjalan hilang keseimbangan.
DO:
§ Usia klien 86 tahun
§ Lantai kamar kotor dan
licin.
§ Klien meludah di
lantai.
|
Risiko jatuh
|
Usia lebih 65 tahun dan penurunan
kekuatan ekstremitas bawah.
|
DS:
§
Klien
mengatakan pendengarannya berkurang.
DO:
§ Disorientasi orang.
§ Komunikasi dengan teman
satu asrama menurun.
|
Gangguan sensori/persepsi:
pendengaran
|
Perubahan sensori persepsi.
|
VIII. Diagnosa Sesuai Prioritas
1. Gangguan
sensori/persepsi: pendengaran berhubungan dengan perubahan sensori persepsi.
2. Risiko jatuh berhubungan
dengan usia lebih 65 tahun dan penurunan kekuatan ekstremitas bawah.
IX. RENCANA KEPERAWATAN
1. Gangguan
sensori/persepsi: pendengaran berhubungan dengan perubahan sensori persepsi.
Outcome
|
Intervensi
|
Komunikasi: penerimaan.
-
Menginterpretasi
bahasa yang diucapkan.
-
Ungkapan
mampu menerima pesan informasi.
|
Peningkatan komunikasi deficit
pendengaran:
-
Dengarkan
klien dengan penuh perhatian.
-
Bicara
berhadapan dengan klien, pelan-pelan, jelas dan ringkas.
-
Gunakan
kata-kata sederhana dan kalimat singkat.
-
Tingkatkan
volume suara.
-
Jangan
tutup mulut saat bicara.
-
Validasi
penerimaan klien dengan menanyakan kembali.
|
2. Risiko jatuh berhubungan
dengan usia lebih 65 tahun dan penurunan kekuatan ekstremitas bawah.
Outcome
|
Intervensi
|
Perilaku pencegahan jatuh.
-
Penggunaan
alat bantu jalan.
-
Eliminasi
lantai basah dan licin.
-
Control
agitasi dan kelelahan.
|
Pencegahan jatuh:
-
Identifikasi
deficit fisik yang meningkatkan risiko jatuh.
-
Identifikasi
karakteristik lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh.
-
Tanya
persepsi klien tentang keseimbangannya.
-
Sediakan
alat bantu jalan.
-
Ajarkan
klien meminimalkan injury.
-
Manajemen
lingkungan.
|
X. CATATAN PERKEMBANGAN
- Gangguan sensori/persepsi: pendengaran berhubungan dengan perubahan sensori persepsi.
NO
|
WAKTU
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI |
1.
|
Selasa, 18/8/09
|
§ Mengkaji kemampuan komunikasi klien.
§ Menerapkan komunikasi sederhana dan singkat.
|
S :
§
Klien
mengungkapkan pendengarannya berkurang.
O :
§
Posisi
membungkuk mencari sumber suara.
A :
§
Gangguan
sensori: pendengaran.
P :
§
Setting
tempat.
|
2.
|
Rabu, 19/8/09
|
§ Menerapkan komunikasi efektif terhadap klien dengan menyeting posisi
saat bicara.
§ Melakukan validasi komunikasi yang disampaikan.
|
S :
§
Klien
mengungkapkan bisa mendengar kalau saling berhadapan seperti saat ini.
O :
§
Posisi
membungkuk mencari sumber suara.
A :
§
Komunikasi
meningkat.
P :
§
Komunikasi
therapeutic.
|
3.
|
Kamis,
20/8/09
|
§ Menerapkan komunikasi efektif terhadap klien dengan menyeting posisi
saat bicara.
§ Melakukan validasi komunikasi yang disampaikan.
§ Memberikan reinforcement positif kepada klien.
|
S :
§
Klien
mengungkapkan bisa mendengar kalau saling berhadapan seperti saat ini.
O :
§
Mampu
komuniksi 2 arah.
A :
§
Komunikasi
meningkat.
§
Masalah
teratasi
P :
Lanjutkan penerapan
teknik komunikasi.
|
3. Risiko jatuh berhubungan
dengan usia lebih 65 tahun dan penurunan kekuatan ekstremitas bawah.
NO
|
WAKTU
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI |
1.
|
Selasa, 18/8/09
|
-
Mengidentifikasi
keterbatasan fisik klien.
-
Mengidentifikasi
karakteristik lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh.
-
Mengkaji
keseimbangan klien.
|
S :
§
Klien
mengungkapkan kakinya keju-keju.
O :
§
Kadang
klien kehilangan keseimbangan.
A :
§
Risiko
jatuh.
P :
§
Setting
lingkungan.
|
2.
|
Rabu, 19/8/09
|
-
Mendiskusikan
dengan pengelola panti penyediaan alat bantu jalan.
-
Mendiskusikan
dengan pengelola panti tentang setting lingkungan dan lantai.
|
S :
§
Pengasuh
panti mengatakan klien selalu meludah di lantai.
O :
§
Lantai
kamar klien kotor dan licin.
A :
§
Risiko
jatuh.
P :
§
Pendidikan
klien.
|
3.
|
Kamis,
20/8/09
|
§ Mendiskusikan dengan klien pengelolaan pembuangan ludah.
§ Menyediakan pot penampungan sputum.
§ Memberikan reinforcement positif kepada klien.
|
S :
§
Klien
mengungkapkan bisa membuang ludah dalam pot yang diberikan.
O :
§
Klien
selalu lupa untuk meludah di pot sputum.
§
Petugas
panti lebih sering mengepel lantai kamar klien.
A :
§
Risiko
jatuh.
P :
Lanjutkan pemberian
reinforcement.
|
NO
|
WAKTU
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
1.
|
Jumat, 19/8/09
|
- Menyediakan tongkat untuk klien.
- Mengingatkan klien untuk tetap membuang sputum di pot.
- Mengajarkan klien untuk memegang dinding jika berjalan.
|
S :
§
Klien
mengungkapkan selalu lupa.
O :
§
Lantai
kamar klien lebih bersih.
A :
§
Risiko
jatuh.
P :
§
Tingkatkan
perhatian pada klien.
|
2.
|
Sabtu, 20/8/09
|
- Mendiskusikan dengan pengelola panti untuk meningkatkan perhatian pada
aktivitas klien.
- Mendiskusikan dengan klien pentingnya istirahat.
|
S :
§
Klien
mengungkapkan bosan di wisma terus.
O :
§
Klien
sudah mampu menggunakan tongkat.
A :
§
Risiko
jatuh tidak terjadi.
P :
§
Lanjutkan
intervensi pencegahan jatuh.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar