Abstrak
Keberhasilan imunisasi berkaitan erat dengan pengetahuan, pendidikan dan
pekerjaan ibu-ibu yang mempunyai bayi untuk mengimunisasikan bayinya. Pemberian
imunisasi BCG pada bayi di Puskesmas Sungai Piring (45,6 %) masih jauh di bawah
target yang ditetapkan pemerintah (90%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi BCG pada bayi di
Puskesmas Sungai Piring. Jenis
penelitian ini menggunakan metode Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian dilakukan
pada tanggal 10 sampai dengan 20 Januari 2012 di Puskesmas Sungai Piring Populasi
yang digunakan adalah seluruh ibu-ibu yang memiliki bayi berusia 0 - 11 bulan,
berjumlah 684 orang. Sampel diambil dengan cara Accidental Sampling yaitu
sejumlah 42 orang. Pengumpulan data menggunakan dengan instrumen penelitian
berupa kuesioner. Pengolahan data secara komputerisasi dengan bantuan perangkat
lunak komputer. Analisa data menggunakan analisa bivariat.Hasil penelitian
didapat dari 42 responden mayoritas pengetahuan ibu baik yaitu 22 orang
(52,4%), pendidikan ibu rendah 24 orang (57,1 %) dan ibu yang bekerja 16 orang (37,2%)
dalam pemberian imunisasi. Analisis bivariat didapatkan hubungan yang bermakna
antara pengetahuan (p = 0,031) dan pekerjaan (p =0,004) dengan pemberian imunisasi
BCG pada bayi di Puskesmas Sungai Piring dengan nilai α 0,05 sementara faktor pendidkan tidak ada hubungan yang bermakna (p=0,350).
Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan baik, tingkat
pendidikan ibu rendah dan masih ada ibu bekerja yang tidak memberikan imunisasi
pada anaknya.
Kata kunci : Faktor ibu, imunisasi BCG.
Factors Associated With the Provision of BCG
Immunization in Infants in the River Plate
district health center Indragiri Hilir Year
2012
Abstract : The success of immunization is closely related to knowledge, education and employment
of mothers who have
babies for immunizing infants. BCG immunization
in infants at the health center the River Plate (45.6%) are still
far below the target
set by the government (90%).
The purpose of this study to determine the factors associated with infant
BCG immunization at
the health center the River Plate.
This type of research using Analytical methods. The
study was conducted on December 10
through January 20, 2012 at the
health center population that used the River
Plate are all
mothers with babies aged 0-11 months,
totaling 684 people.
Samples were taken in a way that is Accidental Sampling
some 42 people. Collecting
data using a questionnaire with the
research instrument. Computerized
processing of data using SPSS version 13.
Analysis of data using univariate and bivariate
analysis. The results obtained from 42
respondents the majority of maternal knowledge of both
the 22 men (52.4%),
low maternal education (57.1%) and working
mothers (37.2%) in the provision
of immunization. Bivariate
analysis found a significant
association between knowledge
and work with
BCG immunization in
infants at the health center
with a tally of the River Plate P value of 0.05. From the research results can be concluded that the majority of respondents either knowledgeable, low
maternal education level and there is still a working
mother who does
not provide immunizations to the health and son.
Key words: Maternal factors, BCG immunization.
Pendahuluan
WHO memperkirakan bahwa TBC merupakan penyakit infeksi
yang paling banyak menyebabkan kematian anak dan dewasa. Karena sulitnya
menegakkan diagnosis TBC pada anak, data TBC sangat terbatas termasuk di Indonesia
(Sofiudin, 2009). Upaya
Pemerintah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi adalah salah
satunya melalui Program Pengembangan Imunisasi (PPI). Imunisasi di Indonesia
secara teratur mulai dikembangkan Pemerintah sejak Tahun 1977 dengan tujuan
utama untuk mencegah kematian balita karena infeksi. Sejak imunisasi
dijalankan, berdampak pada menurunnya angka kematian bayi. (Siswojo, 2003).
Pengetahuan tentang kesehatan yang
dimiliki oleh seseorang amat penting peranannya dalam menentukan nilai terhadap
kesehatan. Tingkat pendidikan seseorang akan meningkatkan pengetahuan dan
selanjutnya dapat mempengaruhi kemampuan dalam meningkatkan individu dalam
mengaplikasikan nilai-nilai kesehatan. Ibu yang bekerja akan berpengaruh
terhadap waktu yang dimiliki ibu untuk memberikan pelayanan/kasih sayang
terhadap anaknya termasuk perhatian ibu pada imunisasi anak tersebut.
Data yang penulis dapatkan di
Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir memiliki 25 Puskesmas, dengan
rata-rata cakupan imunisasi masih di bawah target UCI (90%). Puskesmas Sungai
Piring adalah Puskesmas dengan cakupan imunisasi BCG terendah, yaitu 45,6%
(Dinkes Kab. Inhil, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian Imunisasi BCG pada Bayi di
Puskesmas Sungai Piring Kabupaten Indragiri
Hilir Tahun 2012 terutama factor Pengetahuan, pendidikan dan ibu
Bekerja.
Metode
Metode
penelitian ini menggunakan metode Analitik melalui pendekatan cross sectional dan
menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner pada ibu yang mempunyai bayi
umur 0-11 bulan pada tanggal 10 sampai dengan 20 Januari 2012.
Hasil
Berdasarkan tabel 5.1 di atas menunjukan bahwa dari 20 orang (47,6%)
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik 6 orang (28,6%)
mendapatkan imunisasi BCG, 14 orang
(66,7%) tidak mendapat imunisasi BCG. Sedangkan dari 22 orang (52,4%) responden
yang memiliki pengetahuan baik 15 orang (71,4%) mendapatkan imunisasi BCG dan 7 orang (33,3%) tidak
mendapat imunisasi BCG. Berdasarkan hasil uji statistik antara variabel
pengetahuan ibu dengan variabel pemberian imunisasi BCG pada bayi diperoleh
nilai p = 0,031 (p < 0,05)
ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara variabel
pengetahuan ibu dengan variabel pemberian imunisasi BCG pada bayi.
Berdasarkan tabel 5.2 di atas menunjukan bahwa dari 24 orang (57,1%)
responden memiliki tingkat pendidikan rendah 14 orang (66,7%) mendapatkan
imunisasi BCG, 10 orang (47,6%) tidak mendapat imunisasi BCG sedangkan dari 18
orang (42,9%) responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi 7 orang (33,3%)
mendapatkan imunisasi BCG dan 11 orang (52,4%) tidak mendapat imunisasi BCG. Berdasarkan
hasil uji statistik antara variabel
tingkat pendidikan ibu dengan variabel pemberian imunisasi BCG pada bayi diperoleh nilai p = 0,350 ( p > 0,05 ) ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel
pendidikan dengan variabel pemberian imunisasi BCG pada bayi.
Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat diketahui bahwa dari 16 orang (38,1%)
responden yang bekerja 3 orang (14,3%) mendapatkan imunisasi BCG, 13 orang
(61,9%) tidak mendapat imunisasi BCG sedangkan dari 26 orang (61,9%) responden
tidak bekerja 18 orang (85,7%) mendapatkan imunisasi BCG, 8 orang (38,1%) tidak
mendapat imunisasi BCG. Berdasarkan hasil uji statistik antara variabel
pekerjaan dengan variabel pemberian
imunisasi BCG pada bayi diperoleh nilai p
= 0,004 (p < 0,05) ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara variabel pekerjaan dengan variabel pemberian imunisasi BCG pada bayi.
Pembahasan
Pengetahuan ibu mempunyai hubungan yang bermakna dengan pemberian
imunisasi BCG pada bayi karena dari hasil uji Statistik diperoleh nilai p =
0,031 ( p < 0,05) ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara variabel pengetahuan ibu dengan
variabel pemberian imunisasi BCG pada bayi. Pengetahuan ini bermakna karena,
kemauan untuk mengimunisasikan anak erat kaitannya dengan kesadaran ibu untuk
membekali anaknya dengan kesehatan, pengetahuan juga akan menentukan sikap
seorang ibu untuk mengimunisasikan anaknya. Ini membuktikan bahwa pengetahun
akan mempengaruhi sikap dan kesadaran ibu untuk melakukan imunisasi karena mereka
sudah menganggap sebagai suatu kebutuhan
untuk melindungi anaknya sejak dini dari penyakit.
Faktor lain yang memungkinkan meningkatnya pengetahuan ibu dapat juga
diperoleh dari pengamatan dan informasi yang didapat dari seseorang terutama
tenaga kesehatan dan kader serta adanya akses media massa
seperti surat
kabar, radio dan televisi. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Abbas (2005), terdapat hubungan yang bermakna tingkat pengetahuan ibu dengan
pemberian imunisasi DPT 2 terhadap anaknya.
Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Idwar (2000) di
Kabupaten Aceh Besar menyatakan bahwa terdapat kecenderungan lebih besar untuk mengimunisasikan bayinya pada ibu yang
mempunyai pengetahuan lebih baik tentang imunisasi dibandingkan ibu yang pengetahuannya kurang
tentang imunisasi. Sesuai dengan pendapat Laurence Green bahwa faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku pada seseorang (predisposing factor) mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat
terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2007).
Hasil uji statistik antara variabel pendidikan ibu dengan variabel
pemberian imunisasi BCG pada bayi
diperoleh nilai p = 0,350 ( p > 0,05) ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara
tingkat pendidikan ibu dengan pemberian imunisasi BCG pada bayi. Ini
membuktikan bahwa imunisasi itu merupakan suatu kebutuhan bagi semua orang atau
keluarga untuk melindungi anaknya sejak dini dari penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi, jadi orang yang merasa
butuh walaupun pendidikannya rendah akan berusaha untuk mengimunisasikan
anaknya, berbeda dengan orang yang merasa tidak membutuhkan imunisasi untuk
kesehatan anaknya, walaupun pendidikannya tinggi jika tidak butuh maka ia tidak
akan mau untuk mengimunisasikan anaknya.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Idwar (2000) di Kabupaten Aceh Besar bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang ibu maka semakin besar peluang untuk mengimunisasikan bayinya yaitu
2,215 kali untuk pendidikan tamat SLTA dan 0,961 kali untuk SLTP sederajat.
Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Umi Khalimah (2007)
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pencapaian
imunisasi campak di wilayah kerja Puskesmas Sekaran Kota Semarang.
Teori Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat
sesuai dengan kebutuhan yang harus dipenuhi secara hirarkinya, salah satunya
adalah kebutuhan rasa aman termasuk kebutuhan bebas dari penyakit atau masalah
kesehatan. Hal ini terjadi karena walaupaun pendidikan seseoranag itu tinggi
misalnya tamatan sarjana pertanian belum tentu mereka mengetahui tentang
manfaat imunisasi namun sebaliknya walaupun tingkat pendidikan mereka rendah
tetapi mereka mengerti tentang pentingnya manfaat imunisasi bagi anak meraka.
Hasil uji statistik antara variabel pekerjaan dengan variabel pemberian
imunisasi BCG pada bayi diperoleh nilai p
= 0,004 (p < 0,05) ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara variabel pekerjaan dengan variabel pemberian imunisasi BCG pada bayi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ali, Muhammad
(2002) yaitu tidak terdapat perbedaan pengetahuan tentang imunisasi antara ibu
yang bekerja dengan ibu yang tidak bekerja, dimana tingkat pengetahuan tentang
imunisasi ini masih sangat kurang. Begitupun, walau tanpa dasar pengetahuan
yang memadai ternyata di kalangan ibu tidak bekerja sikap dan perilaku mereka
tentang imunisasi lebih baik dibanding ibu yang bekerja. Namun menurut hasil
kesimpulan penelitian Idwar (2000), justru menyebutkan bahwa ibu yang bekerja
mempunyai risiko 2,324 kali untuk mengimunisasikan bayinya dibandingkan dengan
ibu yang tidak bekerja disebabkan kurangnya informasi yang diterima ibu rumah
tangga dibandingkan dengan ibu yang bekerja.
Hal tersebut membuktikan bahwa ibu yang tidak bekerja lebih banyak waktu
luang untuk berkesempatan memperhatikan kebutuhan/imunisasi anaknya
dibandingkan ibu yang bekerja. Tentunya aktifitas ibu yang bekerja akan
berpengaruh terhadap waktu yang dimiliki ibu untuk memberikan pelayanan/kasih
sayang terhadap anaknya termasuk perhatian ibu pada imunisasi anak tersebut.
Referensi
Achmadi, Umar Fahmi,
(2006). Imunisasi Mengapa Perlu. Jakarta, PT. Kompas Media Nusantara.
Agustina. dkk, (2001), Cakupan Imunisasi Balita dan Asi Eksklusif
Di Indonesia. Hasil Survei Kesehatan Nasional, 250> Diakses dari http: // www.Google
.com.12 Oktober 2009.
Ali, M. (2004). Psikologi
Remaja, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Pt Bumi Aksara.
Ali,Muhammad. (2002), Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja Tentang Imunisasi, Medan,2002. http://library.usu.ac.id /modules.php. op=
modload [16
Januari,2008 ]
Antoni P, (2008), Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dan Motivasi Ibu dengan
Pemberian Imunisasi Dasar Bayi di Posyandu Guguak Malintang Wilayah di Puskesmas Gunung
Kelurahan Ekor Lubuk Padang Panjang Timur 2008
Dep.Kes
RI. (2005). Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Direktorat
Jendral PP & PL. Jakarta: Depkes RI.
Dep.Kes RI. (2005). Keputusan
Menteri Kesehatan Republlik Indonesia Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi.
Jakarta. Dep. Kes. RI.
__________.
(2005). Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Direktorat Jendral
PP & PL. Jakarta: Depkes RI.
__________. (2007). Rencana
Pembangunan Kesehatan 2005-2010. Edisi Kedua. Jakarta: Depkes RI.
Gunodarmo, I. dan I Nyoman
Sandika (2000). Perilaku
Keorganisasian, cetakan
kedua. Yogyakarta.
Hidayat. AAA. (2007). Metedologi Penelitian Kebidanan & Teknik
Analisis Data, Salemba Medika. Jakarta.
Idwar, (2000), Faktor-faktor yang
berhubungan dengan Status Imunisasi Bayi di Kabupaten Aceh Besar
Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Diakses dari http: //Depkes.com tanggal 22
Januari 2009.
Khalimah U. (2007) Hubungan
Pendidikan dengan Pencapaian Imunisasi Campak di Wilayah Kerja Puskesmas
Sekaran Kota Semarang.
Laporan Unicef, tentang Himbauan Untuk Menyelamatkan Anak dengan
Imunisasi. Diakses dari http: // www.Unicef org./
Indonesia.id / media 3175 html. 21 Januari 2008.
Nopriwan, M. (2008), Faktor-Faktor yang berhubungan dengan
Pencapaian Imunisasi di Puskesmas
Pangean Taluk Kuantan Tahun 2008. (Skripsi) Padang, PSIKM FK Unand.
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi
Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
_____________. (2005).
Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.
_____________. (2007). Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Simamora, B. (2004). Panduan
Riset Perilaku Konsumen, cetakan kedua. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Singarimbun, Masri dkk. Metode Penelitian Survey, Edisi Revisi
LP3ES
Sofiudin, (2009),
Http://One.Indoskripsi.com.TBC Pada Anak.
diakses pada tanggal 16 Oktober 2009.
Sumarwan, U. (2003). Perilaku
Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Jakarta: PT. Ghalia
Indonesia.
Swistantoro. (2004). Sosial
Budaya dan Perilaku Kesehatan. Pekanbaru.
Taufik, M. (2007). Prinsip-Prinsip
Promosi Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan, Untuk Perawat dan Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta: CV. Infomedika.
Zein, A.Y. dan Eko Suryani.
(2005). Psikologi Ibu dan Anak. Yogyakarta: Fitramaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar