1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan
yang dilakukan yaitu : Mengumpulkan data, mengelompokkan data dan menganalisa
data. Data fokus yang berhubungan dengan dispepsia meliputi adanya nyeri perut,
rasa pedih di ulu hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu makan berkurang, rasa
lekas kenyang, perut kembung, rasa panas di dada dan perut, regurgitasi (keluar
cairan dari lambung secar tiba-tiba). (Mansjoer A, 2000, Hal. 488). Dispepsia
merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis (sindrom) yang terdiri dari rasa tidak
enak/sakit diperut bagian atas yang dapat pula disertai dengan keluhan lain,
perasaan panas di dada daerah jantung (heartburn), regurgitasi, kembung, perut
terasa penuh, cepat kenyang, sendawa, anoreksia, mual, muntah, dan beberapa
keluhan lainnya (Warpadji Sarwono, et all, 1996, hal. 26)
2. Dampak Dispepsia Terhadap Kebutuhan Dasar Manusia
3. Diagnosa Keperawatan
Menurut Inayah (2004) bahwa diagnosa keperawatan yang lazim
timbul pada klien dengan dispepsia.
a. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa
lambung.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa
tidak enak setelah makan, anoreksia.
c. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan adanya mual, muntah
d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status
kesehatannya
4. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan adalah tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk menngulangi masalah keperawatan yang telah ditentukan dengan
tujuan.
a. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa
lambung.
Tujuan : Terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri,
dengan kriteria klien melaporkan terjadinya penurunan atau hilangnya ras nyeri
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1. Kaji tingkat nyeri, beratnya (skala 0 – 10)
2. Berikan istirahat dengan posisi semifowler
3. Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat
meningkatkan kerja asam lambung
4. Anjurkan klien untuk tetap mengatur waktu makannya
5. Observasi TTV tiap 24 jam
6. Diskusikan dan ajarkan teknik relaksasi
7. Kolaborasi dengan pemberian obat analgesik
|
1. Berguna dalam pengawasan kefektifan obat, kemajuan
penyembuhan
2. Dengan posisi semi-fowler dapat menghilangkan tegangan
abdomen yang bertambah dengan posisi telentang
3. dapat menghilangkan nyeri akut/hebat dan menurunkan
aktivitas peristaltik
4. mencegah terjadinya perih pada ulu hati/epigastrium
5. sebagai indikator untuk melanjutkan intervensi
berikutnya
6. Mengurangi rasa nyeri atau dapat terkontrol
7. Menghilangkan rasa nyeri dan mempermudah kerjasama dengan
intervensi terapi lain
|
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa
tidak enak setelah makan, anoreksia.
Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai
rentang yang diharapkan individu, dengan kriteria menyatakan pemahaman kebutuhan
nutrisi
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1. Pantau dan dokumentasikan dan haluaran tiap jam secara
adekuat
2. Timbang BB klien
3. Berikan makanan sedikit tapi sering
4. Catat status nutrisi paasien: turgor kulit, timbang
berat badan, integritas mukosa mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus,
riwayat mual/rnuntah atau diare.
5. Kaji pola diet klien yang disukai/tidak disukai.
6. Monitor intake dan output secara periodik.
7. Catat adanya anoreksia, mual, muntah, dan tetapkan jika
ada hubungannya dengan medikasi. Awasi frekuensi, volume, konsistensi Buang
Air Besar (BAB).
|
1. Untuk mengidentifikasi indikasi/perkembangan dari hasil
yang diharapkan
2. Membantu menentukan keseimbangan cairan yang tepat
3. meminimalkan anoreksia, dan mengurangi iritasi gaster
4. Berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan
intervensi yang tepat Berguna dalam pengawasan kefektifan obat, kemajuan
penyembuhan
5. Membantu intervensi kebutuhan yang spesifik,
meningkatkan intake diet klien.
6. Mengukur keefektifan nutrisi dan cairan
7. Dapat menentukan jenis diet dan mengidentifikasi
pemecahan masalah untuk meningkatkan intake nutrisi.
|
c. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan adanya mual, muntah
Tujuan : Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan prilaku
yang perlu untuk memperbaiki defisit cairan, dengan kriteria
mempertahankan/menunjukkan perubaan keseimbangan cairan, dibuktikan stabil,
membran mukosa lembab, turgor kulit baik.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1. Awasi tekanan darah dan nadi, pengisian kapiler, status
membran mukosa, turgor kulit
2. Awasi jumlah dan tipe masukan cairan, ukur haluaran
urine dengan akurat
3. Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah dan
penggunaan laksatif/diuretik
4. Identifikasi rencana untuk meningkatkan/mempertahankan
keseimbangan cairan optimal misalnya : jadwal masukan cairan
5. Berikan/awasi hiperalimentasi IV
|
1. Indikator keadekuatan volume sirkulasi perifer dan
hidrasi seluler
2. Klien tidak mengkomsumsi cairan sama sekali
mengakibatkan dehidrasi atau mengganti cairan untuk masukan kalori yang
berdampak pada keseimbangan elektrolit
3. Membantu klien menerima perasaan bahwa akibat muntah
dan atau penggunaan laksatif/diuretik mencegah kehilangan cairan lanjut
4. Melibatkan klien dalam rencana untuk memperbaiki
keseimbangan untuk berhasil
5. Tindakan daruat untuk memperbaiki ketidak seimbangan
cairan elektroli
|
d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status
kesehatannya
Tujuan : Mendemonstrasikan koping yang positif dan
mengungkapkan penurunan kecemasan, dengan kriteria menyatakan pemahaman tentang
penyakitnya.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1. Kaji tingkat kecemasan
2. Berikan dorongan dan berikan waktu untuk mengungkapkan
pikiran dan dengarkan semua keluhannya
3. Jelaskan semua prosedur dan pengobatan
4. Berikan dorongan spiritual
|
1. Mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan yang dirasakan
oleh klien sehingga memudahkan dlam tindakan selanjutnya
2. Klien merasa ada yang memperhatikan sehingga klien
merasa aman dalam segala hal tundakan yang diberikan
3. Klien memahami dan mengerti tentang prosedur sehingga
mau bekejasama dalam perawatannya.
4. Bahwa segala tindakan yang diberikan untuk proses
penyembuhan penyakitnya, masih ada yang berkuasa menyembuhkannya yaitu Tuhan
Yang Maha Esa.
|
5. Evaluasi
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan mencakup pencapaian
terhadap tujuan apakah masalah teratasi atau tidak, dan apabila tidak berhasil
perlu dikaji, direncanakan dan dilaksanakan dalam jangka waktu panjang dan
pendek tergantung respon dalam keefektifan intervensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar