Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kwashiorkor

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA


2.1      Konsep Dasar Kwashiorkor
2.1.1        Batasan
Kwashiorkor ialah gangguan yang disebabkan oleh kekurangan protein ( Ratna Indrawati, 1994)
Kwashiorkor ialah defisiensi protein yang disertai defisiensi nutrien lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa disapih dan anak prasekolah (balita). (Ngastiyah, 1995)
2.1.2        Etiologi
Selain oleh pengaruh negatif faktor sosio-ekonomi-budaya yang berperan terhadap kejadian malnutrisi umumnya, keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan oleh diare kronik, malabsorpsi protein, hilangnya protein melalui air kemih (sindrom nefrotik), infeksi menahun, luka bakar, penyakit hati.
2.1.3        Patofisiologi
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebihan karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang disebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet akan terjadi kekurangan berbagai asam amino dalam serum yang jumlahnya yang sudah kurang tersebut akan disalurkan ke jaringan otot, makin kurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian berakibat timbulnya odema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta liprotein, sehingga transport lemak dari hati ke depot terganggu dengan akibat terjadinya penimbunan lemak dalam hati.


2.1.4        Gejala Klinis
2.2.4.1.      Pertumbuhan terganggu (merupakan gejala terpenting). Selain berat badan badan juga tinggi badan kurang di banding anak sehat.
2.2.4.2.      Perubahan mental, biasanya pasien cengeng atau apatis.
2.2.4.3.      Ditemukan odema ringan maupun berat.
2.2.4.4.      terjadi gangguan gastrointestinal. Anorexia yang hebat hingga cara pemberian makannya harus personde, diare dan muntah karena terjadinya intoleransi makanan.
2.2.4.5.      Perubahan rambut, tampak kusam, kering, halus, jarang dan berubah warna.
2.2.4.6.      Kulit mengalami perubahan yaitu hiperplementasi, bersisik, menunjukkan garis kulit yang dalam dan lebar, kelainan khas pada Kwashiorkor ini di sebut “Crazzy Payment Dermatosis”.
2.2.4.7.      Pembesaran hati karena adanya perlemakan hati.
2.2.4.8.      Anemia juga selalu ditemukan.
2.2.4.9.      Kelainan kimia darah: Kadar albumin serum rendah, kadar globulin normal atau sedikit lebih tinggi, kadar kolesterol serum rendah.
2.2.4.10.  Hampir semua organ mengalami perubahan seperti: degenerasi otot jantung, osteoporosis tulang, dan sebagainya.

2.1.5        Penatalaksanaan
2.1.5.1  Prinsip pengobatan kwashiorkor adalah:
1.      Memberikan makanan yang mengandung banyak protein bernilai biologi tinggi, tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan mineral.
2.      Makanan harus mudah dicerna dan diserap.
3.      Makanan diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap makanan sangat rendah.
4.      Penanganan terhadap penyakit penyerta.
5.      Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi terhadap keluarga. (A.H. Markum, 1991)
2.1.5.2  Pemberian terapi
1.    Bila ada dehidrasi, atasi dahulu.
2.    Perbaiki diit:
Formula harus mudah dicerna, murah, pekat kalori/protein: Modisco I, II, dan III memenuhi syarat-syarat tertentu.
Bila ada intoleransi, mulailah dengan susu skim yang diencerkan (2,5-5-7,5) + glukosa 5%, disusul dengan modisco ½. I, II, III.
3.    Vitamin A 100.000-200.000 IU  IM 1 kali.
Vitamin B komplek, C, A, D tetes per oral.
4.    Bila perlu beri transfusi sel darah merah padat (‘PRC’) atau plasma.
5.    Pengobatan penyakit penyerta/penyebab. Bila lemah, ada hipotermi, hipertensi dan gangguan  pembekuan darah ada kemungkinan infeksi kuman gram negatif serta endotoksemia. Resiko meningkat bila disertai kekurangan vitamin A.
6.    Terapi gentamicin 6-7,5 mg/kg perhari dibagi 2 kali Amikin 15 mg/kg/hari dibagi 2 kali.
7.    Penyuluhan pada ibu disertai demonstrasi cara membuat modisco.
8.    Kontrol di poliklinik anak.
(Ratna Indrawati, dkk, 1994).

2.1.6        Prognosa
Dengan pengobatan adekuat, diperlukan waktu 2-3 bulan untuk tercapainya berat badan yang idel. Pertumbuhan fisis hanya terpaut sedikit dengan anak sebayanya. Namun perkembangan intelektualnya akan mengalami keterlambatan yang menetap, khususnya kelainan mental dan defisiensi persepsi.

2.2      Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak “R” Dengan Kwashiorkor
              Langkah-langkah dalam proses keperawatan pada anak dengan kwasiorkor  meliputi:
2.2.1        Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sitemik untuk mengumpulkan data dan menganalisa sehingga dapat diketahui kebutuhan pasien tersebut (pusdiknakes, 1989 hal 151). Langkah-langkah dalam pengkajian meliputi pengumpulan data, analisa dan sintesa data serta perumusan diagnosa keperawatan. Pengumpulan data akan menentukan kebutuhan dan masalah kesehatan dan keperawatan yang meliputi kebutuhan fisik, psikososial dan lingkungan pasien, sumber data diperoleh dari pasien, keluarga, teman, team kesehatan lain, catatan pasien dan hasil pemeriksaan laboratorium.
Metode pengumpulan data melalui observasi (yaitu dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi) wawancara ( yaitu berupa percakapan guna memperoleh data yang diperlukan), catatan (berupa catatan klinik, dokumen yang baru maupun yang lama), literatur ( mencakup semua materi, buku-buku, majalah dan surat kabar).
2.3.1.1        Anamnese
1.       Identitas pasien, meliputi:  nama, umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan saat pengkajian, nama orang tua, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, umur orang tua, agama, jumlah saudara kandung, jumlah anggota keluarga, alamat rumah (Depkes, 1989).
2.       Riwayat penyakit sekarang,: kapan anak mulaimenampakan tanda-tanda penyakit kwashiorkor ini, seperti mulai kapan kulit anak mengelupas, rambut berubah warna, tampak adema seluruh tubuh, diare, dan bagaimana nafsu makan anak.

DOWNLOAD FILE WORD LENGKAP KLIK DISINI !

Tidak ada komentar: