BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan perilaku disruptif dicirikan dengan tingkah laku yang mengacau
secara sosial. Gangguan ini meliputi gangguan hiperaktivitas defisit perhatian,
gangguan menentang oposisional, dan gangguan tingkah laku. Gejala gangguan ini
seringkali terjadi secara bersamaan.
Pada gangguan hiperaktivitas defisit perhatian, anak-anak mengalami
tingkat perkembangan yang tidak tepat dalam hal impulsivitas, hiperaktivitas,
dan kurang perhatian. Keadaan ini dapat bergantung dan juga dapat tidak
bergantung pada lingkungan sekitarnya. Dalam beberapa kasus gangguan ini hanya
terjadi di sekolah. Anak dengan gangguan hiperaktivitas defisit perhatian
mungkin tidak memperlihatkan kurang perhatian, impulsivitas dan hiperaktivitas
dari keadaan yang satu dibanding keadaan yang lainnya, terutama bila situasinya
masih baru. Oleh karena itu, pasien-pasien ini mungkin tidak tampak menderita
gangguan hiperaktivitas defisit perhatian di ruang periksa kita.
Awal timbul (bukan diagnosis) sebelum usia 4 tahun sering dijumpai.
Kira-kira sepertiga dari anak dengan gangguan hiperaktivitas defisit perhatian
terus berlanjut dengan gejala sampai dewasa. Gangguan ini sering dijumpai dan
dapat terjadi sampai 3% dari anak-anak, dengan rasio laki-laki terhadap
perempuan sebesar 6:1 sampai 9:1.
Berdasarkan hal tersebut, maka penting bagi perawat untuk mengetahui
penyebab, patofisiologi dan komplikasi yang terjadi dari gangguan
hiperaktivitas pada anak, sehingga nantinya perawat mampu memberikan asuhan
keperawatan gangguan hiperaktivitas pada anak serta melakukan implementasi
keperawatan secara tepat.
B. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Dalam
penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami dan dapat memberikan
asuhan keperawatan pada gangguan hiperaktivitas pada anak.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan
medis pada gangguan hiperaktivitas anak.
b. Mahasiswa
mampu menerapkan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan hiperaktivitas.
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Sindroma hiperaktivitas merupakan
istilah gangguan kekurangan perhatian menandakan gangguan-gangguan sentral yang
terdapat pada anak-anak, yang sampai saat ini dicap sebagai menderita
hiperaktivitas, hiperkinesis, kerusakan otak minimal atau disfungsi serebral
minimal. (Nelson, 1994)
B. Etiologi
Pandangan-pandangan
serta pendapat–pendapat mengenai asal usul, gambaran–gambaran, bahkan mengenai
realitas daripada gangguan ini masih berbeda–beda serta dipertentangkan satu
sama lainnya. Beberapa orang berkeyakinan bahwa gangguan tersebut mungkin
sekali timbul sebagai akibat dari gangguan–gangguan di dalam neurokimia atau
neurofisiologi susunan syaraf pusat. Istilah gangguan kekurangan perhatian
merujuk kepada apa yang oleh banyak orang diyakini sebagai gangguan yang
utamanya. Sindroma tersebut diduga disebabkan oleh faktor genetik, pembuahan
ataupun racun, bahaya–bahaya yang diakibatkan terjadinya prematuritas atau
immaturitas, maupun rudapaksa, anoksia atau penyulit kelahiran lainnya.
Telah dilakukan pula pemeriksaan tentang
temperamen sebagai kemungkinan merupakan faktor yang mempermudah timbulnya gangguan tersebut,
sebagaimana halnya dengan praktek pendidikan serta perawatan anak dan kesulitan
emosional di dalam interaksi orang tua anak yang bersangkutan. Sampai sekarang
tidak ada satu atau beberapa faktor penyebab pasti yang tidak dapat
diperlihatkan.
C. Patofisiologi
Kurang
konsentrasi/gangguan hiperaktivitas ditandai dengan gangguan konsentrasi, sifat
impulsif, dan hiperaktivitas. Tidak terdapat bukti yang meyakinkan tentang
sesuatu mekanisme patofisiologi ataupun gangguan biokimiawi. Anak pria yang
hiperaktiv, yang berusia antara 6 – 9 tahun serta yang mempunyai IQ yang
sedang, yang telah memberikan tanggapan yang baik terhadap
pengobatan–pengobatan stimulan, memperlihatkan derajat perangsangan yang rendah
(a low level of arousal) di dalam susunan syaraf pusat mereka, sebelum
pengobatan tersebut dilaksanakan, sebagaimana yang berhasil diukur dengan
mempergunakan elektroensefalografi, potensial–potensial yang diakibatkan secara
auditorik serta sifat penghantaran kulit. Anak pria ini mempunyai skor tinggi
untuk kegelisahan, mudahnya perhatian mereka dialihkan, lingkup perhatian
mereka yang buruk serta impulsivitas. Dengan 3 minggu pengobatan serta
perawatan, maka angka–angka laboratorik menjadi lebih mendekati normal serta
penilaian yang diberikan oleh para guru mereka memperlihatkan tingkah laku yang
lebih baik.
DOWNLOAD FILE WORD LENGKAP KLIK DISINI !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar