BAB
1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Teori membantu
pengetahuan untuk memperbaiki praktik dengan cara menggambarkan, menjelaskan,
memprediksi dan mengendalikan fenomena. Teori keperawatan merupakan produk kreatif
dari para perawat yang mencari dengan penuh pertimbangan untuk menggambarkan
banyak aspek dari keperawatan dalam cara yang bisa dipelajari, dievaluasi dan
digunakan oleh perawat-perawat lainnya. Teori akan memberikan struktur dan
paduan dalam meningkatkan praktik profesional keperawatan, aktifitas pendidikan
dan pengajaran serta riset keperawatan yang menuntun kearah perkembangan ilmu
keperawatan itu sendiri (Keamey-Nunnery, 2008).
Para ahli telah
mengembangkan teori dari tingkat phylosophical
theory, grand theory, middle range
theory dan practice theory.
Setiap teori ini menjelaskan suatu fenomena mulai dari bersifat abstrak sampai
kongkrit. Pemahaman perawat tentang teori keperawatan menjadi pedoman dalam
pemberian pelayanan yang profesional dan terarah. Salah satu diantara yaitu
teori comfort oleh Katharine kolcaba.
Penyediaan kenyamanan telah menjadi bagian integral profesi keperawatan sejak
awal. Kenyamanan sudah dilihat secara holistik, diakui sebagai keadaan fisik
dan mental yang bergantung pada interaksi antara dua aspek (K. Kolcaba, 2003 dalam
Moriber, N. A, 2009), bahkan Florence Nightingale telah menegaskan bahwa
pentingnya kenyamanan untuk keperawatan sejak tahun 1859 dan menulis tujuan
observasi bukanlah untuk mencatat fakta menarik atau informasi yang tidak
berguna namun untuk menyelamatkan hidup dan meningkatkan kesehatan dan
kenyamanan pasien (Nightingale, 1859 dalam Moriber, N. A, 2009).
Berdasarkan
latar belakang tersebut maka kelompok tertarik untuk membahas teori kenyaman
dari Katharine Kolcaba yang dianalisa berdasarkan lingkup teori, konteks teori
dan konten teori.
1.2.
Tujuan
Penulisan
1.2.1. Tujuan
Umum:
Mahasiswa
mampu memahami konsep teori kenyamanan oleh Katharine Kolcaba dengan
menganalisa secara sistematis meliputi lingkup teori, konteks teori dan konten
teori.
1.2.2. Tujuan
Khusus:
1.2.2.1. Mahasiswa
mampu memahami dan menganalisa konsep teori kenyamanan dari Katharine Kolcaba berdasakan ruang lingkup teori.
1.2.2.2. Mahasiswa
mampu memahami dan menganalisa konsep teori kenyamanan dari Katharine Kolcaba
berdasarkan konteks teori.
1.2.2.3. Mahasiswa
mampu memahami dan menganalisa konsep teori kenyamanan dari Katharine Kolcaba
berdasarkan konten teori.
1.3.
Sistematika
Penulisan
Sistematika penulisan ini dibagi
menjadi tiga bagian. Bagian pertama (bab 1) berisi pendahuluan meliputi latar
belakang, tujuan, dan sistematika penulisan, bagian kedua (bab 2) berisi
tinjauan teori dan literatur meliputi konsep teori kenyamatn dari Katharina
Kolcaba yag terdiri dari lingkup, konteks dan konten teori, dan bagaian ketiga
(bab 3) berisi kesimpulan.
BAB
2
TINJAUAN
TEORI
2.1 Analisis Scope Theori Katharine Kolcaba
2.1.1 Middle
Range Theory
Middle range teori diperkenalkan oleh Robert Merton
(1968) di lapangan sosiologi untuk memberikan teori-teori yang cukup luas dan
kompleks dan dapat di uji secara empiris. Middle range teori juga menjadi
penjembatan antara grand teori dengan praktik keperawatan. Middle range teori
adalah teori yang lebih konkrit dari teori-teori yang besar. Biasanya terdiri
dari beberapa konsep dan ditulis lebih konkrit dari tingkat grand teori. Contoh
middle range teori adalah Orlando: teori proses keperawatan deliberatif;
Peplau: teori hubungan interpersonal; Watson: teori caring (Fawcett, 2005).
a.
Tipe middle range teori
1) Deskriptif middle range teori
Deskriptif
middle range teori adalah jenis yang paling dasar dari middle range teori.
Setiap teori deskriptif menggambarkan atau mengklasifikasikan fenomena dan
mungkin mencakup hanya satu konsep. Ketika deskriptif middle range teori
menggambarkan fenomena, itu hanya dengan kesamaan nama yang ditemukan dalam pengamatan
diskrit individu, kelompok, situasi, atau peristiwa. Ketika teori deskriptif
mengklasifikasikan fenomena, itu mengkategorikan kesamaan dijelaskan menjadi
saling eksklusif, tumpang tindih, hirarkis, atau berurutan dimensi. Ini dapat
disebut dengan tipologi atau taksonomi.
2) Jabaran middle range teori
Pada teori ini jelas menentukan hubungan antara dua
atau lebih konsep. Setiap teori jelas menjelaskan mengapa dan sejauh mana satu
konsep yang berkaitan dengan konsep lain. Teori ini dihasilkan dan diuji oleh
penelitian korelasional, yang biasanya adalah kuantitatif desain. Teori Watson
tentang kepedulian manusia adalah contoh dari teori ini.
3) Prediktif middle range teori
Teori
prediktif bergerak pada penjelasan kepada prediksi hubungan yang tepat antara
konsep atau efek dari satu atau lebih konsep pada satu atau lebih konsep
lainnya. Tipe ini mencari bagaimana
perubahan fenomena terjadi. Teori yang dihasilkan dan diuji dengan cara
penelitian eksperimental, yang biasanya adalah desain kuantitatif. Teori Orlando
dari proses keperawatana deliberatif adalah contoh teori ini.
b.
Tujuan middle range teori
Middle
range teori didukung untuk penelitian karena grand teori terlalu abstrak dan
sulit untuk di uji dalam penelitian. Fungsi berbagai teori menengah adalah untuk
menggambarkan, menjelaskan, atau memprediksi fenomena, dan, tidak seperti grand
theory, mereka harus eksplisit dan diuji.
c.
Karakter middle range teori
Pertama,
ide-ide pokok dari berbagai teori menengah yang relatif sederhana, mudah, dan
umum. Kedua, berbagai teori tengah mempertimbangkan sejumlah variabel atau
konsep; mereka memiliki fokus substantif tertentu dan mempertimbangkan aspek
terbatas realitas; selain itu, mereka menerima pengujian empiris dan dapat
dikonsolidasikan grand teori. Ketiga, berbagai teori ini berfokus pada masalah
klien dan hasil kemungkinan, sebagai serta efek dari intervensi keperawatan
pada hasil klien bisa dilihat langsung.
Middle
range theory merupakan salah satu tingkat teori yang
mulai membahas fenomena secara lebih konkrit, spesifik dan dapat dikembangkan
untuk menyediakan pedoman pada tatanan praktik dan penelitian yang berbasis
pada disiplin ilmu keperawatan karena memungkinkan untuk diuji secara empiris
(Tomey & Alligood, 2010). Sehingga
kelebihan dalam middle range theory memudahkan
perawat untuk lebih terlibat dalam penguasaan teori yang berdasarkan riset dan
praktik. Comfort
theory merupakan teori yang pertama kali dikembangkan tahun 1990
oleh Katharine Kolcaba. Theory
of Comfort by Kolcaba merupakan salah satu Middle
Range Theory keperawatan. Teori ini lebih sempit
daripada grand theory dan mengandung
sejumlah konsep yang berhubungan dengan aspek bebas dari dunia nyata serta
proposisi terukur secara empiris. Teori ini menekankan
kesempurnaan praktik keperawatan melalui kenyamanan hidup.
2.1.2 Kredensial, Latar Belakang dan Sumber Teoritis “Comfort
Theory”
a.
Kredensial dan latar belakang
Teoritis
Katharine Kolcaba lahir dan dididik di Cleveland, Ohio
(Alligood, 2014). Pada tahun 1965, ia menerima diploma di bidang keperawatan
dan praktek paruh waktu selama bertahun-tahun dalam keperawatan medikal bedah,
perawatan jangka panjang, dan home care
sebelum kembali melanjutkan pendidikan. Pada tahun 1987, ia lulus RN pada kelas
MSN di Case Western Reserve University
(CWRU) FrancesPayne Bolton School of
nursing, dengan spesialisasi di gerontologi. Sementara sekolah Kolcaba
bekerja juga sebagai kepala ruangan di unit demensia. Dalam konteks praktek
inilah dia mulai memikirkan teori tentang kenyamanan pasien.
Kolcaba bergabung dengan University
of akron College of Nursing setelah lulus dengan gelar master dalam
keperawatan. Dia memperoleh dan mempertahankan gerontologinya di American Nurses Association (ANA) Certification (Alligood, 2014). Dia
kembali ke CWRU untuk mengejar gelar doktor di bidangkeperawatan secara paruh
waktu sambil terus mengajar. Selama 10 tahun ke depan, dia menggunakan program
kerja dalam program doktor untuk mengembangkan dan mengutarakan teorinya.
Kolcaba mempublikasikan konsep analisis kenyamanan dengan suaminya yang ahli
filsafat (Kolcaba, 1991 dalam Alligood 2014), dalam diagram aspek pada
kenyamanan, kenyamanan dioperasionalkan sebagai hasil dari perawatan (Kolcaba,
1992 dalam Alligood 2014). Setelah itu kontekstual kenyamanan dipublikasikan
dalam middle range theory oleh Kolcaba pada tahun1994, dan menguji teori dalam
studi intervensi bersama Fox pada tahun1999.
Saat ini, Dr kolcaba adalah profesor emeritus asosiasi
keperawatan di University of Akron
College of Nursing, dimana dia mengajar teori ke SiswaMSN. Dia juga
mengajarkan teori kepada siswa DNP di Perguruan Tinggi di Ursuline di
ketinggian Mayfield, Ohio. Fokus studi Kolcaba mencakup intervensi dan
dokumentasi terkait kenyamanan berdasarkan berdasarkan praktik berbasis bukti.
b.
Sumber Teoritis
Kolcaba memulai diagram teoritis praktik keperawatannya di
awal studi doktoral. Ketika Kolcaba menyajikan kerangkanya untuk perawatan
demensia muncul pertanyaan, apakah sebelumnya Kolcaba telah melakukan analisis
konsep kenyamanan. Kolcaba menjawab bahwa dia tidak melakukannya tapi itu akan
menjadi langkah berikutnya. Pertanyaan ini memulai investigasi panjangnya ke
dalam konsep kenyamanan.
Langkah pertama, analisis konsep yang dijanjikan, dimulai
dengan tinjauan ekstensif dari literatur tentang kenyamanan dari disiplin ilmu
keperawatan, kedokteran, psikologi, psikiatri, ergonomi, dan Inggris (khusus
penggunaan shakespeare tentang kenyamanan dan kamus Oxford English [OED]). Dari
OED, Kolcaba belajar bahwa definisi asli dari kenyamanan adalah "untuk
mempererat". Definisi ini memberikan alasan yang bagus bagi perawat untuk
memberikan kenyamanan kepada pasien sehingga pasien akan lebih baik dan perawat
akan merasa lebih puas.
Berbagai studi mengenai kenyamanan dalam keperawatan
sangatlah banyak. Kolcaba mengembangkan teori kenyamanan diinspirasi dari
pernyataan Nightingale yang menyatakan “Kenyamanan seharusya tidak boleh lepas
dari observasi atau tujuan utama”. Hal ini bukan menjadi suatu hal yang tidak
berguna, melainkan untuk menyelamatkan kehidupan dan untuk meningkatkan status
kesehatan dan kenyamanan (Alligood, 2014). Dari tahun 1900 sampai 1929,
kenyamanan adalah tujuan utama keperawatan dan medis karena melalui kenyamanan,
pemulihan dapat dicapai (Mcllveen & Morse, 1995 dalam Alligood, 2014).
Perawat memiliki peranan untuk mengidentifikasi faktor yang memengaruhi kenyamanan
pasien. Aikens (1908) dalam Alligood (2014) mengusulkan bahwa kenyamanan pasien
adalah pertimbangan pertama dan terakhir perawat. Seorang perawat yang baik
memiliki tujuan untuk mencapai kenyamanan pasien, dan pandangan atas pencapaian
kenyamanan adalah fakor penting yang dimiliki oleh perawat.
Harmer (1926) menyatakan bahwa asuhan keperawatan memberikan
suasana kenyamanan dan perawatan pribadi pasien termasuk kebahagiaan,
kenyamanan, dan kemudahan, fisik dan mental, disamping istirahat dan tidur, gizi,
kebersihan, dan eliminasi. Goodnow (1935) mengabadikan sebuah bab dalam bukunya
teknik keperawatan, kenyamanan pasien. Goodnow menulis, "Seorang perawat
adalah seorang hakim yang selalu dengan kemampuannya dapat membuat pasiennya
merasa nyaman, kenyaman itu baik fisik dan mental, dan tanggung jawab seorang
perawat tidaklah berakhir pada perawatan fisik". Dalam buku teks tahun
1904, 1914, dan 1919, kenyamanan emosional disebut juga kenyamanan mental dan
kebanyakkan dicapai dengan menyediakan kenyamanan fisik dan modifikasi
lingkungan pasien (Mcllveen & Morse, 1995 dalam Alligood, 2014).
Berdasarkan literatur tersebut diatas dicontohkan bahwa
kenyamanan bersifat positif dan diperoleh dengan adanya bantuan perawat, dan
pada beberapa kasus hal tersebut sebagai indikasi adanya kemajuan dari status
atau kondisi sebelumnya. Intuisi, kenyamanan dikaitkan dengan memelihara
aktivitas mengasuh atau merawat (nurturing
activity). Dari bahasa dasar kenyamanan, Kolcaba menjelaskan kenyamanan
adalah suatu yang menguatkan, dan dari ergonomis berkaitan langsung dengan
penampilan dalam bekerja. Namun arti ini tidak secara implisit, ada konteks
lainnya dan masih bersifat ambigu. Konsep tersebut dapat diartikan sebagai kata
kerja, kata benda, kata sifat, kata keterangan, proses dan hasil.
Kolcaba mengenalkan teori kenyamanan sebagai middle
range theory karena mempunyai tingkat abstraksi yang rendah dan mudah
diaplikasikan dalam praktik keperawatan. Struktur taksonomi memberikan peta
konten ranah mengenai kenyamanan. Hal ini diteliti oleh banyak peneliti untuk
merancang instrument selanjutnya, seperti pembuatan pertanyaan yang
dikembangkan dari taksonomi instrumen sebelumnya (Kolcaba, Dowd, Steiner, &
Mitzel, 2004 dalam Alligood, 2014).
2.2
Konteks
Teori Katharine Kolcaba
Secara filosofi, Kolcaba mendefiniskan
kenyamanan adalah suatu yang menguatkan (Alligood, 2014). Definisi ini
memberikan rasional bagi perawat untuk memberikan kenyamanan pada pasien, serta
perawat mendapatkan kepuasan. Melalui kenyamanan, proses kesembuhan dapat
tercapai (McIlveeb & Morse, 1995, dalam Alligood, 2014). Perawat memiliki
peranan penting dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kenyamanan pasien. Harmer (1926) dalam Alligood (2014) menyatakan bahwa asuhan
keperawatan berfokus untuk memberikan lingkungan yang nyaman, mencakup
kebahagiaan, kenyamanan fisik dan mental (istirahat, tidur, nutrisi,
kebersihan, dan eliminasi). Secara intuisi, kenyamanan berkaitan dengan
aktivitas mengasuh atau merawat.
Konsep teori kenyaman yang dikembangkan
oleh Katharine Kolcaba, dalam Alligood (2014) menjelaskan tentang metapradigma
meliputi:
1) Manusia
Teori Kolcaba menjelaskan bahwa
manusia sebagai penerima asuhan keperawatan mungkin dapat berupa individu,
keluarga, institusi atau komunitas yang membutuhkan asuhan keperawatan. Perawat
mungkin juga bisa sebagai penerima intervensi terkait kenyamana dilingkungan
tempat kerja ketika ada inisiatif untuk meningkatkan kondisi kerja (Kolcaba,
Tilton & Drouin, 2006 dalam Alligood 2014).
Setiap individu menunjukkan respons
holistik terhadap stimulus kompleks yang diterimanya yang akan mempengaruhi
keyamanan. Kenyamanan adalah kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan dan harus
dipenuhi oleh setiap individu (Kolcaba, 1994 dalam Alligood, 2014). Sehingga
pencapaian keyamanan seorang individu akan memberikan kekuatan bagi pasien
dalam membentuk sikap kesadaran terkait kesehatan dirinya (Kolcaba &
Kolcaba 1991; Kolcaba, 1994 dalam Alligood, 2014).
2) Lingkungan
Lingkungan adalah berbagai aspek
dari pasien, keluarga, atau institusi yang dapat dimanipulasi oleh perawat,
orang yang dicintai, atau institusi untuk meningkatkan kenyamanan.
Integritas institusi didasarkan
oleh orientasi sistem nilai penerima asuhan begitupun sama pentingnya dengan
promosi kesehatan, asuhan holistik dalam konteks keluarga dan pemberi asuhan
(Kolcaba, 1997, 2001 dalam Allgood, 2014).
3) Kesehatan
Kesehatan adalah fungsi optimal
dari pasien, keluarga, pemberi pelayanan asuhan kesehatan atau komunitas dalam
konteks individu atau kelompok. Pasien yang menunjukkan kesadaran terkait
kesehatan dirinya yang tinggi cenderung memiliki kepuasan tersendiri dengan
asuhan yang diperoleh (Kolcalba, 1997, 2001 dalam Alligood, 2014).
4) Keperawatan
Keperawatan adalah satu pengkajian
kebutuhan kenyamanan yang intensif berupa intuisi atau subjektif atau keduanya,
membuat intervensi untuk memenuhi rasa nyaman, dan evaluasi tingkat kenyamanan
setelah implementasi diberikan kemudian membandingkan dengan tujuan hasil yang
diinginkan.
Kenyaman adalah hasil holistik yang
ingin dicapai oleh setiap individu dan erat kaitannya dengan disiplin
keperawatan (Kolcaba, 1994 dalam Alligood, 2014).
Selanjutnya, Kolcaba mengembangkan
teorinya dengan menggunakan teori keperawatan sebelumnya untuk mengidentifikasi
jenis kenyamanan (Kolcaba & Kolcaba, 1991, dalam Alligood, 2014) :
1) Relief (kelegaan)
merupakan kenyamanan yang diberikan perawat untuk membantu kebutuhan pasien.
Konsep ini berasal dari Orlando (1961).
2) Ease (ketentraman)
merupakan kenyamanan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia dan harus
dipertahankan selama asuhan keperawatan. Konsep ini berasal dari Henderson
(1966).
3) Transcendence dijabarkan
dari hasil penelitian Paterson dan Zderad (1975) yang menjelaskan bahwa perawat
membantu pasien dalammengatasi kesulitan.
Kolcaba
menghubungkan jenis kenyamanan dari penelitian sebelumnya dengan empat konteks
kenyamanan berdasarkan asuhan keperawatan, yaitu konteks fisiologis,
psikospritual, sosiokultural, dan lingkungan.
Jenis Kenyamanan
Kelegaan : keadaan pasien yang kebutuhan
spesifiknya terpenuhi
Ketentraman : keadaan tenang atau puas
Transedensi : keadaan seseorang berhasil melampaui masalah
Konteks
Fisik : berhubungan dengan sensasi
jasmaniah
Psikospritual : berhubungan dengan kesadaran akan diri
sendiri, seperti harga diri,
konsep diri, seksualitas, dan makna dalam hubungan
seseorang dengan tatanan yang lebih
tinggi
Lingkungan : berhubungan dengan lingkungan eksternal,
kondisi-kondisi dan
pengaruh di sekitarnya
Sosial : berhubungan dengan
hubungan-hubungan interpersonal, keluarga
dan Sosial
Berdasarkan teori
Kolcaba, kenyamanan melingkupi kebutuhan perawatan kesehatan, intervensi
keperawatan, variabel penghambat yang mempengaruhi peningkatan kenyamanan dan
selanjutnya mempengaruhi perilaku mencari kesehatan. Perilaku-perilaku tersebut
dapat diaplikasikan dengan integritas institusional, yaitu ketika institusi
menunjukkan hal yang menciptakan dasar praktik dan kebijakan yang tepat,
seperti praktik/intervensi yang diberikan petugas kesehatan sesuai dasar
keilmuan disertai dengan kebijakan/protokol prosedur.
Dalam studi Kolcaba,
konsep kesehatan membutuhkan kenyamanan dengan memberikan intervensi guided imagery untuk pasien psikiatrik,
sentuhan yang menyembuhkan (healing
touch) dan dukungan untuk mengurangi stress, pijat dengan tangan (hand massage) untuk pasien dengan lama
perawatan, dan pakaian hangat dengan suhu yang dapat dikendalikan pasien untuk
mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan pada pasien preoperatif.
Pengembangan teori kenyamanan selanjutnya menghasilkan a. Kenyamanan adalah
kondisi spesifik; b. Kenyamanan adalah suatu hal yang sensitif berubah dari
waktu ke waktu; c. Intervensi keperawatan secara holistik diaplikasikan secara
konsisten untuk meningkatkan kenyamanan; d. Kenyamanan sepenuhnya adalah hal
yang lebih besar dari bagian-bagiannya.
2.3
Konten Teori Katharina Kolcaba
1.
Mayor Concepts & Definitions
Berdasarkan
teori kolcaba, alat ukur pencapaian kenyamanan melingkupi penerima, pasien,
siswa, tahanan, pekerja, dewasa lanjut, komunitas, dan institusi.
1) Health
Care Needs
Kebutuhan perawatan
kesehatan adalah kebutuhan kenyamanan yang berkembang dari satu situasi stress
dalam asuhan kesehatan yang tidak dapat dicapai dengan sistem dukungan penerima
secara umum (tradisional). Kebutuhan manusia dapat berupa kebutuhan fisiologis,
psikospiritual, sosiokultural, atau lingkungan. Hal ini dapat diidentifikasikan
melalui melakukan observasi, laporan verbal atau nonverbal, dan konsultasi
keungan dan intervensi.
2) Comfort
Interventions
Intervensi untuk rasa
nyaman adalah tindakan keperawatan dan ditunjukan unutk mencapai kebutuhan
kenyamanan penerima asuhan, mencakup fisiologis, sosial, budaya, ekonomi,
psikologis, spiritual, lingkungan, dan intervensi fisik.
3) Intervening
Variables
Interaksi yang
mempengaruhi persepsi penerima mengenai kenyamanan sepenuhnya. Hal ini mencakup
pengalaman sebelumnya, usia, sikap, status, emosional, latar belakang budaya,
sistem pendukung, prognosis, ekonomi, edukasi, dan keseluruhan elemen lainnya
dari pengalaman penerima. Variabel intervensi akan memberikan pengaruh kepada
perencanaan dan pencapaian intervensi asuhan keperawatan untuk pasien.
4) Comfort
Rasa nyaman adalah
status yang diungkapkan atau dirasakan penerima terhadap intervensi kenyamanan
yang didapat. Hal ini merupakan pengalaman yang holistik dan memebrikan
kekuatan ketika seseorang membutuhkannya yang terdiri dari tiga bentuk
kenyamanan (relief, ease, dan trenscendence) dalam empat konteks (fisik,
psikolo-spiritual, sosiokultural, dan lingkungan).
5) Health
–Seeking Behaviors
Perilaku mencari
bantu menjabarkan tujuan hasil yang
ingin dicapai tentang makna sehat, yakni sikap penerima berkonsultasi mengenai
kesehatannya dengan perawat.
6) Institutional
Integrity
Perusahaan, komunitas,
sekolah, rumah sakit, rgional, negara bagian, dan negara yang memiliki kualitas
yang lengkap, utuh, berkembang, etik, dan tulus akan memiliki integritas
kelembagaan. Ketika institusi tersebut menunjukkan hal tersebut, hal ini akan
menciptakan dasar praktik dan kebijakan yang tepat.
7) Best
Practices
Praktik terbaik
diartikan sebagai intervensi yang diberikan petugas kesehatan sesuai dasar
keilmuan dan praktik untuk mendapatkan hasil yang terbaik unutk pasien dan
keluarga.
8) Best
Policies
Kebijakan terbaik
institusi dan kebijakan regional dimulai dari adanya protokol prosedur dan medis
yang mudah untuk diakses, diperoleh, dan diberikan. Hal ini yang disebut
sebagai kebijakan yang baik.
Keseluruhan
konsep-konsep tersebut berinteraksi dengan berkesinambungan dan kemudian
membentuk sebuah teori dasar kenyamanan dimana teori tersebut dapat
dikembangkan dalam segala aspek dan tidak terbatas hanya kepada intervensi
keperawatan. Adanya hubungan timbal-balik antar konsep pada output memberikan gambaran bahwa teori
ini mampu untuk diaplikasikan dalam sebuah komunitas yang lebih besar dan diterapkan
dalam berbagai macam aturan dan prosedur dalam masyarakat.
2.
Penggunaan Bukti Empiris
Dasar pemikiran maju mengenai konsep
kenyamanan sudah ditunjukan sejak akhir tahun 1980, ditandai dengan adanya
kesadaran mengenai konsep kenyamanan secara holistik. Hamilton (1989) membuat
terobosan dengan mengulas lebih mengenai arti dari kenyamanan dari perspektif
pasien. Hamilton menyimpulkan, ‘kenyamanan adalah multidimensi, memiliki arti yang
berbeda menurut setiap individu.
Setelah
kolcaba mengembangkan teorinya. Kolcaba mendemonstrasikan bahwa perubahan pada
kenyamanan dapat diukur dengan menggunakan pola eksperimental disertasinya.
Didalam studi ini, konsep kesehatan membutuhkan kenyamanan yang dikaitkan
dengan diagnosis awal kanker payudara. Intervensi holistik yakni guided
imagery. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan mengenai
makna kenyamanan antara perempuan yang mendapatkan intervensi guided imagery
dan kelompok dengan perawatan biasa.
Berikut
contoh intervensi yang diuji dlaam studi kolcaba sebagai berikut :
1)
Guided imagery untuk pasien psikiatrik
2)
Sentuhan yang menyembuhkan dan dukungan
unutk mengurangi stress pada mahasiswa
3)
Pijat dengan tangan untuk pasien dengan lama
perawatan
4)
Pakaian hangat dengan suhu yang dapat
dikendalikan pasien untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan
pasien preoperatif.
5)
Pada studi, intervensi ditargetkan
memengaruhi variabel kenyamanan. Instrumen unutk mengukur kenyamanan diadaptasi
dari General Comfort Questionnare menggunakan taksonomi kenyamanan sebagai
panduan dan setidaknya ada dua alat komponen ukur yang digunakan dari wkatu ke
waktu.
3.
Pengembangan teori kenyamanan
selanjutnya berdasarkan hasil studi
mengenai empat teoritis kenyamanan holistik secara natural :
1) Kenyamanan
adalah kondisi spesifik
2) Kenyaman
adalah suatu hal yang sensitif berubah dari waktu ke waktu
3) Intervensi
keperawatan secara holistik yang diaplikasikan secara konsisten mampu efektif
untuk meningkatkan kenyamanan dari waktu ke waktu
4) Kenyamanan
sepenuhnya adalah hal yang lebih besar dari bagian-bagiannya.
4.
Penegasan Teoritis mengenai proposisi
teori kenyamanan
Teori
kenyamanan terdiri dari tiga pernyataan proposisi yang telah diuji secara
terpisah atau bersamaan :
1)
Bagian I
Menyatakan
intervensi kenyamanan, ketika efektif akan menghasilkan peningkatan kenyamanan
bagi penerima (pasien dan keluarga), dibandingkan dengan dasar pre intervensi.
Intervensi kenyamanan ditunjukkan sebagai pemenuhan kebutuhan dasar manusia,
seperti istirahat, homeostasis, komunikasi terapeutik, dan pengobatan yang
holistik.
2) Bagian
II
Menyatakan bahwa
peningkatan kenyamanan penerima asuhan dihasilkan dari adanya perilaku
kesadaran diri tentang kesehatannya.
3) Bagian
III
Menyatakan bahwa
adanya peningkatan kesadaran diri penerima tentang kesehatanya meningkat akibat
kemajuan dalam kualitas perawatan, kebijakan intitusi dan asuhan berdasarkan
bukti praktik klinis dan kebijakan. Kolcaba menyakini bahwa tindakan ini akan
meningkatkan peran perawat unutk lebih kratif dalam pemberian asuhan
keperawatannya dan kepuasan diri, seperti pencapaian kepuasan yang diperoleh
pasien kelolaannya. Oleh karena itu perawat harus memberikan intervensi yang
tepat dan mendokumentasikan hasilnya dalam catatan terintegrasi pasien.
Asuhan
keperawatan berfokus untuk memberikan “lingkungan yang nyaman,” dan asuhan
keperawatan individu pasien mencakup “kebahagiaan, kenyamanan, dan meringankan,
fisik dan mental, selain itu istirahat dan tidur, nutrisi, kebersihandan eliminasi
(Alligood, 2014).
Kolcaba mengembangkan teori
kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis yaitu:
1. Induksi
Induksi
terjadi setelah terjadi proses generalisasi dari pengamatan terhadap objek yang
spesifik (Bishop & Hardin, 2006). Ketika perawat mendalami tentang praktek
keperawatan dan keperawatan sebagai disiplin, perawat
menjadi familiar dengan konsep implisit atau eksplisit, term,
proposisi,dan asumsi yang mendukung praktik keperawatan.
Pada
akhir 1980, Kolcaba menjabat sebagai kepala unit Alzheimer. Pada saat
itu beliau menemukan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan praktek pada
perawatan demensia seperti: lingkungan yang mendukung, ketidakmampuan yang
berlebih (excess disability), dan fungsi optimal. Ketika beliau mencoba
menggambarkan hubungan antara ketiga istilah tersebut, beliau menyadari bahwa
ketiganya tidak dapat menggambarkan praktik secara menyeluruh. Menurut beliau,
ada bagian yang kurang lengakap dalam keperawatan, yaitu bagaimana perawat
mencegah disabilitas dan penilaian apakah intervensi yang diberikan berhasil.
Fungsi optimal diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan aktivitas, misalnya
menata meja, menyiapkan makanan dan lain-lain. Akan tetapi, istilah
ketidakmampuan berlebih tidak mampu mendefinisikan clarity secara
menyeluruh. Oleh karena itu, Kolcaba (1) menggolongkan excess
disability menjadi disabilitas fisik dan mental, (2) mengenalkan
konsep comfort (3) menjelaskan hubungan non-recursive antara
comfort dan fungsi optimal. Proses ini menandai langkah awal dari
teori comfort Kolcaba dan pemikiran tentang kompleksitas terhadap teori
tersebut (Kolcaba, 1992).
2. Deduksi
Deduksi
merupakan proses penyimpulan prinsip atau premis yang bersifat general menjadi
kesimpulan yang lebih spesifik (Bishop & Hardin, 2006). Tahapan deduktif
dari perkembangan teori menghasilkan hubungancomfort dengan konsep lain
untuk menghasilkan sebuah teori. Pendapat dari
ketiga theorist disertakan dalam teori comfort, oleh karena itu
Kolcaba mencari bentuk dasar yang dibutuhkan untuk menyatukan ketiga konsep
dasar: relief,ease, dan transcendence. Sesuatu hal yang
diinginkan adalah suatu kerangka konsep general yang mampu
menjelaskan comfort menjadi istilah yang lebih mudah dipahami dan
mengurangi tingkat abstraksinya (Tomey & Alligood, 2010).
Teori
dari seorang psikolog bernama Henry Murray, dianggap sesuai untuk mendukung
teori comfort Kolcaba. Teori Murray menjelaskan tentanghuman needs,
yang diaplikasikan pada pasien yang mendapatkan banyak stimulus dalam kondisi
pemberian pelayanan kesehatan yang penuh denganstressor. Teori Murray
menginspirasi pendapat Kolcaba bahwa meskipuncomfort diaplikasikan secara
spesifik, akan tetapi ketika comfort diberikan kepada pasien secara
terus-menerus maka kenyamanan pasien secara keseluruhan dapat ditingkatkan (Tomey
& Alligood, 2010).
Dalam
tahap deduktif ini, Kolcaba memulai dengan abstrak, teori konstruksi umum, dan
proses sosiologis dari pengurangan untuk mengurangi keabstrakan dari
teori comfort dalam praktek keperawatan.
3. Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format
pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk memilih suatu fenomena yang dapat
dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Kolcaba menambahkan konsep integritas
institusional dalm middle range theory. Kolcaba menambahkan line empat dalam
teori Murray, antara lain kekuatan penghambat membutuhkan perawatan kesehatan,
kukatan fasilitas adalah intervensi keperawatan, kekuatan interaksi merupakan
variabel-variabel yang mempengaruhi intervensi keperawatan. Hasil yang
diharapkan dari pemberian intervensi keperawatan adalah diperolehnya kenyamanan
pasien yang dapat dilihat dari persepsi yang dikemukakan oleh pasien.
5.
Asumsi-Asumsi Teori Kolcaba
Kolcaba
(2001) dalam Tomey dan Alligood (2006) menjelaskan tentang konsep metaparadigma sebagai berikut:
1)
Keperawatan
Keperawatan adalah pengkajian yang sengaja dilakukan untuk pemenuhan
kenyamanan, merancang pengukuran kenyamanan untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
dan mengkaji ulang tingkat kenyamanan pasien setelah implementasi serta
membandingkannya dengan target sebelumnya. Pengakajian awal dan pengkajian
ulang dapat bersifat subjektif atau intuitif atau kedua-duanya. Pengkajian
dapat dicapai melalui administrasi analog visual atau daftar pertanyaan, atau
kedua-duanya. Menurut Kolcaba dalam Tomey dan Alligood (2006), untuk
memberikan kenyamanan pasien setidaknya memerlukan tiga jenis intervensi
kenyamanan, yaitu:
a.
Teknik
mengukur kenyamanan (technical comfort measures) adalah intervensi yang
didesain untuk mempertahankan homeostasis dan manajemen nyeri, seperti monitor
tanda-tanda vital dan hasil kimia darah darah. Termasuk juga dalam pemberian
obat anti nyeri. Pengukuran kenyamanan didesain untuk (1) membantu pasien
mempertahankan atau memulihkan fungsi fisik dan kenyamanan, dan (2) mencegah
terjadinya komplikasi.
b.
Pembinaan (coaching),
termasuk intervensi yang didesain untuk membebaskan rasa nyeri dan menyediakan
penenteraman hati dan informasi, membangkitkan harapan, mendengar, dan membantu
perencanaan yang realistis untuk pemulihan, integrasi, atau meninggal sesuai
budayanya.
c.
”Comfort
Food” untuk jiwa, meliputi intervensi yang tidak dibutuhkan pasien saat ini
tetapi sangat berguna bagi pasien. Intervensi kenyamanan ini membuat pasien
merasa lebih kuat dalam kondisi yang sulit diukur secara personal. Target
intervensi ini adalah transcendence meliputi hubungan yang
mengesankan antara perawat dan pasien, keluarga, atau kelompok. Sugesti
kenyamanan ini dapat diberikan dalam bentuk pijatan, lingkungan yang adaptif
yang menciptakan kedamaian dan ketenangan, guided imagery, terapi
musik, mengenang masa lalu, dan sentuhan terapeutik.
2) Pasien
Pasien adalah penerima perawatan, dapat perorangan, keluarga, lembaga,
atau komunitas yang membutuhkan pelayanan kesehatan.\
3)
Lingkungan
Lingkungan adalah semua aspek luar (fisik, politis, kelembagaan, dan
lain-lain) dari pasien, keluarga, lembaga yang dapat dimanipulasi oleh perawat
atau seseorang yang dicintai untuk meningkatkan kenyamanan.
4) Kesehatan
Kesehatan adalah fungsi optimum yang diperlihatkan oleh pasien baik
individu, keluarga, kelompok, atau komunitas.
Teori
kenyamanan berfokus pada apa yang dilakukan displin ilmu keperawatan unutk
pasien. Pengembangan General Comfort Questionnare sangat penting untuk
memvalidasi bahwa kosnep ini dapat diukur dan didokumentasikan, bersifat
positif, dan berhubungan dengan hasil yang diharapkan dari penerima pelayanan.
Teori ini memiliki relevansi pada praktik dan memudahkan dalam membimbing
perawat untuk perencanaan dan mendesain asuhan keperawatan dalam latar apapun.
Kegunaan dalam pendidikan telah digambarkan untuk memberikan kerangka kerja
yang memfasilitasi mahasiswa menyusun pengkajian dan rencana asuhan keperawatan
mereka dam memelajari kiat-kiat perawatan maupun ilmu pengetahuannya.
Kelemahan Teori
Teori kenyamanan yang dikembangkan
dalam artikel oleh Kolcaba mudah dimengerti dan dipahami, selain itu teori ini
kembali kepada keperawatan dasar dan misi/tujuan keperawatan tradisional yaitu
kenyamanan.
Teori ini melibatkan semua aspek
(holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial kultural.
Namun untuk menilai semua aspek tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dan
kemampuan perawat yang trampil dalam hal melakukan asuhan keperawatan berfokus
kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan
teknik problem solving yang tepat.
BAB
3
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Era
teori telah mengantarkan percepatan ketika karya para ilmuwan keperawatan mulai
diakui sebagai teori, dan telah dikembangkan sebagai kerangka acuan untuk
kurikulum dan panduan bagi memajukan praktik keperawatan (Alligood, 2014). Model theori Kolcaba ini termasuk
dalam lingkup middle range theory yang
memiliki kriteria, lingkup, tingkat abstraksi, dan kestabilan penerimaan secara
luas. Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik
untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada campuran populasi
klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak
digunakan dari pada grand theory,
baik middle maupun grand teori dapat diuji dalam pemikiran empiris.
Kolcaba
memandang teori kenyamanan sesuai falsafah dan paradigma keperawatan. Hal ini
terlihat dari pandangan Kolcaba tentang seorang individu dapat merasakan
kondisi nyaman dan tidak nyaman, yang dipengaruhi oleh aspek yang bersifat
holistik, meliputi fisik, psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan.
Ketidaknyamanan yang dirasakan dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang,
oleh karena itu perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan perlu memahami dan
mengaplikasikan model teori keperawatan kenyamanan untuk meningkatkan status
kesehatan klien.
DAFTAR
PUSTAKA
Alligood,
M. R. (2014). Nursing theorists and their work (8th edn)Alligood, M. R.
(2014). Nursing theorists and their work (8th edn). Nursing theorists and their
work (8th edn). http://doi.org/10.5172/conu.2007.24.1.106a. Nursing
theorists and their work (8th edn). https://doi.org/10.5172/conu.2007.24.1.106a
Alligood, M. R. (2014). Nursing Theory and Their Work. 8th
edition. St. Louis: Mosby Elsevier. Inc.
Fawcett, J. (2005). Contemporary nursing knowledge: Analysis and evaluation of nursing
models and theories. 2nd ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.
Hardin, S., & Bishop, S. (2010). Logical
reasoning. In M. R. Alligood & A.M. Tomey (Eds.), Nursing Theorists And Their Work. (7th ed., pp. 26-35). Maryland Heights, (MO):
Mosby-Elsevier.
Keamey-Nunnery,
R. (2008). Advancing your career:
Consepts of professional nursing. 4th Ed. Philadelphia: FA Davis
Company.
Kolcaba, K. (2006). Comfort (including defenition, theory of comfort, relevance to
nursing, review of comfort studies and future direction). New Yark:
Springer.
Moriber,
N. A. (2009). Evaluating the reliability and validity of the pediatric
perioperative comfort instrument: A psychometric study (Order No. 3357867).
Available from ProQuest Dissertations & Theses Global. (305127998).
Retrieved from https://search.proquest.com/docview/305127998?accountid=17242
Petterson, Sandra J. & Bredow, Timothy s. (2004). Middle Range Theories: Application to
Nursing Research. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.
Sitzman, K.L, & Eichelberger, L.W. (2011).
Understanding the Work of Nurse
Theorists: A Creative Beginning. 2nd ed. USA: Jones and Bartlett
Publish.
Tomey, A.M.&
Alligood, M. R. (2010). Nursing theorist and their works. 7th ed. St. Louis: Mosby Elsivier.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar