MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN PATRICIA BENNER



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat. Memberikan pelayanan yang berkualitas tidak terlepas dari teori/model konseptual keperawatan yang mendasari praktik keperawatan. Teori/ model konseptual keperawatandihasilkan dari riset yang dilakukan oleh perawat dalam menemukan solusi atas fenomena yang ditemukan di pelayanan kesehatan.  Teori akan memberikan struktur dan panduan dalam meningkatkan praktik profesional keperawatan, aktivitas pendidikan dan pengajaran serta riset keperawatan yang menuntun kearah perkembangan ilmu keperawatan itu sendiri.
Pemberian pelayanan kesehatan di Indonesia oleh perawat pada saat ini kenyataannya belum menekankan pada ilmu keperawatan yang sudah berkembang tetapi berdasarkan order atau pekerjaan yang rutinitas. Hal ini menghalangi perkembangan teori keperawatan dan kekayaan pengetahuan dalam praktik keperawatan. Dalam makalah ini akan digambarkan tentang teori caring, clinical wisdom and ethics in nursing practicedari Patricia Benner yang akan coba diaplikasikan dalam praktik keperawatan.

1.2    Tujuan Penulisan
1.2.1        Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep Caring, Clinical Wisdom and Ethics in Nursing Practice dalam aplikasi proses keperawatan dari Patricia Benner
1.2.2        Tujuan Khusus
a.    Mahasiswa mampu memahami teori Caring, Clinical Wisdom and Ethics in Nursing Practice  dari Patricia Benner meliputi sejarah teori, analisis fokus dan analisis konten teori
b.    Mahasiswa mampu menerapkan teori Caring, Clinical Wisdom and Ethics in nursing Practice  dari Patricia Benner dalam praktik keperawatan di pelayanan kesehatan

1.3    Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama (BAB 1) terdiri dari pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan penulisan dan sistematika penulisan. Bagian kedua (BAB 2) terdiri dari tinjauan teori dan literature meliputi konsep Patricia Benner sebagai teori keperawatan Caring, Clinical Wisdom and Ethics in Nursing Practice. Bagian ketiga (BAB 3) terdiri dari kesimpulan.




BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1.       Origins of the Nursing  Model Conseptual Patricia Benner
2.1.1. Biografi Patricia Benner
Patricia Benner lahir di Hampton, Virginia, Amerika pada bulan Agustus tahun 1942 dan menghabiskan masa kecilnya di California dimana ia menerima pendidikan dasar dan profesionalnya (Alligood, 2014). Benner mendapatkan gelar sarjana muda di bidang keperawatan dari Pasadena College pada tahun 1964. Ia mendapatkan Master keperawatan dengan kekhususan keperawatan medikal bedah dari University of California di San Francisco (UCSF) School of Nursing pada tahun 1970 dan mendapatkan gelar PhD penekanan pada koping dan kesehatan dari University of California di Berkeley tahun 1982. Benner mempunyai pengalaman klinik yang luas termasuk posisinya dalam medikal bedah akut, perawatan kritis dan perawatan kesehatan di rumah.  Dimana pada akhir 1960-an, Benner bekerja di bidang keperawatan termasuk bekerja sebagai Kepala Perawat Unit Perawatan Koroner di Rumah Sakit Umum Kansas City dan Perawat Staf Perawatan Intensif di Rumah Sakit Stanford University and Medical Center.
Benner mampunyai latar belakang yang baik dalam penelitian dan memulai karirnya dari tahun 1970 sampai 1975 sebagai Research Associate di University of California di San Francisco School of Nursing, setelah itu menjadi Asisten Riset untuk Richard S. Lazarus di University of California di Berkeley. Tahun 1979 sampai 1981 sebagai  Direktur Proyek di San Francisco Consortium/University of San Francisco untuk sebuah proyek konsensus, penilaian, dan evaluasi intraprofessional. Kemudian sejak tahun 1982, Benner telah bekerja dalam penelitian dan pengajaran di University of California di San Francisco School of Nursing dan menerima posisi sebagai rekan Proffesor pada Department of Social Physiological Nursing di USCF serta menjadi profesor tetap 1989 hingga sekarang. Benner telah menerbitkan sembilan buku, termasuk From Novice to Expert, Nursing Pathways for Patient Safety, and The Primacy of Caring juga telah menerbitkan banyak artikel dan pada tahun 1995 ia  dianugerahi Penghargaan Penelitian Helen Nahm ke 15 dari Universitas California di San Francisco School of Nursing.

2.1.2  Sumber Filosofi Patricia Benner
Menurut Benner bahwa pengetahuan tentang keperawatan sangat dipengaruhi oleh Virginia Henderson. Benner mempelajari praktik keperawatan klinis dalam upaya untuk menemukan dan menggambarkan pengetahuan dalam keperawatan praktik. Menurutnya pengetahuan berkembang dan pengalaman belajar dan berfikir melalui refleksi pada situasi praktik dalam keperawatan. Filosofis Benner yang pertama adalah membedakan antara pengetahuan praktis dan teoritis. Untuk membangun body of knowledge dalam disiplin ilmu keperawatan melalui disiplin praktik dengan memperluas pengetahuan dalam praktik keperawatan dikembangkan melalui pengalaman klinis dan penyelidikan ilmiah berbasis teori.
Menurut Benner perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan kurang melakukan dokumentasi dengan baik sehingga data dalam praktik dan pengamatan klinis kurang menghalangi perkembangan teori keperawatan yang unik  dan kekayaan pengetahuan yang tertanam dalam praktik keperawatan (Benner, 1983 dalam Alligood, 2014). Situasi klinis lebih bervariasi  dan rumit sehingga praktik klinis merupakan tempat penelitian dan sumber pengembangan pengetahuan. Dengan mempelajari praktik perawat dapat mengungkapkan pengetahuan baru. Perawat harus mengembangkan dasar pengetahuan praktik dan melalui penyelidikan dan pengamatan mulai merekam dan mengembangkan pengetahuan klinis. Karya dari Benner ini lebih merujuk kepada artikulasi, artinya sebagai deskripsi/melukiskan, ilustrasi/menggambarkan dan mengkomunikasikan pada area – area kebijakan praktis, keterampilan tentang tahu dan bagaimana serta menjelaskan praktik yang baik (Alligood & Tomey, 2014).
Teori Benner banyak dipengaruhi dari Model Dreyfus yang dikembangkan oleh Hubert Dreyfus dan Stuart Dreyfus. Teori Dreyfus mengembangkan akusisi keterampilan model dengan mempelajari kinerja dan situasi darurat. Dalam model Teori From Novice to Expert menjelaskan 5 tingkat/tahap akuisisi peran dan perkembangan profesi meliputi: (1) Novice, (2) Advance Beginner, (3) Competent, (4) Proficient, dan (5) Expert. Perubahan dalam empat aspek kinerja terjadi dalam gerakan melalui tingkat keterampilan akuisisi yaitu :
a.              Pergerakan dari ketergantungan pada prinsip abstrak dan aturan untuk penggunaan berdasarakan pada masa lalu dan pengalaman kongkrit
b.             Pergeseran dari ketergantungan pada analisis berdasarkan aturan berfikir dan intuisi
c.              Perubahan dalam persepsi pembelajaran situasi yang dilihat sebagai kompilasi
d.             Pengamat terpisah berdiri di luar situasi kesalah satu  posisi .

Model berbasis situasi dan tidak berbasis sifat sehingga tingkat kinerja individu bukan bedasarkan karekteristik individu sebagai pemberi tindakan tetapi berdasarkan fungsi  bagaimana perawat dalam pengalamanya menghadapi situasi dan dikombinasikan dengan latar belakang pendidikan. Dalam penerapan model untuk keperawatan Benner mencatat bahwa keterampilan berbasis pengalaman lebih aman dan lebih cepat dibandingkan dengan pengalaman belajar dengan mendengar. Benner mendefinisikan keterampilan dan praktik trampil berarti menerapkan intervensi keperawatan dan keterampilan klinis dalam situasi klinis yang sebenarnya. Benner mengidentifikasikan dua aspek yang saling terkait praktik yang membedakan tingkat praktik pemula dan lanjutan.
Benner dalam konsep pengalaman yang diuraikan sebagai hasil perkiraan yang sedang dipertanyakan, diperbaiki atau disangka dalam situasi yang sebenarnya didasarkan pada karya-karya Heidger (1962) dan Gadamer (1970). Terbukti dengan tulisan Benner berikutnya mengenai keutamaan asuhan (caring). Dimana manusia selalu berada dalam situasi, dengan kata lain mereka terlibat dengan penuh makna didalam konteks tempat mereka berada. Keutaman sebagai manusia adalah mewujudkan kecerdasan, yang dimaknai sebagai mengetahui sesuatu dengan berada dalam situasi tersebut, ketika dihadapkan pada situsi yang pernah kita alami ada kesadaran sebagai makna yang terkandung (Heider dalam Alligood, 2014).
Keterampilan yang diperoleh melalui pengalaman keperawatan dan kesadaran persepsi bahwa perawat expert berkembang sebagai pengambil keputusan pada keadaan situasi menuntun mereka untuk mengikuti firasat mereka saat mencari bukti untuk mengkonfirasi perubahan yang mereka amati. Teori stress dan koping dari Lazarus digambarkan sebagai fenomenologis yang digunakan oleh Benner untuk menggambarkan situasi klinis keperawatan dimana perawat membuat perbedaan dalam situasi dengan jalan caring. Pendekatan Benner untuk mengembangkan model From Novice to Expert dimulai dengan menumbuhkan dan hidup dengan belajar dari praktik keperawatan melalui pengumpulan dan interpretasi masalah dalam klinis. Patricia Benner’s mencetuskan tentang keutamaan caring. Selain itu visi dari praktik asuhan keperawatan haruslah terdiri dari individu-individu praktisi yang memiliki keterampilan “tahu bagaimana, kiat ilmu pengetahuan, dan imajinasi moral, yang terus menerus menciptakan dan mencontohkan praktik yang baik” (Benner, 1999 dalam Alligood 2014). Sehingga perawat dapat memperluas, mengubah, menjaga perbedaan etika dan kepentingan serta mampu memvalidasi keperawatan sebagai suatu praktik yang etis.
2.2.       Analisis Fokus Model Konseptual Patricia Benner
Benner meneliti praktik keperawatan  klinis sebagai upaya untuk menelusuri dan mendeskripsikan pengetahuan yang melekat dalam praktik keperawatan klinis sebagai upaya untuk menelusuri dan mendeksripsikan pengetahuan yang melekat dalam praktik keperawatan. Ia berpendapat bahwa pengetahuan dalam sebuah praktik displin ilmu diperoleh dari waktu ke waktu dan dikembangkan melalui pembelajaran eksperimental serta pemikiran situasional serta merupakan refleksi dalam praktik pada situasi tertentu(Alligood, 2014). Model Benner bersifat situasional dan menggambarkan lima tingkat penguasaan keterampilan dan pengembangan:
2.2.1        Novice (Pemula)
Novice adalah perawatyang belum memiliki latar belakang pengalaman klinik. Level ini paling cocok disematkan kepada mahasiswa keperawatan yang akanmemasuki duia klinik, akan tetapi Patricia Benner menambahkan bahwa perawat senior juga dapat dikategorikan kedalamlevel ini. Perawat pada level pemula perlu untuk selalu diarahkan dan diberi petunjuk yang jelas (tidak konteksual akan tetapi dapat langsung diinterpretasikan secara tekstual).
2.2.2        Advanced Beginner (Pemula Tingkat Lanjut)
Pada level ini perawat telah memiliki pengalaman klinik dan mampu menangkap makna dari aspek dalam suatu situasikeperawatan. Pada tahap ini perawat masih perlu bimbingan dan arahan secara kontinyu karena belum mampu memandang situasi secara luas dan holistik. Perawat masih merasa bahwa situasi klinik dan berbagai kasus pasien adalah sebuah tantangan yang harus dilalui, dan belum memandang dari sisi kebutuhan pasien.  Level ini paling sesuai untuk fresh graduate ners dan masih sangat membutuhkan bantuan dari senior.

2.2.3        Competent (Kompeten/Mampu)
Di level ini perawat telah mampu memilih dan memilah aspek mana dari suatu situasi keperawatan yang benar-benarpenting dan kurang perlu dipertimbangkan lebih lanjut. Kriteria utama level ini adalah perawat masih memandang suatu situasi pasien secara parsial, sehingga tindakannya pun kurang dapat menyentuh setiap dimensi pasien sebagai individu yang holistik.

2.2.4        Proficient (Terampil)
Level ini perawat dapat emmandang situasi secara holistic, tidak hanya per aspek dari situasi tersebut. Perawat mampu bertindak bagi pasien tanpaterebih dahulu melalui tahapan penetapan tujuan dan penyusunan rencana tindakan. Perawattelah lebih banyak berinteraksi dengan pasien dan keluarga pasien.

2.2.5        Expert (Ahli)
Pada level ini perawat telha dapat menentukan inti masalah yang dialami oleh pasien segera mengetahui intervensi apa yang paling tepat diberikan kepada pasien tanpa harus melalui serangkaian tahap berpikir analitis. Secara intuitif, perawat ahli dapat menentukan masalah dan tindakan tanpa dibingungkan dengan berbagai alternative. Pengalaman dan pengetahuan yang bersinergi dengan baik telah membentuk nilai dan intuisinya sehingga dapat memandang pasien secara keseluruhan dalamwaktu yang singkat.

Perawat pakar memiliki kemampuan untuk mengenali pola berdasarkan latarbelakang pengalamannya yang mendalam (Benner, Tenner & Chesla, 1996). Model tersebut berpandangan bahwa perubahan dalam empat aspek kinerja terjadi dalam pergerakan melalui tingkat penguasaan keterampilan :
a.         Perpindahan dari ketergantungan pada prinsip abstrak dan aturan kepada penggunaan masa lalu, pengalaman nyata
b.        Perubahan dari ketergantungan terhadap analisis, pemikiran berbasis aturan epada institusi
c.         Perubahan dalam persepsi pelajar terhadap situasi dan melihatnya sebagai suatu kompilasi potongan-potongan yang relevan menjadi satu keseluruhan yan makin kompleks, dimana bagian-bagian tertentu tersebt terdiri sebagai sesuatu yang lebih atau kurang relevan

Bagian dari pengamatan yang terpisah, berdiri diluar situasi, menempatkan diri terpisah, berdiri di luar situasi, menempatkan diri pada salah satu posisi terlibat, dan sepenuhnya terlibat dalam situasi tersebut (Benner, Tanner & Chesla, 1996) . Karena model ini berbasis situasional dan bukan berbasis sifat, tingkatan kinerja bukan merupakan karakteristik individual dari pelaku individu, namun merupakan fungsi dari kebiasaan yang diberikan kepada perawat terhadap situasi tertentu dikombinasikan dengan latarbelakang pendidikannya.
Pada penerapan model dalam keperawatan, Benner mengatakan bahwa “penguasaan keterampilan  berbasis pengalaman lebih aman dan cepat ketika bersandar pada basis pendidikan”. Benner mendefiniskan keterampilan dan praktik terampil berarti melakukan intervansi keperawatan yang terampil dan keterampilan dalam penilaian klinis pada situasi yang sebenarnya. Hal ini sama sekali tidak mengacu pada kemampuan psikomotor bebas-konteks atau keterampilan demostratif lainnya diluar konteks keperawatan. Fokus Keunikan, meliputi:
a.         Filosofi Benner tentang caring berdasarkan seni moral dan etik pelayanan dan tanggungjawab, sehingga akan menghasilkan hubungan diantara perawat dan pasien
b.        Fokus unik adalah model situasional dimana dalam parktek klinik secara langsung terdapat adanya level kompetensi atau penjenjangan keterampilan perawat berdasarkan pada etika praktek keperawatan, sehingga tidak semua perawat di berikan kewenangan dalam melakukan asuhan keperawatan
c.         Benner menekankan adanya lima keterampilan perawat yaitu : pemula, pemula lanjut, kompeten, profisien dan terampil.

2.3.   Analisis Content Model Konseptual Patricia Benner
2.3.1. Paradigma Model Konseptual Patricia Benner
 Patricia Benner terinisiasi oleh fenomena dilapangan dalam menyusun teorinya. Banyak sekali perawat senior dan berpengalaman di rumah sakit memiliki pengalaman dan berwawasan luas dengan berbagai kondisi klien dan berbagai modalitas terapi/know what, tetapi kurang memiliki pengetahuan yang melatarbelakangi berbagai modalitas keperawatan tersebut/know how (Alligood, Raille and Tomey. 2006). Demikian pula sebaliknya, para preceptor (pembimbing klinik) mahasiswa yang berpraktik di rumah sakit kurang dapat memberikan bimbingan yang optimal kepada mahasiswanya karena lebih memmahmi pengetahuan teoritis/know how tanpa dipadukan dengan pengetahuan klinis yang cukup/know what (Alligood, Raille and Tomey. 2006).
Patricia Benner mengambil sudut pandang dari pengamatan terhadap dua fenomena ini, bahwasanya teori diturunkan atau dikembangkan dari situasi klinis, dan praktik keperawatan di klinik yang dilaksanakan berdasarkan teori (Alligood, Raille and Tomey. 2006). Maka pada intinya, sesungguhnya antara pengetahuan yang bersifat teoritis dan pengalaman/pengetahuan yang diperoleh saling menunjang dan memperkuat satu sama lain. Inilah yang menjadi dasar pemikiran Patricia Benner dalam mengembangkan teorinya yaitu mengubah pengalaman perawat di klinik dengan menjadikan pengetahuan teoritis sebagai acuannya. Patricia Benner menjadikan pengalaman klinik sebagai titik tolak karena memang selalu lebih bervariasi dan kompleks dibandingkan apa yang dituliskan dalam teori, akan tetapi tetap sangat bergantung pada teori itu sendiri.
Penerapan konsep model keperawatan oleh Benner lebih difokuskan dalam penguasaan keterampilan. Menurut Benner dalam Alligood (2014), situasi klinis selalu lebih beragam dibandingkan catatan teoritis, sehingga praktik klinis menjadi sebuah area pengembangan pengetahuan. Pengalaman yang dimiliki saat berada di praktik klinis menjadikan seorang perawat untuk bersikap caring, bijak dalam memberikan keputusan, serta memiliki etika dan moral yang baik. Perawat yang memiliki pengalaman dengan berbagai masalah dan kasus yang terjadi di lahan praktik memiliki perbedaan pola berpikir kritis dibandingkan perawat yang jarang mendapatkan kasus dan masalah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Gobet & Chassy (2008), elemen situasional akan meningkatkan kompetensi individu dalam mengatur tindakan yang efisien, sehingga saat perawat berfokus terhadap penyelesaian masalah, maka secara alami perawat akan mudah saat mengatasi masalah selanjutnya.
Konsep model keperawatan Benner digunakan sebagai konsep dalam pengembangan tahap keahlian perawat. Benner menjelaskan bahwa asuhan keperawatan yang berkualitas adalah asuhan keperawatan yang didapatkan dari pengalaman dan latar belakang pendidikan perawat. Benner menegaskan adanya interaksi yang saling berkaitan antara teori keperawatan dan praktik keperawatan  (Gobet & Chassy, 2008). Teori keperawatan menjadi pedoman perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Pada tahap pendidikan, teori keperawatan yang dikuasai oleh peserta didik juga beragam, semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin banyak teori yang dikuasai. Namun, perancangan teori tidak akan berkembang jika tidak diseimbangkan dengan praktik yang dilakukan. Oleh karena itu, semakin banyak pengalaman praktik, semakin berkembang teori yang disusun. Hal ini akan memberikan dampak pada pemberian asuhan keperawatan pada pasien.
2.3.2. Hubungan Paradigma dengan Model Konseptual Patricia Benner
Patricia Benner melakukan serangkaian pengamatan terkait integrasi antara pengalaman dan pengetahuan. Hal ini dilakukan karena Patricia Benner berkeyakinan bahwa pengembangan kompetensi yang berdasarkan pengalaman klinik yang mengacu pada proses pendidikan akan memberikan hasil yang lebih cepat dan berkualitas (Benner, 1994 dalam Alligood, 2006).Salah satu penelitian yang esensial dalam teori Patricia Benner adalah yang dilakukan pada tahaun 1978 – 1981. Pada penelitian ini, Patricia Benner mengkaji persepsi dan interpretasi suatu fenomena keperawatan yang sama oleh perawat yangmemiliki perbedaan signifikan dalam hal pengalaman, mahasiswa baru praktik, dan mahasiswa senior. Melalui penelitian ini Patricia Benner mengkaji bagaimana tingkat pengalaman dan pengetahuan dapat memepengaruhi penilaian perawat terhadap fenomena keperawatan. Patricia Benner berhasil mengidentifikasi 31 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang perawat ahli (expert), yang secara induktif dituangkan kedalam 7 domain yaitu peran sebagai pemberi pertolongan, fungsi pemberi edukasi dan pemberi pelatihan, fungsi sebagai pembuat diagnosa keperawatan dan monitoring pasien, kemampuan mengatasi situasi yang berubah secara tepat dan mendadak, memberikan intervensi dan monitoring respon pasien terhadap intervensi keperawatan, memonitor dan memastikan kualitas pelayanan kesehatan, kemampuan untuk bekerja dan berperan dalam organisasi/tim.
Manusia merupakan makhluk yang memiliki integritas dan bersifat satu kesatuan utuh (Alligood, 2014). Kondisi fiisik dan psikologis tidak dapat saling dipisahkan dari manusia. Benner meyakini bahwa ada aspek signifikan yang membuat keberadaan manusia dengan konseptualisasi sebagai peran situasi, tubuh, masalah pribadi, dan temporalitas.. Oleh karena itu, perawat memberikan asuhan keperawatan secara holistik dan komprehensif pada klien. Pada penerapan konsep keperawatan, Benner menjelaskan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang berkualitas berdasarkan pengalaman yang dimiliki oleh perawat (Alligood, 2014). Menurut Benner, tingkatan kecerdasan yang dimiliki oleh individu berasal dari tindakan terampil, sehingga pengalaman klinik yang dimiliki perawat akan mempengaruhi model asuhan keperawatan yang diberikan.
Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat akan mempengaruhi peningkatan dan pertahanan kondisi kesehatan manusia. Menurut Benner, sakit adalah pengalaman manusia mengenai gangguan, sedangkan penyakit adalah gangguan fisik yang dapat dikaji (Alligood, 2014). Oleh karena itu, untuk menyelesaikan gangguan sakit dan penyakit yang terjadi pada manusia, perawat sebaiknya memiliki pengalaman relevan dalam mengatasi gangguan tersebut. Pengalaman tersebut diasumsikan dapat mengatasi gangguan sakit yang disebabkan dari pengalaman individu tersebut.
Pada intinya, model konseptual yang dikembangkan oleh Patricia Benner sangat berhubungan dengan konsep paradigma keperawatan. Konsep asuhan keperawatan yang dikembangkan oleh Benner mengacu pada pengalaman yang dimiliki perawat dalam situasi di sekitarnya. Benner lebih menggunakan istilah situasi daripada lingkungkan, sehingga penafsiran situasi dibatasi oleh cara individu yang berada di dalamnya (Alligood, 2014). Interaksi antara perawat dan pasien adalah hal yang menunjang keahlian perawat dalam mengatasi masalah berikutnya. Interaksi antara manusia, perawat, dan lingkungannya di masa lalu sangat mempengaruhi kebiasaan dan cara pandang perawat dalam melakukan asuhan keperawatan di masa kini dan masa mendatang.

 
 
BAB 3
KESIMPULAN

Teori yang dikemukakan Patricia Benner tentang caring, kebijaksanaan klinis, dan etika dalam praktik keperawatan digunakan untuk menegaskan dan mengembalikan praktik asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat dengan berorintasi pada efisiensi, keterampilan teknis dan hasil yang terukur. Seorang perawat dalam melakukan asuhan keperawatan haruslah memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang kebutuhan manusia sehari-hari, sehingga dalam penerapannya perawat mampu selaras dengan pasien dan situasi yang dihadapi saat itu.
Filosofi, praktik, penelitian dan teori adalah hal yang saling ketergantungan, saling terkait dan hermeneutik menurut Benner. hal ini membuktikkan bahwa pengetahuan keperawatan tertanam erat dalam praktik, dimana perawat dalam pemberian asuhan keperawatannya berdasarkan pengetahuan yang didapatkannya dari teori dan penelitian. Selain itu caring dan etika terkait erat  dalam praktik keperawatan, dimana perawat harus mampu mengatasi batasan antara perawat dengan pasien dalam cerminan kemampuan berkomunikasi dan kebijaksanaan dalam berkasih sayang, sehingga perawat dapat memperluas, mengubah, menjaga perbedaan etka dan kepentingan serta mampu memvalidasi keperawatan sebagai suatu praktik yang etis.



DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2014). Nursing theorists and their work (8th ed.). St. Louis: Elseiver Mosby.
Alligood, Martha Raille and Ann Marriner Tomey. (2006). Nursing Theory Utilization and Application. Sr. Louis, Missouri: Elsevier Mosby.
Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Work (8th edn)Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Work (8th edn). Nursing Theorists and Their Work (8th edn). http://doi.org/10.5172/conu.2007.24.1.106a. Nursing Theorists and Their Work (8th edn). https://doi.org/10.5172/conu.2007.24.1.106a
 American Association of Critical-Care Nurses (2013).  Retrieved from www.aacn.org
Benner, P. (1996). Expertise in nursing practice: caring, clinical judjment, and ethics. (P. Lankas, Ed.). New York: Springter Publishing Company, Inc.
Benner, P. Tanner, A., C. & Chesla., A., C. ((1996). Expertis in nursing practice: Caring, clinical judgment, and ethics. New York : Springer Publishing Company.
Benner, P., (2001). From  novice to expert: Excellence and power in clinical nursing  practice (Commemorative edition). New Jersey: Prentice Hall Health.
Black, B.P. (2011). Becoming a nurse: Defining nursing and socialization into professional practice. In K.K. Chitty & B.P. Black (Eds.), Professional nursing: Concepts and challenges (6th ed. pp. 126-145). Maryland Heights, MO: Saunders Elsevier.
Dreyfus, S. E., & Dreyfus, H. L. (1980). A five-stage model of the mental activities involved in directed skill acquisition (Operations Research Center Rep. No. ORC-80-2).
Gobet, F., & Chassy, P. (2008). Towards an alternative to Benner’s theory of expert intuition in nursing: A discussion paper. International Journal of Nursing Studies, 45(1), 129–139. https://doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2007.01.005
Sitzman, Kathleen L and Lisa Wright Eichelberger. (2011). Understanding the Work of Nurse Theorists, A Creative Beginning. 2nd Edition. Jones and Bartlett Publishers: Massachusett

Tidak ada komentar: