Pengertian
Gastritis
adalah merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,
kronik difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi-
gastritis superfisial akut dan gastritis atrofik kronik.(Silvia A.Price dkk.,
1994; 376).
Patofisiologi
Asam dalam lumen +
empendu,ASA, Alkohol, lain-lain
¯
Penghacuran
epitel sawar
¯
Asam kembali
berdifusi ke mukosa
¯
Penghancuran sel
mukosa
¯
Pepsinogen –pepsin Asam « Histamin
¯
Perangsangan
kolinergik
¯
Fungsi sawar¯
Potilitas
Vasodilatasi
Pepsinogen Permiabilitas
terhadap protein
Plasma bocor ke intestinum
Edema
Penghancuran kapiler
dan vena kecil
Plasma bocor ke dalam lambung
Perdarahan
Hematemesis
HEMATEMESIS MELENA
Pengertian
Hematemesis
adalah muntah darah dan melena adalah pengeluaran faeses atau tinja yang
berwarna hitam seperti ter yang disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makan
bagian atas. Warna hematemesis tergantung pada lamanya hubungan atau kontak
antara drah dengan asam lambung dan besar kecilnya perdarahan, sehingga dapat
berwarna seperti kopi atau kemerah-merahan dan bergumpal-gumpal.
Biasanya terjadi
hematemesis bila ada perdarahan di daerah proksimal jejunun dan melena dapat
terjadi tersendiri atau bersama-sama dengan hematemesis. Paling sedikit terjadi
perdarahan sebanyak 50-100 ml, baru dijumpai keadaan melena. Banyaknya darah
yang keluar selama hematemesis atau melena sulit dipakai sebagai patokan untuk
menduga besar kecilnya perdarahan saluran makan bagian atas. Hematemesis dan
melena merupakan suatu keadaan yang gawat dan memerlukan perawatan segera di
rumah sakit.
Penyebab perdarahan saluran makan bagian
atas
Kelainan esofagus: varise, esofagitis,
keganasan.
Kelainan lambung dan duodenum: tukak
lambung dan duodenum, keganasan dan lain-lain.
Penyakit darah: leukemia, DIC (disseminated
intravascular coagulation), purpura trombositopenia dan lain-lain.
Penyakit sistemik lainnya: uremik, dan
lain-lain.
Pemakaian obat-obatan yang ulserogenik:
golongan salisilat, kortikosteroid, alkohol, dan lai-lain.
Penting
sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan saluran makan bagian
atas, karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan setiap macam perdarahan
saluran makan bagian atas. Penyebab perdarahan saluran makan bagian atas yang
terbanyak dijumpai di Indonesia adalah pecahnya varises esofagus dengan
rata-rata 45-50 % seluruh perdarahan saluran makan bagian atas (Hilmy 1971: 58)
Terapi
Pengobatan penderita perdarahan saluran
makan bagian atas harus sedini mungkin dan sebaiknya dirawat di rumah
sakit untuk mendapatkan pengawasan yang
teliti dan pertolongan yang lebih baik. Pengobatan penderita perdarahan saluran
makan bagian atas meliputi :
1.
Pengawasan dan pengobatan umum
·
Penderita harus diistirahatkan mutlak,
obat-obat yang menimbulkan efek sedatif morfin, meperidin dan paraldehid
sebaiknya dihindarkan.
·
Penderita dipuasakan selama
perdarahan masih berlangsung dan bila perdarahan berhenti dapat diberikan
makanan cair.
·
Infus cairan langsung dipasang
dan diberilan larutan garam fisiologis
selama belum tersedia darah.
·
Pengawasan terhadap tekanan
darah, nadi, kesadaran penderita dan bila perlu dipasang CVP monitor.
·
Pemeriksaan kadar hemoglobin
dan hematokrit perlu dilakukan untuk mengikuti keadaan perdarahan.
·
Transfusi darah diperlukan
untuk menggati darah yang hilang dan mempertahankan kadar hemoglobin 50-70 %
harga normal.
·
Pemberian obat-obatan
hemostatik seperti vitamin K, 4 x 10 mg/hari, karbasokrom (Adona AC), antasida
dan golongan H2 reseptor antagonis (simetidin atau ranitidin) berguna untuk
menanggulangi perdarahan.
·
Dilakukan klisma atau lavemen
dengan air biasa disertai pemberian antibiotika yang tidak diserap oleh usus,
sebagai tindadakan sterilisasi usus. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya peningkatan produksi amoniak oleh bakteri usus, dan ini dapat
menimbulkan ensefalopati hepatik.
2.
Pemasangan pipa naso-gastrik
Tujuan pemasangan pipa naso gastrik adalah untuk aspirasi cairan
lambung, lavage (kumbah lambung) dengan air , dan pemberian obat-obatan.
Pemberian air pada kumbah lambung akan
menyebabkan vasokontriksi lokal sehingga diharapkan terjadi penurunan aliran
darah di mukosa lambung, dengan demikian perdarahan akan berhenti. Kumbah
lambung ini akan dilakukan berulang kali memakai air sebanyak 100- 150 ml
sampai cairan aspirasi berwarna jernih dan bila perlu tindakan ini dapat
diulang setiap 1-2 jam. Pemeriksaan endoskopi dapat segera dilakukan setelah
cairan aspirasi lambung sudah jernih.
3.
Pemberian pitresin (vasopresin)
Pitresin mempunyai efek vasokoktriksi, pada pemberian pitresin per
infus akan mengakibatkan kontriksi pembuluh darah dan splanknikus sehingga
menurunkan tekanan vena porta, dengan demikian diharapkan perdarahan varises
dapat berhenti. Perlu diingat bahwa pitresin dapat menrangsang otot polos
sehingga dapat terjadi vasokontriksi koroner, karena itu harus berhati-hati
dengan pemakaian obat tersebut terutama pada penderita penyakit jantung
iskemik. Karena itu perlu pemeriksaan elektrokardiogram dan anamnesis terhadap
kemungkinan adanya penyakit jantung koroner/iskemik.
4.
Pemasangan balon SB Tube
Dilakukan pemasangan balon SB tube untuk penderita perdarahan akibat
pecahnya varises. Sebaiknya pemasangan SB tube dilakukan sesudah penderita
tenang dan kooperatif, sehingga penderita dapat diberitahu dan dijelaskan makna
pemakaian alat tersebut, cara pemasangannya dan kemungkinan kerja ikutan yang
dapat timbul pada waktu dan selama pemasangan.
Beberapa peneliti mendapatkan hasil yang baik dengan pemakaian SB
tube ini dalam menanggulangi perdarahan saluran makan bagian atas akibat
pecahnya varises esofagus. Komplikasi pemasangan SB tube yang berat seperti
laserasi dan ruptur esofagus, obstruksi jalan napas tidak pernah dijumpai.
5.
Pemakaian bahan sklerotik
Bahan sklerotik sodium morrhuate 5 % sebanyak 5 ml atau sotrdecol 3
% sebanyak 3 ml dengan bantuan fiberendoskop yang fleksibel disuntikan dipermukaan
varises kemudian ditekan dengan balon SB tube. Tindakan ini tidak memerlukan
narkose umum dan dapat diulang beberapa kali. Cara pengobatan ini sudah mulai
populer dan merupakan salah satu pengobatan yang baru dalam menanggulangi
perdarahan saluran makan bagian atas yang disebabkan pecahnya varises esofagus.
6.
Tindakan operasi
Bila usaha-usaha penanggulangan perdarahan diatas mengalami
kegagalan dan perdarahan tetap berlangsung, maka dapat dipikirkan tindakan
operasi . Tindakan operasi yang basa dilakukan adalah : ligasi varises
esofagus, transeksi esofagus, pintasan porto-kaval.
Operasi efektif dianjurkan setelah 6 minggu perdarahan berhenti dan
fungsi hari membaik.
Pengkajian
Aktivitas
/ Istirahat
Gejala :
Kelemahan, kelelehan
Tanda :
Takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap aktivitas)
Sirkulasi
Gejala :
Hipotensi, takikardi, disritmia (hipovolemia/hipoksemia), nadi perifer lemah
Pengisian kapiler terlambat
(capilarirefil time> 3 detik)
Warna kulit pucat, sianosis,
(tergantung jumlah kehilangan darah)
Kelembaban kulit/membran mukosa :
berkeringat (menunjukan status syok , nyeri akut, respon psikologis).
Itegritas Ego
Gejala : Faktor stress akut atau kronis (Keuangan, hubungan, kerja),
perasaan tak berdaya
Tanda :
Gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit, gemetar, suara gemetar.
Eliminasi :
Gejala :
Riwayat perawatan di RS sebelumnya karena perdarahan GI atau masalah yang
berhubungan dengan GI mis. Luka peptik/gaster,
gastritis, iradiasi area gaster. Perubahan pada defekasi/karakteristik feses.
Tanda :
Nyeri tekan abdomen, distensi
Bunyi usus sering hiperaktif
selama perdarahan, karakter feses diare, darah wana gelap, kecoklatan, atau
kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau busuk,(steatorea), Konstipasi dapat
terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida)
Haluaran urine : menurun ,
pekat.
Makanan/cairan
Gejala :Anoreksia, mual, muntah, Cekukan, Nyeri uluhati, sendawa bau asam,
Tidak toleran terhadap makanan, penurunan berat badan.
Tanda :
Muntah : warna kopi, gelap, atau merah cerah, dengan atau tanpa bekuan darah.
Membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk, berat
jenis urine meningkat.
Neurosensori
Gejala :
Rasa berdenyut pusing/sakit kepala, kelemahan.
Status mental : tingkat kesadaran
dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur, disorientasi/bingung,
sampai pingsan, koma( tergantung sirkulasi/ oksigenasi).
Nyeri
kenyamanan
Gejala : Nyeri digambarkan sebagai
tajam, dangkal, rasa terbakar,perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat diserta
perforasi.
Rasa
ketidaknyamanan/distres samar-samar setelah makan banyak dan hilang dengan
makan (gastritis akut).
Nyeri
epigastrium kiri sampai tengah/nyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah makan
dan hilang dengan antasida (ulkus gaster)
Nyeri
gaster terlokasi dikanan terjadi lebih kurang 4 jam setelah makan/bila lambung
kosong dan hilang dengan makanan atau antasida (Ulkus duadenal)
Tidak
ada nyeri farises esopagus atau gastritis.
Faktor
pencetus : Makanan, rokok, alkohol, pengguna obat-obatan tertentu misal
salisilat, reserpin,antibiotik,ibuprofen, stresor psikologis.
Tanda : Wajah berkerut berhati-hati pada
area yang sakit, pucat berkeringat, perhatian menyempi.
Keamanan
Gejala :
Alergi terhadap obat/sensitif misal ASA
Tanda :
Peningkatan suhu
Spider angioma
, eritema palmar, (Menunjukan sirosis/hipertensi portal)
Pemeriksaan Diagnostik
EGD
Minum barium dengan foto rotgen
Analisa gaster
Angiografi
Tes feses akan aktif
HB/HT :Penurunan HB.
Jumlah darah lengkap
BUN
Kreatinin
Amonia
Profil koagulasi
GDA
Natrium
Kalium
1.Kekurangan volume cairan b/d perdarahan
Tujuan :
Menunjukan perbaikan keseimbangan cairan
Kriteria : Haluaran urene adekuat dengan berat jenis normal (1,010),
Tanda vitak stabil, Membran mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler
cepat (Capilarirefil time < 3 detik).
Intervensi
|
Rasional
|
Catat
karakteristik muntah dan/draenase
Observasi
tanda vital tiap 1 jam sekali
Catat
respon psikologis pasien
Observasi
masukan dan haluaran
Pertahankan
tirah baring u/ mencegah muntah dan tegang saat defekasi
Tinggikan
kepala tempat tidur selama pemberian antasid
Berikan
cairan jernih dan hindari kafein
Berikan
cairan sesuai terapi medis
Pasang
NGT pada perdarahan akut
Berikan
obat sesuai terapi Medis
|
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d iritan mukosa gaster
Tujuan : Pasien mengatakan nyeri hilanh
Kriteria : Menunjukan rileks dan dapat tidur dengan enak/cepat.
Intervensi
|
Rasional
|
Catat keluhan nyeri termasuk lokasi ,
lamanya, intensitas (skala 0-10)
Berikan makan sedikit tapi sering sesuai
indikasi
Bantu latihan rentang aktif/pasif
Berikan perawatan oral dan pijat
punggng,perubahan posisi
Berikan dan lakukan perubahan diet
Gunakan susu biasa daripada skim
Berikan obat sesuai terapi Medis misal
analgetika dan antasid
|
Membantu mendiagnosa etiologi perdarahan.
Makanan sebagai penetralisasi asam lambung
Menurunkan kekakuan sendi.
Nafas bau menimbulkan nafsu makan kurang
Untuk mengembalikan kondisi yang lemah
Lemak pada susu dapat menurunkan sekresi
gaster
Menghilangkan rasa nyeri dan menurunkan
keasaman gaster.
|
Daftar Pustaka
Marilynn E.Doenges dkk., (2000), Rencana
Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Sylvia A.Price dkk., (1994),
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, EGC, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar