DASAR
Pelayanan
lebih baik bila tim medis bekerja bersama dalam struktur organisasi.
Semua
protokol harus berfungsi dan dalam tingkat pengertian yang sama dari setiap
petugas.
TRIASE
Trier (fr)
: menyortir atau memilih.
Dirancang
untuk menempatkan pasien yang tepat diwaktu yang tepat dengan pemberi
pelayanan yang tepat.
SISTEM TRIASE
Non Bencana
: Memberikan pelayanan terbaik pada pasien secara individu.
Bencana /
Korban Berganda : Memberikan pelayanan paling efektif untuk sebanyak mungkin
pasien
OBJEKTIF PRIMER DI IRD
1.
Pengenalan tepat yang butuh pelayanan segera
2.
Menentukan area yang layak untuk tindakan
3. 3.
Menjamin kelancaran
pelayanan dan mencegah hambatan yang tidak
perlu
4.
Menilai dan menilai ulang pasien baru / pasien yang menunggu
5. Beri
informasi /rujukan pada pasien / keluarga
6.
Redam kecemasan pasien / keluarga; humas.
ATURAN PRIMER PETUGAS
1.
Skrining pasien secara cepat.
2.
Penilaian terfokus.
SASARAN PRIMER DAN SEKUNDER TRIASE
1.
Primer : Mengenal kondisi yang
mengancam jiwa.
2.
Sekunder : Memberi prioritas pasien sesuai kegawatannya.
PRINSIP UMUM TRIASE
1.
Perkenalkan diri anda dan jelaskan apa yang akan anda lakukan.
2.
Pertahankan rasa percaya diri pasien.
3. Coba untuk mengamati semua pasien
yang datang, bahkan saat
mewawancara pasien.
4. Pertahankan arus informasi petugas
triase dengan area tunggu & area
tindakan.
Komunikasi lancar sangat perlu. Bila ada waktu:
penyuluhan.
5. Pahami sistem IRD dan keterbatasan
anda. Ingat objektif primer
aturan triase. Gunakan sumber daya untuk mempertahankan
standar pelayanan memadai.
PAHAMI JUGA :
1.
Struktur pembagian ruangan dengan perangkat yang sesuai.
2.
Pemeriksaan fisik singkat dan terfokus.
3. WASPADA atas pasien dengan ancaman
jiwa atau serius potensial
terancam hidup atau anggota badannya harus didahulukan dalam
penilaian hingga dapat segera ditindak.
TRIASE GAWAT DARURAT MASSAL
TERMINOLOGI
1. Gadar massal.
Keadaan musibah dengan korban lebih dari
30 orang.
2. Petunjuk gadar massal.
Prosedur yang disusun untuk
mengkoordinasikan pelayanan secara
spontan untuk unit-unit kerja dan instansi
/ SMF terkait apabila timbul
suatu situasi gadar massal.
3. Care area.
Daerah yang dipergunakan untuk memberikan
pertolongan pertama
kepada korban musibah massal.
4. Collection area.
Daerah yang dipergunakan untuk
mengumpulkan pertama-kali korban
gadar.
5. Crisis
center / Emergency operation center.
Tempat berkumpulnya seluruh pimpinan
partisipan atau instansi/SMF
yang terlibat dalam penanggulangan gadar
massal, dan dari tempat tsb.
dikeluarkan seluruh informasi serta
keputusan penting selama kegiatan
berlangsung.
6. Drill.
Latihan yang mempraktekkan perencanaan
penanggulangan gadar
massal, untuk menyempurnakan serta efektifitas
perencanaan
penanggulangan gadar massal.
7.
Emergency Operation Committee.
Komite yang dibentuk dalam rangka
mendukung, mengkoordinasi, dan
memantau kegiatan operasional dalam
penanggulangan gadar massal.
8. Full
Scale Emergency Exercise.
Latihan penanggulangan gadar massal dengan
mengerahkan dan
memanfaatkan seluruh peralatan dan
personal sebagaimana
dipergunakan untuk penanggulangan gadar
massal sesungguhnya.
9. Greeter & Meeters Room.
Tempat yang diperuntukkan bagi berkumpunya
para keluarga korban
gadar massal.
10. Grid
Map.
Peta lingkungan yang dilengkapi
garis-garis petak yang mempunyai
ukuran sebenarnya 1 m persegi, diberi
nomor dan huruf sehingga
memudahkan mencari suatu lokasi.
11. Heli Pad.
Tempat yang dipersiapkan untuk
pendaratan helikopter.
12. Holding
area.
Tempat sementara yang dipersiapkan bagi
korban yang tidak luka.
13. On Scene Commander.
Pemimpin operasi penanggulangan gadar
massal dilokasi musibah.
14.
Procedure.
Tatacara yang harus diikuti dalam
melaksanakan kegiatan.
15. Security Line.
Garis pemisah berupa pita berwarna
kuning sebagai batas area
tertentu yang berada dalam pengawasan security.
16.
Rendezvous Point.
Tempat yang sudah ditentukan dimana
tenaga atau kendaraan bantuan
yang akan terlibat dalam penanggulangan
keadaan gadar massal,
untuk pertama kali menerima pemberitahuan
langsung bertemu satu
dengan lainnya, kemudian menuju kelokasi.
KLASIFIKASI PENANGGULANGAN GADAR MASSAL
A. PENANGGULANGAN GADAR MASSAL DIRUMAH-SAKIT :
Petugas melayani korban di IGD.
B. PENANGGULANGAN GADAR MASSAL DILOKASI
MUSIBAH :
Petugas melayani korban dilokasi musibah.
FUNGSI DAN TANGGUNG-JAWAB
Penanggulangan gadar massal dilaksanakan
secara terpadu oleh unsur terkait, meliputi :
A. KOMANDO PENGENDALI
1. 1.
Kepala IGD atau pejabat
lain yang ditunjuk sebagai komando untuk
penanggulangan gadar massal.
2. 2.
Pimpinan Pemda setempat
atau Satkorlak PB ditunjuk sebagai
Komando penanggulangan gadar massal dilokasi musibah.
B.
PENGELOMPOKAN TIM
1. 1.
Kelompok pengendali di
Pusat Pengendali Krisis terdiri dari Ketua
dan
Anggota.
2. Kelompok pendukung yang terdiri dari :
a. Komunikasi (Orari, Rapi).
b. Transportasi dan logistik (118).
c. Fasilitas yang diperlukan (Dinkes).
3. Kelompok
Pelaksana terdiri dari :
a. Operasi pertolongan.
b. Pelayanan kesehatan.
c. Pengamanan dan ketertiban.
TUGAS DAN TANGGUNG-JAWAB
1. Kelompok Pengendali
a. Ketua :
- 1. Bertindak sebagai komando dan pengendali sesuai dengan
kewenangannya.
2. Mengkoordinir kegiatan dipusat
pengendali krisis.
3. Menentukan pemberlakuan dan pencabutan
keadaan darurat.
4. Memberi keterangan pers.
5. Melaporkan keadaan darurat dan hasil
kegiatan yang telah
dilakukan kepada pimpinan.
b. Anggota
:
1. Melaksanakan kegiatan sesuai bidang
tugasnya.
- 2. Menginformasikan kepada Ketua tentang perkembangan situasi
dilapangan.
3. Berkoordinasi dengan kelompok pendukung
dan pelaksana.
2. Kelompok
Pendukung
Kegiatan kelompok pendukung ini
dikoordinir oleh Pimpinan / Pejabat
yang ditunjuk masing-masing unit
fungsional.
Tugas kelompok pendukung :
a. Menyiapkan dukungan komunikasi.
b. Menyiapkan Transportasi dan Logistik.
c. Menyiapkan fasilitas yang diperlukan
dalam operasional.
d. Berkoordinasi dengan Kelompok
Pengendali dan Pelaksana.
3. Kelompok
Pelaksana
a. Pelayanan medis
1.
Di IGD.
a).
IGD dan dokter IGD sebagai koordinator.
b).
SMF dan unsur medis lainnya sebagai pelaksana.
2.
Didaerah bencana.
a).
Dinas Kesehatan setempat atau Pejabat yang ditunjuk sebagai
koordinator Tim Medis.
b).
Tim IGD dan unsur medis lainnya bertanggung-jawab terhadap
pelaksanaan pelayanan medis.
3. Melaporkan hasil identifikasi
korban baik kejadian di IGD
maupun didaerah bencana ke Pusat Pengendali Krisis (EOC).
b.
Pengamanan dan Ketertiban
1. Di IGD
a). Ka Satpam sebagai koordinator semua
semua unsur pengamanan.
b). Satpam bertanggung-jawab atas :
- Kelancaran lalu-lintas ke dan dari
lokasi musibah.
- Ketertiban penempatan korban yang
selamat.
- Ketertiban orang-orang yang tidak
berkepentingan.
- Keamanan barang-barang korban.
2. Dilokasi
bencana :
Diatur oleh kapolda.
TRIASE MUSIBAH MASSAL
MUSIBAH MASSAL
Bahaya dan kesulitan masing-masing.
Petunjuk umum mengelola musibah massal.
Mungkin diperlukan modifikasi.
Ulah manusia atau alam.
Setiap keadaan dimana jumlah pasien sakit atau
cedera melebihi
kemampuan Sistem Gawat darurat lokal, regional
atau nasional dalam
memberikan perawatan adekuat secara cepat
dalam meminimalkan
cedera atau kematian.
KEBERHASILAN PENGELOLAAN MEMERLUKAN :
- 1. Perencanaan sistem pelayanan gawat darurat lokal, regional dan
nasional,
- 2. Pemadam kebakaran,
- 3. Petugas hukum,
- 4. Pertahanan sipil.
- 5. Kesiapan rumah sakit,
- 6. Kesiapan pelayanan spesialistik.
Proses
diatur Sistem Komando Bencana.
Kendali
ditangan Satkorlak.
Bisa juga
pada penegak hukum : kasus kriminal atau penyanderaan.
Kelompok
lain membantu.
Jaringan
komunikasi antar instansi.
Tingkat respons atas musibah massal dapat
ditentukan :
tentukan petugas dan sarana apa yang
diperlukan ditempat kejadian.
Respons
Tingkat I :
Musibah massal terbatas : dapat dikelola
petugas Sistim Gawat darurat dan
penyelamat lokal tanpa perlu bantuan dari luar organisasi.
Respons
Tingkat II :
Musibah massal melebihi/sangat membebani
petugas Sistim Gawat
darurat dan penyelamat lokal :
Membutuhkan pendukung sejenis serta
koordinasi antar instansi.
Khas dengan banyaknya jumlah korban.
Respons
Tingkat III :
Musibah massal melebihi kemampuan sumber
Sistim Gawat darurat dan
penyelamat baik lokal atau regional.
Banyak pasien tersebar pada banyak lokasi
sering terjadi. Diperlukan
koordinasi luas antar instansi.
TRIASE.
Proses khusus memilah pasien berdasar beratnya
cedera atau penyakit : menentukan jenis perawatan gawat darurat serta
transportasi.
Proses yang
berkesinambungan sepanjang pengelolaan.
Triase
inisial dilakukan petugas pertama yang tiba.
Nilai ulang
terus menerus karena status dapat berubah.
Tidak ada standard nasional baku :
1. METTAG
(Triage tagging system).
2. Sistim
triase Penuntun Lapangan START (Simple
Triage And Rapid Transportation).
Sistim
METTAG.
Pendekatan
untuk memprioritisasikan tindakan :
Prioritas Nol (Hitam) :
Mati atau jelas cedera fatal.
Tidak mungkin diresusitasi.
Prioritas Pertama (Merah) :
Cedera
berat yang perlukan tindakan dan transport segera.
1. gagal nafas,
2. cedera torako-abdominal,
3. cedera kepala / maksilo-fasial berat,
4. shok atau perdarahan berat,
5. luka bakar berat.
Prioritas Kedua (Kuning) :
Cedera
yang dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam
waktu
dekat :
1. cedera abdomen tanpa shok,
2. cedera dada tanpa gangguan respirasi,
3. fraktura mayor tanpa shok,
4. cedera kepala / tulang belakang leher,
5. luka bakar ringan.
Prioritas Ketiga (Hijau) :
Cedera
minor yang tidak membutuhkan stabilisasi segera :
1. cedera jaringan lunak,
2. fraktura dan dislokasi ekstremitas,
3. cedera maksilo-fasial tanpa gangguan jalan
nafas,
4. gawat darurat psikologis.
Penuntun
Lapangan START :
penilaian pasien 60 detik, mengamati :
1. ventilasi,
2.
perfusi,
3. status mental,
untuk memastikan kelompok korban :
a. perlu transport segera / tidak,
b. tidak mungkin diselamatkan,
c. mati.
Penuntun Lapangan START :
Memungkinkan penolong secara cepat
mengidentifikasikan korban yang
dengan risiko besar akan kematian segera atau
apakah tidak memerlukan
transport segera.
Sistim METTAG atau pengkodean dengan warna
system tagging yang
sejenis, bisa digunakan sebagai bagian dari
Penuntun Lapangan START.
PENILAIAN
DITEMPAT DAN PRIORITAS TRIASE :
1. Pertahankan keberadaan darah universal dan
cairan.
2. Tim
respons pertama harus menilai lingkungan atas kemungkinan bahaya, keamanan dan
jumlah korban untuk menentukan tingkat respons yang memadai.
3.
Beritahukan koordinator untuk mengumumkan musibah massal dan kebutuhan akan
dukungan antar instansi sesuai yang ditentukan oleh beratnya kejadian.
4. Kenali
dan tunjuk pada posisi berikut bila petugas yang mampu tersedia :
a.
Petugas Komando Musibah
b. Petugas
Komunikasi.
c.
Petugas Ekstrikasi / Bahaya
d.
Petugas Triase Primer
e. Petugas Triase Sekunder.
f. Petugas Perawatan.
g. Petugas Angkut atau Transportasi.
5. Kenali
dan tunjuk area sektor musibah massal :
a.
Sektor Komando/Komunikasi.
b. Sektor Pendukung (Kebutuhan dan
Tenaga).
c. Sektor Musibah.
d. Sektor Ekstrikasi.
e.
Sektor Triase
f.
Sektor Tindakan Primer
g.
Sektor Tindakan Sekunder
h.
Sektor Transportasi
6. Rencana
Pasca Kejadian Musibah massal :
a. Kritik Pasca Musibah.
b. CISD (Critical Insident Stress
Debriefing).
RINGKASAN
PROSEDUR MUSIBAH MASSAL DASAR, INTERMEDIET DAN PARAMEDIK.
Semua petugas harus waspada dan memiliki
pengetahuan sempurna dalam peran khususnya dan pertanggung-jawabannya dalam
usaha penyelamatan.
Karena banyak keadaan musibah massal yang
kompleks, dianjurkan bahwa semua petugas harus berperan-serta dan harus
menerima pelatihan tambahan dalam pengelolaan musibah massal.
Referensi : Lihat daftar rujukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar