FORMAT LAPORAN ANALISA SINTESA RUANG GAWAT DARURAT


Nama Pasien               : Ny. D
Umur                           : 23 tahun
Diagnosa Medis          : Fraktur Tibia 1/3 Proksimal Tertutup


1.      Pengkajian primer (Airway, Breathing, Circulation, Disability)
A : jalan nafas paten (tidak ada hambatan), tidak ada trauma pada jalan nafas
B : RR = 24x/menit, mteratur, dangkal, tidak ada trauma pada daerah thorak
C : TD = 95/60, N = 92x/menit, S = 370 C , nadi teraba lemah, cepat, akral hangat, terdapat hematom pada daerah fraktur
D : kesadaran CM, GCS = 15, alert,  nyeri skala sedang (5), pupil isokhor dengan diameter 2mm/2mm, reflek cahaya +/+

2.      Diagnosa keperawatan (berdasarkan pengkajian primer, mengikuti pola PES)
  1. Nyeri akut b.d kerusakan kontinuitas jaringan tulang
DS :
1.      Klien mengeluh nyeri pada daerah femur bagian distal sampai 2/3 proksimal tibia
2.      Klien mengeluh nyeri di daerah wajah
DO :
1.      Klien terlihat menangis
2.      Raut wsjah kesakitan
3.      Klien terlihat berhati-hati terhadap area nyeri
4.      Klien terlihat melindungi area nyeri
5.      Frekwensi nafas = 24x/menit      (N = 12-20 x/menit)
6.      Denyut nadi = 92x/menit            (N = 60-90 x/menit)
7.      Tekanan darah = 95/60 mmHg
  1. Kerusakan mobilitas fisik b.d adanya fraktur pada daerah tibia
DS :
1.      Klien mengatakan nyeri jika kaki digerakan
2.      Klien mengatakan tidak mau mengerakkan kakinya
DO :
1.      Keterbatasan dalam beraktivitas seperti berjalan, eliminasi
2.      Kesulitan memiringkan tubuh / ambulasi di tempat tidur
3.      Keterbatasan ROM pada kaki kiri

3.      Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan (untuk mengatasi masalah dari hasil pengkajian primer)
Diagnosa 1 : Nyeri akut b.d kerusakan kontinuitas jaringan tulang
Tujuan            :
Nyeri berkurang
Kriteria Hasil :
1.      Klien menyatakan nyerinya berkurang/hilang
2.      Klien terlihat santai/nyaman
3.      Klien mampu tidur/istirahat dengan tepat
4.      Klien menunjukan penggunaan keterampilan relaksasi
Intervensi       :
1.      Manajemen nyeri
2.      Pemberian analgesic
3.      Pengurangan cemas
4.      Manajemen lingkungan

Diagnosa 2 : Kerusakan mobilitas fisik b.d adanya fraktur pada daerah tibia
Tujuan            :
Kerusakan mobilitas fisik dapat diminimalkan
Kriteria Hasil :
1.      Klien dapat meningkatkan /mempertahankan mobilitas pada  tingkat paling tinggi yang mungkin bisa dilakukan
2.      Klien dapat mempertahankan posisi fungsional
3.      Klien dapat meningkatkan kekuatan /fungsi yang sakit dan mengkompensasi bagian tubuh
4.      Klien menunjukan teknik yang memampukan melakukan aktivitas 

Intervensi       :

1.      Pengaturan posisi
2.      Pemasangan traksi

4.      Pengkajian sekunder (meliputi pengkajian riwayat kesehatan dan pengkajian head to toe)
  1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan mengalami kecelakaan lebih kurang 1 jam yang lalu. Klien mengendarai sepeda motor dan kemudian menabrak truk dari arah samping. Klien tetap tersadar setelah kejadian, namun klien tidak bisa berjalan karena ada trauma pada kaki. Klien menangis dan mengadu pada keluarganya tentang keadaanya. Klien juga terus menanyakan seberapa parah keadaannya. Klien juga menanyakan berapa buah giginya yang copot.
Klien tidak ada mual, muntah ataupun kejang. Terdapat luka dengan ukuran lebih kurang 1 cm pada daerah frontal klien. Dokter mendiagnosa kalau klien mengalami fraktur tibia dan menyarankan agar dilakukan pemasangan gips. Namun klien dan keluarga tidak menerima saran dokter dan lebih memilih pengobatan alternative dengan cara “mengurut”.

  1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Tidak dikaji

  1. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak dikaji

  1. Pemeriksaan Fisik
    1. Kepala dan leher
Terdapat luka daerah frontal, gigi depan atas goyang 2 buah dan berdarah, bibir bengkak, sedikit memar dan lecet daerah pipi
    1. Thorak :
Tidak ada trauma thorak
    1. Abdomen
Tidak ada trauma abdomen, tidak ada nyeri tekan daerah abdomen
    1. Genitalia :
Tidak dikaji
    1. Ekstremitas
Ekstremitas atas tidak ada masalah/trauma, ekstremitas bawah yaitu pada daerah cruris kiri terdapat hematom, deformitas dan nyeri tekan (+)

5.      Pemeriksaan penunjang (pemeriksaan laboratorium. X-ray, EKG, CT Scan, dll)
1.      Pemeriksaan laboratorium
         Hb = 12,6 gr/dl
         Ht = 40 %
         Trombosit = 280.000/mm3
         Leukosit = 8600/mm3
2.      X-Ray
Terdapat fraktur pada daerah tibia 1/3 proksimal

6.      Diagnosa keperawatan (berdasarkan hasil pengkajian sekunder dan pemeriksaan penunjang, mengikuti pola PES, minimal 2 diagnosa)
1.      Resiko gangguan citra tubuh b.d adanya kerusakan bagian tubuh
DS :
1.      Klien terus menanyakan seberapa parah keadaannya
2.      Klien menanyakan berapa buah giginya yang copot

DO :
1.      Dua buah gigi seri atas klien goyang dan hamper copoty
2.      Klien mengalami fraktur pada tibia
3.      Klien terlihat menangis dan mengadu pada keluarganya tentang keadaannya


2.      Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
DS :
1.      Klien mengatakan tidak mau dipasang gips dan lebih memilih pengobatan alternative dengan cara “mengurut”

DO :
1.      Klien tidak mau menerima saran dokter untuk dipasang gips
2.      Klien mengalami fraktur tibia 1/3 proksimal tertutup
3.      Terdapat hematoma pada daerah cruris kiri
4.      Adanya deformitas pada daerah cruris kiri



7.      Tindakan keperawatan principal yang dapat dilakukan untuk masalah keperawatan diatas
Diagnosa 1 :  Resiko gangguan citra tubuh b.d adanya kerusakan bagian tubuh
Tujuan            :
Tidak terjadi gangguan citra tubuh
Kriteria Hasil :
Klien menunjukan adaptasi terhadap penyakit
Intervensi       :
1.      Mendengarkan secara aktif keluhan pasien
2.      Pengurangan cemas
3.      Memperbaiki body image
4.      Dukungan emosional
5.      Memperbaiki dukungan system


Diagnosa 2 : Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan tentang pengobatan
Tujuan            :
Klien mengetahui tentang kondisi, prognosis dan pengobatan penyakit
Kriteria Hasil :
Klien menyatakan pemahaman terhadap kondisi, prognosis dan pengobatan
Intervensi       :
1.      Mengajarkan/ menerangkan proses penyakit
2.      Individual teaching
3.      Menerangkan prosedur perawatanngan system

Tidak ada komentar: