ASUHAN KEPERAWATAN KASUS CEDERA KEPALA



A.    NARASI KASUS
Tn. F,58 thn, masuk ke ICU M.Jamil dengan cedera kepala berat GCS 4. Os tidak sadar sejak 8 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Dari pengkajian didapatkan adanya luka sobek dikepala bagian temporal, adanya perdarahan melalui hidung dan telinga, os muntah proyektil dan mengeluarkan darah. RR = 38 x/i, terdengar adanya suara nafas tambahan (gargling), BP 167/100 cmHg, nadi 138 x/i cepat dan lemah, suhu 39,8oC. Akral dingin, nafas cepat dan dangkal, dan diujung-ujung jari nampak pucat. Os menggunakan ventilator, gudel dan ETT.

B.     PRIMERY SURVEY
a.       Airway
o   Terdapat darah di jalan nafas (sumbatan jalan nafas) di hidung dan mulut.
o   Bunyi nafas gargling
b.      Breathing
o   Distress pernafasan: takhipnea
o   Menggunakan otot asesoris pernafasan yaitu gudel dan ETT
o   Kesulitan bernafas: lapar udara dan sianosis
o   Pernafasan memakai alat Bantu nafas yaitu ventilator
c.       Circulation
o   Nadi 138 x/i , nadi cepat dan lemah
o   takikardi
o   Akral dingin
o   Nafas cepat dan dangkal
o   Adanya perdarahan melalui hidung, mulut dan telinga
d.      Disability
e.       Tingkat kesadaran GCS 6
Os tidak sadar sejak 8 jam yang lalu
f.       Expesure
o   Ada jejas di bagian punggung



C.     DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIMERY SURVEY
a.       Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret
b.      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sekresi tertahan,proses penyakit, pengesetan ventilator yang tidak tepat
c.       Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kelelahan, pengesetan ventilator yang tidak tepat, peningkatan sekresi, obstruksi ETT
D.    Tindakan berdasarkan hasil pangkajian
a.       Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.
Tujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan meningkatkan dan mempertahankan keefektifan  jalan nafas
Kriteria hasil :
-          Bunyi nafas bersih
-          gurgling (-)
-          Tracheal tube bebas sumbatan
Intervensi
Rasional
1.      Auskultasi bunyi nafas tiap 2-4 jam atau bila diperlukan
2.      Lakukan bersihan jalan nafas, seperti hapusan dengan menggunakan tangan yang dilapisi dengan kain kassa
3.      Lakukan penghisapan bila terdengar gurgle dengan cara :
a.       Jelaskan pada klien tentang tujuan dari tindakan penghisapan
b.      Berikan oksigenasi dengan O2 100 % sebelum dilakukan penghisapan, minimal  4 – 5 x pernafasan
c.       Perhatikan teknik aseptik, gunakan sarung tangan steril, kateter penghisap steril
d.      Masukkan kateter ke dalam selang ETT dalam keadaan tidak menghisap, lama penghisapan tidak lebih 10 detik
e.       Atur tekanan penghisap tidak lebih 100-120 mmHg
f.       Lakukan oksigenasi lagi dengan O2 100% sebelum melakukan penghisapan berikutnya
g.      Lakukan penghisapan berulang-ulang sampai suara nafas bersih
4.      Pertahankan suhu humidifier tetap hangat ( 35 – 37,8 C)
Mengevaluasi keefektifan bersihan jalan nafas
Untur membersihkan dan mengangkat hambatan di jalan nafas

Meningkatkan pengertian sehingga memudahkan klien berpartisipasi
Memberi cadangan oksigen untuk menghindari hypoxia

Mencegah infeksi nosokomial


Aspirasi lama dapat menyebabkan hypoksiakarena tindakan penghisapan akan mengeluarkan sekret dan oksigen
Tekanan negatif yang berlebihan dapat merusak mukosa jalan nafas
Memberikan cadangan oksigen dalam paru
Menjamin kefektifan jalan nafas

Membantu mengencerkan sekret


b.      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sekresi tertahan,proses penyakit, pengesetan ventilator yang tidak tepat
Tujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan pertukaran gas yang kembali normal
Kriteria hasil :
o   Tidak cyanosis
o   Sekresi tidak ada (tidak ada hambatan di jalan nafas)
o   Hasil analisa gas darah normal :
Ø  PH (7,35 – 7,45)
Ø  PO2 (80 – 100 mmHg)
Ø  PCO2 ( 35 – 45 mmHg)
Ø  BE ( -2 - +2)
Intervensi
Rasional
1.Cek analisa gas darah setiap 10 –30 mnt setelah perubahan setting ventilator
2.Monitor hasil analisa gas darah atau oksimetri selama periode penyapihan
3.Pertahankan jalan nafas bebas dari sekresi
4.Monitpr tanda dan gejala hipoksia
Evaluasi keefektifan setting ventilator yang diberikan
Evaluasi kemampuan bernafas klien

Sekresi menghambat kelancaran udara nafas
Deteksi dini adanya kelainan

c.       Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kelelahan, pengesetan ventilator yang tidak tepat, peningkatan sekresi, obstruksi ETT
Tujuan : Klien akan mempertahankan pola nafas yang efektif
Kriteria hasil :
Ø  Nafas sesuai dengan irama ventilator
Ø  Volume nafas adekuat
Ø  Alarm tidak berbunyi

Intervensi
Rasional
1.Lakukan pemeriksaan ventilator tiap 1-2 jam
2.Evaluasi semua alarm dan tentukan penyebabnya
3.Pertahankan alat resusitasi manual (bag & mask) pada posisi tempat tidur sepanjang waktu
4.Monitor slang/cubbing ventilator dari terlepas, terlipat, bocor atau tersumbat
5.Evaluasi tekanan atau kebocoran balon cuff
6.Masukkan penahan gigi (pada pemasangan ETT lewat oral)
7.Amankan slang ETT dengan fiksasi yang baik
8.Monitor suara nafas dan pergerakan ada secara teratur
Deteksi dini adanya kelainan atau gangguan fungsi ventilator
Bunyi alarm menunjukkan adanya gangguan fungsi ventilator
Mempermudah melakukan pertolongan bila sewaktu-waktu ada gangguan fungsi ventilator
Mencegah berkurangnya aliran udara nafas

Mencegah berkurangnya aliran udara nafas

Mencegah tergigitnya slang ETT

Mencegah terlepasnya.tercabutnya slang ETT
Evaluasi keefektifan pola nafas

E.     SEKUNDERY SURVEY
1.      RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
o   Os tidak sadar sejak 8 jam yang lalu
o   Terdapat luka dikepala bagian temporal
o   Tedapat adanya perdarahan melalui hidung, mulut dan telinga.
o   Os muntah proyektil dan mengeluarkan darah
2.      RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
o   Os tidak pernah dirawat sebelumnya
o   Os tidak ada mengidap penyakit jantung, diabetes, hepatitis dan penyakit menular lainnya.
3.      RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
o   Tidak ada keluarga yang menderita penyakit jantung, diabetes, dan hepatitis.

4.      PEMERIKSAAN FISIK
a.       Kepala
·         Bentuk : bulat
·         Tumor : nampak adanya oedema di bagian temporal kiri dan kanan, dan dibagian frontal
·         Luka : nampak adanya luka sobek di bagian temporal
b.      Mata
·         Palpebra : oedema kiri dan kanan
·         Sklera : tidak ikterik
·         Konjungtiva : anemis
·         Reflek pupil : midriasis
·         Pupil : anisokor kiri dan kanan
c.       Telinga
·         Simetris kiri dan kanan
·         Keluar darah dari telinga
·         Ada serumen
d.      Hidung
·         Simetris kiri dan kanan
·         Nampak adanya perdarahan melalui hidung
e.       Mulut
·         Mukosa bibir kering
·          Nampak adanya bekas perdarahan
·         Gigi tidak lengkap
·         Os memakai gudel, ETT dan selang ventilator
·         Mulut kotor
f.       Leher
·         Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan tyroid
g.      Thorak
·         Inspeksi : simetris kiri dan kanan
·         Palpasi : fremitus kiri dan kanan
·         Perkusi : sonor
·         Auskultasi : vesikuler
h.      Jantung
·         Inspeksi : kiri dan kanan
·         Palpasi : iktus teraba (1 jari LMCS RIC V)
·         Perkusi : batas jantung normal
·         Auskultasi : irama teratur
i.        Abdomen
·         Inspeksi : simetris, distensi (-)
·         Palpasi : hepar dan limpa tidak teraba
·         Perkusi : tympani
·         Auskultasi : bising usus normal
j.        Ekstremitas
·         Atas :   nampak adanya jejas luka disebelah kiri lengan atas.
            Disebelah kanan lengan os terpasang infus Nacl 0,9 % 28 tetes/menit.
            Disebelah kiri lengan os terpasang infus untuk tranfusi PRC 1 kolf.      
            Ujung-ujung ekstremitas dingin dan terlihat pucat
·         Bawah : tidak ada oedema, tidak ada fraktur, ujung-ujung ekstremitas dingin dan terlihat pucat
k.      Genita urinaria
Klien terpasang kateter
l.        Neurologis
·         Kesedaran : koma
·         GCS : 6 (E1M3V2)
·         Reflek kaku kuduk (+)
m.    Pengobatan yang diberikan
·         IVFD : Nacl 0,9 % 28 tetes /menit
·         Tranfusi PRC 2 unit (500cc)
·         Cefotaxim inj 2x 1 g
·         Gentamicin 2x80 mg
·         Kalnex 3x 1 amp
·         Vit K 3x 1 amp
·         Vit C 3x1 amp
·         Manitol 200cc-150cc-150cc
n.      Pemeriksaan penunjang
·         CT SCAN kepala
·         RO thorak
·         RO abdomen
·         Hb 7,4 g
5.      Diagnosa keperawatan
·         Resiko tinggi infeksi saluran nafas berhubungan dengan pemasangan selang ETT
·         Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan kondisi tubuh tidak mampu makan peroral
·         Resiko tinggi sedera berhubungan dengan penggunaan ventilasi mekanik, selang ETT, ansietas, stress
6.      Perencanaan dan intervensi
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pemasangan selang ET dengan kondisi lemah
Tujuan: klien tidak mengalami infeksi nosokomial
Intervensi:
o Evaluasi warna, jumlah, konsistensi sputum tiap penghisapan
o Tampung specimen untuk kultur dan sensitivitas sesuai indikasi
o Pertahanakan teknik steril bila melakukan penghisapan
o Ganti sirkuit ventilator tiap 72 jam
o Lakukan pembersihan oral tiap shift
o Monitor tanda vital terhadap infeksi
o Alirkan air hangat dalam selang ventilator dengan cara eksternal keluar dari jalan nafas dan reservoir humidifier
o Pakai sarung tangan steril tiap melakukan tindakan / cuci tangan prinsip steril
o Pantau keadaan umum
o Pantau hasil pemeriksaan laborat untuk kultur dan sensitivitas
o Pantau pemberian antibiotik



Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan kondisi tubuh tidak mampu makan peroral
Tujuan: klien dapat mempertahankan pemenuhan nutrisi tubuh
Intervensi:
o Kaji status gizi klien
o Kaji bising usus
o Hitung kebutuhan gizi tubuh atau kolaborasi tim gizi
o Pertahankan asupan kalori dengan makan per sonde atau nutrisi perenteral sesuai indikasi
o Periksa labor darah rutin dan protein
Resiko cidera berhubungan dengan penggunaan ventilasi mekanik
Tujuan: klien bebas dari cidera selama ventilasi mekanik
Intervensi:
o Monitor ventilator terhadap peningkatan tajam pada ukuran tekanan
o Observasi tanda dan gejala trauma
o Posisikan selang ventilator untuk mencegah penarikan selang endotrakeal
o Kaji panjang selang ET dan catat panjang tiap shift
o Berikan antasida dan beta bloker lambung sesuai indikasi
o Berikan sedasi bila perlu
o Monitor terhadap distensi abdomen

Tidak ada komentar: