Gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan salah
satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Modul
ini berisi panduan agar Saudara dapat memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien dengan halusinasi. Saudara dapat
mempelajari isi modul ini, mengerjakan latihan-latihan sesuai panduan sehingga
Saudara mampu menangani pasien
halusinasi yang ada di ruang MPKP di
BPKJ Banda Aceh.
A. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari
modul ini Saudara diharapkan mampu:
- Melakukan pengkajian pada pasien halusinasi
- Menetapkan diagnosa keperawatan pasien halusinasi
- Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien halusinasi
- Melaksanakan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien dengan halusinasi
- Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien halusinasi
- Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan halusinasi
B. Pengkajian Pasien Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan
jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi
palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien
merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.
Pada proses pengkajian, data penting yang
perlu saudara dapatkan adalah:
- Jenis halusinasi:
Berikut adalah jenis-jenis
halusinasi, data obyektif dan subyektifnya. Data objektif dapat Saudara kaji
dengan cara mengobservasi perilaku pasien, sedangkan data subjektif dapat
Saudara kaji dengan melakukan wawancara dengan pasien. Melalui data ini perawat
dapat mengetahui isi halusinasi pasien.
Jenis halusinasi
|
Data Objektif
|
Data Subjektif
|
Halusinasi Dengar/suara
|
Bicara
atau tertawa sendiri
Marah-marah
tanpa sebab
Menyedengkan
telinga ke arah tertentu
Menutup telinga
|
Mendengar
suara-suara atau kegaduhan.
Mendengar suara
yang mengajak bercakap-cakap.
Mendengar suara
menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.
|
Halusinasi Penglihatan
|
Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu
Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas.
|
Melihat bayangan, sinar, bentuk
geometris, bentuk kartoon, melihat hantu atau monster
|
Halusinasi Penghidu
|
Menghidu
seperti sedang membaui bau-bauan tertentu.
Menutup hidung.
|
Membaui bau-bauan seperti bau darah,
urin, feses, kadang-kadang bau itu menyenangkan.
|
Halusinasi Pengecapan
|
Sering meludah
Muntah
|
Merasakan rasa
seperti darah, urin atau feses
|
Halusinasi Perabaan
|
Menggaruk-garuk permukaan kulit
|
Mengatakan
ada serangga di permukaan kulit
Merasa seperti tersengat listrik
|
- Isi halusinasi
Data tentang isi halusinasi dapat saudara ketahui dari
hasil pengkajian tentang jenis halusinasi (lihat nomor 1 diatas).
- Waktu, frekwensi dan situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi
Perawat juga perlu mengkaji waktu,
frekuensi dan situasi munculnya halusinasi yang dialami oleh pasien. Kapan
halusinasi terjadi? Apakah pagi, siang, sore atau malam? Jika mungkin jam
berapa? Frekuensi terjadinya apakah terus-menerus atau hanya sekali-kali?
Situasi terjadinya apakah kalau sendiri, atau setelah terjadi kejadian
tertentu. Hal ini dilakukan untuk menentukan intervensi khusus pada waktu
terjadinya halusinasi, menghindari situasi yang menyebabkan munculnya
halusinasi. Sehingga pasien tidak larut dengan halusinasinya. Dengan mengetahui
frekuensi terjadinya halusinasi dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk
mencegah terjadinya halusinasi.
- Respons halusinasi
Untuk mengetahui apa yang
dilakukan pasien ketika halusinasi itu muncul. Perawat dapat menanyakan pada
pasien hal yang dirasakan atau dilakukan saat halusinasi timbul. Perawat dapat
juga menanyakan kepada keluarga atau orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat juga dengan mengobservasi
perilaku pasien saat halusinasi timbul.
C. Merumuskan Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditetapkan
berdasarkan data subyektif dan obyektif yang ditemukan pada pasien
Gangguan sensori persepsi: halusinasi …………..
D. Tindakan Keperawatan Pasien Halusinasi
1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien
a. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
1)
Pasien mengenali halusinasi
yang dialaminya
2)
Pasien dapat mengontrol
halusinasinya
3) Pasien mengikuti program
pengobatan secara optimal
b. Tindakan Keperawatan
1)
Membantu pasien mengenali halusinasi.
Untuk membantu pasien mengenali
halusinasi Saudara dapat melakukannya dengan cara berdiskusi dengan pasien tentang
isi halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi
terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan respon
pasien saat halusinasi muncul
2)
Melatih
pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol
halusinasi Saudara dapat melatih pasien empat cara yang sudah terbukti dapat
mengendalikan halusinasi. Keempat cara tersebut
meliputi:
a)
Menghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap
halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih untuk
mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak mempedulikan
halusinasinya. Kalau ini dapat dilakukan, pasien akan mampu mengendalikan diri
dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul. Mungkin halusinasi tetap ada namun
dengan kemampuan ini pasien tidak akan larut untuk menuruti apa yang ada dalam
halusinasinya.
Tahapan tindakan meliputi:
§ Menjelaskan cara menghardik halusinasi
§ Memperagakan cara menghardik
§ Meminta pasien memperagakan ulang
§ Memantau penerapan cara ini, menguatkan
perilaku pasien
b) Bercakap-cakap dengan orang lain
Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang
lain maka terjadi distraksi; fokus perhatian pasien akan beralih dari
halusinasi ke percakapan yang dilakukan dengan orang lain tersebut. Sehingga
salah satu cara yang efektif untuk mengontrol halusinasi adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain.
c)
Melakukan aktivitas yang
terjadwal
Untuk mengurangi risiko halusinasi
muncul lagi adalah dengan menyibukkan diri dengan aktivitas yang teratur.
Dengan beraktivitas secara terjadwal, pasien tidak akan mengalami banyak waktu
luang sendiri yang seringkali mencetuskan halusinasi. Untuk itu pasien yang
mengalami halusinasi bisa dibantu untuk mengatasi halusinasinya dengan cara
beraktivitas secara teratur dari bangun pagi sampai tidur malam, tujuh hari
dalam seminggu.
Tahapan intervensinya sebagai berikut:
·
Menjelaskan
pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi.
·
Mendiskusikan
aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien
·
Melatih pasien melakukan
aktivitas
·
Menyusun
jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah
dilatih. Upayakan pasien mempunyai aktivitas dari
bangun pagi sampai tidur malam, 7 hari dalam seminggu.
·
Memantau
pelaksanaan jadwal kegiatan; memberikan penguatan terhadap perilaku pasien yang
positif.
d)
Menggunakan obat secara teratur
Untuk mampu mengontrol halusinasi pasien juga harus dilatih untuk
menggunakan obat secara teratur sesuai dengan program. Pasien gangguan jiwa
yang dirawat di rumah seringkali mengalami putus obat sehingga akibatnya pasien
mengalami kekambuhan. Bila
kekambuhan terjadi maka untuk mencapai kondisi seperti semula akan lebih sulit.
Untuk itu pasien perlu dilatih menggunakan obat sesuai program dan
berkelanjutan.
Berikut ini tindakan keperawatan agar
pasien patuh menggunakan obat:
§ Jelaskan guna obat
§ Jelaskan akibat bila putus obat
§ Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
§ Jelaskan cara menggunakan obat dengan
prinsip 5 benar (benar obat, benar pasien, benar cara, benar waktu, benar
dosis)
SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan
cara-cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi
dengan cara pertama: menghardik halusinasi
Orientasi:
”Assalamualaikum D. Saya perawat yang akan
merawat D. Nama Saya SS, senang dipanggil S. Nama D siapa? Senang dipanggil
apa”
”Bagaimana perasaan D hari ini? Apa keluhan D
saat ini”
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap
tentang suara yang selama ini D dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita
duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit”
Kerja:
”Apakah D mendengar suara tanpa
ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?”
” Apakah terus-menerus terdengar
atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering D dengar suara? Berapa kali sehari
D alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
” Apa yang D rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa yang D lakukan saat mendengar suara itu?
Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar
cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?
” D , ada empat cara untuk
mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik suara tersebut.
Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan
yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau
kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara
itu muncul, langsung D bilang, pergi
saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara
itu tak terdengar lagi. Coba D peragakan!
Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus D sudah bisa”
Terminasi:
”Bagaimana perasaan D setelah peragaan latihan tadi?”
Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu
kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara masukkan
kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian pasien).
Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan
suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa D?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana
tempatnya”
”Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”
SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua:
bercakap-cakap dengan orang lain
Orientasi:
“Assalammu’alaikum D. Bagaimana perasaan D
hari ini? Apakah
suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita
latih?Berkurangkan suara-suaranya Bagus ! Sesuai janji kita tadi saya akan
latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang
lain. Kita
akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja?
Kerja:
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol
halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau
D mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol.
Minta teman untuk ngobrol dengan D. Contohnya begini; … tolong, saya mulai
dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah
misalnya Kakak D katakan: Kak, ayo ngobrol dengan D. D sedang dengar
suara-suara. Begitu D. Coba D lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu.
Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya D!”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan D setelah latihan ini?
Jadi sudah ada berapa cara yang D pelajari untuk mencegah suara-suara itu?
Bagus, cobalah kedua cara ini kalau D mengalami halusinasi lagi. Bagaimana
kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian D. Mau jam berapa latihan
bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu
muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang
ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam
10.00? Mau di mana/ Di sini lagi? Sampai besok ya. Assalamualaikum”
SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:
melaksanakan aktivitas terjadwal
Orientasi: “Assalamu’alaikum D. Bagaimana perasaan D hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ?
Apakah sudah dipakai dua cara yang telah
kita latih ? Bagaimana hasilnya ? Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan
belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan
terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau
30 menit? Baiklah.”
Kerja: “Apa saja yang biasa D lakukan?
Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai
malam). Wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini
(latih kegiatan tersebut). Bagus sekali D bisa lakukan. Kegiatan ini dapat D lakukan
untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi
agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.
Terminasi: “Bagaimana perasaan D setelah kita
bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba
sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali.
Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian D. Coba lakukan sesuai jadwal
ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai
terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau
menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna
obat. Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa.
Wassalammualaikum.
SP 4 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
Orientasi:
“Assalammualaikum
D. Bagaimana perasaan D hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah
sudah dipakai tiga cara yang telah kita
latih ? Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik.
Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang D minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil
menunggu makan siang. Di sini saja ya D?”
Kerja:
“D
adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara berkurang/hilang ? Minum obat
sangat penting supaya suara-suara yang D dengar dan mengganggu selama ini tidak
muncul lagi. Berapa macam obat yang D minum ? (Perawat menyiapkan obat pasien) Ini
yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7
malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3
kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang
merah jambu (HP) 3 kali sehari
jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang
obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab
kalau putus obat, D akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan
semula. Kalau obat habis D bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. D
juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya
D harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya D. Jangan keliru
dengan obat milik orang lain. Baca nama
kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar.
Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya. D juga harus perhatikan berapa
jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari”
Terminasi:
“Bagaimana
perasaan D setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara yang
kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar). Mari kita
masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan D. Jangan lupa pada waktunya minta
obat pada perawat atau pada keluarga
kalau di rumah. Nah makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat
manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa. Wassalammu’alaikum.
2.Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga
- Tujuan:
1.
Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah sakit maupun
di rumah
2.
Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
b. Tindakan Keperawatan
Keluarga
merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan keperawatan pada
pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien di rawat di rumah
sakit sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh. Demikian juga
saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di rumah). Keluarga yang mendukung pasien
secara konsisten akan membuat pasien mampu mempertahankan program pengobatan
secara optimal. Namun demikian jika keluarga tidak mampu merawat pasien, pasien
akan kambuh bahkan untuk memulihkannya lagi akan sangat sulit. Untuk itu
perawat harus memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga
mampu menjadi pendukung yang efektif bagi pasien dengan halusinasi baik saat di rumah sakit
maupun di rumah.
Tindakan keperawatan yang dapat
diberikan untuk keluarga pasien halusinasi adalah:
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga
dalam merawat pasien
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang
pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala
halusinasi, proses terjadinya halusinasi, dan cara merawat pasien halusinasi.
3) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
memperagakan cara merawat pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien
4) Buat perencanaan pulang dengan keluarga
SP 1 Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan
gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi.
Peragakan percakapan berikut ini dengan
pasangan saudara.
Orientasi:
“Assalammualaikum
Bapak/Ibu!”“Saya SS, perawat yang merawat anak Bapak/Ibu.”
“Bagaimana
perasaan Bapak/Ibu hari ini? Apa pendapat Bapak/Ibu tentang anak Bapak/Ibu?”
“Hari
ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang anak Bapak/Ibu alami dan
bantuan apa yang Bapak/Ibu bisa berikan.”
“Kita
mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang wawancara? Berapa lama waktu Bk/Ibu? Bagaimana
kalau 30 menit”
Kerja:
“Apa
yang Bpk/Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat D. Apa yang Bpk/Ibu
lakukan?”
“Ya,
gejala yang dialami oleh anak Bapak/Ibu itu dinamakan halusinasi, yaitu
mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
”Tanda-tandanya
bicara dan tertawa sendiri,atau
marah-marah tanpa sebab”
“Jadi
kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu
tidak ada.”
“Kalau
anak Bapak/Ibu mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu
tidak ada.”
”Untuk
itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa cara
untuk membantu anak Bapak/Ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara
tersebut antara lain: Pertama, dihadapan anak Bapak/Ibu, jangan membantah
halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja Bapak/Ibu percaya bahwa anak tersebut
memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Bapak/Ibu sendiri tidak
mendengar atau melihatnya”.
”Kedua,
jangan biarkan anak Bapak/Ibu melamun dan sendiri, karena kalau melamun
halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya.
Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang
kegiatan, saya telah melatih anak Bapak/Ibu untuk membuat jadwal kegiatan
sehari-hari. Tolong Bapak/Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika
dia lakukan!”
”Ketiga,
bantu anak Bapak/Ibu minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa
konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih anak Bapak/Ibu
untuk minum obat secara teratur. Jadi bapak/Ibu dapat mengingatkan kembali.
Obatnya ada 3 macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan
suara-suara atau bayangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan
jam 7 malam. Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya sama
dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya menenangkan cara berpikir, jam
minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhan”
”Terakhir,
bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi anak Bapak/Ibu
dengan cara menepuk punggung anak Bapak/Ibu. Kemudian suruhlah anak Bapak/Ibu
menghardik suara tersebut. Anak Bapak/Ibu
sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.
”Sekarang,
mari kita latihan memutus halusinasi anak Bapak/Ibu. Sambil menepuk punggung
anak Bapak/Ibu, katakan: D, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan
perawat bila suara-suara itu datang?
Ya..Usir suara itu, D. Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu
”saya tidak mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang, D”
”Sekarang
coba Bapak/Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”
”Bagus
Pak/Bu”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita
berdiskusi dan latihan memutuskan halusinasi anak Bapak/Ibu?”
“Sekarang
coba Bapak/Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat anak bapak/Ibu”
”Bagus
sekali Pak/Bu. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan cara memutus halusinasi
langsung dihadapan anak Bapak/Ibu”
”Jam
berapa kita bertemu?”
Baik,
sampai Jumpa. Assalamu’alaikum
SP 2 Keluarga: Melatih keluarga praktek
merawat pasien langsung dihadapan pasien
Berikan
kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan
halusinasi langsung dihadapan pasien.
Orientasi:
“Assalammualaikum”
“Bagaimana
perasaan Bapak/Ibu pagi ini?”
”Apakah
Bapak/Ibu masih ingat bagaimana cara memutus halusinasi anak Bapak/Ibu yang
sedang mengalami halusinasi?Bagus!”
” Sesuai
dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan cara
memutus halusinasi langsung dihadapan anak Bapak/Ibu”.
”mari kita
datangi Anak bapak/Ibu”
Kerja:”Assalamu’alaikum D” ”D, Bapak//Ibu D
sangat ingin membantu D mengendalikan suara-suara yang sering D dengar. Untuk
itu pagi
ini Bapak/Ibu D datang untuk
mempraktekkan cara memutus suara-suara yang D dengar. D nanti kalau sedang
dengar suara-suara bicara atau tersenyum-senyum sendiri, maka Bapak/Ibu akan
mengingatkan seperti ini” ”Sekarang, coba Bapak/Ibu peragakan cara memutus
halusinasi yang sedang D alami seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya.
Tepuk punggung D lalu suruh D mengusir suara dengan menutup telinga dan
menghardik suara tersebut” (saudara mengobservasi apa yang dilakukan keluarga
terhadap pasien)Bagus sekali!Bagaimana D? Senang dibantu Bapak/Ibu? Nah
Bapak/Ibu ingin melihat jadwal harian D. (Pasien memperlihatkan dan dorong orang
tua memberikan pujian) Baiklah, sekarang
saya dan orang tua D ke ruang perawat dulu” (Saudara dan keluarga meninggalkan
pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga
Terminasi:
“Bagaimana
perasaan Bapak/Ibu setelah mempraktekkan
cara memutus halusinasi langsung dihadapan
anak Bapak/Ibu”
”Dingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Pak/Bu. Bapak/Ibu dapat melakukan
cara itu bila anak Bapak/Ibu mengalami halusinas”.
“bagaimana
kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tentang jadwal kegiatan
harian anak Bapak/Ibu untuk persiapan di rumah. Jam berapa Bapak/Ibu bisa
datang?Tempatnya di sini ya. Sampai jumpa.”
SP
3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah
ini
Orientasi
“Assalamualaikum Pak/Bu, karena besok D sudah
boleh pulang, maka sesuai janji kita sekarang ketemu untuk membicarakan jadual
D selama dirumah”
“Bagaimana pak/Bu selama Bapak/Ibu membesuk apakah
sudah terus dilatih cara merawat D?”
“Nah sekarang kita bicarakan jadwal D di rumah?
Mari kita duduk di ruang perawat!”
“Berapa lama Bapak/Ibu ada waktu? Bagaimana kalau
30 menit?”
Kerja
“Ini jadwal kegiatan D di rumah sakit. Jadwal ini dapat dilanjutkan
di rumah. Coba Bapak/Ibu lihat mungkinkah dilakukan di rumah. Siapa yang
kira-kira akan memotivasi dan mengingatkan?”Pak/Bu jadwal yang telah dibuat selama D di rumah sakit tolong
dilanjutkan dirumah, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut
adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak ibu dan bapak selama di
rumah.Misalnya kalau B terus menerus mendengar suara-suara yang mengganggu dan
tidak memperlihatkan
perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan
perilaku membahayakan orang lain. Jika
hal ini terjadi segera hubungi Suster B di Puskesmas terdekat dari
rumahBapak/Ibu, ini nomor telepon puskesmasnya: (0651) 554xxx
Selanjutnya suster B yang akan membantu memantau perkembangan D
selama di rumah
Terminasi
“Bagaimana Bapak/Ibu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu
sebutkan cara-cara merawat D di rumah! Bagus(jika ada yang lupa segera
diingatkan oleh perawat. Ini jadwalnya untuk dibawa pulang. Selanjutnya silakan
ibu menyelesaikan administrasi yang dibutuhkan. Kami akan siapkan D untuk
pulang”
E. Evaluasi
1.
Kemampuan pasien dan keluarga
PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA PASIEN
DENGAN HALUSINASI
Nama pasien : .........................
Ruangan: .................................
Nama perawat: ........................
Petunjuk
pengisian:
1. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga
mampu melakukan kemampuan di bawah ini.
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi
No
|
Kemampuan
|
Tgl
|
Tgl
|
Tgl
|
Tgl
|
A
|
Pasien
|
||||
1
|
Mengenal jenis
halusinasi
|
|
|
|
|
2
|
Mengenal isi
halusinasi
|
|
|
|
|
3
|
Mengenal waktu
halusinasi
|
|
|
|
|
4
|
Mengenal
frekuensi halusinasi
|
|
|
|
|
5
|
Mengenal
situasi yang menimbulkan halusinasi
|
|
|
|
|
6
|
Menjelaskan
respons terhadap halusinasi
|
|
|
|
|
7
|
Mampu
menghardik halusinasi
|
|
|
|
|
8
|
Mampu
bercakap-cakap jika terjadi halusinasi
|
|
|
|
|
9
|
Membuat jadwal
kegiatan harian
|
|
|
|
|
10
|
Melakukan
kegiatan harian sesuai jadwal
|
|
|
|
|
11
|
Menggunakan
obat secara teratur
|
|
|
|
|
B
|
Keluarga
|
||||
1
|
Menyebutkan
pengertian halusinasi
|
|
|
|
|
2
|
Menyebutkan
jenis halusinasi yang dialami oleh pasien
|
|
|
|
|
3
|
Menyebutkan
tanda dan gejala halusinasi pasien
|
|
|
|
|
4
|
Memperagakan
latihan cara memutus halusinasi pasien
|
|
|
|
|
5
|
Mengajak pasien
bercakap-cakap saat pasien jadwal
berhalusinasi
|
|
|
|
|
6
|
Memantau
aktivitas sehari-hari pasien sesuai
|
|
|
|
|
7
|
Memantau dan
memenuhi obat untuk pasien
|
|
|
|
|
8
|
Menyebutkan
sumber-sumber pelayanan kesehatan yang tersedia
|
|
|
|
|
9
|
Memanfaatkan
sumber-sumber pelayanan kesehatan terdekat
|
|
|
|
|
2.Kemampuan perawat
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT
DALAM MERAWAT PASIEN DENGAN
HALUSINASI
Nama perawat: ........................
Ruangan ..........:
...................
Petunjuk pengisian:
Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP
dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja (No 04.01.01).
Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel
pada baris nilai SP.
No
|
Kemampuan
|
Tgl
|
Tgl
|
Tgl
|
Tgl
|
Tgl
|
Tgl
|
Tgl
|
|
|
|
|
|
|
|
||
A
|
Pasien
|
|||||||
|
SP I p
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Mengidentifikasi
jenis halusinasi pasien
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan
halusinasi
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Mengidentifikasi
respons pasien terhadap halusinasi
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik
halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Nilai SP I p
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SP II p
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan
cara bercakap-cakap dengan orang lain
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Nilai SP II p
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SP III p
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan
melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan pasien di rumah)
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Nilai SP III p |
|
|
|
|
|
|
|
|
SP IV p
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Memberikan pendidikan kesehatan tentang
penggunaan obat secara teratur
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Nilai SP IV p
|
|
|
|
|
|
|
|
B
|
Keluarga
|
|||||||
|
SP I k
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala
halusinasi, dan jenis halusinasi yang dialami pasien beserta proses
terjadinya
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Menjelaskan cara-cara merawat pasien
halusinasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Nilai SP I k
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SP II k
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan Halusinasi
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien Halusinasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Nilai SP II k |
|
|
|
|
|
|
|
|
SP III k
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning)
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Nilai SP III k |
|
|
|
|
|
|
|
|
Total nilai SP p + SP k |
|
|
|
|
|
|
|
|
Rata-rata
|
|
|
|
|
|
|
|
F. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses
keperawatan, karenanya dokumentasi asuhan keperawatan jiwa terdiri dari
dokumentasi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.
1. Pedoman format pengkajian gangguan
persepsi sensori: halusinasi
Persepsi :
Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidu
Jelaskan:
Isi halusinasi : …………………………………………………………….
Waktu terjadinya:
………………………………………………………….
Frekuensi halusinasi:
………………………………………………………
Respons pasien:
…………………………………………………………….
Masalah keperawatan: …………………………………………………………….
|
G. Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi aktivitas
kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan halusinasi:
1. TAK orientasi realitas
TAK orientasi realitas terdiri
dari tiga sesi yaitu:
a. Sesi 1: Pengenalan orang
b. Sesi 2: Pengenalan tempat
c. Sesi 3: Pengenalan waktu
2. TAK stimulasi persepsi
TAK stimulasi persepsi untuk pasien halusinasi
adalah :
TAK stimulasi persepsi: halusinasi, yang terdiri
dari lima sesi yaitu:
a. Sesi 1: Mengenal halusinasi
b. Sesi 2: Mengontrol halusinasi dengan
menghardik
c. Sesi 3: Mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan
d. Sesi 4: Mencegah halusinasi dengan
bercakap-cakap
e. Sesi 5: Mengontrol halusinasi dengan patuh
minum obat
Panduan secara lengkap untuk melaksanakan TAK tersebut
diatas dan format evaluasinya dapat dilihat pada Buku Keperawatan Jiwa: Terapi
Aktivitas Kelompok
H. Pertemuan
Kelompok Keluarga
Asuhan
keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan melaksanakan
pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar. Lebih rinci panduan pertemuan keluarga ini
dapat dilihat di modul lain. Demikian juga dengan format evaluasi untuk pasien dan perawat akan
ditampilkan di modul khusus yang membahas pertemuan keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar