BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Praktek Kerja Lapangan (PKL)
merupakan salah satu kegiatan mahasiswa yang harus dilaksanakan dimana
merupakan suatu bentuk kerja nyata dalam memberikan Pelayanan Asuhan Kebidanan
Komunitas.
Bidan memandang pasiennya sebagai
makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi, politik, sosial budaya dan lingkungan sekitarnya. Unsur-unsur
yang tercakup dalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan,
lingkungan, pengetahuan serta teknologi.
Pelayanan Komunitas yaitu dituntut
untuk mengabdikan diri kepada masyarakat dibina sepanjang proses pendidikan
melalui berbagai bentuk pengalaman belajar yang dilaksanakan dan dikembangkan
dimasyarakat. Oleh karena itu, sasaran pelayanan kebidanan komunitas
adalah individu, keluarga dan kelompok masyarakat (komuniti). Individu yang
dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas. Pelayanan ini mencakup
upaya pencegahan penyakit, pemeliharaan dan peningkatan, penyembuhan serta
pemulihan kesehatan.
Praktek Kerja lapangan ini merupakan
aplikasi dari teori yang kami dapatkan dikampus terutama dibidang Kebidanan
Komunitas, sehingga nantinya dapat menghasilkan tenaga Bidan yang terampil,
berkompeten sesuai dengan tugas, peran dan tanggung jawab sebagai Bidan.
Mutu pelayanan kesehatan sangat
dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang tersedia, obat, alat
kesehatan dan sarana penunjang lainnya, proses pemberian pelayanan, dan
kompensasi yang diterima serta harapan masyarakat pengguna (Syafrudin, 2007).
Masa balita adalah masa bertambahnya jumlah dan
besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara secara kuantitatif dapat di
ukur Pertumbuhan adalah adanya perubahan dalam jumlah akibat pertambahan sel
dan pembentukan protein baru sehingga meniingkatkan jumlah dan ukuran sel
diseluruh bagian tubuh (Sutjiningsih,2006).
Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisisk (anatomis)
yang ditandai dengan bertabahnya ukuran berbagai organ tubuh yang disebabkan
adanya penambahan perbesarasan sel-sel tubuh.
Untuk mengetahui tumbuh kembamg bayi yang normal, untuk
mengetahui adanya kelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi sedini
mungkin, untuk mengarahkan agar pertumbuhan dan perkembangan bayi langsung
selaras.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat keluarga-keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan yang berhubungan dengan kebidanan dengan mengangkat 1 keluarga
binaan.
1.2.2 Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari keluarga binaan ini sebagai
berikut:
1. Mahasiswa mengenali wilayah praktek
kebidanan komunitas dan masalah-masalah kesehatan di daerah.
2. Mahasiswa dapat menemukan
masalah-masalah kebidanan seperti ibu hamil, bersalin, nifas, bayi/ balita atau
remaja yang merupakan masalah reproduksi.
3. Mahasiswa dapat melakukan intervensi
implementasi dan evaluasi tentang keluarga binaannya.
4. Mahasiswa dapat melakukan
dokumentasi tentang keluarga binaannya.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi institusi pendidikan
a. Mampu memperoleh gambaran bagaimana cara penyelenggaraan dan pengelolaan
manajemen kebidanan komunitas.
b. Menjadikan lulusannya lebih
memiliki pengalaman dan wawasan yang lebih komprehensif, holistik, dan adptif
terhadap situasi dan kondisi yang berbeda dari tempat asalnya.
c. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi
mahasiswa..
1.3.2
Manfaat bagi keluarga binaan
a. Dapat menjadi motivasi dan koreksi dalam peningkatan derajat kesehatan
khususnya di dalam keluarga.
b. Sebagai masukan dalam menyelesaikan masalah kesehatan di
dalam keluarga.
c. Sebagai motivasi untuk menjadikan hidup lebih sehat
1.3.3 Manfaat bagi mahasiswa
a. Dapat menerapkan asuhan pelayanan kebidanan
komunitas secara langsung sesuai dengan teori yang sudah di dapatkan di bangku
kuliah.
b. Memperoleh pengalaman nyata dalam kehidupan bermasyarakat
khususnya dalam pengembangan dan pengorganisasian masalah kesehatan dikaitkan
dengan pelayanan manajemen kebidanan komunitas.
c. Mampu mengenal budaya, bahasa,
dan adat kebiasaan masyarakat sehari-hari.
1.4 Ruang lingkup
Ruang lingkup laporan keluarga binaan adalah keluarga yang
dibina oleh mahasiswa selama melaksanakan praktek kebidanan Komunitas, yang di
dalam keluarga tersebut ditemukan masalah-masalah kebidanan seperti ibu hamil,
bersalin , nifas, bayi, balita atau remaja yang merupakan masalah keseluruhan
reproduksi di RW 03 Kelurahan margahayu Kecamatan Bekasi Timur.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kosep Keluarga
2.1.1
Defenisi
Keluarga
adalah suatu grup sosial primer yang didasarkan pada ikatan perkawinan
(hubungan suami-istri) dan ikatan kekerabatan (hubungan antar generasi, orang
tua-anak) sekaligus (Morgan, 1977).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan
mempertahankan (Maglaya, 1989).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalm satu rumah
tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi (Mubarak,
2005).
2.1.2
Tipe dan Jenis Keluarga
1.
Keluarga batin
(nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anaknya yang belum mengikatkan diri dalam membentuk keluarga sendiri.
2.
Keluarga luas (extended
family) adalah keluarga yang terdiri dari semua orang yang berketurunan
dari kakek dan nenek yang sama, termasuk masing-masing istri dan suami.
3.
Keluarga
pangkal (stream family) ialah sejenis keluarga yang menggunakan sistem
pewarisan kekayaan pada satu anak yang paling tua.
4.
Keluarga
gabungan (joint family) ialah keluarga yang terdiri atas orang-orang
yang berhak atau hak milik keluarga, antara lain: saudara laki-laki pada setiap
generasi.
5.
Keluarga
prokreasi ialah sebuah keluarga yang individunya merupakan orang tua.
6.
Keluarga orientasi
ialah keluarga yang individunya merupakan salah seorang keturunan.
2.1.3
Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya adalah:
1.
Patrilineal
adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melaui jalur garis ayah.
2.
Matrilineal
adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melaui jalur garis ibu.
3.
Matrilokal
adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4.
Patrilokal
adalah sepasang suami istri yang tinggal baresam keluarga sedarah suami.
5.
Keluarga
kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara menjadi bagian dan keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.
2.1.4
Peran Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagi berikut:
1.
Peranan ayah
Sebagai suami dan ayah dari anak-anaknya, ayah berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2.
Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
3.
Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
2.1.5
Fungsi Keluarga
Fungsi-fungsi keluarga meliputi:
1.
Fungsi biologis
Keluarga yang dibentuk melalui ikatan perkawinan
merupakan sarana yang sah bagi pasangan suami istri untuk memenuhi kebutuhan
seksualnya. Jadi, keluarga berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan
biologis manusia, yang secara khusus dalam bentuk hubungan seks, agar manusia
tidak memenuhi kebutuhan tersebut secara bebas seperti binatang.
2.
Fungsi
sosialisasi anak
Anak memperoleh sosialisasi yang pertama di lingkungan
keluarganya. Orang tua mempersiapkannya untuk menjadi anggota masyarakat yang
baik. Dengan melaksanakan fungsi sosialisasi ini dapat dikatakan bahwa keluarga
berkedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial di masyarakat.
3.
Fungsi afeksi
Anak, terutama pada saat masih kecil, berkomunikasi
dengan lingkungannya dan orang tuanya dengan keseluruhan kepribadiannya. Ia
dapat merasakan dan menangkap suasana perasaan yang meliputi orang tuanya pada
saat berkomunikasi dengan mereka. Oleh karena itu, orang tua terutama ibu harus
melaksanakan fungsi afeksi (perasaan) ini dengan baik agar jiwa anak tumbuh
dengan baik.
4.
Fungsi edukatif
Fungsi edukatif atau fungsi pendidikan keluarga merupakan
salah satu tanggung jawab yang sangat pentingyang dipikul oleh orang tua.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak. Kehidupan
keluarga sehari-hari tertentu beralih menjadi situasi pendidikan yang dihayati
oleh anak-anaknya. Karena sekarang berbagai kemampuan yang harus dikuasai anak
begitu kompleksnya, maka tidak semua hal dapat diajarkan atau dididik oleh
orang tua, sehingga anak-anak harus sekolah. Namun demikian, pendidikan di
keluarga dapat merupakan dasar atau landasan utama babi anak untuk
mengembangkan pendidikan selanjutnya.
5.
Fungsi religius
Keluarga mempunyai fungsi religius. Artinya keluarga
berkewajiban memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lainnya
kepada kehidupan beragama. Pembinaan rasa keagamaan anak lebih awal lebih baik.
Di lingkungan keluarga pertama-tama anak mesti dibiasakan dalam kehidupan
beragama. Anak akan mempunyai keyakinan agama dan landasan hidup yang kuat jika
keluarganya mampu melaksanakan fungsi religius ini dengan baik.
6.
Fungsi
protektif atau perlindungan
Diantara alasan seseorang melangsungkan pernikahan atau
membentuk sebuah keluarga adalah untuk mendapatkan rasa keterjaminan atau
keterlindungan hidupnya, baik secara fisik (jasmani) maupun psikologi (rohani).
Misalnya seorang istri akan merasa hidupnya terjamin dan terlindungi serta
tentram di samping suaminya. Dalam kelurgapun anak-anak merasa terlindungi oleh
kasih sayang kedua orang tuanya. Jadi fungsi-fungsi perlindungan dari
keluarganya terhadap anak meliputi perlindungan lahir dan batin.
7.
Fungsi
rekreatif
Fungsi rekreatif sangat penting bagi anggota keluarga,
karena dapat menjamin keseimbangan kepribadian anggota keluarga, memperkokoh
kerukunan dan solidaritas keluarga, mengurangi ketegangan perasaan,
meningkatkan saling pengertian dan meningkatkan rasa kasih sayang.
8.
Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi sangat penting bagi kehidupan keluarga,
karena merupakan pendukung utama bagi keutuhan dan kelangsungan keluarga.
Fungsi ekonomi keluarga meliputi pencari nafkah, perencanaan serta penggunaan,
pelaksanaan fungsi ekonomi keluarga oleh dan untuk semua anggota keluarga
mempunyai kemungkinan menambah saling pengertian, solidaritas dan tanggung
jawab bersama dalam keluarga itu.
9.
Fungsi
penentuan status
Keluarga dapat berperan sebagai agen penentuan status
bagi anggotanya. Keluarga dapat melakukan upaya pencegahan terhadap anggota
agar tidak melakukan perilaku menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat. Keluarga juga dapat melakukan upaya kreatif, misalnya dengan
mengingatkan, menyadarkan ataupun menghukum anggota keluarganya yang telah
melakukan perilaku menyimpang atau melanggar nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat
2.1.6
Tugas Perkembangan Keluarga
A.
Tahap I.
Pasangan Baru (Keluarga
Baru)
1.
Membina
hubungan intim yang memuaskan
2.
Membina
hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
3.
Mendiskusikan
rencana memiliki anak
B. Tahap II. Keluarga ”Child-bearing”
(Kelahiran Anak Pertama)
1.
Persiapan
menjadi orang tua
2.
Adaptasi dengan
perubahan anggota keluarga: peran, interaksi, hubungan seksual dan kegiatan.
3.
Mempertahankan
hubungan yang memuaskan dengan pasangan
C.
Tahap III.
Keluarga Dengan Anak Prasekolah
1.
Memenuhi
kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa
aman.
2.
Membantu anak
untuk bersosialisasi
3.
Beradaptasi
dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus
terpenuhi.
4.
Mempertahankan
hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan
lingkungan sekitar).
5.
Pembagian waktu
untuk individu, pasangan dan anak (tahap paling repot)
6.
pembagian
tanggung jawab anggota keluarga.
7.
Kegiatan dan
waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
D.
Tahap IV.
Keluarga Dengan Anak Sekolah
1.
Membantu
sosialisasi anak, tetangga, sekolah dan lingkungan.
2.
Mempertahankan
keintiman pasangan.
3.
Memenuhi
kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk
meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
E.
Tahap V.
Keluarga Dengan Anak Remaja
1.
Memberikan
kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja yang sudah
bertambah dewasa dan meningkat otonominya.
2.
Mempertahankan
hubungan yang intim dalam keluarga.
3.
Mempertahankan
komunikasi terbuka antara anak dan orang. Hindari perdebatan, permusuhan dan
kecurigaan.
4.
Perubahan
sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
F.
Tahap VI.
Keluarga Dengan Anak dewasa (Pelepasan)
1.
Memperluas
keluarga inti menjadi keluarga besar.
2.
Mempertahankan
keintiman pasangan.
3.
Membantu orang
tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.
4.
Membantu anak
untuk mandiri di masyarakat.
5.
Penataan
kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
G.
Tahap VII.
Keluarga Usia Pertengahan
1.
Mempertahankan
kesehatan.
2.
Mempertahankan
hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak.
3.
Meningkatkan
keakraban pasangan.
H.
Tahap VIII.
Keluarga Usia Lanjut
1.
Mempertahankan
suasana rumah tangga yang menyenangkan.
2.
Adaptasi dengan
perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.
3.
Mempertahankan
keakraban suami istri dan saling merawat.
4.
Mempertahankan
hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5.
Melakukan life
review.
2.2 BALITA
- Konsep dasar
Perkembangan yaitu suatu proses menuju terciptanya
kedewasaan yang ditandai bertambahnya kemampuan/keterampilan yang menyangkut
struktur tubuh yang berkaitan dengan aspek non fisik. Pertumbuhan dan
perkembangan termasuk suatu proses yang saling berkaitan dan sulit di pisahkan.
- Pengertian Balita
Balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu
tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun.
(Muaris.H,2006)
Balita adalah istilah umum bagian anak usia 1-3 tahun
(batita) dan anak prasekolah(3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih
tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, sepetri
mandi, buang air dan makan. Menurut Sutomo dan Anggraeni. DY, (2010)
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata
bawah lima tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan.
Balita merupakan kelompok usia
tersendiri yang menjadi sasaran program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup
Dinas Kesehatan.
Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat
pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya.
Masa balita merupakan periode penting dalam
proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi
penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya.
Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang
berlangsung cepat dan takan pernah terulang, karena itu sering disebut golden
age atau masa keemasan.
- Karakteristik Balita
Menurut karakteristik,
balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak usia
1 – 3 tahun (batita) dan anak usia prasekolah (Uripi, 2007).
Anak usia 1-3
tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan
dari apa yang di sediakan ibunya. Laju pertumbuhan masa balita lebih besar dari
masa usia pra sekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar..
- Tumbuh Kembang Balita
Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda, namun
prosesnya senantiasa melalui tiga pola yang sama, yakni:
1. Pertumbuhan dimulai dari tubuh
bagian atas menuju bagian bawah (sefalokaudal). Pertumbuhannya dimulai
dari kepala hingga ujung kaki, anak-anak berusaha menegakkan tubuhnya. Lalu
dilanjutkan belajar menggunakan kakinya.
2. Perkembangan dimulai dari batang
tubuh kearah luar. Contohnya adalah anak akan lebih dulu menguasai penggunaan
telapak tangan untuk menggenggam, sebelum ia mampu meraih benda dengan
jemarinya.
3. Setelah dua pola dikuasai, barulah
anak belajar mengeksplorasi keterampilan-keterampilan lain. Seperti melempar,
menendang, berlari dan lain-lain.
- Tujuan mempelajari pertumbuhan dan perkembanga bayi dan balita
Untuk mengetahui tumbuh kembang bayi yang normal; untuk
mengetahui adanya kelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi sedini
mungkin; untuk mengarahkan agar pertumbuhan dan perkembangan bayi langsung
selaras sesuia dengan usianya.
- Tahap / fase tumbuh kembang anak
Fase neonatus, sejak lahir sampai umur 4 minggu; fase bayi,
4 minggu sampai dengan 1 tahun; fase prasekola/balita, 1 sampai 5 tahun; fase
anak srkolah, 6 sampai dengan 12 tahun; fase remaja, 12 sampai dengan 18 atau
21 tahun (Belum Menikah).
- Pola tahap perkembangan
Pola ini mencerminkan ciri khusus dalam setiap tahapan
perkebangan yang ddapat digunakan untuk mendeteksi dini perkembanga
selanjutnya. Pada masa ini di bagi menjadi lima tahap yaitu : a). masa pra
lahir, terjadi pertumbuhan yag sangat cepat pada alat dan jaringan tubuh;
b). masa neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan diluar
rahim dan hampir sedikit aspek pertumbuha fisik dalam perubahan; c). masa
bayi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang mempengaruhinya fan mempunyai
dan mempunyai kemampuan untuk melindungi dan menghindari hal yang mengancam
dirinya ; d) masa anak terjadi perkembangan yang cepat dalam asfek sifat,
sikap, minat dan cara penyesuaian dengan lingkungan.
- faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
1.
faktor herediter: merupakan
faktor pertumbuhan yang dapat di turunkan yaitu suku, ras, dan jenis kelmin.
2.
Faktor lingkungan: lingkungan
pranatal, kondisi lingkungan, yang mempengaruhi fetus dalam uterus yang dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak atau balita.
3.
Nutrisi: nutrisi
adalh salah satu komponen yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses
pertumbuhan perkembangan.
4.
Lingkungan budaya: budaya
keluarga atau mmasyarakat akan mempengaruhi bagaimanna mereka dalam
mempersepsikan dan memahami kesehatan dan perilaku hidup sehat.
5.
Status sosial dan ekonomi keluarga
: anak yang dibesarkann di keluarga yang berekonomi tinggi untuk pemenuhan
kebutuhan gizi akan tercukupi dengan baik di bandingkan dengan anak yang di
besarkan dikeluarga yang berekonomi sedang atau krang.
6.
Iklim/cuaca: iklim tertentu
akan mempengarhi status kesehatan anak misalnya musim penghujan akan dapat
menimbulkan banjir sehingga menyebabpkan sulitnya trasportasi untuk mendapatkan
bahan makanan, timbul penyaki menular, dan penyakit kulit yang dapat menyerang
bayi dan anak-anak.
7.
Olah raga/latihan
fisik: manfaat olah raga atau latihan fisik yang teratur akan meningkatkan
sirkulasi darah sehingga meningkatkna suplai oksigen ke seluruh tubuh,
meningkatkan aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan jaringan
sel.
8.
Posisi anak dalam
keluarga: posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau
anak bungsu dan mempegaruhi pola perkembangan anak tersebut diasuh dan didik
dalam keluarga.
9.
Status kesehatan: status
kesehatan anak dapat mempengaruhi pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan.
10.
Faktor hormoanal: faktor
hormonal yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak adalah
somatotropon yang berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan,hormon
tiroid dengan menstimulasi metabolisme tubuh.
- Ciri-ciri tumbuh kembang anak
Tumbuh kembang anak yang sudah di muali sejak lonsepsi
sampai dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu : tumbuh kembang adalah
proses yang kontinyu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa yang
dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
- Kunjungan Balita
Asuhan masa balita diperlukan pada masa ini karena merupakan masa
kritis bagiorang tua dan balitanya. Adapun
tujuan asuhan masa balita:
a.
Menjaga
kesehatan orang tua dan balitanya, baik fisik maupun psikologik
b.
Melaksanakan skrining yang
komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk apabila terjadi
komplikasi pada ibu maupun balitanya.
c.
Memberikan
pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencaan, menyusui, pemberian imunisasi kepada balita dan perawatan hidup sehat.
d.
Memberikan
pelayanan keluarga berencana.
- Pelayanan kesehatan anak balita
Pelayanan kesehatan sesuai standar yang meliputi :
1.
Pelayanan
pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam Buku KIA/
KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak balita setiap
bulan yang tercatat dalam Buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik dalam 2
bulan berturut-turut atau berat badan anak balita di bawah garis merah harus
dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.
2.
Stimulasi
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali dalam
setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik kasar,
motorik halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali pertahun
(setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK diberikan disarana pelayanan kesehatan.
3.
Pemberian
vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali setahun.
4.
Kepemilikan dan
pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita.
5.
Pelayanan anak
balita sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I.
PENGKAJIAN
KELUARGA TN.W
1.
Identitas
Keluarga
Salah
satu keluarga RT 02 RW 03 dengan nama kepala keluarga bernama Tn. W berjenis
kelamin laki-laki umur 32 tahun beragama islam dengan suku bangsa jawa,
pendidikan terakhir Tn. W SMP, pekerjaan Tn. W adalah seorang karyawan dengan
lama pernikahan 6 tahun, untuk pengambilan keputusan dalam keluarga adalah Tn.
W atau Suami, alamat Tn. W Jalan R.A Kartini Gg. Mawar 06 RT 02 RW 003 No. 18
kelurahan Maragahayu Kecamatan Bekasi Timur.
2. Anggota Keluarga
No.
|
NAMA
|
UMUR
|
L/P
|
HUB.KLG
|
PENDIDIKAN
|
PEKERJAAN
|
1
|
Ny. W
|
28 tahun
|
P
|
Istri
|
SMP
|
IRT
|
2
|
An. A
|
3 tahun 5 bulan
|
P
|
Anak
|
-
|
-
|
3. Status Kesehatan Keluarga
Pada
saat survei, keluarga Tn. W dalam keadaan sehat tidak menderita penyakit
apapun.
4. Keadaan Keluarga
Frekuensi
makan keluarga Tn. W dalam 1 hari adalah 3 kali sehari dengan komposisi makanan
yang dikonsumsinya cukup, keluarga Tn. W menggunakan garam beryodium dan
kebiasaan berobat keluarga di Tenaga Kesehatan.
5. Genogram
|
||||||
Laki-laki
|
||||||
|
||||||
perempuan
|
||||||
|
||||||
6.
Lokasi Rumah
Adapun tempat atau lokasi
rumah keluarga binaan yang dapat penulis jelaskan adalah bertempat tinggal di
Rt. 02 Rw. 003 Kelurahan Margahayu Bekasi
U
LOKASI
RT
7.
Posisi dan
Bentuk Rumah Keluarga Binaan
Posisi rumah keluarga binaan menghadap ke selatan, keadaan rumah sudah
berlantai keramik terdiri dari ruang tamu, dua kamar tidur dan dapur.
Kamar mandi sudah berada didalam rumah, didepan rumah ada teras.
|
RT
|
S
8.
Keadaan rumah
keluarga bianaan
Rumah keluarga bianaan terawat ditinjau
dari keadaan ruang tamu, kamar tidur, dapur, halaman belakang rumah. Ventilasi
udara dan cahaya memenuhi syarat. Keadaan keluarga tampak harmonis dan keluarga
ramah setiap kali dikunjungi.
II.
FORMAT PENGKAJIAN BALITA (1-5 TAHUN)
A. IDENTITAS
Nama Balita : An. A
Tanggal Lahir : 30 Juli 2010
Usia Balita
: 3 tahun 5 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Ibu
: Ny. W
Nama Ayah : Tn. W
Agama
: Islam
Suku Bangsa : Jawa
Alamat Rumah : Jl. RA Kartini Gg. Mawar 06 RT 02 RW 03, Margahayu
Bekasi - Timur.
B. ANAMNESA pada tanggal 31 Desember
2013 Pukul : 10.00 Wib
Oleh
: Asmawati
1. Alasan kunjungan saat ini :
Kunjungan
pertama
Keluhan : Tidak Ada Keluhan
ü Kunjungan Rumah
2. Usia Balita : 3 tahun 5 buan
3. Kunjungan ke posyandu :
ü Ya,
Frekuensi :
ü Teratur
Kepemilikan KMS :
ü Ya, terisi Lengkap
Pemberian vitamin A :
ü Ya
4. Keadaan gizi menurut KMS :
ü Baik
5. Status Imunisasi
No.
|
Jenis Imunisasi
|
Sudah/Belum
|
Tempat
|
KMS/Pengakuan Ortu
|
Kesimpulan
|
1
|
BCG
|
Sudah
|
Bidan
|
KMS
|
|
2
|
Polio 1
|
Sudah
|
Bidan
|
KMS
|
|
3
|
Polio 2
|
Sudah
|
Bidan
|
KMS
|
|
4
|
Polio 3
|
Sudah
|
Posyandu
|
KMS
|
|
5
|
Polio 4
|
Sudah
|
Posyandu
|
KMS
|
|
6
|
Hepatitis (0-7 hari)
|
Sudah
|
Bidan
|
KMS
|
|
7
|
Combo 2
|
Sudah
|
Posyandu
|
KMS
|
|
8
|
Combo 3
|
Sudah
|
Posyandu
|
KMS
|
|
9
|
Combo 4
|
Sudah
|
Posyandu
|
KMS
|
|
10
|
Campak
|
Sudah
|
Posyandu
|
KMS
|
6. Ibu memberikan ASI ekslusif
ü Tidak, alasan karena ibu melahirkan
dirumah sakit dengan tindakan Sectio Sesar sehingga ibu tidak bisa memberikan
ASI saat dirumah sakit.
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah
melakukan asuhan kebidanan pada keluarga binaan di RT 02 RW 003 Kelurahan Margahayu
Kecamatan Bekasi Timur, pembahasan dari laporan keluarga
binaan ini sebagai berikut:
Pembahasan hasil asuhan pada balita Ny. C dengan keadaan
normal
Setelah dilakukan asuhan pada Tanggal 31 Desember 2013 - 2 Januari 2014 An. SR 3 tahun 5 bulan, memiliki Berat Badan 14 kg, Tinggi
Badan 95 cm, Lingkar Kepala 48 cm dan Lingkar Lengan 16 cm. Maka dapat
diketahui status gizi anak dalam keadaan baik sesuai dengan usianya.
Saat dilakukan DDST pada An. A dengan Usia 3 tahun, An. A dapat melakukan
sesuai dengan usianya yaitu dapat memakai T-shirt, menyebutkan nama temannya,
mencuci tangan dan mengeringkannya, meloncat jauh berdiri 1 kaki dalam 1 detik,
dapat mengekspresikan emosi serta dapat menyebut gambar. Maka dapat diketahui perkembangan
motorik kasar, bahasa, adaptif/ motorik halus dan personal soaial.
Maka dapat disimpulkan bahwa balita dalam
keadaan sehat dan tidak ada keluhan yang dirasakan pada saat ini.
BAB V
PENUTUP
Penutup
Asuhan pada
balita adalah asuhan yang diberikan pada balita umur 1-5 tahun. Dari asuhan
kebidanan yang telah dilakukan pada 1 keluarga binaan di RW 03 di RT 05 Kelurahan
Margahayu Kecamatan Bekasi Timur, maka penulis menyimpulkan beberapa
hal, yaitu Pada keluarga Balita An.SR dengan perbaikan gizi , maka
balita perlu asupan gizi yang baik seperti mengkonsumsi makan – makanan yang
bergizi seperti sayur-sayuran dan buah-buahan .
Saran
Adapun saran yang penulis berikan yaitu sebagai berikut:
1.
Untuk masyarakat agar
ikut berperan serta dalam meningkatkan derajat kesehatan dengan membantu tenaga
kesehatan dalam menjalankan tugas-tugasnya dengan mengikuti program- program
dari tenaga kesehatan.
2.
Bagi mahasiswa
dapat meningkatkan minat belajar dan keterampilannya agar asuhan yang diberikan
pada masyarakat mendapatkan hasil yang maksimal serta dapat belajar untuk
berkomunikasi yang lebih baik lagi kepada masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar