Antropologi Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Primer

Antropologi kesehatan merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosiobudaya, biobudaya, dan ekologi budaya dari kesehatan dan kesakitan yang dilihat dari segi-segi fisik, jiwa, dan sosial serta perawatannya masing-masing dan interaksi antara ketiga segi ini dalam kehidupan masyarakat, baik pada tingkat individual maupun tingkat kelompok sosial keseluruhannya.
Perkembangan antropologi kesehatan sejak permulaan dasawarsa enam puluhan begitu pesat (seluruh universitas yang tergolong baik di AS membuka program pengkhususan) medical anthropology. Di dunia internasional dan di Indonesia khususnya, telah membentuk kondisi dasar bagi pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan maupun penambahan jumlah tenaga ahli. Dengan demikian peranan mereka dalam penelitian berbagai masalah kesehatan dapat berkembang. Kondisi ini bukan hanya bagi kepentingan penelitian konseptual dan teoritis tetapi juga dalam menanggulangi masalah kesehatan bagi kepentingan masyarakat.
Foster (1981) mengembangkan Pelayanan Kesehatan Primer (PKP) sesudah dikenal sebagai Primary Health Care (Alma Alta 1978). Deklarasi ini bertujuan untuk mengurangi ketidakadilan pada sistem pelayanan kesehatan nasional negara berkembang seperti Indonesia. Deklarasi ini juga menetapkan bahwa kesehatan adalah suatu hak asasi manusia dan upaya meningkatkan derajat kesehatan setinggi mungkin merupakan tujuan sosial yang penting.
Di pihak lain dinyatakan bahwa rakyat di setiap negara memiliki hak dan kewajiban untuk berperan serta/berpartisipasi sosial, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan pelayanan kesehatan mereka. Tahun 2000 (diharap semua di dunia) harus mencapai tingkat kesehatan (hidup produktif) sosial ekonomi (santoso 1988) “kalau upaya yang dimaksud berhasil”. Perlu dikaji karena berbagai masalah yang telah dialami oleh institusi kesehatan PKP (antropologi kesehatan terapan) menunjukkan peranan ilmuwan antropologi kesehatan dlm penelitian mengenai masalah kesehatan & penanggulangan?peningkatan derajat kesehatan penduduk.
Analisis mengenai gejala-gejala dapat secara :
- Teoritis
- Metodologi disusun berdasarkan teori tertentu
Dua hal di atas untuk pembuktian ilmiah & mempertajam pemahaman hakekat kemanusiaan dari gejala-gejala yang dimaksud secara lebih universal atau komparatif. Keterpaduan antara dimensi biomedis dan non biomedis dalam antropologi sebagai suatu ilmu induk, bukan hal asing.
Ruang lingkup antropologi mencakup :
- Segi biologi manusia
- Segi sosio budaya
Berdasarkan segi-segi ini, antropologi mengenal cabang-cabang:
-Antropologi biologi
-Antropologi sosio budaya
-Antropologi linguistik
-Prasejarah dan arkeologi
Ruang lingkup antropologi ini tercermin pada antropologi kesehatan yang juga memiliki – segi biologi (biomedis)
segi nonbiologi (sosiobudaya & psikobudaya)
AKAR DARI ANTROPOLOGI KESEHATAN
Menelusuri antropologi kesehatan kontemporer untuk sumber yang berbeda, dimana perkembangannya masing-masing secara relatif (tetapi tidak mutlak) terpisah satu sama lain:
1. Perhatian ahli antropologi fisik terhadap topik-topik seperti evolusi, adaptasi, anatomi komparatif, tipe-tipe ras, genetik dan serologi
2. Perhatian etnografi tradisional terhadap pengobatan primitif termasuk ilmu sihir dan magic.
3. Gerakan “kebudayaan & kepribadian” pada akhir 1930-an & 1940-an, kerjasama antara ahli-ahli psikiatri & antropologi.
4. Gerakan kesehatan masyarakat internasional setelah PD II.
ANTROPOLOGI FISIK
Sejumlah besar antropologi fisik, dokter
Hasan & prasod (1959), meliputi nutrisi dan pertumbuhan, serta korelasi antara bentuk tubuh dengan variasi yang luas dari penyakit-penyakit seperti:
Radang pada persendian tulang (arthritis), Tukak lambung ( ulcer ), Kurang darah (anemia), Penyakit DM, dll
ANTROPOLOGI FISIK
4 hal tadi termasuk studi antropologi yang bersifat medis dan pada tahun-tahun terakhir. Antropologi fisik disibukkan dengan kedokteran forensik, bidang masalah-masalah kedokteran hukum yang mencakup :
- Umur
- Jenis kelamin
- Peninggalan ras manusia
- Penentuan orang tua dari seorang anak melalui tipe darah (terjadi keraguan tentang siapa bapak ?)
ETNOMEDISIN
Kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit, yang merupakan hasil perkembangan kebudayaan asli dan yang eksplisit, tidak berasal dari kerangka konseptual kedokteran modern ( Hughes 1968, mis: pengobatan primitif)
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Puskesmas aalah satu bidang perhatian antara kesehatan terapan adalah Primary Health Care/PKP, integrasi antara segi biomedisin penyakit umum dan pencegahan penyakit dalam rangka penanggulangan masalah-masalah kesehatan dan peningkatan tingkat kesehatan penduduk melalui PKM, posyandu, dasawisma maupun program KB
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
SEGI NON BIOMEDISIN
Masalah-masalah, kendala, potensi, perubahan baik yang bersumber pada penduduk resipien maupun yang bersumber pada institusi pemberi pelayanan atau komunikator gagasan, nilai & perilaku menguntungkan kesehatan tsb.
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Konteks masalah Non biomedisin:
Sistem-sistem sosiobudaya (umum)
Sistem kebudayaan kesehatan tradisional komunitas resipien (khusus)
Sistem institusi formal pemberi pelayanan kesehatan biomedis
Interaksi pelayanan antara petugas kesehatan & pasien
- Anggota-anggota komunitas resipien lainnya, sarana program PKP.
Beberapa permasalahan yang dialami PKM dalam rangka PKP beraneka ragam, yaitu:
- Upaya penanggulangan dan pengembangan beda-beda, tingkat permasalahan institusi kesehatan tidak sama
- Jenis masalah yang dialami tidak sama, upaya yang dilakukan berbeda-beda.
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Misalnya, di propinsi-propinsi pulau Jawa jumlah pengunjung di PKM relatif, memiliki 200 pasien/hari.
Untuk luar jawa, PKM desa & kota, kota relatif, desa terpencil seperti Maluku, pasien 10 orang/hari, daerah lain bisa 20 orang/hari walaupun terpencil.
Oleh karena itu perlu pembenahan organisasi & manajemen.
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Peningkat motivasi kerja untuk mengatasi kondisi di kalangan dokter & paramedik tertentu, bukan hanya terpencil, tetapi daerah sosio ekonominya lebih maju.
Motivasi berpengaruh meningkatkan keberhasilan kinerja perawatan medis maupun upaya” prevensi sehubungan dengan komunikasi inovasi kesehatan serta partisipasi sosial yang diharapkan dalam rangka PKP.
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
POS PELAYANAN TERPADU
Dikembangkan atas kesadaran dan upaya partisipasi masyarakat dari setiap komunitas dalam upaya pencegahan penyakit.
Posyandu, milik penduduk, perawatan kuratif
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Pelayanan yang dilakukan (pengawasan dokter):
KB, bagi PUS PKK setempat & berada dalam wadah LKMD
Bayi dan balita, PMT
Imunisasi
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
KERANGKA KONSEPTUAL
Perancang institusi-institusi kesehatan PKP berusaha sedapat mungkin berpegang pada prinsip-prinsip pendekatan pembangunan sosial yang digariskan dalam Declaration of Alma Alta (WHO 1978; lihat pula Foster 1981).
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Asing atau tidak serta jarang atau tidak, sesuai deklarasi ini, kita mendengar bahwa PKP:
1. Didasarkan pada metode dan teknologi yang bukan hanya praktis tetapi juga ilmiah serta dapat diterima oleh komunitas resipien.
2. Dirancang bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan kesehatan individu dan keluarga melalui partisipasi penuh pihak komunitas; dan sesuai dengan biaya yang dapat ditanggung oleh komunitas dan pemerintah dalam mempertahankannya dan mengembangkannya.
3. Menekankan pelaksanaan kegiatan pada jiwa kepercayaan akan kemampuan diri dan pengambilan keputusan secara mandiri oleh komunitas.
4. Merupakan bagian integral dari sistem kesehatan nasional maupun keseluruhan pembangunan sosial dan ekonomi komunitas.
5. Merupakan kontak tingkat pertama dari individu, keluarga, dan komunitas dengan sistem kesehatan nasional yang membawa pelayanan kesehatan sedekat mungkin pada kehidupan dan pekerjaan penduduk
6. Membentuk unsur pertama (dasar) dari suatu proses pelayanan kesehatan yang berkesinambungan.
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PKM & POSYANDU
Prinsip-prinsip dan program PKP bertujuan:
Menanggulangi masalah-masalah kesehatan & perangkat secara kuratif & preventif
Sehubungan dengan angka kematian & kesakitan penduduk, hingga derajat kesehatan meningkat
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Puskesmas dan Posyandu berhubungan dengan prinsip-prinsip PKP tersebut di atas dalam rangka Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Prinsip-prinsip ini antara lain mengisyaratkan bahwa program PKP bertujuan menanggulangi masalah-masalah kesehatan dan penyakit secara kuratif dan preventif ilmiah sehingga
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
angka-angka kematian dan kesakitan penduduk beserta masalah-masalah lainnya yang terkait dapat berkurang; dengan kata lain derajat kesehatan penduduk meningkat. Selain itu, prinsip-prinsip ini mengisyaratkan bahwa komunitas bukan hanya sebagai resipien PKP tetapi juga berperan dalam wujud partisipasi sosial bersendikan semangat
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
kepercayaan dan kemampuan diri sendiri (dalam arti komunitas maupun kehidupan sosial komunitas) serta mandiri dalam pengambilan keputusan secara demokratis. Dan PKP merupakan institusi pelayanan pertama dalam jaringan perujukan perawatan.
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Program PKP berhadapan dengan masalah-masalah (1) organisasi dan logistik, (2) praktek pelayanan dan perawatan biomedis (kuratif dan preventif, termasuk KB), (3) perubahan pengetahuan dan perilaku kesehatan pada pihak resipien sebagai sasaran pelayanan, dan (4) pemahaman makna partisipasi sosial.
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Golongan masalah (1) merupakan kenyataan intrainstitusi pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan kemampuan organisasi dan kepemimpinan institusi serta kemampuan personalia medis dan dana yang tersedia.
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Golongan masalah (2) adalah komunikasi antara profesional biomedis dengan pasien dan pendampingnya sebagai kegiatan utama yang menentukan keberhasilan terapi dan prevensi penyakit.
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Golongan masalah (3) dan (4) bersumber pada komunitas sasaran pelayanan terapi dan prevensi penyakit atau kelompok resipien yang mempengaruhi perubahan pengetahuan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan dan penerimaan dan adopsi gagasan partisipasi sosial.
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Organisasi PKP, misalnya Puskesmas, adalah penyedia dan pelaksana kegiatan-kegiatan pengobatan maupun prevensi penyakit terhadap komunitas-komunitas di sekitarnya. Organisasi dipimpin oleh seorang dokter umum dan memiliki sejumlah paramedik dengan keahlian yang beragam serta staf administrasi.
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Posyandu, sebagai contoh lain, dikoordinasi oleh ketua tim p enggerak PKK tingkat desa dan kelurahan, yaitu istri kepala desa dan lurah atau seorang ibu lain yang ditunjuk oleh istri tersebut yang disetujui oleh kepala desa dan lurah.
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Posyandu menyediakan pelayanan prevensi terhadap pasangan usia subur, ibu hamil, dan bagi bayi dan balita serta ibu yang bersangkutan. Kegiatan teknis medisnya diberikan oleh paramedik Puskesmas kecamatan setempat dibantu oleh kader kesehatan PKK desa yang bersangkutan yang sudah dilatih.
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Masalah-masalah kemampuan organisasi pada institusi-institusi ini bersumber pada kepemimpinan, penyediaan atau pengadaan logistik, hubungan kerja antarpimpinan dan paramedik atau kader kesehatan, pengelolaan administrasi, kemampuan perawatan medis, maupun persepsi mereka terhadap kelompok sasaran atau resipien.
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
KOMUNITAS RESIPIEN
Masalah umum yang selalu terlihat pada setiap komunitas desa maupun komunitas kota sehubungan dengan kesehatan adalah bahwa perubahan dan penambahan pengetahuan kesehatan beserta perubahan perilaku kesehatan merupakan tindakan yang harus selalu dilakukan.
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Suatu komunitas yang makin tradisional dan rendah derajat pendidikannya, serta tertutup dari informasi umum; makin lambat mengalami proses-proses pemahaman, penerimaan, dan adopsi informasi pengetahuan, nilai, dan praktek kesehatan baru dalam menanggulangi permasalahan kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan komunitas yang bersangkutan.
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
komunitas seperti ini jelas memerlukan bantuan melalui program-program perawatan kuratif dan pencegahan penyakit, seperti yang secara terpadu menjadi lingkupan kerja Puskesmas dan secara terbatas namun strategis oleh Posyandu.
*) ditulis oleh dr. Hermiaty, M.Kes., diunduh dari www.medbook.web.id
Nah, kerabat, ulasan diatas ditulis oleh seorang dokter.
Sekarang, bagaimana pendapat para antropolog sendiri ? Khususnya, mereka yang dekat dengan antropologi kesehatan
Kami tunggu komentarnya

http://antrounair.wordpress.com/2009/08/31/antropologi-kesehatan-dan-pelayanan-kesehatan-primer/

Tidak ada komentar: