ANALISA DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) DESA RAWA ASRI


No.
Data-Data
Masalah
Penyebab
1.
Angket :
Dari 16 orang ibu menyusui
1.    4  orang (25%) ibu menyusui setelah ASI banyak keluar
2.    6 orang (37,5%) ibu menyusui bayi 3-5 kali dalam sehari semalam
3.    3 orang (16,8%) ibu menyusui berpendapat memberikan ASI ekslusif sampai usia 3 bulan dan 1 orang (6,3%) sampai usia 4 bulan
4.    6 orang (37,5%) ibu menyusui tidak memberikan kolostrum (susu jolong) dengan alasan Tidak tahu 4 (66,7%) dan kotor 2 orang (33,4%)
5.    9 orang (64,3%) ibu membiarkan masalah yang terjadi dalam menyusui bayi
Kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI di Desa Rawa Asri
Kurang terpajannya informasi
2.
Angket :
Dari 14 orang Bayi :
1.    1 bayi (7,1%) berada di Bawah Garis Kuning (BGK)
2.    13 orang (92,3%) ibu mengatakan manfaat Imunisasi untuk menghindari penyakit dan 1 orang (7,1%) ibu mengatakan Imunisasi Tidak ada kegunaannya
3.    8 orang (72,7%) ibu mengatakan memberikan makanan tambahan setelah lebih dari 6 bulan
Risiko penurunan derajat kesehatan bayi di Desa Rawa Asri
Kurang mendapat informasi tentang pentingnya imunisasi
3.
Angket :
Dari 19 Balita :
1.    7 Balita (36,8%) tidak ditimbang setiap bulan
2.    6 Balita (31,6%) ditolong kelahirannya oleh Dukun terlatih
3.    6 Balita (31,6%) jarang dibawa ke Posyandu dengan alasan Malas 1 orang (16,7%), Kesibukan 4 orang (66,6%) dan lainnya seperti kebiasaan 1 orang (16,7%)
4.    Usia balita mendapat makanan tambahan kurang dari 6 bulan 14 orang (73,7%) dan lebih dari 6 bulan 5 orang (26,3%)

Wawancara
Dari hasil wawancara dengan ibu-ibu yang mempunyai balita didapatkan data 6 orang ibu mengatakan bahwa bayi mereka telah mendapatkan imunisasi lengkap.
Risiko penurunan derajat kesehatan balita di Desa Rawa Asri
Kurang paparan informasi dan ketidak mampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan
4.
Angket :
Dari 46 anak usia sekolah :
1.    26 anak (56,5%) mengalami masalah gigi seperti gigi berlubang dan karang gigi
2.    39 anak (84,8%) menggosok gigi 2 kali sehari, 4 anak (8,7%) menggosok gigi lebih dari 2 kali sehari, 3 anak (6,5%) menggosok gigi 1 kali sehari
3.    29 anak (63,1%) tidak memeriksakan gigi kepelayanan kesehatan
4.    24 anak (52,2%) tidak mendapat suplemen atau vitamin tambahan

Wawancara :
   Setelah dilakukan wawancara ternyata anak tidak mengetahui waktu menggosok gigi yang sehat dan mereka menganggap menggosok gigi yang benar adalah saat mandi

Observasi :
-

Tingginya angka kesakitan gigi pada anak usia sekolah di Desa Rawa Asri
Kurang paparan informasi
5.
Angket :
Dari 14 Lansia :
1.    11 orang (78,6%) yang tidak pernah mendengar tentang posyandu lansia
2.    12 orang (85,7%) yang berkeinginan dibentuknya posyandu lansia
3.    11 orang (61%) yang berkeinginan adanya pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
4.    7 orang (33,3%) menderita penyakit darah tinggi, 8 orang (38,1%) menderita penyakit rematik, 2 orang (9,5%) menderita sesak
5.    9 orang (64,3%) yang tidak pernah yang memeriksakan kesehatan secara rutin
Wawancara :
Lansia mengatakan belum terbentuk posyandu lansia di desa Rawa Asri

Observasi :
Belum terdapatnya posyandu lansia di desa Rawa Asri

Risiko penurunan derajat kesehatan pada lansia di Desa Rawa Asri

Tinggianya angka penyakit degeneratif (darah tinggi, rematik, sesak nafas) yang diderita lansia
6.
Angket :
Dari 102 KK :
1.    Sumber Air mandi dan mencuci keluarga 70 KK (68,2%) dari sumur gali dan 32 KK (31,8%) dari lain-lainnya dari parit
2.    Keadaan air mandi dan mencuci 4 KK (3,9%) berbau, 73 KK (71,7%) berwarna dam 2 KK (1,9%) berasa
3.    Tempat keluarga Buang Air Besar (BAB) 85 KK (83,3%) di WC (jamban tanpa septic tank) dan 17 KK (16,7%) di tempat lain seperti dikebun
4.    Sarana pembuangan air limbah ddari got 46 KK (43,1%), sungai 21 KK (20,6%), tidak ada 15 KK (14,7%) dan lain-lain seperti parit 20 KK (19,6%).
5.    Bentuk sarana pembuangan air limbah, terbuka mengalir 50 KK (49,1%), tertutup mengalir 7 KK (6,8%), terbuka tergenang 41 KK (40,2%), tertutup tergenang 3 KK (2,9%) dan tidak berfungsi 1 KK (1,0%)

Observasi :
1.    Masih ada masyarakat yang mandi dan mencuci piring menggunakan air parit
2.    Pembuangan air limbah masyarakat ke parit

Wawancara :
-
Risiko terjangkitnya penyakit penyakit tropis
Keterbatasan Saluran
Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Tidak ada komentar: