A. PENGKAJIAN
Ruang Rawat : Flamboyan
Tgl di Rawat : 17 September
2005
I. Identitas Klien
Insial : Tn B
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 28 tahun
Informan : Status, klien, keluarga
Tanggal
pengkajian : 3 Oktober 2005
No. RM : 45738
II. Alasan Masuk
Tn. B
masuk melalui instalasi gawat darurat diantar oleh keluarganya dengan keluhan
karena mengamuk di Gramedia dan berkelahi dengan tukang parkir disana dan sejak
4 hari sebelum masuk klien suka tiap sebentar gonta ganti baju tanpa alasan
yang jelas, keluar masuk rumah, emosi labil, mengikuti kemauan sendiri, tidur
malam tidak nyenyak, sering mandi tengah malam, marah-marah pada orang lain
jika kemauannya tidak dipenuhi. Berkelahi dengan orang lain, memecahkan
perabotan rumah tangga, berbicara dan senyum-senyum sendiri, terkadang menangis
tanpa sebab, keluarga kemudian mengurung klien dikamar karena klien mengamuk
sampai memukul anggota keluarga / orang lain yang ada didekatnya, karena tidak
ada perubahan ± 1 hari maka keluarga
membawa klien ke RS Jiwa HB. Sa’anin Padang.
III.
Faktor Predisposisi
1.
Pernah mengalami gangguan jiwa
masa lalu
Masuk RS Jiwa kali ini bukanlah untuk yang pertama kalinya. Klien
mengatakan ini adalah yang kelima kalinya masuk RS Jiwa. Keluhan penyakit
seperti ini atau gangguan jiwa pada klien dirasakan lebih kurang 10 tahun yang
lalu. Klien mengatakan terakhir dirawat satu setengah tahun yang lalu pulang
dengan tenang (pengertian ada, kontak sosial baik ) dengan anjuran untuk kontrol teratur di poliklinik atau
puskesmas terdekat dan minum obat secara teratur. Klien mengatakan sejak 1
minggu yang lalu tidak minum obat, ia
yang memegang dan mengatur obatnya serta ia sering kelupaan minumnya.
Klien telah lima
kali masuk RS jiwa yaitu :
1.
Rawat I pada tahun 2000
2.
Rawat II pada tahun 2001
3.
Rawat III pada tahun 2001
4.
Rawat IV pada tahun 2004
5.
Rawat V pada tahun 2005
Setiap kali masuk rumah sakit jiwa
HB. Sa'anin Padang
keluarga mengatakan klien datang dengan emosi labil, suka mengamuk dan
marah-marah dirumah, keluarga didekatnya dipukuli sampai keluarga takut
2.
Pengobatan sebelumnya
Klien mengatakan pergi lambat ke
dokter jiwa, kedokter spesialis ataupun ketempat praktek dan rumah sakit jiwa
Prof. Dr. Hb Sa’anin Padang sampai klien menceritakan kalau dirinya kenal
dengan dokter Najmir, dr. Diana dan banyak lagi yang disebutnya. Klien
mengatakan biasanya mengambil obat ke poliklinik setiap 2 minggu sekali. Klien
mengatakan juga pernah dibawa kedukun ataupun di beri pengajian (rukiyat) dan
hasilnya tidak begitu berarti.
3.
Riwayat Aniaya/kekerasan
Klien mengatakan waktu kecil tidak pernah dianiaya atau
mengalami kekerasan oleh orang lain atau keluarga. Tetapi klien mengatakan setiap
kemauannya tidak terpenuhi klien suka marah-marah, melempar perabotan pada
orang lain sampai memukul keluarganya (menendang adiknya), klien juga
mengatakan jika kemauannya tidak dipenuhi maka emosinya akan meningkat dan ia
tidak bisa mengontrol emosinya tersebut. Selama dirawat klien pernah mengancam
teman sekamarnya jika tidak mau mengikuti perintahnya, ekspresi klien terlihat
marah saat mengancam, wajah tampak tegang.
MK : - Resiko tinggi mencederai orang lain/lingkungan
-
Penatalaksanaan regimen
terapeutik tidak efektif
4.
Riwayat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa
Klien mengatakan adik laki-laki ibunya pernah mengalami
hal yang hampir sama, tetapi hanya sekali mengalami kelainan jiwa kemudian dia
bisa sembuh setelah dibawa pada orang pintar
MK : Koping keluarga tidak efektif
5.
Pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan
Klien mengatakan ibunya sudah meninggal sejak tahun 2002.
Klien mengatakan ibunya adalah orang yang terdekat dengan dirinya dan belum
sempat membahagiakan ibunya, namun tuhan telah mengambilnya. Klien mengatakan
hal lain yang membuat dia bersedih dan menyesal sampai saat ini adalah keinginan
untuk berbuat baik dan memperhatikan adik perempuannya. Klien mengatakan merasa
bersalah telah menendang adiknya karena disaat itu emosinya labil dan tidak
tekontrol. Klien mengatakan sering putus cinta dan ditinggal pacarnya yang
kawin dengan orang lain. Hasil observasi saat pengkajian, klien tampak bersedih
saat menceritakan pengalaman masa lalunya, klien tampak sedih saat sehari
sebelum puasa karena ingat ibunya yang telah meninggal, klien menulis surat yang isinya
penyesalan terhadap pacarnya.
MK : Berduka disfungsional
IV.
Pemeriksaan Fisik
1.
Tanda-tanda vital
TD : 130 /100 mmHg
N : 84 x/mnt
S : 370C
RR : 20 x/mnt
2.
Ukur
TB : 165 cm
BB : 55 kg
3.
Keluhan fisik
Klien mengatakan matanya sakit karena terjatuh didepan
kamar, saat observasi mata klien masih bengkak dan ada tanda lebam agak
kehitaman
MK : Gangguan rasa nyaman : nyeri
V.
Psikososial
1.
Genogram
|
|
||||
|
||||
|
||||||||||||
|
||||||||||||
|
|
|||||||||||
Klien adalah anak laki-laki dari 5 bersaudara, ia berasal dari
keluarga yang cukup berada, klien mengatakan ia tinggal bersama saudara dan
pamannya. Semenjak kecil ia diasuh oleh kedua orang tuanya dengan penuh kasih
sayang. Apapun kenginannya, keluarga selalu memenuhi, jika tidak terpenuhi
klien selalu merajuk atau marah.
Klien mengatakan bahwa keputusan dirumah diambil oleh ayahnya
termasuk keputusan untuk dirawat di RSJ, klien mengatakan pamannya juga
mengalami hal yang sama dengannya, klien mengatakan didalam keluarga tidak
terdapat diskusi untuk menyelesaikan suatu masalah, komunikasi antara keluarga
tertutup, dimana anggota keluarga tidak ada bercerita sama lain jika ada
masalah. Pengambilan keputusan dalam keluarga oleh ayahnya tanpa didisusunkan
dulu dengan anggoran keluarga lain.Keluarga baru satu kali mengunjungi klien
selama dirawat di RSJ.
MK: koping keluarga tak efektif
2.
Konsep Diri
a.
Citra diri
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya,
tetapi yang paling klen sukai adalah tangan kananya, karena lebih kuat
b.
Indentitas diri
Klien mengatakan anak
yang ke 3 dari 5 bersaudara. Sebelumnya bekerja di penjahit sinar sebagai tukang
membuat pola atau memakaikan kancing tetapi yang paling cepat klien mengobras.
Ia puas sebagai laki-laki
c.
Peran
Klien mengatakan didalam
keluarganya ia berperan sebagai anak yang sangat menyayangi ibunya,
dimasyarakat ia berperan sebagai masyarakat biasa yang mengikuti aturan yang
dimasyarakat. Sebelum dirawat ia bekerja dipenjahit sinar yang saa hasilnya
digunakan untuk diri sendiri
d.
Ideal diri
Klien berharap cepat
sembuh dan dapat bekerja kembali seperti semula, setelah keluar ia berkeingian
berziarah ke makan ibunya dan meminta maaf pada adik perempuannya yang pernah
ditendangnya.
e.
Harga diri
Klien mengatakan ia
merasa tak berharga, selalu menyusahkan orang lain dan tidak mandiri dalam hal
pekerjaan, klien mengatakan ia merasa tidak dihargai oleh lingkungannya karena
tidak ada yang mau mendengar apa yang ia ceritakan. Klien tampak menunduk
sambil mengurut dadanya ketika menceritakan tentang harga dirinya.
MK: Gangguan konsep diri
: harga diri rendah
3.
Hubungan Sosial
Klien mengatakan orang
yang paling berarti bagi dirinya adalah ibunya tapi sekarang ibunya tak ada
lagi, sehingga tidak ada seorang yang berarti bagi dirinya, sewaktu ibunya
masih hidup ia selalu menceritakan kepada ibunya dan sekarang tak ada tempat ia
bercerita lagi, klien mengatakan dulu ia
sering ikut kegiatan di masyarakatnya, temannya banyak, selama dirawat di RSJ
hubungan klien dengan teman-temannya baik dan ikut serta membantu temannya bila
ada kegiatan gotong royong.
MK : -
4.
Spiritual
a.
Nilai dan keyakinannya
Menurut klien semua yang ada dibumi, dilangit adalah
musik, sang pencipta. Demikian juga dengan dirinya. Setiap yang terjadi adalah
kehendak Tuhan termasuk yang didalamnya sekarang
b.
Kegiatan ibadah
Klien tahu dengan kewajibannya yaitu sholat tetapi ada
dikerjakan dan terkadang ditinggalkannya. Dilihat dari ceritanya, klien
sepertinya seorang yang tahu dengan ajaran agama menurut cerita klien dia dulu
sering mendapat juara sholat jenazah, lomba azan dll. Klien bisa menulis ayat kursi
dan sering membaca ayat-ayat pendek
MK : -
VI. Status Mental
1.
Penampilan
Klien penampilan rapi, dengan baju yang selalu
dimasukkan kedalam celana, memakai ikat pinggang, rambut rapi selalu disisir,
baju selalu diganti. Klien mengatakan selalu mandi pagi, kemarin baru potong
kuku kecuali jempol karena menurut klien tukang jahit harus panjang jempolnya
biar mudah menjahit
Mk : -
2.
Pembicaraan
Klien mengatakan kalau dirinya terlalu
banyak bicara dan terlalu cepat, ia susah mengatur percakapannya. Saat berbicara
klien cepat, cadel, pembicaraan sering
terputus, bila berbicara topiknya selalu berubah-ubah dari satu topik ke topik
yang lain.
MK : Gangguan komunikasi verbal
3.
Aktifitas Motorik
Klien dapat beraktivitas
dengan baik, seperti membersihkan ruangan setiap pagi klien adalah salah satu
pasien yang bisa diharapkan untuk bekerja.
MK : -
4.
Alam Perasaan
Pada saat ditanyakan
klien kenapa murung pada hari Selasa tanggal 4 Oktober 2005 klien mengatakan dia
sedih mengingat ibunya yang sudah meninggal dan besok adalah puasa pertama, dia
tak bisa berkumpul dengan keluarga. Klien juga menunjukkan sebuah surat yang isinya berupa
penyesalan terhadap pacarnya
MK : Berduka
disfungsional
5.
Afek
Saat diwawancarai dan
menceritakan masalahnya baik pengalaman yang menyenangkan maupun yang
menyedihkan respon yang diperhatikan klien sesuai dengan stimulus ketika
ditanya klien dapat menjawab dengan serius.
MK : -
6.
Interaksi selama wawancara
Selama interaksi kontak
mata klien bagus, klien cukup kooperatif. Walaupun terkadang klien memunculkan
sifat defensifnya ia mengatakan dirinya seorang yang pintar dan hebat, dia yang
membuat bom molotof.
MK : Gangguan komunikasi
verbal
7.
Persepsi
Klien mengatakan bahwa ia
tidak mendengar suara-suara atau melihat bayangan.
MK : -
8.
Proses Pikir
Klien dapat menjawab pertanyaan dengan baik, terkadang
dalam pembicaraan klien suka berbelit-belit tapi sampai pada tujuan (sirkum
stansial), tetapi ini hanya kadang-kadang tidak sering dilakukan.
MK : -
9.
Isi Pikir
Pada saat pengkajian klien mengatakan bahwa dia hebat
dan pintar, klien mengatakan dia bisa memerintahkan orang ditempat kerjanya,
klien mengatakan dia yang merakit bom molotof, klien juga mengatakan dia kuliah
di AIM, klien juga mengatakan dia lulusan universitas di New York, klien mengatakan bisa membuat
lampu dengan sekali tepuk. Klien tampak
membanggakan diri sambil membusungkan dadanya ketika bercerita bahwa dia yang
membuat bom molotof, semua yang dikatakan klien diulang berkali-kali ( 2 –3
kali perhari ), klien mengatakan hal yang berbeda dengan kenyataan secara
berulang-ulang, klien sulit diorientasi ke realita, kalau bercerita klien
sering menguji orang lain kemudian mengatakan orang lain bodoh dengan rawut
wajah meremehkan orang lain.
MK : Gangguan isi pikir : waham kebesaran
10.
Tingkat Kesadaran
Klien mengatakan bahwa ia sekarang berada di RS Jiwa
Gadut diantar oleh keluarganya karena suka mengamuk dan muntah-muntah dirumah,
suka memecahkan perabotan. Klien dapat menyebutkan tanggal, hari dan bulan
serta tahun pada saat dilakukan pengkajian.
MK : -
11.
Memori
-
Klien dapat mengingat kejadian sewaktu
6 bulan yang lalu ketika merantau keperawang dan berdagang disana (kedai
kelontong), klien dapat mengingat kejadian-kejadian sebelum dibawa kerumah
sakit jiwa dan ketika dibawa kerumah sakit jiwa (diikat dan disuntik).
-
Klien dapat mengingat nama
perawat, klien dapat menceritakan kehidupan klien sebelum masuk RS Jiwa klien
merantau ke Batam, perawang dan Jakarta
MK : -
12.
Tingkat konsentrasi dan
berhitung
Klien dapat berkonsentrasi dengan apa yang sedang ia
lakukan, kemampuan berhitung sederhana seperti 3 x 3, 5 + 4, dan lain-lain.
MK : -
13.
Kemampuan penilaian
Klien dapat mengambil keputusan yang sederhana seperti
saat ia muntah dikamar dia tahu harus membersihkan ruangan tersebut walaupun
perlu diarahkan
MK : -
14.
Daya Tilik Diri
Klien mengatakan dirinya tidak sakit, hanya dia tidak
bsa mengontrol dirinya kalau sedang emosi labil.
MK : -
VII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1.
Kemampuan klien mampu
memenuhi/menyediakan kebutuhan
Klien mampu memilih pakaian yang tepat dan menyimpan
pakaian setelah dicuci klien rapi dalam penampilan, bersih tidak acak-acakan.
2.
Kegiatan Hidup Sehari-hari
a.
Perawatan diri
Pada saat pengkajian (setiap pagi) klien tampak habis
mandi, gigi terlihat bersih klien mengatakan ia mandi 2-3 x sehari, pagi dan
sore kadang-kadang siang hari jika klien merasa gerah. Klien dapa menyebutkan
peralatan mandi yang ia gunakan seperti sabun, odol dan sikat gigi dan handuk,
klien juga mampu merapikan diri sesudah mandi seperti menyisir rambutnya
b.
Nutrisi
Frekuensi makan klien 3x/sehari yang ditambah dengan
snack yang disediakan oleh pihak RS. Menu makan terdiri dari nasi, lauk dan
sayuran serta buah yang bervariasi sesuai dengan yang disediakan dan RS porsi
makan habis, klien makan menggunakan tangan bersama klien di meja makan
c.
BAB dan BAK
Klien BAB 1-2 sehari, konsistensi lunak, BAK +
5x/sehari, klien mampu menggunakan kamar mandi, BAB dan BAK
d.
Tidur
Klien mengatakan ia tidur jam 10 atau 11 malam dna
bangun pagi dalam keadaan segar jam 5 Subuh, klien mengatakan ia jarang tidur
siang. Sebelum tidur biasanya klien mengisi waktunya dengan menonton TV, klien
mengatakan ia tidur nyenyak dan sekali-kali berminpi, tapi bukan mimpi
menakutkan.
3.
Kemampuan Klien
Klien mengatakan Di RS Jiwa ini klien teratur minum obat
karena selalu dikontrol oleh perawat, namun kalau dirumah klien tidak teratur
minum obat karena kelupaan, klien sendiri yang memegang dan mengetahui obatnya
4.
Klien mempunyai sistem
pendukung
Klien mengatakan ia sangat senang, jika ada peluangnya
yang datang, ia merasa ini menunjukkan ia masih disayang keluarganya
5.
Apakah klien menikmati
pekerjaan/hobi
Klien mengatakan sebelum di rawat ia bekerja sebagai
pedagang kelontong sewaktu dirantau dan
ketika kembali ke rumahnya ia ikut bekerja sebagai penjahit dan pada usaha yang
dimiliki oleh keluargnya. Namun klien mengatatakan lebih senang berdagang
daripada menjahit yang membuatnya cepat bersih.
VIII. Mekanisme Koping
Klien mengatakan jika ada masalah dia tidak bisa tenang,
suka bicara sendiri, mondar-mandir dan marah-marah pada orang lain Klien
mengatakan. sulit untuk mengontrol diri, kadang-kadang sampai memukul orang
lain, Klien mengatakan suka sakit kepala jika keinginannya tidak dipenuhi
keluarga, dada terasa sesak dan sakit. Klien terlihat marah-marah dengan teman sekamarnya,
klien tampak mengomel ketika gotong royong bila ada temannya yang tidak mau
bekerja.
MK : Koping individu tidak efektif
IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan
·
Masalah dengan dukungan kelompok
Klien
mengatakan sekarang temannya tidak ada, apalagi sejak ia masuk RSJ, temannya
tidak ada satupun yang menjenguknya, sampai klien mengatakan “teman itu adanya
disaat senang-senang, dikala susah tidak ada seorangpun yang memperdulikannya”
·
Masalah dengan Lingkungan
Klien mengatakan lingkungannya biasa saja,
orang-orang disekelilingnya dapat menerima kondisinya jika klien tenang,
·
Masalah dengan Pekerjaan
Klien ingin cepat pulang agar bisa membelikan
adiknya sebuah printer, klien ingin berdagang karena hal tersebut tidak
membosankan
·
Masalah dengan Perumahan
Klien ingin segera berkumpul dengan keluarga
yang ada dijalan damar, klien mengatakan disana dia bisa membantu menjahit
·
Masalah dengan dukungan Yankes
Klien mengatakan kalau klien pulang dia akan
rajin minum obat dan akan rajin kontrol ke poliklinik RSJ
X. Pengetahuan
Klien mengatakan ia tidak mengetahui tentang
penyakitnya, tidak tahu apa itu waham, klien mengatakan ia hanya tahu kalau
penyakitnya itu muncul dan ia tidak mampu mengontrol emosinya, Klien mengatakan
bahwa waham itu adalah melihat bayangan dan mendengar suara. Klien tampak
terdiam dan bingung saat ditanya tentang apa itu waham. Klien menjawab salah
ketika ditanya apa itu waham.
MK : Kurang pengetahuan
XI. Aspek Medis
Diagnosa Medis : Schizofrenia Paranoid
Pengobatan : Stelazine
3 x 5 mg
Clorpromazine
(CPZ) 1 x 100 mg
Haloperidol
(HLP) 3 x 1,5 mg
Bamgetol
3 x 200 mg
XII. ANALISA DATA
No
|
Data
|
Masalah
|
1
|
DS :
-
Klien mengatakan setiap
kemauannya tidak terpenuhi, klien suka marah-marah, melempar perabotan pada
orang lain sampai memukul keluarganya ( menendang adiknya)
-
Klien mengatakan jika
kemauannya tidak dipenuhi maka emosinya akan meningkat dan ia tidak bisa
mengontrol emosinya tersebut
DO :
-
Klien mengancam teman
sekamarnya jika tidak mau mengikuti perintahnya
-
Ekspresi klien terlihat marah
saat mengancam
-
wajah tampak tegang
|
Resiko mencederai orang lain/lingkungan
|
2
|
DS :
-
Klien mengatakan dia hebat
dan pintar
-
Klien mengatakan dia bisa
memerintah orang di tempat kerjanya
-
Klien mengatakan dia yang
merakit Bom molotof
-
Klien mengatakan dirinya tamat
kuliah di AIM
-
Klien mengatakan dia lulusan
universitas di New York
-
Klien mengatakan bisa membuat
lampu dengan sekali tepuk
DO :
-
Klien mengatakan hal yang
berbeda dengan kenyataan secara berulang-ulang
-
Klien sulit di orientasi ke
realita
-
Klien tampak membanggakan
diri sambil membusungkan dada ketika bercerita bahwa dia yang membuat bom
molotof
-
Semua yang dikatakan klien
diulang berkali-kali ( 2 – 3 x perhari )
-
Kalau bercerita klien sering
menguji orang lain dan mengatakan orang lain bodoh dengan wajah meremehkan
orang lain
|
Gangguan isi pikir :
Waham kebesaran
|
3
|
DS :
-
Klien mengatakan kalau
dirinya terlalu banyak bicara dan terlalu cepat
-
Klien mengatakan susah
mengatur percakapannya
DO :
-
Klien berbicara cepat, cadel
-
Pembicaraan sering terputus
-
Bila berbicara topik selalu
berubah — ubah dari satu topic ketopik yang lain
|
Gangguan komunikasi verbal
|
4
|
DS :
-
Klien mengatakan ia merasa
tidak berharga
-
Klien mengatakan ia selalu
menyusahkan orang lain dan tidak mandiri dalam hal pekerjaan
-
Klien mengatakan ia merasa
tidak dihargai oleh lingkungannya karena tidak ada yang mau mendengar apa
yang ia ceritakan
DO :
- Klien tampak menunduk sambil
mengurut dada ketika menceritakan tentang harga dirinya
|
Gangguan konsep diri : HDR
|
5
|
DS :
-
Klien mengatakan jika ada
masalah dia tidak bisa tenang, bicara sendiri, marah-marah pada orang lain
-
Klien mengatakan suka sakit
kepala jika keinginannya tidak dipenuhi keluarga, dada terasa sesak dan sakit
-
Klien mengatakan sulit
mengontrol diri
DO :
-
Klien terlihat marah ketika
berbicara dengan teman sekamarnya
-
Klien tampak mengomel ketika
gotong royong bila ada temannya yang tidak mau berkerja
|
Koping individu tidak efektif
|
6
|
DS :
-
Klien mengatakan ini adalah
yang kelima kalinya masuk RS Jiwa
-
Klien mengatakan dirumah ia
yang memegang dan mengatur obatnya dan ia sering kelupaan minumnya
-
Klien mengatakan waktu
dirumah ±1 minggu tidak minum obat
DO :
- Klien dirawat untuk kelima kalinya
|
Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif
|
7
|
DS :
-
Klien mengatakan ibunya sudah
meninggal sejak tahun 2002 dulu
-
Klien mengatakan dia sedih
mengingat ibunya yang telah meninggal dan besok adalah puasa pertama, dia
tidak bisa berkumpul dengan keluarga.
-
Klien mengatakan sering putus cinta dan ditinggal pacarnya yang kawin dengan orang
lain
-
Klien mengatakan ibunya
adalah orang yang terdekat dengan dirinya dan belum sempat membahagiakan
ibunya dan tuhan telah mengambil ibunya
-
Klien mengatakan merasa
bersalah telah menendang adiknya
DO :
-
Klien tampak sedih saat menceritakan
pengalaman masa lalu
-
Klien membuat surat yang isinya
penyesalan terhadap pacarnya
|
Berduka disfungsional
|
8
|
DS :
-
Klien mengatakan bahwa
keputusan dirumah diambil oleh ayahnya termasuk keputusan untuk dirawat di
RSJ
-
Klien mengatakan pamannya
juga mengalami hal yang sama dengannya
-
Klien mengatakan didalam
keluarga tidak terdapat diskusi untuk menyelesaikan suatu masalah
DO :
-
Keluarga baru satu kali
mengunjungi klien selama dirawat di RSJ
|
Koping keluarga tidak efektif
|
9
|
DS :
-
Klien mengatakan ia tidak
tahu tentang penyakitnya, tidak tahu apa itu waham
-
Klien mengatakan ia hanya
tahu kalau penyakitnya itu muncul ia tidak mampu mengontrol emosinya
-
Klien mengatakan bahwa waham
itu adalah melihat bayangan dan mendengar suara
DO :
-
Klien tampak terdiam dan
bingung ketika ditanya apa itu waham
-
Klien menjawab salah
pertanyaan perawat tentang waham
|
Kurang pengetahuan
|
Daftar Masalah Keperawatan
1.
Resiko mencederai orang
lain/lingkungan
2.
Perubahan isi pikir : waham
kebesaran
3.
Gangguan komunikasi verbal
4.
Gangguan konsep diri : Harga
Diri Rendah
5.
Koping individu tidak efektif
6.
Penatalaksanaan regimen
terapeutik tidak efektif
7.
Berduka disfungsional
8.
Koping keluarga tidak efektif
9.
Kurang pengetahuan
POHON MASALAH
Resiko mencederai
orang lain/lingkungan
Ggn komunikasi Perubahan isi pikir :
verbal waham kebesaran
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
Koping individu tidak efektif Kurang pengetahuan
Berduka
disfungsional
Penatalaksanaan regimen
terapeutik tidak efektif
Koping keluarga tidak efektif
Diagnosa Keperawatan
1.
Resiko mencederai orang lain
dan lingkungan b.d waham kebesaran
2.
Perubahan isi pikir : waham
kebesaran b.d harga diri rendah
3.
Gangguan konsep diri : HDR b.d
koping individu tidak efektif
4.
Koping individu tidak efektif
b.d. berduka disfungsional
5.
Koping individu tidak efektif
b.d. kurangnya pengetahuan
6.
Penatalaksanaan regimen
terapeutik tidak efektif b.d. koping keluarga tidak efektif
7.
Perubahan isi pikir : waham
kebesaran b.d. penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif
8.
Gangguan komunikasi verbal b.d.
waham kebesaran.
CATATAN PERKEMBANGAN
Inisial Klien : Tn. B
Umur : 28 tahun
Ruangan : Flamboyan
No.Mr : 45738
No. Dx
|
Hari/ Tanggal
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Dx.1
Tik 1
|
Senin,
3 Oktober 05
jam 09.00 Wib-
09.55 Wib
|
1.
Membina hubungan saling
percaya antara perawat dan klien
-
Menyapa klien dengan ramah
baik verbal maupun non verbal
“ Selamat pagi” sambil tersenyum”
-
Memperkenalkan diri dengan
sopan “Nama saya Y, saya mahasiswa PSIK yang akan bertugas disini selama 1
minggu, nama Tn sapa ? (klien berada di balik teralis sambil berjabat tangan
dengan jlien jaraknya + 75 cm)
-
Menjelaskan tujuan
berinteraksi “Tn B karena saya disini + 1 minggu jadi kita sekarang
sampai seterusnya bisa ngobrol-ngobrol Tn. B” Tidak apa-apa khan ? kita
ngobrol usah lama-lama buat hari ini. Gimana, Tn B bersedia ngobrol dengan
saya hari ini ? Jadi kalau Tn. B ataupun teman lainnya butuh bantuan
saya,saya akan berusaha membantu, saya setiap paginya ada disini sampai jam
2”
-
Kontak mata (+) selama
berinteraksi
-
Menerima klien apa adanya
-
Menunjukkan sikap perhatian
pada klien dan memperhatikan kebutuhan klien
|
S :
-
“Selamat pagi bu” nama saya
:BS”
O :
-
Klien menatap perawat dan
menjabat tangan perawat kontak mata (+) selama interaksi
A :
-
Klien menunjukkan penerimaan
terhadap kedatangan perawat
P :
-
Lanjutkan ke tujuan khusus 2
Dx. 1
|
Dx.1
Tik 2
|
Selasa
4 Oktober 05
jam 10.00Wib-10.30 Wib
|
2.
Membantu klien mengenal waham
- Mengucapkan salam terapeutik.” Selamat
pagi B”
-
Membicarakan kontrak yang
kemaren “B’, sesuai janji Y kemarin kalau Y tanya dan cerita dan
cerita-cerita sama B tentang waham, B’ nanti dengar Ya biar B tau”
“iya”, pernahkah dengar atau tahu mengenai waham”
“pernah, waham itu delusikan ?” yang ada lihat bayangan atau suara
yang kita dengar”
“Iya bukan itu ! waham
artinya Keyakinan seseorang yang tidak sesuai dengan kenyataan”. Waham itu
ada waham agama., waham kebesaran, waham somatik, waham nihilistik, waham
curiga
“B, waham itu bisa disebabkan banyak faktor, bisa karena
psikososial mungkin karena hubungan dengan lingkungan, biologis karena memang
otaknya yang ada kelainan, genetik itu jika ada anggota keluarga kemungkinan
besar keluarga lainnya juga bisa dapat
“Ngerti khan B ? ”kalau tandanya kaya yang B’ bilang tadi,
gejalanya bisa banyak bicara, menghindari orang lain, mudah tersinggung tak
bisa membedakan yang nyata, isi pembicaraan tidak sesuai
|
S :
-
Membalas salam “ Pagi juga Y”
-
Klien mengatakan waham itu
yang dengar suara dan seperti lihat bayangan kan
Y?”
O :
-
Klien terus mendengar dan
memperhatikan yang dijelaskan
-
Kontak mata (+)
A :
-
Klien telah mengenal waham
P :
-
Intervensi dilanjutkan ke
tujuan khusus selanjutnya (Tik 3)
|
Dx.1
Tik 3
|
Rabu
5 Oktober 05
Jam 11.00- 11.30 Wib
|
Klien menolak interaksi hari ini dengan alasan malas.
|
|
Dx 1
Tik 3
|
Kamis
6 Oktober 05
Jam 11.00- 11.30 Wib
|
3.
Membantu klien mengenal cara
mengontrol waham
- Mengucapkan salam terapeutik “Selamat Siang B”
-
Mengingatkan kontrak” siang B
“B’ masih ingat yang kita bicarakan kemaren kan?”
-
Mengkaji cara klien mengatasi
waham katanya kemaren B bisa buat bom, B yang pintar sendiri, terus gimana
tuch…. Apa yang B lakukan ?”
-
Memberi reinforcement karena
mau mengungkapkan perasaan
-
Membuat kontrak untuk besok”
“B, Y tahu B pintar, tapi apa yang Y bilang, kita tidak boleh
membicarakan yang tidak sesuai dengan yang sesungguhnya B’ ingatkan….”
“B Besok kita masih ngobrol tentang masalah B ini ya…
terimakasih ya sudah mau cerita sama Y, berarti B mau berbagi
keluhan dengan Y, besok ya kita bahas lagi
|
S :
-
Membalas salam “Siang juga Y”
-
Iya, Y, kita ngobrol tentang
wahamkan ?”
-
Iya Y, kemarenkan B yang buat
bom
-
Y bukan tidak percaya sama
B’. B’ kan dulu suka belajar kimia ST…. saat tahu masalah merakit bom
O :
-
Klien terdiam mendengarkan
apa yang dijelaskan dan tertunduk
A :
-
Klien mengenal mengontrol
waham
P :
-
Intervensi dilanjutkan masih
TIK 3
|
Dx 1
Tik 3
|
Jum’at
7 Oktober 05
08.00-09.00
|
-
Mengingatkan kontrak
-
Mengucapkan salam terapeutik
“
“Hallo B, gimana keadaan hari ini….? Sarapan abis
tadi pagi ? tidurnya nyenyak khan ? kemaren kita janji nyambung lagi khan
“jadi B sudah pikir apa yang harus B lakukan
-
Mengkaji lagi cara mengatasi waham…
“B mengerti kan kalau waham itu kita harus sesuai dengan kenyataan
apa yang kita lakukan. Kalau ada pikiran seperti itu, B harus ingat itu tidak
boleh, karena memang itu tidak ada…B kan
masih punya kemampuan lain kan
?”
-
Memberi motivasi untuk
meningkatkan kemampuan jahitan B “rapi….
Kemampuan B itu kan
bagus bisa menghasilkan sesuatu yang berguna, karya B dipakai orang, B harus
bangga.”
-
Memberi reinforcement (+)
“sekarang B mengerti, B banyak yang bisa dibanggakan, teruskan
saja ya besok pekerjaannya kalau Sudah pulang.”
|
S :
-
“hallo juga sie…. Sarapan
tadi abis tidurnya nyenyak ga ada
???????
-
Iya, B bisa menjahit ini
celana yang B pakai B yang jahit rapi kan,
ada kantong didalam biar orang ga tau Y….”
O :
-
Klien terdiam berfikir dan
menganggukkan kepala klien tersenyum setelah diberi pujian
A :
-
Klien dapat mengontrol
wahamnya
P :
-
Lanjutkan atau beri
inforcement (+), lanjutkan intervensi lain
|
Dx 1
|
Senin,
10 Oktober 05
09.00-09.20
|
-
Menyapa klien dengan ramah
baik verbal dan non verbal.
“ Pagi, B…” dengan senyum ramah “gimana kabar B ?
-
Mengingatkan kontrak
“B, seperti janji kita hari jumat kemarin, kita ngobrol lagi ya ?”
-
Menanyakan keluhan (here
& now)
“gimana perasaan B hari ini? “
(Interaksi tidak dilanjutkan karena hari ini klien melaksanakan
prosedur ECT)
-
Membuat kontrak untuk besok
“Ya, udah sekarang B di ECT dulu, tapi besok B jam 10.00 WIB ikut
Y ya. Y besok mau ujian mau kasih penyuluhan tentang pemberian obat untuk b.
Besok ada dosen Y, juga sama ibuk E… . B tenang aja ya. Jangan cemas.”
-
Terminasi untuk sementara
Berjabat tangan untuk mengakhiri pembicaraan.
|
S:
“klien mengatakan klien cemas dengan prosedur ECT yang akan
dilakukan”
O:
Klien tampak tegang dan takut.
A:
Intervensi tidak dapat dilanjutkan karena kondisi klien tidak
memungkinkan untuk pelaksanaan TUK 5.
P:
Intervensi dilanjutkan besok.
|
Dx 1
Tik 5
|
Selasa,
11 Oktober 05
10.00-10.35
|
-
Membuka interaksi dengan klien
Memberi salam
Memperkenalkan dosen
Membuat kontrak waktu
Menjelaskan interaksi
Mendiskusikan keluhan
-
Mendiskusikan dan menggali
pengetahuan klien tentang :
Jenis obat yang digunakan
Manfaat obat yang digunakan
Menjelaskan efek samping obat
Menjelaskan cara mengatasi efek samping obat
Menjelaskan akibat penghentian obat
secara mendadak
-
Memberikan reinforcement (+)
terhadap jawaban klien.
-
Menyimpulkan dan menanyakan
keluhan setelah minum obat.
-
Mendiskusikan dan menjelaskan
prinsip 5 benar.
|
S:
Klien menjawab salam perawat
Klien dapat menyatakan nama obat yang digunakan, efek samping obat
dan cara mengatasi ESO, prinsip 5 benar dan akibat dari menghentikan obat
secara mendadak.
O:
Kontak mata klien (+)
Klien berjabat tangan perawat dan dosen
Klien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan perawat.
A:
Klien mampu menguasai materi pemberian obat
P:
Intervensi dilanjutkan dengan evaluasi TIK sebelumnya.
|
Dx 1
|
Rabu,
12 Oktober 05
09.00-09.25
|
-
Membuka interaksi dengan
klien
Memberi salam
Mengingatkan kontrak
Menjelaskan interaksi
Mendiskusikan keluhan
“Jadi, bagaimana kondisi B hari ini ? B sekarang punya keinginan
apa?”
-
Mengakhiri interaksi
“Ya sudah kalau B mau istirahat ga apa-apa?
-
Membuat kontrak untuk
interaksi besok
|
S:
Klien menjawab salam perawat
Klien mengatakan klien ingin pulang karena di bangsal seperti
dipenjara.
Klien mengatakan tidak mau diwawancarai, karena klien merasa bosan
dan mau istirahat karena baru di ECT untuk yang kedua
O:
Klien tampak malas
Klien tampak ingin sendiri untuk hari ini
A:
Intervensi tidak dapat dilanjutkan karena kondisi klien yang tidak
ingin diganggu.
P:
Intervensi dilanjutkan besok.
|
Dx 1
|
Kamis,
13 Oktober 05
11.00-11.30
|
(Evaluasi
cara mengontrol waham)
-
Menyapa klien denagn ramah
-
Mengingatkan kontrak
-
Menanyakan keluhan
-
Mengevaluasi pengenalan waham
terhadap klien setelah dikenalkan waham itu apa ?
-
Pembagian waham
Waham agama
Waham keberasan
Waham somatic
Waham nilistik
-
Membuat kontrak untuk
berinteraksi selanjutnya
-
Mengakhiri interaksi dengan klien
|
S:
Klien menjawab salam perawat
Klien mengatakan kondisinya baik-baik saja
Klien mengatakan waham itu adalah gangguan/ keyakinan dimana waham
itu berbeda dengan kenyataan dan dilakukan berulang.
O:
Klien berjabat tangan dengan perawat
Klien mampu menjawab pertanyaan yang diberikan perawat
A:
Klien dapat mengulang topik yang telah didiskusikan
P:
intervensi dilanjutkan
|
Dx 1
|
Jumat,
14 Oktober 05
12.00-12.45
|
-
Membuka interaksi dengan
klien
Memberi salam
Mengingatkan kontrak
Menjelaskan tujuan interaksi
-
Mendiskusikan cara mengontrol
waham
-
Mendiskusikan kegiatan yang
akan dilakukan setelah kembali kerumah
-
Membuat kontrak untuk
berinteraksi selanjutnya
-
Mengakhiri interaksi dengan
klien
|
S:
Klien menjawab salam perawat
Klien mengatakan cara mengontrol waham dengan mengaji, sholat,
nonton, baca Koran
Klien mengatakan kegiatannya kalau sudah kembali kerumah klien
akan bekerja
O:
Klien tampak serius membicarakan topik ini
A:
Klien mampu untuk mengulang bagaimana cara mengontrol waham
P:
Intervensi dilanjutkan untuk TIK selanjutnya.
|
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Klien Tn B umur 28 Tahun dirawat
diruang flamboyant RS Jiwa Prof HB.Sa’anin Padang, sejak tanggal 17 September
2005 sampai dengan 19 Oktober 2005
merupakann klien dirawat ulang yang kelima kalinya. Dari pengkajian diperoleh
data bahwa Tn B mengalami waham kebesaran, selalu merasa memiliki kekuasaan dan
kemampuan dalam beberapa hal misalnya, klien mengatakan: “saya bisa merakit bom, wsaya hebat dan
pintar, saya suka memerintah ditempat kerja, saya kuliah di new york, saya bisa membuat lampu sekali
tepuk”, hal ini selalu diungkapkannya berulang-ulang. Klien juga mengatakan
setiap permintaannya tidak dipenuhi klien menjadi marah-marah, melempar
perabotan pada orang lain sampai memukul keluarganya ( menendang adiknya),
sulit berorientasi dengan realitas, klien tampak membanggakan diri, suka
meremehkan orang lain, ekspresi wajah mengancam. Data lain yang diperoleh
adalah klien mengatakan dia merasa dirinya tidak berharga, klien mengatakan
selelu menyusahkan orang lain, tidak mandiri, dank lien mengatakan dirinya
tidak dihargai oleh orang dilingkungannya.
Dari data diatas diperoleh masalah,
Resiko menciderai orang lain dan lingkungan, Perubahan isi pikir: waham
kebesaran dan Gangguan konsep diri : harga diri rendah. Selanjutnya ditegakkan
sebagai diagnosa pertama yaitu : Resiko menciderai orang lain dan lingkungan
berhubungan dengan perubahan isi pikir : waham kebesaran, dan diagnosa kedua
adalah Perubahab isi pikir : waham kebesaran sehubungan dengan gangguan konsep
diri : harga diri rendah. Setelah dilakukan implementasi dari intervensi dari
diagnosa keperawatan pertama dan kedua klien menunjukkan kemajuan yang berarti,
Evaluasi dari masing-masing tindakan
yang dilakukan dilihat dari respon klien secara subjektif yaitu ungkapan
perasaan san dan pemahaman klien secara verbal, kemudian respon klien yang
ditampilkan secara verbal diamati secara objektif. Dari evaluasi tindakan
diperoleh hasil bahwa intervensi dari diagnosa I dan diagnosa II dan dari
masing-masing tujuan khusus intervensi tercapai sesuai rencana.
B. Saran
Dalam melakukan
asuhan keperawtan jiwa, sebagai tenaga keperawtan yang professional diharapkan
:
- Mampu menerapkan teori yang ada kedalam implementasi tindakan dilapangan.
- Pemanfaatan Instrumen diri pribadi agar lebih meningkatkan penerapan tekhnik komunikasi terapeutik sehingga asuhan keperawatan yang telah direncanakan dapat terlaksana secara optimal.
- Klien dengan gangguan isi pikir agar, selalu diikutsertakan dalam kegiatan kelompok, meningkatkan interaksi dengan orang lain, berkomunikasi secara efektif dan klien dapat mengenal orientasi secara realita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar