Definisi :
Decompensasi cordis adalah kegagala jantung untuk
mempertahankan peredaran darah sesuai kebutuhan tubuh (Ahmat, R 1989)
Istilah lainnya adalah payah
jantung atau gagal jantung
Gagal
jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu
memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan (price, 1993).
Gagal
jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrien (Brummer & Suddarh, 2000)
Etiologi
Secara umum, gagal jantung dapat disebabklan oleh
berbagai hal yang dapat dikelompokkan
- Disfungsi miocard
- Beban tekanan berlebihan pada sistolik (sistolik overload)
- Beban volume berlebihan pada diastolik (diastolik overload)
- Peningkatan kebutuhan metabolik (demand oveload)
- gangguan pengisian ventrikel
contoh :
ad 1 :
- Iskemia miokard
-
Infark
miokard
-
Miocardis
-
Kardiomipathi
Ad2 :
- Stenosis aorta
-
Hipertensi
-
Kartasio
aorta
Ad3 :
- Insefiensi oarta mitral,
trimkopidal
-
trasnfusi
berlebihan
ad4 : -
Anemia
-
tiroksikosis
-
biri-biri
-
peny.
Paget
ad 5 :
- Primer (gagal distensi sistolik)
-
perkarditis
restriktif
-
termponade
jantung
-
Sekunder
-
Stenosis
mitral
-
Stenosis
trikumpidal
Faktor-faktor perkembangan gagal jantung
- Aritemia
Artimei akan menganggu fungsi
mekanisme jantung dengan mengubah rangsangan listrik yang memulai respon mekanis
- Infeksi sistemik dan infeksi paru-paru
Respon tubuh terhadap infeksi
akan memaksa jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan metabolisme yang
meningkat
- Emoali paru
Emoali paru secra mendadak
akan meningkatkan resistensi terhadap reaksi ventrikel kanan pemicu terjadinya
gagal jantung kanan
Klasifikasi
Menurut NYHA (New York Heart
Association)
Klasfikasi
|
Gejala
|
Prognosa
|
I
|
-
Aktifitas
biasa tidak menimbulkan kelelahanm dyspnea, palpitasi, tidak ada kongesti
pulmoral atau hipotensi ferife
-
Asimptometik
-
Kegiatan
sehari- sehari tidak terbatas
|
Baik
|
II
|
-
Kegiatan
sehari-hari sedikit terbatas
-
Gejala-gejala
tidak ada saat istirahat
-
Ada bailar (cracklas dan S3 murmer)
|
Baik
|
III
|
-
Kegiatan
sehari-hari terbatas
-
Pasien
merasa nyaman saat istirahat
|
Baik
|
IV
|
-
Gejala
insufisiensi jantung ada saat istirahat
|
Buruk
|
Patofisiologi
-
Mekanisme
dasar
Kelainan kontraktilitas pada
gagal jantung akan menganggu kemampuan
pengosongan ventrikel. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi
cardiac output dan meningkatkan volume ventrikel
Dengan meningkatnya EDV
(volume akhir diastolik ventrikel) maka terjadi pula peningkatan tekanan akhir
diastolik kiri (udep) dengan meningkatnya LUPED, maka terjadi pula peningkatan
tekanan atrium (LAP) karena atrium dan ventrikel berhubungan langsung ke dalam
anyaman vaskuler paru-paru meningkatkan tekanan kapiler dan vena-vena
paru-paru. Jika tekanan hidroskatik dari anyaman kapiler paru-paru melebihi
tekanan osmotik vaskuler, maka akan terjad transudati cairan melebihi kecepatan
drainase .
Jika kecepatan transudasi
carian melebihi kecepatan drainase limfatik, maka akan terjadi edema
intersisal.
Limfatik tekanan lebih lanjut
dapat mengakibatkan peningkatan tekanan lebih lanjut dapat mengakibatkan cairan
merembes alveoli dan terjadilah oedem paru-paru.
-
Respon Kompensatorik
- Meningkatnya aktivitas adrenergik simpatik
Menurunnya cardiac output akan
meningkatkan aktivitas adrenergik simpatik yang dengan merangsang pengeluaran
katekolamin dan syaraf-syaraf adrenergik jantung dan medula adrenal.
Denyut jantung dan kekuatan
kontraktil akan meningkat untuk menambah cardiac ouput (Co), juga terjadi
vaskonsstriksi arteri perifer untuk menstabilkan tekanan arteri dan restribusi
volume daerah dengan mengurangi aliran darah ke organ-organ yang rendah
metabolismenya, seperti kulit dan ginjal agar perfusi ke jantung dan ke otak
dapat dipertahankan vasokanstriksi akan meningktkan aliran balik vena ke sisi
kanan jantung yang selanjutnya akan menambah kekuatan kontraksi
- meningkatnya beban awal akibt aktivasi sistem renin angiostensi aldosteron (RAA)
aktivitas RAA menyebabkan
retensi Na dan H2O oleh ginjal meningkatkan volume
ventrikel-ventrikel tegangan tersebut. Peningkatan beban awal ini akan menambah
kontrakbilitas miokardium. Aktivitas RAA akibat perangsangan simpatik
adrenergik pada reseptor beta diaporatus
justglomerulus, reseptor makula dextra terhadap perubahan pelepasan natrium
pada kubulsu distal respon baro reseptor terhadap perubahan volume-volume dan tekanan
darah yang bersirkulasi
- Hipertrofi ventrikel
Respon komponen satorik
terakhir pada gagal jantung adalah hidrotrofi miokardium akan bertambah
tebalnya dinding
- Efek negatif dari respon kompensatirik
Pada awalnya respon
kompenstorik menguntungkan namun pada akhirnya dapat m enimbulkan berbagai
gejala, meningkatkan laju jantung dan memperburuk tingkat gagal jantung
Restensi jantung yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kekuatan kontraktilits kini mengakibatkan
bendungan paru-paru dan vena sistemik dan edema, vase konstruksi arteri dan
redistrubisi aliran darah menganggu perfusi jaringan pada anyaman vaskuler yang
terlena menimbulkan tanda serta gejala misalnya berkurangnya jumlah kemi yang
dikeluarkan dan kelemahan tubuh vasokonstriksi arteri juga menyebabkan beban
akhir dengan memperbesar resistensi terhadap ejeksi ventriekl beban akhir juga
meningkatkan kalau dilatasi ruang jantung.
Akibatnya kerja jantung dan
kebutuhan miokard akan O2 jugan meningkatn, yang juga ditambah lagi adanya
hipertrofi miokard dan perangsangan simpatik lebih lanjut. Jika kebutuhan
miokard akan O2 tidak terpenuhi maka
akan terjadi ishemia miokard akhirnya dapat timbul beban miokard yang tingg dan
serangan gagal jantung yang berulang.
Manifestasi
-
Gagal
Jantung kiri
Menyebabkan kongestif,
bendungan pada paru dan gangguan pada mekanisme kontrol pernapasan
Gejala :
-
Dispnea
-
Orthopnea
-
Paroxismal
meturnal dispea
-
Batuk
-
Mudah
lelah
-
Ronchi
-
Gelisah
-
cemas
-
Gagal
jantung kanan
Menyebabkan peningkatan vena
sistemik yang dapat menyebabkan gejala
-
Oedem
perifer
-
Peningkatan
BB
-
Distensi
vena jeyulasis
-
Hepotomegali
-
Asites
-
Pitting
edema
-
Anoreksia
-
Mual
-
dll
-
secara
luasa peningkatan COP dapat menyebabkan perfusi O2 ke jaringan rendah sehingga
menimbulkan gejala :
-
pusing
-
kelelahan
-
tidak
toleran terhadap aktivitas dan panas
-
ekstremitas
dingin
-
Perfusi
pada ginjal dapat menyebabkan pelepasan renin serta sekresi aldosteron dan
refensi cairan dan natrium yang menyebabkan peningkatan volume intravaskuler
(Arief M, 1999)
Komplikasi
- Edema paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri
- syok kardiogenik : stadium dari gagal jantung kiri, kongestof akibat penurunan curah jantung dan pefusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital (jantung, otak jantung)
- Episode trombosimbolik
Trombus terbentuk karena imobilitas pasien dan gangguan
sirkulasi dengan aktivitas trombus dapat menyumbat pembuluh darah.
- Efusi perikardial dan tamponde jantung
Masuknya cairan ke kantung
perikardium cairan dapat meregangkan peri kardium sampai ukuran maksimal
à COP menurun dan aliran balik vena ke jantung à himponade jantung
Pemeriksaan Penunjang
- Radiogram dada
-
Kongesti
vena paru-paru
-
Redistribusi
vaskular pada lobus-lobus atas paru-paru
-
Kardiomegali
- Kimia darah
-
Hiponatermia
-
Hiperkalemia
pada tahap lanjut dari gagal jantung
-
BUN
dan keratinin meningkat
- Urine
-
Lebih
pekat
-
BJ
meningkat
-
NA
meningkat
- Fgs hati
-
pemanjangan
mas protombin
-
peningkatan
bilimbin dan enzim hati (SGOT dan SGPT meningkat)
Penatalaksanaan
-
Bertujuan
untuk
- Mengurangi beban kerja jantung
- mengurangi beban awal
- Meningkatkan kontraktilitas
- Mengurangi beban akhir
ad1.
Mengurangi beban kerja jantung
melalui
pembatasan aktivitas fisik yang ketet tanpa menimbulkan kelemahan otot-otot
rangka
Ad2.
Mengurangi beban awal.
-
Pembataasan
garam
-
Pemberian
duretik oral
Ad3. Meningkatkan kontraktilita
Dengan
pemberian obat inotropik
Ad4 mengurangi beban akhir
Pemberian
vasdilator seperti hidralazin dan nitrat yang menimbulkan dilatasi anyaman
vaskular melalui 2 cara :
-
Dilatasi
langsung otot polos pembuluh darah
-
Menghambat
enzim konveki angiostensisi
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Data
dasar pengkajian fisik
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : -
keletihan, kelelahan terus sepanjang hari
-
Insomenia
-
Nyeri
dada dengan aktivitas
-
Dispea
pada istirahat atau pada pengerahan tenaga
Tanda gelisah : gelisah, perubahan status mental mis: leturgi
tanda vital
berubah pada aktivitas
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, informiocard, akut,
episode, gagal jantung kanan sebelumnya
Penyakit
katup jantung, bedah jantung, endokarditis, SIE, anemia syok septik, bengkak
pada kaki, telapak kaki, abdomen, sabuk terlalu kuat (pada gagal jantung kanan)
Tanda : TD mungkin turun (gagal pemompaan), normal
bjk ringan/kronis atau tinggi (kelebihan volume cairan / peningkatan ttr)
Tekanan
nadi menunjukkan peningkatan volume sekuncup
Frekuensi jantung talikordi (gagal jantung kiri)
Irama
jantung : sistemia misal : fibrilasi atrium, kontraksi ventrikel
prematur/talikardia blok jantung
Nadi
apikel : distrimeia misal : PMI mungkin
menyebar dan berubah posisi secara inferim kiri
Bunyi jantung S3 (Gallop) adalah
diagnostik : S4 dapat terjadi S1 dan S2 mungkin lemah
Murmer
sistolik dan diastolic dapat menandakan adanya katup atau insufifisensi
Nadi
: Nadi perifer berkurang : perubahan dalam kekuatan denyutan dapat terjadi,
nadi sentral mungkin kuat misal : nadi jogulani coatis abdominal terlihat
Warna
: kebiruan, pucat, abu-abu, sianotik
Punggung
kuku : pucat atau siamotik dengan pengisia kapiler lembut.
Hepar
: pembesaran/ dapat teraba, reflek, hepato jogularis
Bunyi
nafas : Crekels, ronchi
Edema
: mungkin dependen, umum atau pitting khususnya pada ekstermitas : DVJ
c. Integritas Ego
Gejala : ausitas, khawatir, takut
Stress
yang berhubungan dengan penyakit/keputihan finansial
Tanda : Berbagai manifestasi perilaku misal :
ansietas, merah, ketakutan, (nokturia), diare/konstipasi
d. Eliminasi
Gejala : penurunan berkemih, urine berwarna gelap,
berkemih malam hari (nokturia), diare/konstipasi
e. Makanan / Cairan
Cairan : kehilangan nafsu makan
Mual/muntah
Penambahan berat
badan signifikan
Pembengakakan
pada ekstremitas bawah
Pakaian/sepatu
terasa sesak
Diet tinggi
garam/makanan yang telah diproses, lemak
gula dan kafein
Penggunaan
diuretik.
Tanda : Penambahan berat badan cepat
Distensi abdomen (asites), edema (umum
dependen, tekanan pitting)
f. Hygiene
Gejala : keletihan,
kelemahan, kelelahan selama aktivitas perawatan diri
Tanda : penampilan menandakan kelalaian perawatan
personal
g. Neurosensori
Gejala : kelemahan pening,
episode pingsan
Tanda : letargi, kuat pikir,
diorientasi, perubahan perilaku, mudah tersinggung
h. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri dada, angina kuat atau kronis
Nyeri abdomen kanan atas, salut pada otot.
Tanda : tidak tenang, gelisah
Fokus menyempit
(menarik diri)
Perilaku
melindungi diri
i.
Pernapasan
Gejala : dispesia saat
aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
Batuk dengan
/tanpa pembentukan sputum
Riwayat penyakit
paru kronis
Penggunaan bantuan pernapasan
misal oksigen, atau medikasi
Tanda : Pernapasan, takipnea, nafas dangkal,
pernafasan laboral, penggunaan otot akseri
Pernafasan
nasal faring
Batuk
kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk terus menerus dengan
tanpa/pembentukan sputum
Sputum
: mungkin bercampur darah, merah mudah/berbuih edema pulomonal
Bunyi
nafas : mungkin tidak terdengar dengan krakelis banner dan mengi
Fungsi
mental : mungkin menurun, latergik, kegelisahan warna kulit pucat atau sianolis
j.
Keamanan
Gejala : Perubahan fungsi mental, kehilangan
kekuatan/tonus otot, kulit lecet
k. Interaksi sosial
Gejala
: Penurunan
keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan
l.
Pembelanjaan/pengajaran
Gejala : menggunakan/lupa menggunakan obat-obat jantung
misal penyekat saluran kalsium
Tanda : Bukti tentang ketidakberhasilan untuk
meningkatkan lamanya di rawat 8 – 2 hari. Bantuan untuk belanja,
transportasi perubahan dalam
terapi/penggunaan obat perubahan dalam tatanan fisik rumah
Pemeriksaan Penunjang
1. EKG
Hipertropi
atrial atau ventikuler, penyimpangan aksis, ishemia dan kerusakan pola mungkin
terlihat distrimia, misal : talikardi, fibrilasi atrial mungkin terjadi sering
terdapat KVP. Kenaikan ST/T persisten 6 minggu atau lebih setelah infark
miokard menunjukkan adanya aneurisme ventrikuler (dapat menyebabkan
gagal/disfungsi jantung)
2. Somogram (ekokardiogram, ekokardiogram
dropple)
Dapat
menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi (struktur katup
atau area penurunan kontratilitas ventrikel)
3. Skan jantung (multigated acquisition
(MUGA)
Tindakan
penyuntikan fraksi dan memperkirakan
gerakan dinding
4. Katerisasi Jantung
Tekan
abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan vs sisi kiri stenosis katup atau
inssufisiensi juga mengkaji potensi arterikaroner zat kontras disuntikkan ke
dalam ventrikel menunjukkan ukuran abnormal
dan efeksi traksi / perubahan kontraktilitas
5. Rontgen dada
Dapat
menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi/hipertrofi bilik
atau peubahan dalam pembuluh darah, mencerminkan peningkatan tekanan pulomoral.
Kantor abnormal misal bulging pembatasan jantung kiri dapat menunjukkan
aneunisme ventrikel.
6. Enzim hepar meningkat/kongesti hepar
7. Elektrolit, mungkin berubah karena
perpindahan cairan/penurunan fungsi ginjal terapi diuretik
8. oksimetri nadi : saturasi O2 mungkin
terendah, terutama jika GJK akut memperburuk PPOM atau GJK kronik
9. AGD : gagal ventrikel kiri ditandai dengan
alkalosis respinotori ringan (dini) atau hipoxemia dengan peningkatan PCO2
(akhir)
10. BUN kreatinin
Peningkatan
BUN menandakan penurunan perfusi ginjal kenaikan baik BUN dan kreatinin
merupakan indikasi gagal ginjal
11. Albumin / tranferin serum
Mungkin
menurun sebagai akibat penurunan masukan protein atau penurunan sintesis
protein dalam hepar yang mengalami kongesti
12. HSD
Mungkin
menunjukkan anemia, polisistemia atau perubahan kepekatan menandakan retensi
air, SDP mungkin meningkat mencerminkan
MI baru/akut perikarditis atau sturktur informasi atau infeksinus lain
13. Kecepatan sedimentasi (ESR) mungkin
meningkat, menandakan reaksi inflamensi akut
14. Pemeriksaan tiroid, peningkatan aktivitas
tiroid menunjukkan hipearaktivitas tiroid segan prepencetus GJK
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Penurunan curah jantung b/d perubahan kontratilitas miocard, perubahan struktural, perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik.
- Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara supplay O2 dengan kebutuhan tubuh.
- Kelebihan volume cairan b/d menurunnya laju filtrasi glomerulo/meningkatkan produksi ADH dan retensi natrium dan air.
- Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas b/d perubahan membran kapiler alveolus
- Gangguan perfusi jaringan perifer b/d statis vena
- Kecemasan b/d kesulitan nafas dan kegelisahan akibat oksigensi yang tidak adekuat
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anneksia, mual dan muntah
- Potensial kurang pengetahuan mengenai program perawatan b/d tidak bisa menerima perubahan gaya hidup baru yang dianjurkan
- Perubahan jalan nafas tidak efektif b/d peningkatna produksi sekret, sekret tertahan, sikresi kental, peningkatan energi dan kelemahan
REFERENSI
-
Arief
M (1999), Kapita Selecta Kedokteran Edisi
II, Media acesculapius FKUI, Jakarta
-
Hudak,
balo (1996), Keperawatan Kritis, edisi VI, Volum II, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
-
Dongoes
Me, (1994), Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanan dan
pendokumentasian Perawatan Pasien. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
-
Brunner
& Suddart (1999), Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, buku kedokteran EGC Jakarta
-
Sylvia
dan Price (1995) patofisiologi Jakarta,
EGC
-
Soeparman
(1990) Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam Penerbit, Balai Pustaka FKUI Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar