PENDAHULUAN
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi
anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal
dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan
kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain.
Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik,
mentaldan perkembangan emosinya.
Dengan
bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga
emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan
pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan
kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga
anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan
kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang
dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan
mereka yang masa kecilnya kurang
mendapat kesempatan bermain.
KEUNTUNGAN BERMAIN
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
1.
Membuang ekstra energi.
2.
Mengoptimalkan
pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-organ.
3.
Aktivitas
yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4.
Anak belajar mengontrol diri.
5.
Berkembanghnya
berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
6.
Meningkatnya daya kreativitas.
7.
Mendapat
kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.
8.
Merupakan
cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
9.
Kesempatan
untuk bergaul dengan anak lainnya.
10.
Kesempatan
untuk mengikuti aturan-aturan.
11.
Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
MACAM BERMAIN
1.
Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif,
kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain
aktif meliputi :
a.
Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian
pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut,
memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan
kadang-kadang berusaha membongkar.
b.
Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok
menjadi rumah-rumahan.
c.
Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan
dengan teman-temannya.
d.
Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2.
Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain
dengan melihat dan mendengar. Permainan ini
cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk
mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar
cerita atau musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai
keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini
:
1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit
tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.
2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat
permainannya.
4.
Tidak mempunyai teman bermain.
ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE)
adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan
dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu
kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak,
trediri dari motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar :
sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus
: gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih
berbicara, menggunakan kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku
bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan
pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku
bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam
hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan
yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.
HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan
taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan
minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak
terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak
sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu
banyak atau sedikit.
Delapan prinsip dasar dari pendekatan terapi bermain adalah sebagai berikut
(Axline, 1974) :
1. Terapis harus menciptakan suasana yang
hangat, hubungan yang bersahabat dengan anak
2. Terapis menerima anak sebagaimana adanya
3. Terapis harus mengembangkan perasaan
permisif dalam hubungan dengan anak
4. Terapis harus waspada terhadapa perasaan
anak yang diekspresikan dan direfleksikan kembali dalam bentuk tingkah laku
5. Terapis diharapkan menghargai kemampuan
anak dalam memecahkan masalahnya sendiri jika diberi kesempatan untuk melakukannya
6. Terapis tidak diperkenankan langsung
menegur perbuatan anak atau bercakap-cakap dengan cara apapun
7. Terapis jangan cepat-cepat melakukan
terapi
8. Terapis hanya mengembangkan
keterbatsan-keterbatasan yang diperlukan dalam menarik anak untuk terapi dan
pada kenyataannya akan membuat anak sadar akan tanggung jawabanya dalam
berhubungan dengan terapis
BENTUK- BENTUK PERMAINAN
Materi atau bahan mainan harus
dipilih atau diseleksi untuk memudahkan pelaksanaan terapi kepada anak. Mainan
harus sederhana, mempunyai konstruksi yang kuat dan sehat, mudah bagi anak
memanipulasi dan diperkuat dengan imajinasi. Ginott (1960) mengembangkan secara
rasional dalam memilih mainan, mainan harus :
1.
Memudahkan dalam mengembangkan kontak dengan anak
2.
Membangkitkan dan mendorong katarsis
3.
Membantu mengembangkan
insight
4.
Melengkapi dalam
mengetes realita
5.
Sebagai media untuk
terjadinya perubahan
Lima
tahap dalam proses terapi bermain meliputi 5 terapi R :
1.
Relating (berhubungan)
dengan terapis
2.
Releasing (melegakan)
perasaan
3.
Re-creating
(menciptakan kembali) kejadian-kejadian, pengalaman-pengalaman,
hubungan-hubungan.
4.
Re-experiencing
(mengalami kembali) perasaan dan pikiran yang kacau dengan suatu cara yang
memudahkan pengertian baru
5.
Resolving (memecahkan)
masalah an konflik dengan mempraktikkan tingkah laku baru dalam bermain.
Bentuk
teknik-teknik terapi bermain melalui aktivitas menggambar, aktivitas membentuk
dengan tanah liat, aktivitas bermain, aktivitas bercerita dan aktivitas
menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar