BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gagal jantung merupakan sindrom dengan gejala unik
yang terkadang kurang disadari oleh penderita dan sering menyebabkan
ketidakmampuan dan penurunan kualitas hidup penderitanya dan juga merupakan
masalah epidemik kesehatan masyarakat dan merupakan penyakit nomor satu yang
memicu kematian (Dipiro, et al, 2008).
Data American
Health Association (AHA) tahun 2003 menunjukkan gagal jantung sebagai
penyebab menurunnya kualitas hidup penderita dan peningkatan jumlah kematian. Sekitar
lima juta warga Amerika mengalami gagal jantung dengan penambahan 550 ribu
kasus baru setiap tahunnya. Pasien yang baru didiagnosis gagal jantung dapat
bertahan hidup rata-rata lima tahun (Goodman & Gilman, 2007).
Faktor yang dapat menimbulkan penyakit jantung
adalah kolesterol, tekanan darah tinggi, merokok, diabetes mellitus, kegemukan,
dan stress. Akibat lebih lanjut jika penyakit jantung tidak ditangani dengan
baik maka akan mengakibatkan kerusakan otot jantung hingga 40%, dan kematian.
Penanganan gagal jantung memerlukan tindakan yang
tepat agar tidak memperburuk keadaan jantung dari penderita. Pasien dalam
kondisi kritispun seharusnya mendapatkan asuhan keperawatan holistic dengan
tetap memprioritaskan pada aspek mempertahankan hidup. Proses keperawatan
memberikan suatu pendekatan yang sistematis, dimana perawat kritis dapat
mengenali masalah pasien dengan cepat (Talbot, et al, 1997).
Positioning adalah tindakan yang dilakukan dengan
sengaja untuk memberikan posisi tubuh dalam meningkatkan kesejahteraan atau
kenyamanan fisik dan psikologis (Dochterman & Bulechek, 2000). Aktivitas
intervensi keperawatan menempatkan tempat tidur yang terapeutik, mendorong
pasien meliputi perubahan posisi, memonitor status oksigen sebelum dan sesudah
perubahan posisi, tempatkan posisi terapeutik, tempatkan posisi terapeutik,
posisikan asien dalam kondisi body alignment, posisikan untuk mengurangi
dyspnea seperti posisi semi fowler, tinggikan 20 untuk memperbaiki aliran balik.
Pada
kondisi kritis, posisi merupakan salah satu tindakan keperawatan yang akan
mempengaruhi perubahan kondisi hemodinamik pasien. Pada gagal jantung yang
kritis, pasien diposisikan duduk dengan tujuan untuk meringankan pernapasan
pasien. Hal tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan pasien bila dilakukan
terlalu lama sehingga perlu diketahui posisi yang nyaman dan tidak memperburuk
kondisi pasien. Perubahan posisi berpengaruh terhadap perubahan hemodinamik
diantaranya tekanan darah, denyut jantung, frekuensi pernapasan dan saturasi
oksigen.
Penelitian
membuktikan bahwa posisi miring kanan sangat baik untuk pasien CHF. Menurut
Fujita, Miyamoto, Sekiguchi, Eiho, dan Sasayama (2001), posisi lateral
disarankan pada pasaien CHF. Memberikan posisi miring ke kanan pada pasien CHF
berpengaruh terhadap pengurangan penyebaran QT, memperbaiki oksigenasi arteri
(Sakamoto, et al, 2004). Intervensi yang benar diharapkan dapat meningkatkan
kenyamanan pasien gagal jantung (Kolcaba, 2003).
1.2
Rumusan Masalah
Secara
teori sebenarnya posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap perubahan denyut nadi
dan tekanan darah, hal ini karena efek gravitasi bumi. Pada saat duduk maupun
berdiri kerja jantung dalam memompa darah akan bekerja lebih keras karena
melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan denyut jantung meningkat. Apabila
terjadi perubahan posisi dari posisi supine ke posisi berdiri maka nadi akan
sedikit meningkat untuk mengkompensasi tekanan darah. Mengatur posisi miring
kanan belum diterapkan di Indonesia, karena belum ada bukti yang jelas untuk
membuktikan pengaruh pengaturan posisi miring ke kanan terhadap hemodinamik
pasien gagal jantung. Oleh karena itu pertanyaan yang ingin dicari jawabannya
melalui EBNP ini adalah : apakah posisi miring kanan berpengaruh terhadap perubahan hemodinamik
pada pasien gagal jantung.
1.3 Tujuan EBNP
1.3.1 Tujuan Umum
Menerapkan
perubahan Posisi Miring Kanan Pada Pasien Dengan Gagal Jantung Berdasarkan
Hasil-Hasil Penelitian Terkini (Evidence
Based Nursing Practice).
1.3.2 Tujuan Khusus
a.
Melakukan studi literatur untuk memperoleh bukti ilmiah tentang pengaruh miring
ke kanan terhadap perubahan hemodinamik
b.
Mengujicobakan perubahan posisi berdasarkan penelitian “ The effect of right lateral position on hemodynamics and comfort
patients with heart failure”
c.
Mengevaluasi penerapan perubahan posisi
1.4 Manfaat
EBNP
1.4.1 Bagi Pasien
Hasil
penerapan EBNP dapat bermanfaat bagi pasien jantung untuk kenyamanan pasien.
1.4.2 Bagi Perawat
Hasil
penerapan EBNP dapat menjadikan suatu intervensi keperawatan untuk memberikan
kenyamanan pada pasien.
1.4.3 Bagi Rumah Sakit
Hasil
penerapan EBNP ini dapat menjadikan acuan untuk dipertimbangkan dijadikan
sebagai Standar Prosedur Operasional (SPO) dalam memberikan pelayanan terbaik
bagi pasien sehingga diperoleh kepuasan terhadap pelayanan Rumah Sakit
BAB 2
METODOLOGI PENCARIAN
2.1 Penelusuran Literatur
Penelusuran
literatur dilakukan melalui UI ANA, proquest, dan EBSCO. Kata kunci yang
digunakan yaitu : right lateral, hemodinamik,
heart failure.
Pertanyaan peneliti : apakah
ada pengaruh posisi miring kanan terhadap perubahan hemodinamik pada pasien
gagal jantung?
2.2 PICO
Population
|
Pasien dalam rencana
pelaksanaan EBNP ini adalah seluruh pasien gagal jantung yang dirawat di Rumah
Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
|
Intervention
|
Intervensi
yang telah dilakukan di RSJPDHK
Di
RSJPDHK belum diterapkan pengaturan posisi
miring kanan pada pasien gagal jantung
Intervensi
baru
Intervensi
yang dilakukan adalah melakukan perubahan posisi miring kanan
|
Comparation
|
Posisi merupakan salah satu
tindakan keperawatan yang akan mempengaruhi perubahan kondisi hemodinamik
pasien. Pada gagal jantung yang kritis, pasien diposisikan duduk dengan
tujuan untuk meringankan pernapasan pasien. Hal tersebut dapat menimbulkan
ketidaknyamanan pasien bila dilakukan terlalu lama sehingga perlu diketahui
posisi yang nyaman dan tidak memperburuk kondisi pasien.
Perubahan posisi berpengaruh
terhadap perubahan hemodinamik diantaranya tekanan darah, denyut jantung,
frekuensi pernapasan dan saturasi oksigen.
|
Outcome
|
Expected
outcome
1.
hemodinamik stabil saat diberikan posisi miring kanan
2. klien
merasa nyaman dengan perubahan posisi
|
|
|
2.3 Jurnal Utama
1. The effect of right lateral
position on hemodynamics and comfort patients with heart failure
Penelitian oleh : Rizka
Febtrina, Elly Nurachmah, Dewi Gayatri, tahun 2014
Tujuan Penelitian : Mengidentifikasi
pengaruh posisi miring kanan terhadap
hemodinamik pada pasien dengan gagal jantung
Metode : Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah randomized
control trial (RCT) with-cross over
design .
Hasil yang diukur : Hemodinamik
yang terdiri dari tekanan darah, rata-rata tekanan arteri (MAP), denyut
jantung, frekuensi nafas dan saturasi oksigen sebelu dan sesudah diberikan
posisi miring kanan
Sampel : penelitian
ini dilakukan pada 20 responden dengan gagal jantung yang terdiri dari 15
laki-laki dan 5 wanita di RSJPDHK
Hasil : Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan posisi miring
kanan terhadap perubahan hemodinamik dengan keempat parameter yaitu tekanan
darah, denyut jantung, frekuensi pernapasan, dan saturasi oksigen.
Kesimpulan : Dianjurkan
untuk mengatur posisi miring kanan untuk mempertahankan hemodinamik dan
meningkatkan kenyamanan pada pasien gagal jantung.
2.4 Jurnal Terkait
Effect of right lateral position of body on
cardiovascular parameters
Penelitian Oleh :
Sharad Jain, tahun 2013
Tujuan Penelitian :
Menilai pengaruh posisi tubuh miring kanan terhadap parameter jantung
Hasil yang diukur : tekana
systole, tekanan diastole, dan denyut jantung
Sampel :
penelitian ini dilakukan pada 100 responden yang berjenis kelamin laki-laki
Hasil :
Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi penurunan tekanan darah, denyut
jantung pada posisi miring kanan dibandingkan posisi supine
2.5 Penjelasan
Pemilihan Jurnal Utama
Jurnal utama dalam EBNP merupakan jurnal yang
signifikan dimana rata-rata tekanan darah systole setelah intervensi
mendapatkan nilai p value 0,000,
tekanan darah diastole dengan p
value 0,004, hearth rate dengan p value 0,008. Selain alasan di atas populasi
dalam penelitian ini memiliki kesamaan budaya dan geografis, sehingga tidak
jauh berbeda dengan populasi di tempat EBNP akan dilaksanakan, mengingat masih
dalam satu bangsa dan ras.
BAB
3
ANALISA
EVIDENCE BASED NURSING PRACTICE
3.1 Referensi Jurnal Utama
Febtrina,
Rizka (2014). The effect of right lateral
position on hemodynamics and comfort patients with heart failure. Jakarta.
FIKUI
3.2 Validitas
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah klien dengan
gagal jantung stage II, dan III yang dirawat di Rumah Sakit Harapan Kita
b. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian penelitian ini
menggunakan teknik
c. Intervensi
Intervensi yang dilakukan adalah responden diberikan
posisi miring kanan dan semi fowler selama 10 menit. Sebelum dan sesudah
pengaturan posisi dilakukan pencatatan pengukuran hemodinamik (tekanan darah,
MAP, HR, RR, SaO2) dengan menggunakan monitor dan pengukuran tingkat kenyamanan
menggunakan Verbal Rating Scale Quistionnare. Intervensi ini dilakukan dua kali
dalam sehari, pagi (09.00-11.00), dan sore hari (16.00-18.00). Intervensi ini
aman dan nyaman dilakukan pada pasien gagal jantung mengingat bukan merupakan
tindakan invasive dengan resiko tinggi.
d. Blinded
Dalam penelitian ini peneliti mengetahui pasien yang
akan dijadikan responden.
Artinya tidak ada blinded pada penelitian ini.
e. Metode Statistik
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Randomized Controlled Trial (RCT) with a cross-over design. Instrumen Verbal Rating Scale Quistionnaire digunakan
untuk mengukur tingkat kenyaman pasien.
f. Kesimpulan Kualitas Metode
Kualitas dari metode ini cukup baik sesuai dengan
panduan sebuah penelitian ilmiah yang dapat terlihat dari pengambilan sampel
sampai dengan pengolahan statistic. Metode inipun dapat diaplikasikan di RSUD
Arifin Achmad Provinsi Riau.
g. Aplikabilitas
Pelakasanaan EBNP mengatur posisi miring kanan di
RSUD Arifin Achmad yang dilakukan diusahakan sama dengan mengatur posisi miring
kanan terhadap hasil penelitian. Pengukuran hemodinamik (tekanan darah, MAP,
HR, RR, SaO2) menggunakan monitor yang terpasang pada pasien. Intervensi dapat
dilakukan di ruang CVCU RSUD Arifin Achmad dengan criteria yang telah
ditentukan, pengaturan posisi miring kanan ini efektif dan aman untuk pasien.
Analisis literatur mengenai penerapan intervensi
pengaturan posisi miring kanan terhadap pasien gagal jantung merupakan hal yang
penting yang dilakukan sebagai intervensi komplementer memberikan kenyamanan
terhadap pasien. RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau merupakan rumah sakit rujukan
diharapkan dapat menjadikan pengaturan posisi miring kanan ini sebagai salah
satu standar prosedur operasional.
Adapun alasan penerapan ini dapat dilakukan di RSUD
Arifin Achmad adalah :
Strength
(kekuatan)
Kekuatan yang dimiliki oleh RSUD Arifin Achmad
adalah
·
Banyaknya pasien yang
datang dengan gagal jantung
·
Adanya pembagian
ruangan antara kasus intensive medical-surgical dan intensive cardiovascular
·
Rumah sakit pendidikan
tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat.
·
Terdapatnya tenaga
kesehatan antara lain perawat dengan pendidikan D3 dan S1 yang bisa
diberdayakan untuk melakukan penerapan EBNP
Weakness
(kelemahan)
·
Prosedur yang dilakukan
di RSUD Arifin Achmad terhadap pasien gagal jantung masih sebatas intervensi
berbasis medikasi, belum berfokus pada kebutuhan rasa aman dan nyaman. Hal ini
bisa dimodifikasi dengan adanya implementasi dan edukasi yang baik dari perawat
·
Belum adanya prosedur
intervensi dengan mengatur posisi yang nyaman
Opportunity
(Peluang)
·
Tingginya angka
kunjungan pasien CHF
·
Tingginya minat
perawat-perawat ruangan CVCU RSUD Arifin Achmad dalam mengetahui hal-hal baru
terkait terapi komplementer
Threat
(Ancaman)
·
Secara umum tidak ada
hambatan untuk melakukan studi ini baik secara organisasi, logistic, dan biaya.
BAB
4
RENCANA
PELAKSANAAN EVIDENCE BASED NURSING PRACTICE
4.1 Pasien
Pasien
dalam rencana pelaksanaan EBNP adalah seluruh pasien yang mengalami Cardiac Heart Failure (CHF) yang dirawat
di ruang CVCU yang diobservasi sejak masuk dari IGD RSUD Arifin Achmad. Pasien
yang akan dilibatkan pada EBNP adalah 3 orang pasien.
Kriteria
inklusi EBNP ini adalah :
1.
Bersedia menjadi responden
2.
Pasien dengan Cardiac Heart Failure
(CHF)
3.
Tidak menggunakan ventilator
4.
tidak menggunakan obat-obatan antihipertensi atau antihipotensi
4.2 Tempat dan Waktu
Tempat
pelaksanaan EBNP adalah di ruangan CVCU RSUD Arifin Achmad. Waktu pelaksaan
pada minggu keempat bulan Desember 2014
4.3 Persiapan
-
Mengajukan proposal EBNP dan mendapat persetujuan dari pembimbing akademik dan
pembimbing klinik RSUD Arifin Achmad.
-
Melaporkan rencana kegiatan dan sosialisai EBNP ke Kepala Ruangan dan perawat
di ruang CVCU RSUD Arifin Achmad
4.4 Pelaksanaan
No
|
Tahapan
|
Kegiatan
|
1.
|
Pengkajian
|
· Menentukan
responden
· Informed
consent terhadap pasien
· Menyiapkan
lembar dokumentasi
|
2.
|
Intervensi
|
Persiapan
alat
· Monitor
Persiapan
pasien
· Cuci
tangan
· Mendekat
ke pasien
· Komunikasi
dan ucapkan salam, perkenalkan diri dan jelaskan ke pasien bahwa akan
mengatur posisi pasien semi fowler
· Mengobservasi
pasien selama 10 menit
· Mencatat
hemodinamik pasien (Tekanan darah, HR, RR, SaO2)
· Komunikasikan
kembali ke pasien bahwa akan mengubah posisi pasien miring kanan
· Mengobservasi
pasien selama 10 menit
· Mencatat
hemodinamik pasien (tekanan darah, HR, RR, SaO2)
· Pasien
dirapikan kembali
· Cuci
tangan dan dokumentasi
|
BAB 5
HASIL DAN
PEMBAHASAN
5.1
Hasil Pelaksanaan
Dari intervensi
yangbtelah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel. 1 : perubahan hemodinamik setelah
dilakukan perubahan posisi
|
Tn. H
|
Tn. A
|
Ny. F
|
Tekanan darah
|
SF
: 99/62mmHg
|
SF
: 109/66mmHg
|
SF
: 139/82mmHg
|
RL
: 95/62mmHg
|
RL
: 106/62mmHg
|
RL
: 136/82mmHg
|
|
Hearth Rate
|
SF
: 76x/menit
|
SF
: 81x/menit
|
SF
: 93x/menit
|
RL
: 71x/menit
|
RL
: 80x/menit
|
RL
: 90x/menit
|
|
Respiration Rate
|
SF
: 23x/menit
|
SF
: 23x/menit
|
SF
: 24x/menit
|
RL
: 23x/menit
|
RL
: 23x/menit
|
RL
:24x/menit
|
|
MAP
|
SF
: 70
|
SF
: 70
|
SF
: 74
|
RL
: 66
|
RL
: 70
|
RL
: 71
|
|
SaO
|
SF
: 99
|
SF
: 99
|
SF
: 99
|
RL
: 99
|
RL
: 99
|
RL
: 99
|
Berdasarkan
table di atas didapatkan terjadi perubahan hemodinamik setelah pasien diberikan
posisi miring kanan. Perubahan terjadi pada tekanan darah, dan denyut jantung.
Hasil yang diperoleh sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan Febtrina
(2014) yang berjudul “The effect of right
lateral position on hemodynamics and comfort patients with heart failure”
yaitu terjadi perubahan yang signifikan terhadap tekanan darah systole (p value : 0.000), tekanan darah diastole
(p value: 0.004), MAO (p value : 0.001) sebelum dan sesudah diberikan
posisi miring kanan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Sharad (2013) yang
berjudul “effects of right lateral
position of body on cardiovascular parameters” yaitu terjadi perubahan yang signifikan
terhadap tekanan darah sistol (p value :
0.001), dan denyut jantung (p value :
0.001).
5.2
Pembahasan
Posisi
miring kanan dapat menurunkan tekanan darah sistol dan denyut jantung, hal ini
terjadi karena pada saat posisi miring kanan, posisi jantung lebih tinggi,
posisi anatomi atrium kanan menurunkan aliran balik vena superior. Posisi ini
juga akan mengurangi pengisian kembali darah ke jantung dan menyebabkan
penurunan aktivitas saraf simpatik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar