PELAYANAN KESEHATAN SESUAI KEBIJAKAN YANG BERLAKU DI BIDANG KESEHATAN



A.    MANAJEMEN INFROMASI KESEHATAN
Manajemen data dan  informasi kesehatan adalah pengelolaan data dan informasi kesehatan mulai dari input (sumber data), pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian dan publikasi data & informasi. Adanya Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dapat memberikan dukungan informasi dalam proses pengambilan keputusan di semua tingkat administrasi pelayanan kesehatan.
Manajemen informasi kesehatan yang fokus pelayannnya ditujukan pada unsur informasi dengan tugas-tugas yang menekankan pada penngumpulan, analisis, yang tertuju pada cakupan  pengguna informasi yang lebih luas, seperti kepentingan , manajer, provider (pemberi layanan kesehatan), dan pasien. "Good Clinical Governance" merefleksikan  kinerja institusi pelayanan kesehatan melakukan pembenahan dalam sistem pencatatan, pengolahan data dan analisa data medis secara integrated, lengkap, akurat, tepat waktu, dan mutakhir.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah tatanan berbagai komponen data dan informasi kesehatan yang saling terkait satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan data dan informasi tentang kondisi kesehatan dan kinerja kesehatan suatu wilayah.

B.     EKONOMI KESEHATAN
Ekonomi kesehatan memegang peranan yang sangat strategis dalam era pelayananan kesehatan yang harus terkendali mutu dan biayanya (managed care). Dalam  bidan pembiayaan kesehatan disiplin ekonomi sebagai sebuah  ilmu terapan dapat digunakan sebagai dasar alokasi sumberdaya  kesehatan yang semakin terbatas. Dengan keterbatasan sumber daya kesehatan ini maka tidak semua anggaran dapat dialokasikan ke semua sektor sebagaimana yang diharapkan.
Ilmu ekonomi kesehatan adalah penerapan ilmu ekonomi dalam upaya kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Ilmu Ekonomi Kesehatan membahas tentang:
1. Alokasi sumber daya dari berbagai program kesehatan
2. Besar sumber daya yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan.
3. Pengorganisasian dan pembiayan institusi kesehatan terkait pelayanan langsung dan institusi penunjang
4. Efisiensi dan efektifivitas sumberdaya kesehatan
5. Efek pelayanan preventif, kuratif dan rehabilitatif terhadap kesehatan penduduk

Ruang lingkup ilmu ekonomi kesehatan antara lain kajian ekonomi makro (macro economic), menelaah sektor ekonomi secara makro/menyeluruh (global) serta hubungannya secara timbal balik dengan sektor lain, menganalisa pengaruh kebijakan dan implementasi pembangunan sektor lain terhadap kesehatan. Contoh:
1.      Hubungan adanya bendungan Aswan di Mesir dengan kejadian penyakit schistosomiasis
2.      Pengaruh pembukaan hutan dengan kejadian Malaria di Brazil
3.      Kegiatan Industri Newmont dengan keracunan mercuri.

Kajian ekonomi mikro (micro economic), menelaah aspek produksi (suply), konsumsi (demand/utilisasi) pelayanan kesehatan. ASPEK PRODUKSI (Suply) contoh:
1.      Menelaah biaya dari berbagai input program kesehatan seperti sarana gedung, alat kesehatan dan tenaga kesehatan
2.      Analisis pembiayaan dari berbagai alternatif program yang dapat memberikan gambaran tentang Cost Efficiency,Cost Efectiveness dan Cost Utilization.
3.      Menelaah aspek pembiayaan secara keseluruhan contoh: sumber pembiayaan kesehatan dari: pemerintah, swasta, out of pocket, berapa besarnya, kecendrungannya dan sistem mobilisasi pembayaan kesehatan (asuransi, grant, pajak dll).

Penerapan ilmu ekonomi kesehatan
Penerapan ilmu ekonomi dibidang kesehatan tidak bisa bertujuan Profit Maximization semata melainkan harus juga mempertimbangkan Equity atau unsur pemerataan. Untuk itu dalam penerapan ilmu ekonomi kesehatan diperlukan Analisis Biaya Pelayanan Institusi Kesehatan yang mengkaji tarif yang layak, besarnya subsidi yang harus diberikan, biaya yang harus dihilangkan/diperkecil.
Pasar Pelayanan Kesehatan:
1.      Dokter/paramedis menyediakan bermacam jasa: diagnosa, memberikan resep dan
melakukan bedah jantung.
2.      RSU bertindak sebagai penjual: perawatan pasien, pemeriksaan labor
3.      Individu/masyarakat adalah konsumen yang membeli perawatan (pemeriksaan fisik,
perawatan dll).

C.    MANAJEMEN PUSKESMAS
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan Puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi dari setiap fungsi Puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaraan Puskesmas yang dimaksud adalah :
1.      Azas Penanggungjawab Wilayah, dalam arti Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat harus melaksanakan berbagai kegiatan.
2.      Azas Pemberdayaan Masyarakat, Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP).
3.      Azas Keterpaduan, untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraaan setiap upaya Puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan.
4.      Azas Rujukan, sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
·         Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
·         Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh manajeman Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajeman. Ada tiga fungsi manajemen Puskesmas yang dikenal yakni Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian tersebut harus dilaksanakan secara terkait.
Berdasarkan analisis pengalaman dari berbagai sumber informasi, ada tujuh konsep (7 K) yang dikembangkan untuk membenahi kinerja manajemen puskesmas:
1.      Komunikasi , menyampaikan apa yang akan dibenahi memerlukan seni komunikasi agar tidak menimbulkan salah persepsi atau miskomunikasi, baik secara interpersonal atau lewat pertemuan organisasi seperti minilokakarya (minlok) puskesmas
2.      Koordinasi, menggabungkan berbagai karakter yang berbeda dalam organisasi, memerlukan keterpaduan lintas program dan lintas sektor untuk mendukung pencapaian target.
3.      Komitmen, bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan penuh sikap profesional dan dedikasi tinggi, sesuai standar profesi, untuk memberikan yang terbaik.
4.      Konsisten, apa yang telah disepakati juga harus secara cepat dan tepat dijalankan bersama-sama, sesuai tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing staf/pegawai yang proporsional.
5.      Kontinyu, aktifitas harus terus berkelanjutan dalam menjalankan kegiatan yang sudah diarahkan. Terus menerus mempunyai inisiatif, aktif dan kreatif dalam menjalankan tugas
6.      Konsekuen, sanggup menjalankan amanah dengan sikap penuh tanggung jawab menurut tugas yang telah diembankan untuk dapat mengembangkan potensi diri setiap pegawai
7.      Kooperatif, kerjasama menyeluruh antara unit organisasi maupun dengan unit kerja lainnya yang dapat mendukung kemajuan organisasi.


D.    MANAJEMEN HOME CARE
Implementasi praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat sebenarnya tidak harus dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun di gedung puskesmas tetapi dapat juga dilaksanakan dimasyarakat maupun dirumah pasien. Pelayanan keperawatan yang dilkukan dirumah pasien disebut Home Care.
Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah melalui sejarah yang panjang.
Tujuan Home Care secara umum yaitu meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga secara  khusus :
1.    Terpenuhi kebutuhan dasar ( bio-psiko- sosial- spiritual ) secara mandiri.
2.     Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
3.      Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah
Ruang Lingkup Home Care:
1.      Memberi asuhan keperawatan secara komprehensif
2.      Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya.
3.      Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga
Prinsip Home Care:
1.      Pengelolaan home care dilaksanaka oleh perawat/ tim
2.      Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik.
3.      Mengumpulan data secara sistematis, akurat dan komrehensif.
4.       Menggunakan data hasil pengkajian dalam menetakan diagnosa keperawatan
5.       Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnosa keperawatan.
6.      Memberi pelayanan prepentif, kuratif, promotif dan rehabilitaif.
7.      Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam intervensi keperawatan
8.      Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen kasus.
9.      Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim.
10.  Mengembankan kemampuan profesional.
11.  Berpartisifasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care.
12.  Menggunakan kode etik keperawatan daam melaksanakan praktik keperawatan.
Peran dan Fungsi Perawat Home Care adalah sebagai manajer kasus yang  Mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan,dengan fungsi :
a.       Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga.
b.      Menyusun rencana pelayanan.
c.       Mengkoordinir aktifitas tim
d.      Memantau kualitas pelayanan
Populasi layanan
Populasi layanan Home Care (HC) di Amerika didominasi oleh wanita (66,8%). Meskipun program Home Care (HC) diperuntukkan untuk semua umur, tetapi mayoritas klien berusia 65 tahun atau lebih (Allender & Spradley, 2001).Pengalaman Home Health Care (HHC) oleh “Suharyati” staf dosen keperawatan komunitas PSIK Univ. Padjajaran Bandung di RS Al-Islam Bandung (yang dimulai sejak 1995) juga menunjukkan kondisi yang sama, dimana pada triwulan I tahun 2002 klien wanita lebih banyak dari pria dan kelompok usia lanjut juga mendominasi layanan HHC di RS Al-Islam Bandung (Maya H, 2002). Hal ini mungkin disebabkan karena populasi wanita lebih banyak dan umur harapan hidup wanita lebih panjang dari pria serta para lansia yang cenderung untuk lebih mudah terserang penyakit.
Jenis layanan
Mengingat HC dalam keperawatan merupakan spesialisasi dari keperawatan komunitas (Blackie, 1998), maka jenis layanan yang diberikan meliputi layanan keperawatan (diagnosa dan perlakuan terhadap respon manusia yang menghadapi masalah kesehatan baik potensial maupun actual dalam memenuhi kebutuhan dasarnya) dan layanan kesehatan masyarakat (prevensi primer, sekunder dan tersier). Di Amerika jenis kasus yang dirawat di rumah menurut Allender & Spradley 2001 adalah :
·         Penyakit jantung
·         Penyakit/gangguan system muskuloskeletal dan jaringan pengikat
·         Penyakit Diabetes Mellitus
·         Penyakit system pernafasan
·         Luka
·         Keracunan
·         Kanker (hanya sebagian kecil), karena kebanyakan kasus palliative dirawat di Hospice
Pemberi layanan
Pemberi layanan keperawatan di rumah terdiri dari dua jenis tenaga, yaitu :
a.       Tenaga informal
Tenaga informal adalah anggota keluarga atau teman yang memberikan layanan kepada klien tanpa dibayar. Diperkirakan 75% lanjut usia di Amerika dirawat oleh jenis tenaga ini (Allender & Spradley, 2001)
b.      Tenaga formal
Tenaga formal adalah perawat yang harus bekerja bersama keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan, sehingga harus memperhatikan semua aspek kehidupan keluarga. Oleh karena itu perawat di masyarakat dituntut untuk mampu berfikir kritis dan menguasai ketrampilan klinik dan harus seorang RN. Dengan demikian diharapkan perawat dapat memberikan layanan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.






KEPUSTAKAAN

http://www.puskel.com/7-konsep-dasar-pembenahan-kinerja-manajemen-puskesmas/

Tidak ada komentar: